Konsep Produksi TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. golongan masyarakat yang berpendapatan rendah. Dengan menggunakan pajak yang efektif untuk membiayai transfer tersebut sekaligus untuk mengurangi perbedaan kemakmuran antar anggota masyarakat. Bagi rumah tangga pedesaan yang hanya menguasai faktor produksi tenaga kerja, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan dan tingkat upah yang diterima. Kedua faktor ini merupakan fenomena dari pasar tenaga kerja pedesaan. Kesempatan kerja pedesaan ditentukan oleh pola produksi pertanian, produksi barang dan jasa nonpertanian di pedesaan, pertumbuhan angkatan kerja dan mobilitas tenaga kerja pedesaan. Di sektor pertanian, besarnya kesempatan kerja dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, produktivitas lahan, intensitas dan pola tanam, serta teknologi yang diterapkan. Di sekitar non-pertanian kesempatan kerja ditentukan oleh volume produksi, teknologi dan tingkat harga komoditi Kasryno, 2000. Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai penerimaan dari penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan rumahtangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan faktor produksi.

2.2 Konsep Produksi

Konsep Produksi Analisis produksi berfokus pada penggunaan masukan input yang efisien untuk menciptakan output. Koutsoyiannis 1979 serta Pappas Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. dan Hirschey 1993 dalam Salvatore 2001, menyatakan bahwa produksi meneliti karakteristik teknis dan ekonomis yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal menggabungkan input untuk meminimumkan biaya. Untuk menjelaskan konsep produksi, perlu dikaji lebih jauh tentang konsep hubungan antara input dan output yang disebut dengan fungsi produksi production function. Salvatore 2001, Samuelson dan Nordhaus 1992 serta Schileer 1989 menjelaskan bahwa fungsi produksi menyatakan hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu. Fungsi produksi mengambarkan apa yang layak secara teknis technically feasible bila perusahaan berusaha secara efisien. Pindyck dan Rubinfeld 1997 menyatakan bahwa hubungan input dan output untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik teknologi. Selagi teknologi dapat ditingkatkan dan fungsi produksi berubah, sebuah perusahaan dapat memperoleh lebih banyak output untuk serangkaian input tertentu. Produktivitas faktor adalah kunci untuk menetapkan kombinasi, atau proporsi input variable proportion yang optimal yang harus dipergunakan untuk menghasilkan satu produk yang mengacu pada the law of variable proportion. Produktivitas faktor memberikan dasar untuk penggunaan sumber daya yang efisien dalam sebuah sistem produksi. Pengembangan output dimana terdapat sekurang-kurangnya satu faktor produksi yang konstan dijelaskan oleh the law of diminishing returns dari Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. faktor berubah. The law of deminishing returns menyatakan bahwa sementara jumlah satu input variabel meningkat, dengan jumlah semua faktor lainnya dinyatakan konstan, kenaikan yang dihasilkan dalam output pada akhirnya akan menurun Pappas dan Hirschey, 1993 dan Soekartawi, dkk, 1986. Terdapat tiga situasi yang mungkin dalam tingkat pengembalian terhadap skala Browning dan Browning, 1989. Pertama, jika kenaikan yang proporsional dalam semua input sama dengan kenaikan yang proporsional dalam output ε p = 1, maka tingkat pengembalian terhadap skala konstan constant returns to scale. Kedua, jika kenaikan yang proporsional dalam output kemungkinan lebih besar daripada kenaikan dalam input ε p 1, maka tingkat pengembalian terhadap skala meningkat increasing returns to scale. Ketiga, jika kenaikan output lebih kecil dari proporsi kenaikan input ε p 1, maka tingkat pengembalian terhadap skala menurun decreasing returns to scale. Tinjauan literatur menunjukkan terdapat berbagai bentuk fungsi produksi, antara lain: fungsi produksi Cobb-Douglas, Constant Elasticity of Subtitution, Input-Output, Program Linear, Spillman, Transendental, Polinomial, dan Fungsi Profit. Studi ini menggunakan fungsi produksi tipe Cobb-Douglas karena beberapa keunggulan yang dimilikinya. Fungsi