Penatalaksanaan Acute Decompensated Heart Failure ADHF

- Penyakit jantung iskemik Serum BNP 200 – 400 - Gagal jantung dekompensasi ringan sedang - Gagal jantung kronik terkompensasi Serum BNP 400 - Gagal jantung kongetif yang berat hipervolemia

1.7 Penatalaksanaan Acute Decompensated Heart Failure ADHF

Terapi untuk pasien acute decompensated heart failure tidak berubah secara signifikan selama 30 tahun. Algoritma terhadap acute decompensated heart failure yang digunakan untuk mengevaluasi diagnostik dan prognostik pasien dengan ADHF antara lain yaitu : 8 Gambar 2. Algoritma untuk stabilisasi awal pada acute decompensated heart failure di instalasi gawatdarurat. 7 9 Gambar 3. Algoritma penatalaksanaan pada Acute decompensated heart failure. ADHF, acute decompensated heart failure; AJR, abdominal jugular reflex; BiPAP, bi-level positive airway pressure; BNP, B-type natriuretic peptide; CI, cardiac index; CPAP, continuous positive airway pressure; DOE, dyspnea on exertion; HJR, hepatojugular reflex; JVD, jugular venous distention; PCWP, pulmonary capillary wedge pressure; PND, paroxysmal nocturnal dyspnea; SBP, systolic blood pressure; SCr, serum creatinine; SOB, shortness of breath; SVR, systemic vascular resistance. 7 10 BP Blood pressure; D5W Dextrose 5 in water; ECG Electrocardiogram; IV Intravenous; SBP Systolic blood pressure Gambar 4. Pilihan pengobatan pasien dengan acute decompensated heart failure 7 2. Sindrom Koroner Akut 2.1 Definisi Sindrom Koroner Akut Sindrom koroner akut atau acute coronary syndrome ACS merupakan suatu kondisi yang mengancam nyawa. Sindrom ini bervariasi dari pola angina pektoris tidak stabil hingga terjadinya infark miokard yang luas. Infark miokard merupakan nekrosis otot jantung terjadi secara irreversible. 8

2.2 Patogenesis Sindrom Koroner Akut

Sekitar 90 dari kasus ACS dihasilkan oleh adanya gangguan atau rupturnya pada plak aterosklerosis dengan diikuti agregasi platelet dan pembentukan trombus intrakoroner. Penyebab lainnya dapat berupa sindrom vaskulitis, emboli koroner dapat disebabkan oleh endokarditis atau katup jantung buatan, anomali arteri koroner kongenital, aneurisma, trauma, spasme arteri koroner berat, peningkatan viskositas darah polisitemia vera, trombositosis, diseksi arteri koroner spontan, dan peningkatan kebutuhan yang besar akan oksigen untuk miokard. 8 11