Filogenetis Pembahasan .1 Keragaman Haplotipe

tersebut dengan populasi Selat Sunda yang menunjukkan keragaman haplotipe tertinggi yang mengindikasikan populasi tersebut terisolir. Sedangkan tipe B monomorfik FokI pada populasi Sumbawa juga ditemukan dominan pada populasi Bali Utara 80 dan Sulawesi Selatan 80 diduga ketiga populasi tersebut merupakan stok serupa yang penyebarannya didukung oleh arus yang menuju ke selatan dari Selat Makassar ke Laut Jawa dan genotipe tersebut berkembang baik pada populasi Sumbawa, kemungkinan genotipe dominan Sulawesi Selatan menyebar bersamaan aliran arus menuju selatan dari Selat Makassar ke Laut Jawa. Tipe restriksi C NlaIV yang monomorfik pada populasi Sulawesi Selatan, ditemukan juga dominan pada populasi Sumbawa 40 dan Selat Sunda 70 menunjukkan bahwa distribusi ketiga populasi tersebut berlangsung melalui arus timur dan barat dari perairan Laut Jawa. Demikian pula distribusi tipe restriksi A HaeIII yang dominan pada populasi Sumbawa 80 dan Bali Utara 60 juga ditemukan pada kedua populasi lainnya dengan frekuensi kurang dari 50. Tipe C pada populasi Selat Sunda ditemukan pada populasi Bali Utara dan Sumbawa dan tipe B dominan pada Sulawesi Selatan ditemukan pada populasi Belitung, Rusman 2003 menyatakan bahwa pergerakan massa air di Selat Makassar sepanjang tahun mengarah ke selatan dan pada bulan November–Maret massa air dari Laut Jawa bergerak ke arah timur dan pada bulan Mei–September massa air bergerak ke arah barat. Berdasarkan digesti kedua enzim DpnII dan Eco0190I yang memberikan tipe restriksi monomorfik pada keseluruhan populasi tiram mutiara, menunjukkan bahwa populasi tersebut masih dalam satu distribusi geografis dari spesies P. margaritifera.

4.2.2 Filogenetis

Analisis dendrogram berdasarkan UPGMA Gambar 11 menunjukkan ada strukturasi yang jelas dalam populasi tiram mutiara di lima populasi yaitu kelompok I terdiri dari Sumbawa dan Bali Utara, kelompok II terdiri dari Selat Sunda dan Belitung, dan populasi Sulawesi Selatan yang secara geografis relatif jauh membentuk satu kelompok terpisah dari kedua kelompok lainnya. Jarak geografi dan pola migrasinya diperkirakan mempengaruhi pemisahan kelompok tiram mutiara tersebut. Perbedaan nilai rata-rata jarak genetik terbesar antar populasi ditunjukkan pada populasi Sulawesi Selatan dengan ke empat populasi lainnya Sumbawa, Bali Utara, Selat Sunda, Belitung Tabel 4. Dugaan pemisahan genetik pada populasi tiram mutiara ini didukung oleh perbedaan distribusi haplotipe Tabel 3, pada populasi Sulawesi Selatan ditemukan satu jenis haplotipe BBCAA dengan frekuensi tinggi 60 dan unik karena tidak ditemukan di empat populasi tiram mutiara lainnya. Namun populasi Sulawesi Selatan masih termasuk di dalam wilayah distribusi spesies yang sama dengan ke empat populasi tiram mutiara lainnya berdasarkan indikator haplotipe monomorfik DpnII dan Eco0190I. Adanya pemisahan populasi tiram mutiara P. margaritifera pada kelima populasi di Indonesia menjadi tiga unit populasi diperkirakan terkait dengan faktor oseanografi dan geografis, tiram mutiara muda dan dewasa hidup sedenter sehingga pengaruh hidrologis permukaan perairan lebih kecil dibandingkan dengan kondisi hidrologis perairan lapisan dalam dan pengaruh lebih besar terjadi pada fase dispersal telur dan larva yang bersifat planktonik. Letak geografis yang relatif dekat mengakibatkan kedua populasi tersebut berada dalam satu kelompok D=0,017. Kedekatan genetik antara populasi Selat Sunda dan Belitung D=0,069 diduga karena di perairan Belitung massa air tercampur secara fluktuatif dan musiman dikendalikan oleh Laut Cina Selatan yang masuk ke Laut Jawa, sementara pola sirkulasi Laut Jawa secara umum selalu mengarah ke Samudra Hindia melalui Selat Sunda Wyrtki 1961. Hal ini memungkinkan struktur genetik kedua populasi tersebut mempunyai kemiripan dan berada dalam satu kelompok, sedangkan perairan sekitar Sulawesi Selatan sangat dipengaruhi perubahan lingkungan perairan di Selat Makassar bagian Timur. Salinitas yang tinggi akibat dari kondisi geografis mulut Teluk Awerange yang sempit dan terdapat terumbu karang merupakan penghalang arus yang berasal dari perairan Selat Makassar sehingga pengenceran pada teluk ini tergolong rendah dan dalam waktu yang lama diperkirakan telah menciptakan lingkungan khusus bagi munculnya haplotipe BBCAA yang tidak ditemukan pada populasi lain serta terbentuknya unit populasi tersendiri yang berbeda dengan keempat populasi lainnya. Keterangan: Tipe restriksi : Lokasi : SB: Sumbawa : Arus musim timur BA: Bali Utar : Arus musim barat SS : Selat Sunda BL: Belitung SL : Sulawesi Selatan Gambar 12. Distribusi genotipe pada lima populasi tiram mutiara Pinctada margaritifera dan pola arus umum di perairan Indonesia Enzim FokI Enzim HaeIII Enzim NlaIV

4.2.3 Aplikasi pada Budidaya Tiram Mutiara