Bobot Segar dan Bobot Kering Akar Bobot Polong dan Bobot Biji Kedelai

19 perubahan perlakuan dari K 2 P ke K 2 P 2 terjadi penurunan bobot kering brangkasan sebesar 6. Pada percobaan Trass umumnya terjadi kenaikan bobot kering brangkasan untuk setiap kenaikan dosis fosfor pada setiap dosis Trass. Pada perubahan perlakuan dari T P ke T P 1 dan T P 2 naik masing-masing sebesar 86.4 dan 114.2. Pada perubahan perlakuan dari T 1 P ke T 1 P 1 juga terjadi kenaikan bobot kering brangkasan yaitu masing-masing sebesar 78.6 lalu naik secara drastis pada perubahan perlakuan dari T 1 P ke T 1 P 2 sebesar 159.2. Pada perubahan perlakuan dari T 2 P ke T 2 P 1 terjadi kenaikan bobot kering brangkasan sebesar 78.3, sedangkan kenaikan pada perubahan perlakuan dari T 2 P ke T 2 P 2 hanya sebesar 6.1.

4.1.4. Bobot Segar dan Bobot Kering Akar

Hasil analisis ragam Lampiran 9 dan 11 menunjukkan bahwa pada percobaan Trass, fosfor berpengaruh nyata pada bobot segar akar dan bobot kering akar, sedangkan pada percobaan Kaptan tidak ada faktor yang berpengaruh nyata. Tabel 8 menunjukkan uji Duncan pengaruh fosfor terhadap bobot segar dan bobot kering akar pada percobaan Kaptan dan Trass. Tabel 8 menunjukkan bahwa penambahan dosis fosfor dari dosis P hingga dosis P 2 meningkatkan bobot segar akar. Pada percobaan Trass, dosis P 2 dan P 1 memiliki bobot segar akar nyata lebih tinggi dibandingkan dengan P 0, namun antara P 2 dan P 1 tidak berbeda nyata walaupun ada kenaikan. Pada percobaan Kaptan dosis fosfor tidak berpengaruh nyata walaupun terjadi kenaikan bobot segar akar. Tabel 8. Pengaruh Fosfor Terhadap Rata-rata Bobot Segar Akar dan Bobot Kering Akar. Perlakuan Bobot Segar Akar Bobot Kering Akar Fosfor Kaptan K Trass T Kaptan K Trass T .....................................g.................................... P 16.39 13.98b 7.4 4.70b P 1 26.54 25.84a 11.11 10.42a P 2 28.15 26.37a 12.57 11.11a Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5 dengan Uji Duncan DMRT. Seperti halnya pada variabel bobot segar akar, pada bobot kering akar perlakuan fosfor berpengaruh nyata hanya pada percobaan Trass terhadap bobot 20 kering akar. Pada perlakuan Trass dosis P 2 dan P 1 berbeda nyata lebih tinggi dengan P , namun antara P 2 dan P 1 tidak berbeda nyata walaupun ada kenaikan bobot kering akar. Pada percobaan Kaptan terjadi kenaikan bobot kering akar seiring dengan kenaikan dosis fosfor tetapi secara statistik tidak nyata.

4.1.5. Bobot Polong dan Bobot Biji Kedelai

Perlakuan Kaptan berpengaruh nyata pada bobot polong kedelai, sedangkan perlakuan Trass tidak berpengaruh nyata Lampiran 17 dan 19. Tabel 9 menyajikan uji Duncan bobot polong dan bobot biji kedelai. Pada variabel bobot polong kedelai, perlakuan K 2 nyata lebih tinggi dibandingkan K dan K 1 yang saling tidak berbeda nyata diantara keduanya walaupun terjadi kenaikan bobot polong. Tabel 9. Pengaruh Dosis Amelioran Terhadap Rata-rata Bobot Polong dan Bobot Biji. Dosis Kaptan Bobot Polong Bobot Biji Dosis Trass Bobot Polong Bobot Biji K 16.22b 4.15b T 15.78 3.53 K 1 27.88b 8.08b T 1 15.89 4.52 K 2 42.67a 13.10a T 2 17.89 5.52 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda pada taraf nyata 5 dengan Uji Duncan DMRT. Pola yang sama ditemukan pada variabel bobot biji kedelai. Pada Kaptan dosis K 2 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan dosis K 1 dan K , namun dosis K 1 dan K tidak berbeda nyata walaupun terjadi kenaikan bobot biji kedelai. Pada percobaan Trass, dosis Trass tidak berpengaruh nyata terhadap bobot biji kedelai walaupun cenderung terjadi kenaikan bobot biji kedelai.

4.1.6. Analisis pH dan Al-dd Pada Tanah