3. Kritis Lahan kritis adalah lahan-lahan yang tidak produktif dengan kondisi yang
tidak memungkinkan untuk diusahakan lagi sebagai lahan pertanian tanpa ada usaha rehabilitasi terlebih dahulu.
Lahan kritis dicirikan dengan keadaan sebagai berikut: a.
Pada tanah yang telah terjadi erosi berat, yang ditandai adanya gejala erosi lembar horizon A yang tertinggal sudah sangat tipis, erosi alur, dan erosi
parit b.
Kemiringan lereng lebih dari 15 c.
Vegetasi penutup lahan kurangdari 40 dengan ciri vegetasi kerdil dengan pengelolaan lahan yang buruk. Produktivitas lahan menurun sampa 40.
Lereng berkisar 15-40. d.
Penutup lahan pada sebagian tempat berupa semak-semak dan alang-alang 4. Sangat kritis
Lahan sangat kritis adalah lahan-lahan yang sudah sangat tidak produktif lagi dimana jika ingin mengusahakannya harus memerlukan usaha rehabilitasi
dengan biaya yang sangat besar. Lahan yang termasuk ke dalam kelas sangat kritis mempunyai sifar-sifat
antara lain: a.
Persentase penutupan lahan oleh vegetasi sudah menurun sampai 20. Penutup lahannya berupa rumput, sebagian alang-alang dan kadang-
kadang gundul, yang ada hanya batu-batuan b.
Lahan telah terjadi erosi sangat tinggi yang ditandai dengan hilangnya lapisan produktif tanah dan adanya gejala erosi parit
c. Terdapat pada kelerengan 8 dengan bentuk wilayah antara
bergelombang sampai bergunung
2.3 Pemetaan
Peta merupakan penyajian secara grafis dari kumpulan data maupun informasi sesuai lokasinya secara dua dimensi.Informasi merupakan bentuk data
yang telah dianalisis, berbeda dari data mentah maupun yang biasanya lebih sering hanya merupakan pengukuran langsung. Ditinjau dari peranannya peta
adalah bentuk penyajian informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat dipakai dalam pengambilan keputusan. Supaya bermanfaat, suatu peta harus dapat
menampilkan informasi secara jelas, mengandung ketelitian yang tinggi, walaupun tidak dapat dihindari akan bersifat selektif dan mengandung unsur
generalisasi Barus Wiradisastra 2000. Penyajian hasil sensus secara langsung lebih tepat disebut penyajian data,
sedangkan penyajian dalam bentuk yang terakhir adalah penyajian informasi. Semua kegiatan untuk menghasilkan tampilan informasi tersebut secara
keruangan spasial adalah pemetaan. Pemetaan ini adalah suatu bentuk komunikasi secara grafis antara pembuat dan pemakai peta yang telah lama
dikenal orang Barus Wiradisastra 2000.
2.4 Sistem Informasi Geografis
Istilah informasi geografis mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan tentang posisi
dimanas suatu objek terletak di permukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-keterangan atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
diberikan atau diketahui. Sistem informasi geografis SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang
berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. Selain itu, SIG juga merupakan jenis perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut
– atributnya Prahasta 2001. SIG adalah sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untk
menyimpan dan memanipulasi informasi – informasi geografi. SIG dirancang
untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografi : a
masukan, b manajemen data penyimpaan dan pengambilan data, c analisis dan manipulasi data, d keluaran Aronof 1989 diacu dalam Prahasta 2001.
2.5 Penginderaan Jauh