produksi menghubungkan input dengan output dan menentukan tingkat output optimum yang bisa diproduksi dengan sejumlah input tertentu, atau Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan untuk memproduksi tingkat output tertentu. Fungsi produksi ditentukan oleh tingkat teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Karena itu hubungan output input untuk suatu sistem produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, dan bahan baku dan lain-lain yang digunakan dalam suatu perusahaan Arsyad, 2003. Fungsi produksi menggambarkan kombinasi penggunaan input dan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan. Pada keadaan teknologi tertentu hubungan antara input dan output tercermin pada fungsi produksinya, Suatu fungsi produksi menggambarkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama dapat digambarkan dengan kurva isokuan yaitu kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi faktor produksi yang menghasilkan produksi yang sama Joesran dan Fathorrozi, 2003. Isokuan hanya menjelaskan keinginan perusahaan berdasarkan fungsi produksi yang ditentukan, dan tidak menjelaskan yang dapat diperbuat oleh perusahaan. Untuk memahami ini kita harus memasukkan faktor biaya ke dalam gambar yaitu garis isoocost yang menggambarkan kombinasi biaya berbagai input dengan input konstan dan biaya itu yang tersedia. Menurut Pappas 2003 fungsi produksi adalah suatu pernyataan deskriptif yang mengkaitkan masukan dengan keluaran. Fungsi ini menyatakan jumlah maksimum yang dapat diproduksi dengan sejumlah masukan tertentu atau alternatif Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. lain, jumlah maksimum masukan yang diperlukan untuk memproduksi satu tingkat keluaran tertentu. Fungsi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia, yaitu hubungan masukankeluaran untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaan. Menurut Samuelson 200 fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat input faktor produksi. Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan teknologi yang digunakan. Produksi sebenarnya merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat output per unit waktu. Hubungan antara kuantitas produksi dengan input yang digunakan dalam proses produksi diformulasikan sebagai fungsi produksi. Menurut Beattie dan Taylor 1999, produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material serta kekuatan faktor produksi, sumberdaya alam dalam menghasilkan suatu barang atau jasa output atau produksi. Hubungan antara input dan output diformulasikan dalam suatu fungsi produksi sebagai berikut : Q f K,L,M 2.1 Dimana Q adalah jumlah output dari suatu barang yang dihasilkan selama priode tertentu, K adalah jumlah modal yang digunakan, L adalah tenaga kerja yang digunakan dan M adalah variabel lain yang kemungkinan mempengaruhi produksi. Jika dalam proses produksi hanya terdapat dua kombinasi faktor input produksi yaitu modal dan tenaga kerja, maka bentuk model hubungan antara output Rajanami Yun Sukatami : Analisis D eterminan Produksi Us aha Tani Padi Sawah D i Kec amatan Sei Bingai Kabupaten Langkat, 2010. dengan input adalah Q = fK,L. Jumlah maksimum suatu barang yang dapat diproduksi Q dengan menggunakan kombinasi alternatif antara modal K dengan tenaga kerja L. Banyak fungsi produksi memiliki suatu sifat yang disebut skala hasil konstan constant return to scale. Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan dalam persentase yang sama dalam seluruh faktor-faktor produksi menyebabkan peningkatan output dalam persentase yang sama. Jika fungsi produksi memiliki skala hasil konstan, maka kita dapatkan output 10 persen lebih banyak ketika kita meningkatkan modal dan tenaga kerja sampai 10 persen. Secara matematis, fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika : zY = FzK, zL 2.2. Untuk setiap angka positif z Persamaan ini menyatakan bahwa jika kita menagalikan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja dengan angka z, output juga dikalikan dengan z. Pada bagian berikutnya kita lihat bahwa asumsi skala hasil konstan memiliki implikasi penting pada distribusi pendapatan dari produksi Mankiw, 2003.

2.3 Fungsi Produksi Cobb Douglas