12 program CSR, dan karakteristik peserta umur, pendidikan, pengetahuan
masyarakat terhadap program CSR dan lain-lain. 2.
Kontribusi program CSR terhadap tingkat kemiskinan peserta Kontribusi program CSR terhadap kesejahteraan peserta dideskripsikan dari
data kualitatif responden program CSR terkait jumlah pendapatan program CSR dan pendapatan non program CSR untuk mengetahui kontribusi pendapatan
program CSR terhadap pendapatan rumah tangga peserta. Selain itu untuk mengetahui tingkat kemiskinan peserta program CSR diukur melalui tiga
pendekatan, yakni pendekatan garis kemiskinan menurut Sajogyo 1996, BPS 2011 dalam Republika 2011, dan Bank Dunia Purwita et al. 2009.
3. Faktor-Faktor keberhasilan program CSR
Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif, agar dapat di ukur secara akurat yang dapat menggambarkan indikator yang dapat diamati serta parameter
yang sesuai untuk mengukur besaran setiap variabel. Penentuan faktor keberhasilan ditentukan dari 6 variabel yaitu: lingkungan lestari, hubungan
harmonis masyarakat dengan perusahaan, kemandirian masyarakat, citra perusahaan, kualitas program CSR, dan kompetensi fasilitator.
3.8 Metode Analisis Data
Tahap ini dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan. Kuisioner yang telah terjawab dikelompokkan berdasarkan karakteristik dari responden.
3.8.1 Kontribusi Program CSR Terhadap Tingkat Kemiskinan Peserta Pendapatan Rumah tangga
1. Pendapatan dari kegiatan program CSR C
C Rp Tahun = ∑pendapatan dari penjulan hasil usaha program CSR
2. Pendapatan dari kegiatan non program CSR NC
NC Rp Tahun = ∑pendapatan dari kegiatan non program CSR Rp Tahun
3. Pendapatan total TC
I total Rp Tahun = C Rp + NC Rp
13
Kontribusi Pendapatan dari Program CSR Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Keterangan: KC
: Kontribusi pendapatan dari program CSR terhadap pendapatan rumah tangga
C : Pendapatan dari kegiatan program CSR Rp Tahun
TC : Pendapatan total Rp Tahun
Tingkat Kemiskinan Peserta Program CSR
Tingkat kemiskinan peserta program CSR diukur melalui tiga pendekatan, yakni pendekatan garis kemiskinan menurut Sajogyo 1996, BPS 2011 dalam
Republika 2011, dan Bank Dunia Purwita et al. 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kriteria garis kemiskinan Sajogyo, BPS, dan Bank Dunia
Kriteria Indikator
Di atas garis kemiskinan Sajogyo
Pengeluaran Rp orang tahun setara dengan beras kg orang tahun
320 kg orang tahun BPS
Pendapatan Rp orang hari US 1,5 orang hari
Bank Dunia Pendapatan Rp oranghari
US 2 orang hari
Keterangan : US 1 = Rp 9.250,00 per 25 Juni 2012
3.8.2 Analisis Faktor
Metode Analisi data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan uji statistik. Data yang diperoleh diolah melalui tahap editing,
scoring, coding, dan entri data ke komputer. Uji statistik yang digunakan untuk
menguji faktor keberhasilan program CSR. Uji statistik tersebut dilakukan dengan analisis faktor yang digunakan untuk mereduksi data atau meringkas variabel
menjadi lebih sedikit variabel atau menjadi variabel baru yang disebut sebagai faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam
variabel asli original variable Supranto 2004. Analisis faktor diukur dengan menggunkan software SPSS 16.0 FOR WINDOWS.
KC = C
TC X 100
14 Menurut Sarwono 2009 bahwa untuk dapat melakukan analisis faktor,
persyaratan pokok yang harus dipenuhi ialah angka Measure of Sampling Adequacy
MSA harus diatas 0,5. Keputusan Uji Hipotesis
Menentukan keputusan perlu dilakukan uji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Uji KMO and Bartlett’s Test
1. Hipotesis
H : Variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut
H
1
: Variabel dapat dianalisis lebih lanjut 2.
Uji Hipotesis Jika probabilitas
≤ 0,05, maka H ditolak dan H
1
diterima Jika probabilitas 0,05, maka H
diterima dan H
1
ditolak b.
Measure of Sampling Adequacy MSA ialah antara 0 - 1, jika digunakan
dalam menentukan penggabungan variabel dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan
2. Jika MSA
≥ 0,5, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih lanjut
3. Jika MSA 0,5, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak
dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dihapuskan atau di buang.
Proses selanjutnya factoring dengan menerapkan metode Principle Component Analysis
PCA, yaitu menentukan banyaknya faktor minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data untuk dapat
dipergunakan dalam analisis multivariat lebih lanjut. Metode ini menghasilkan sejumlah komponen utama faktor keberhasilan program CSR. Peneliti
mengharapkan terbentuknya satu komponen variabel dari setiap sub-sub penyusun variabel. Selanjutnya setelah factoring dilakukan, diperoleh dua hasil utama. Hasil
pertama adalah nilai communalities memberikan informasi yang relavan setelah banyaknya faktor yang sudah berhasil diekstraksi, nilai commuanality, yaitu
jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan seluruh variabel
15 lainnya dalam analisis. Bisa juga disebut proporsi varian yang dijelaskan common
factor atau besarnya sumbangan suatu faktor terhadap varian seluruh variabel.
Hasil kedua adalah ekstraksi varibel ke dalam komponen utama atau faktor. Penentuan banyaknya faktor dilakukan berdasarkan A Priori yaitu banyaknya
faktor ditentukan sendiri sesui dengan harapan peneliti Supranto 2004. Pengelompokan variabel keberhasilan program CSR dengan menggunakan
teori Wibisono 2007, yang mengelompokkan keberhasilan program CSR menjadi dua kelompok, yaitu indikator internal dan indikator eksternal. Pada
penelitian ini difokuskan pada indikator keberhasilan eksternal yaitu indikator ekonomi dan indikator sosial.
16
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN