Yijk = μ + αi + βj + αβij + þk + εijk
Keterangan: Y jk
: hasil pengamatan untuk faktor A taraf ke- i, faktor B taraf ke- j pada kelompok ke- k
μ : nilai tengah populasi
αi : pengaruh faktor A pada taraf ke- i
βj : pengaruh faktor B pada taraf ke- j
αβij : pengaruh interaksi AB pada taraf ke-i dari faktor A, dan taraf ke-j dari faktor B
þ
k : pengaruh taraf ke k dari faktor kelompok
εijk : pengaruh acak galat percobaan pada taraf ke-i faktor A, taraf ke-j
faktor B, interaksi AB yang ke- i dan ke- j
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis ragam dengan bantuan program SAS 9.1. Bila hasil perlakuan menunjukkan
pengaruh yang nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perlakuan yang memberikan perbedaan yang
nyata terhadap respon yang dianalisis. Model uji Duncan adalah sebagai berikut. Se = √KTGn
Keterangan: Se
: uji Duncan KTG
: KT galat n
: jumlah sampel
3.5 Prosedur Pengujian Sampel
Prosedur kerja analisis dalam pengujian sampel pada penelitian ini, terdiri dari analisis kadar histamin, kadar Total Volatile Base TVB, Angka Lempeng
Total ALT, analisis jumlah bakteri pembentuk histamin, isolasi, karakterisasi, dan identifikasi bakteri.
3.5.1 Analisis kadar histamin SNI 2354.10:2009
Analisis kadar
histamin dilakukan
dengan menggunakan
spektroflorometri, yang didasarkan pada pengukuran fluorosensi. Prinsip metode tersebut adalah histamin diekstrak dari jaringan daging sampel BSN 2009
a
. Prosedur analisis kadar histamin, yakni sampel diblender hingga homogen,
kemudian ditimbang sebanyak 10±0,1 gram dalam beaker glass 250 ml dan ditambahkan 50 ml metanol. Sampel dalam keadaan tertutup dipanaskan di dalam
waterbath selama 15 menit pada suhu 60 ºC dan didinginkan dalam suhu kamar.
Sampel tersebut dituang ke dalam labu takar 100 ml dan tepatkan hingga tanda tera dengan metanol. Setelah itu dilakukan penyaringan menggunakan kertas
saring dan filtrat ditampung dalam botol contoh. Filtrat dapat disimpan dalam refrigerator.
Glass wool yang telah diberi aquades dimasukkan ke dalam kolom resin
setinggi 1,5 cm. Resin netral dalam medium air dimasukkan ke kolom resin setinggi 8 cm dengan volume air di atas resin setinggi 1 cm. Labu takar 50 ml
yang berisi 5 ml HCl 1 N diletakkan di bawah kolom resin untuk menampung elusi contoh yang dilewatkan pada kolom resin.
Filtrat contoh sebanyak 1 ml dipipet ke dalam kolom resin, kran kolom resin dalam posisi terbuka dan hasil elusi dibiarkan menetes lalu ditampung dalam
labu takar 50 ml. Aquades ditambahkan pada saat tinggi cairan 1 cm di atas resin dan cairan dibiarkan terelusi. Prosedur tersebut diulangi hingga hasil elusi dalam
labu takar tepat 50 ml. Hasil elusi dapat disimpan dalam refrigerator. Tiga tabung reaksi 50 ml disiapkan untuk sampel, standar, dan blanko.
Filtrat sampel, larutan standar kerja, dan blanko HCl 0,1 N dipipet masing- masing sebanyak 5 ml. Ke dalam tabung reaksi tersebut berturut-turut
ditambahkan 10 ml HCl 0,1 N dan diaduk; 3 ml NaOH 1 N dan diaduk, kemudian didiamkan selama 5 menit; 1 ml OPT 0,1 lalu diaduk dan didiamkan selama 4
menit; 3 ml H
3
PO
4
3,57 N dan diaduk. Pengukuran flourescene dilakukan terhadap sampel, standar, dan blanko sesegera mungkin dengan alat
spektroflorometri pada panjang gelombang eksitasi 350 nm dan emisi 444 nm dalam waktu 90 menit.
y = a + bx
Keterangan: y
: fluoresensi contoh a
: intersep b
: kemiringan x
: konsentrasi contoh
Konsentrasi histamin µgg = x . volume akhir ml. faktor pengenceran gram sampel
3.5.2 Analisis kadar Total Volatile Base TVB SNI 2354.8:2009