1. Bagaimanakah  proses  keputusan  pembelian  minuman  sari  buah  dalam
kemasan Nutrisari? 2.
Bagaimana  sikap  konsumen  terhadap  minuman  sari  buah  Nutrisari  dalam kemasan terhadap merek Buavita dan ABC Juice?
3. Bagaimanakah tingkat kesenjangan antara harapan dan kinerja minuman sari
buah Nutrisari terhadap merek Buavita dan ABC Juice?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengidentifikasi  proses  keputusan  pembelian  minuman  sari  buah  dalam kemasan Nutrisari
2. Menganalisis  sikap konsumen terhadap minuman sari buah Nutrisari dalam
kemasan terhadap merek Buavita dan ABC Juice 3.
Menganalisis  tingkat  kesenjangan  antara  harapan  dan  kinerja  minuman  sari buah Nutrisari terhadap merek Buavita dan ABC Juice
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Konsumen Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi konsumen pada umumnya
dan  bagi  konsumen  remaja  pada  khususnya,  untuk  memberikan  informasi akan  pentingnya  mengkonsumsi  buah  agar  konsumen  dapat  terus  berupaya
dalam  memenuhi  kebutuhan  nutrisi  buah  tersebut  misalnya  dengan mengkonsumsi  minuman  sari  buah  dalam  kemasan  siap  saji.  Serta  dapat
bermanfaat  bagi  orangtua  agar  selalu  memperhatikan  kesehatan  anggota keluarga  terutama  asupan  buah,  yang  berarti  akan  memberikan  contoh  yang
baik pada anggota keluarga lainnya.
2. Perusahaan
Bagi  perusahaan,  dapat  memberikan  informasi  tentang  bagaimana  tingkat kesukaan  serta  kebiasaan  konsumen  dalam  mengkonsumsi  minuman  ringan
sari buah siap minum ready to drink, selanjutnya  dapat digunakan sebagai strategi pemasaran dan strategi pengembangan produk.
3.    Instansi pendidikan Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai  bahan  studi  acuan
kepustakaan untuk penelitian selanjutnya. 4.   Peneliti
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  berguna  dalam  meningkatkan  wawasan pengetahuan  dan  keilmuan  tentang  perilaku  konsumen,  khususnya  perilaku
konsumsi  minuman  sari  buah.  Bagi  penulis,  penelitian  ini  berguna  dalam melatih kemampuan menganalisis masalah yang terjadi di lapang berdasarkan
fakta  serta  memberikan  pengalaman  untuk  menerapkan  ilmu  yang  telah diperoleh selama masa perkuliahan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang  lingkup  penelitian  ini  difokuskan  kepada  analisis  sikap  konsumen terhadap minuman sari buah dengan ketentuan usia yang diteliti antara usia 18-20
tahun.  Hal  ini  berbeda  dengan  target  perusahaan  yang  berada  pada  usia  18-35 tahun.  Penelitian  ini  memfokuskan  kepada  sikap  konsumen  terhadap  keputusan
tiga produk minuman sari buah Nutrisari, Buavita dan ABC Juice rasa jeruk pada tahap pasca pembeliannya.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1  Perkembangan Industri Minuman Ringan di Indonesia
Industri  minuman  merupakan  salah  satu  segmen  industri  pangan  yang cepat  melakukan  inovasi  dan  perubahan  dibandingkan  segmen  industri  lainnya.
Industri  minuman  yang  awalnya  menghasilkan  produk  minuman  penghilang dahaga  kemudian  berkembang  dan  muncul  dengan  berbagai  inovasi  dan  konsep
baru tentang minuman. Konsep awal minuman dimodifikasi bukan hanya sebagai penghilang  dahaga  namun  juga  menawarkan  fitur  fungsi  lainnya  seperti
penambahan  rasa  dan  warna,  penambahan  kandungan  minuman  seperti  vitamin, mineral  dan  sejenisnya,  minuman  yang  mengandung  karbon,  minuman  sari
buah,dan lain-lain. Perkembangan konsep tersebut berdampak pada berkembangnya minuman
ringan  yang  memadukan  fungsi  dasar  minuman  sebagai  penghilang  rasa  haus dengan  penambahan  fungsi-fungsi  lain  seperti  yang  dijelaskan  pada  paragraph
sebelumnya.  Industri  minuman  ringan  juga  menambahkan  fungsi  kepraktisan dalam  berkonsumsi  dengan  cara  mengemas  berbagai  produk  minuman  tersebut
kedalam kemasan-kemasan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa  tahun  belakangan  industri  minuman  ringan  mengalami
pertumbuhan  cukup  signifikan  yang  ditandai  dengan  merebaknya  berbagai  jenis dan  merek  minuman  ringan  yang  beredar  di  pasaran.  Hal  tersebut  menjadi  salah
satu  indikator  bahwa  konsumen  menyukai  produk-produk  minuman  ringan sehingga  permintaannya  meningkat  dan  merangsang  munculnya  pesaing-pesaing
baru dengan strategi penjualan masing-masing. Menurut  Standart  Nasional  Indonesia  SNI  01-2972-1992,  minuman
ringan siap minum adalah minuman yang mengandung pemanis alami atau buatan dengan  atau  tanpa  penambahan  CO2  dan  bahan  tambahan  makanan  yang
diizinkan.  Bahan  makanan  dan  tambahan  lainnya  yang  ditambahkan  dalam minuman ringan terdiri dari:
a. Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan  atau produk dari buah-
buahan, daun-daunan danatau produk dari daun, akar-akaran, batangkayu tumbuhan,  rumput  laut,  susu  dan    atau  produk  dari  susu  Ditjen  Bea
Cukai, 2002..
b. Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin, stimulan.
c. Tambahan lainnya meliputi: pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma,
pewarna, pengawet dan garam. Berikut ini penjelasan mengenai hal-hal  yang berkaitan dengan minuman
ringan: 1.    Air  berkarbonasi  merupakan  kandungan  terbesar  di  dalam  carbonated  soft
drink .  Air  yang  digunakan  harus  mempunyai  kualitas  tinggi,  yaitu:  jernih,
tidak  berbau,  tidak  berwarna,  bebas  dari  organisme  yang  hidup  dalam  air, alkalinitasnya  50  ppm,  total  padatan  terlarut  500  ppm,  dan  kandungan
logam besi dan mangan 0.1 ppm Ditjen Bea Cukai, 2002. 2.   Bahan  pemanis  yang  digunakan  dalam  minuman  ringan  terbagi  dalam  dua
kategori yaitu : a. Natural nutritive, antara lain gula pasir, gula cair, gula invert cair,
sirup jagung,dengan kadar fruktosa tinggi, dan dekstrosa. b. Sintetik non nutritive, satu-satunya yang direkomendaasikan oleh
FDA  Food    Drugs  Administration  Standard,  Amerika  Serikat adalah sakarin.
3.   Pemberi asam acidulants ditambahkan dalam minuman dengan tujuan untuk memberikan  rasa  asam,  memodifikasi  manisnya  gula,  berlaku  sebagai
pengawet,  dan  dapat  mempercepat  inversi  gula  dalam  sirupminuman. Acidulant
yang  digunakan  dalam  minuman  harus  dari  jenis  asam  yang  dapat dimakan  ediblefood  grade  antara  lain  asam  sitrat,  asam  phosphate,  asam
malat, asam tartarat, asam fumarat, asam adipat, dan lain-lain. 4.   Pemberi  aroma  disiapkan  oleh  industri  yang  berkaitan  dengan  industri
minuman dengan formula khusus, terkadang telah ditambah dengan asam dan pewarna, dalam bentuk:
a.  Ekstrak  alkoholik  menyaring  bahan  kering  dengan  larutan alkoholik, misalnya: jahe, anggur, lemon-lime dan lain-lain
b.  Larutan  alkkoholik  melarutkan  bahan  dalam  larutan  air-alkohol, misalnya: strawberry, cherry, cream soda  dan lain-lain.
c.  Emulsi  mencampur  essential  oil  dengan  bahan  pengemulsi, misalnya: vegetable gum, misalnya untuk  citrus flavor, rootbeer
dan kola.
d.  Fruit juices, misalnya: orange, grapefruit, lemon, lime dan grape. e.  Caffeine, sebagai pemberi rasa pahit bukan sebagai stimulan
f.  Sintetik  flavor,  misalnya:  ethyl  acetateamyl  butyrate  yang memberikan aroma grape.
5. Pewarna untuk meningkatkan daya tarik minuman: a.   Natural, misalnya dari grape, strawberry, cherry dan lain-lain.
b.   Semi sintetik, misalnya: caramel color c.   Sintetik,  dari  delapan  jenis  pewarna  yang  dapat  dimakan  food
grade ,  hanya  lima  yang  diperkenankan  oleh  FDA  untuk
digunakan sebagai pewarna dalam minuman ringan. 6.  Pengawet,  misalnya  asam  sitrat  untuk  mencegah  fermentasi  dan  sodium
benzoate. 8.   Pengemasan,  minuman  berkarbonat  umumnya  dikemas  dalam  botol  gelas
plastik atau kaleng, sedangkan minuman tanpa karbonat dapat juga dikemas dalam kotak kardus dengan persyaratan umum sebagai berikut:
a.   Mempunyai  kekuatan  mekanis  sehingga  dapat  menjaga  mutu, penampilan dan kandungan produk.
b.   Mempunyai penampilan yang menarik. c.   Steril pada setiap pemakaian.
d.   Mudah dalam pengisian maupun penyegelan Adapun menurut Ditjen Bea Cukai, masing-masing pengemas mempunyai
kelebihan dan kekurangan antara lain: 1.
Botol  gelas,  dapat  digunakan  ulang  reusetanpa  mengalami  pengolahan atau  perubahan  bentuk,  akan  tetapi  harus  melalui  proses  pencucian  dan
sterilisasi dengan menggunakan detergent dan soda kaustik. 2.
Botol plastik, dapat  didaur ulang recycle dengan pengolahan fisik  atau kimiawi untuk menghasilkan produk sama atau produk yang lain.
3. Kaleng,  dapat  melindungi  produk  dari  cahaya,  mencegah  kandungan
produk  yang  mudah  teroksidasi  karena  cahaya  maupun  udara  dalam kaleng,  akan  tetapi  relatif  lebih  mahal  karena  dibuat  dari  bahan  tahan
korosi misalnya dari plat baja dengan lapisan timah atau dari aluminium. 4.
Kotak  kardus,  kekuatan  mekanisnya  relatif  lebih  rendah,  umur  produk singkat
2.2 Studi Sikap Perilaku dan Kepuasan Konsumen Minuman Ringan