Karakteristik Nekton di Sungai dan Pola Adaptasinya

ekosistem yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai gangguan lingkungan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa populasi dari spesies-spesies terbentuk secara bersama-sama, berinteraksi suatu dengan lainnya, juga terhadap lingkungan dalam berbagai cara dimana hal tersebut menentukan jumlah spesies yang ada serta kelimpahan relatifnya.

2.4. Karakteristik Nekton di Sungai dan Pola Adaptasinya

Dalam ilmu ekologi, adaptasi berarti suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup McNaughton et al., 1973. Menurut Affandi et al. 2002 adaptasi merupakan suatu proses penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap kondisi baru. Odum 1996 menyatakan bahwa mekanisme adaptasi morfologi atau fisiologi ikan yang terdapat di sungai untuk mempertahankan posisi pada air yang mengalir diantaranya:  Memiliki alat pengait atau penempel, contohnya pada genus Glyptothorax yang dibagian dadanya terdapat lipatan-lipatan kulit yang berfungsi sebagai penempel.  Badan yang ”stream line” hampir semua binatang air deras dari larva sampai ikan menunjukan bentuk yang “stream line” misalkan ikan jenis Tor sp.  Badan yang pipih yang memungkinkan mereka menemukan tempat berlindung dibawah batu dan di celah-celah batu.  Rheotaxis positif, dimana binatang aliran ini hampir tidak bervariasi berorientasi ke arah hulu dan bila dapat berenang terus-menerus bergerak melawan arus.  Thigmotaxis positif, binatang aliran air yang mempunyai pola tingkah laku yang diturunkan untuk melekat dekat permukaan atau menjaga badannya agar dekat dengan permukaan. Nekton yang hidup di perairan sungai memiliki komunitas yang berbeda- beda. Setiap jenis nekton memiliki spesialisasi dan mampu memanfaatkan pakan dengan seefisien mungkin, karena adanya persaingan antar jenis nekton sangat tinggi dalam hal memperoleh pakan alami. Menurut Effendie 1997, dalam pengelompokan nekton secara umum berdasarkan kepada makanannya terdiri dari ikan herbivora, karnivora, dan omnivora, dengan masing-masing ikan ini memiliki perbedaan bentuk mulut maupun usus pencernaannya, yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan supaya dapat melangsungkan hidup. Welcomme 1985 in Harteman 1998, menyatakan bahwa ikan air tawar dapat dibagi kedalam tiga golongan: i jenis black fish, ikan ini memiliki kemampuan adaptasi tinggi diseluruh habitat air tawar, karena tahan terhadap perubahan lingkungan dan umumnya memiliki alat pernafasan tambahan labyrin. Contohnya Clarias Clariidae, Channa Channidae, Notopterus Notopteridae, dan Anabas Anabantidae. Ikan tersebut termasuk jenis ikan residen pada daerah tertentu. ii jenis white fish ikan putihan, termasuk jenis ikan yang aktif bermigrasi selama hidupnya dan sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Ikan tersebut tidak mampu berdaptasi dengan lingkungan yang terus menerus berubah dan ikan ini hidup dibagian permukaan air. Contohnya Rasbora, Osteochilus, Thynnichthyes Cyprinidae, dan Pangasius Pangasiidae dan iii ikan moderat, ikan ini memiliki kemampuan beradaptasi lebih dari ikan jenis white fish dan dapat ditemukan diberbagai tipe habitat. Jenis ikan ini kebanyakan hidup di aliran sungai. Contohnya Crossocheilus Cyprinidae. Lagler 1972 mengemukakan bahwa ikan-ikan di sungai tropika pada umumnya mempunyai ciri kemampuan beradaptasi yang besar terhadap dua faktor lingkungan terpenting di sungai, yaitu arus yang deras dan oksigen terlarut yang rendah saat musim kemarau. Adaptasi terhadap arus kuat dicapai melaui tiga mekanisme yaitu mempunyai struktur yang membenam ikan tersebut untuk melekat pada tanaman atau vegetasi; mempunyai kemampuan untuk beradaptasi pada arus deangan berlindung pada ceruk-ceruk batu; dan kemampuan untuk berenang cepat. Adaptasi terhadap kandungan oksigen yang rendah pada dasarnya dapat terjadi karena dimilikinya alat pernafasan tambahan seprti labirin; arborescent organ, dan alat-alat lainnya; mempunyai anatomi khusus pada mulut untuk mengambil oksien dipermukaan berupa mulut yang kecil yang posisinya kearah dorsal serta kepala kecil serta mempunyai adaptasi fiologis berupa tingginya afinitas darah terhadap oksigen.

2.5. Metode Penangkapan Nekton di Sungai