4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Wibisono 2007 bahwa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan triple bottom line dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan. Berdasarkan konsep triple bottom line maka harus memperhatikan 3P yaitu selain mengejar keuntungan perusahaan Profit juga memperhatikan dan
terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat People dan berkontribusi aktif dalam pelestarian lingkungan Planet.
Menurut Suharto 2008 bahwa kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya Profit bagi kepentingan pembangunan manusia
People dan lingkungan Planet secara berkelanjutan berdasarkan prosedur Procedure yang tepat dan profesional. Dalam aplikasinya, konsep 4P ini bisa
dipadukan dengan komponen dalam ISO 26000. Konsep planet jelas berkaitan dengan aspek lingkungan. Konsep people didalamnya bisa merujuk pada konsep
pengembangan masyarakat dan Hak Asasi Manusi HAM yang tidak hanya menyangkut kesejahteraan ekonomi masyarakat seperti pemberian modal usaha,
pelatihan keterampilan kerja. Melainkan pula, kesejahteraan sosial semisal pemberian jaminan sosial, penguatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan pendididikan, penguatan kapasitas lembaga-lembaga sosial dan kearifan lokal. Sedangkan konsep prosedur bisa mencakup konsep tata kelola
organisasi, ketenagakerjaan, praktek operasi yang adil, dan isu konsumen. Menurut Rahman 2009 Community Development merupakan implikasi
dari program Corporate Social Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan. Sebenarnya, definisi CSR sangatlah beragam, bergantung pada visi
dan misi perusahaan yang disesuaikan dengan needs, desire, wants, dan interest komunitas. Berdasarkan definisi CSR Menurut The World Business Council for
Sustainable Development dalam
Rahman 2009 bahwa Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi
kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan
5 karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada
umumnya. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pada
pasal 74 ayat 1 menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan segala sumberdaya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Hal ini dapat diartikan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
CSR. Pada ayat 2, 3 dan 4 disebutkan bahwa CSR adalah kewajiban bagi perseroan yang menganggarkan dan memperhitungkannya sebagai biaya
perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Bagi persero yang tidak melakukan CSR akan dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan.
2.2 Program CSR