Pembuatan Ekstrak Penyiapan larva

3.5.2 Pembuatan Ekstrak

Serbuk simplisia daun Garcinia benthami Pierre yang digunakan dalam percobaan sebesar 800 gram. Ekstrak dibuat dengan metode maserasi, caranya merendam simplisia dalam pelarut etil asetat selama 48 jam, disaring dengan kertas saring, kemudian ampas direndam kembali dalam etil asetat dalam waktu yang sama sampai tersaring atau terekstraksi sempurna. Sebelumnya, etil asetat yang digunakan untuk maserasi terlebih dahulu didestilasi selama 7 hari. Bila ampas jaringan pada ekstraksi ulang sama sekali tidak bewarna hijau lagi, dapat dianggap semua senyawa berbobot molekul rendah telah terekstraksi. Setelah itu filtrat tersisa diuapkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 41 o C sehingga didapatkan ekstrak kental etil asetat. 4 Karena pada penelitian ini menggunakan metode maserasi berjenjang, yaitu menggunakan beberapa pelarut yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda, maka proses diatas dilakukan dengan tiga pelarut yang berbeda. Perbedaan polaritas dimaksudkan agar seluruh kandungan senyawa metabolit sekunder dalam sampel terekstraksi. Pelarut pertama yang dipakai adalah n-heksan yang memiliki sifat non polar, dilakukan perlakuan yang sama sampai ditemukan warna n-heksan menjadi bening. 4 Kemudiansisa ampas hasil maserasi n-heksan, dipakai kembali untuk maserasi dengan pelarut etil asetat yang memiliki sifat semipolar. Apabila telah ditemukan warna etil asetat bening kembali, terakhir lakukan maserasi pada ampas dengan pelarut yang bersifat polar, yaitu metanol sampai warna metanol bening kembali. 4

3.5.3 Penyiapan larva

Penyiapan larva Artemia salina Leach dilakukan dengan menetaskan telur udang 48 jam, yaitu merendam telut tersebut dalam air laut secukupnya dalam wadah sebelum dilakukan uji. Wadah dibagi menjadi dua bagianoleh steroform di lubangkan pada dua sisinya, yaitu bagian gelap dan terang. Bagian gelap adalah yang ditutupi oleh alumunium foil tempat dimasukkannya telur larva Artemia salina Leach. Selanjutnya, telur ditimbang sebanyak 1 gram dandimasukkan ke dalam1 liter air laut. Bagian wadah yang tidak ditempati telur udang diberi penerangan dengan sinar lampu. Larva berumur 48 jam siap digunakan untuk uji toksisitas akut. 5

3.5.5 Pembagian konsentrasi

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Ekstrak Tinta Cumi-Cumi (Photololigo Duvaucelii) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (Bslt)

20 174 104

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun laban abang (aglaia elliptica blume) terhadap larva udang (artemia salina leach) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 23 58

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

0 45 48

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun Garcinia benthami Pierre dengan Metode Dilusi

6 31 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Ekstrak Benalu Kopi (Loranthus ferrugineus Roxb.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

4 40 68

UJI TOKSISITAS FRAKSI DAUN MAJAPAHIT (Crescentia cujete L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) JUDUL - Uji Toksisitas Fraksi Daun Majapahit (Crescentia cujete L.) dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) - Rep

0 2 100