Luas wilayah Fisik Wilayah
91 Kondisi angin musim tersebut mempengaruhi gradien tekanan antara
perairan di barat laut dan tenggara dari pantai barat Sumatera. Kekuatan arus berkisar antara 0,02-0,87 knot. Pada musim barat antara bulan november hingga
maret, arus mengalir dengan kecepatan 0,52-0,87 knot dan mencapai kecepatan maksimum pada bulan desember. Arus pada musim barat ini mengalir dengan
tetap menuju ke arah tenggara. Sedangkan arus pada musim timur antara bulan april hingga oktober melemah dengan kisaran kecepatan 0,02-0,70 knot. Pada
bulan juli arus mencapai minimum, berkisar antara 0,02-0,10 knot. Pada mulut Teluk Lampung, kekuatan arus rata-rata bulanan berkisar
antara 0,02-0,87 knot, dimana kecepatan maksimum terjadi pada bulan januari dan februari, dan kecepatan minimum pada bulan maret dan april. Arus rata-rata
bulanan di Selat Sunda ini umumnya mengalir ke arah Samudera Hindia, kecuali pada bulan maret, agustus, dan oktober. Pada bulan maret, arus mengalir ke timur
laut dari Samudera Hindia menuju Laut Jawa dengan kecepatan rata-rata 0,02 knot. Pada bulan agustus dan oktober, arus mengalir ke timur dengan kecepatan
0,45 knot pada agustus dan 0,10 knot pada oktober. Sebaran sedimen di Teluk Lampung cukup bervariasi mengikuti pola arus
yang terjadi Helfinalis 2000; Witasari dan Wenno 2000. Hasil penelitian Helfinalis 2000 di Teluk Lampung, menunjukkan bahwa pada lokasi-lokasi
dasar perairan yang dipengaruhi oleh arus pasut yang cepat akan didominasi pasir; dan sebaliknya yang dipengaruhi oleh pergerakan arus pasut lemah akan
didominasi sedimen lumpur. Sedimen pasir yang berasal dari aliran sungai akan diendapkan di sekitar muara sungai, sedangkan lanau dan lempung diendapkan di
dasar perairan lepas pantai.
Hasil survei Dishidros TNI-AL 1994 menunjukkan bahwa gelombang di Teluk Ratai pada musim barat memiliki ketinggian antara 0,5-0,75 m, dan pada
saat cuaca buruk dapat mencapai lebih dari 1,5 m. Pada musim timur, tinggi gelombang antara 0,3-0,6 m. Menurut pencatatan Dishidros TNI-AL antara
Gelombang Informasi gelombang di Teluk Lampung didasarkan pada hasil survei
Dishidros TNI-AL 1994 di Teluk Ratai bagian dari Teluk Lampung, serta data pengamatan gelombang dari Bapedalda Prov. Lampung dan PT. TELPP 1999.
92 tanggal 8 Januari sampai dengan 16 Februari 1994, menunjukkan tinggi
gelombang berkisar antara 0,2-1,0 m. Berdasarkan data pengamatan tinggi gelombang maksimum dari
Bapedalda Prov. Lampung dan PT. TELPP 1999, didapatkan informasi tambahan informasi gelombang Teluk Lampung. Pergerakan gelombang dominan
yang terjadi adalah dari arah tenggara dan selatan dengan persentase kejadian berturut-turut sebesar 26,48 dan 31,83. Tinggi gelombang maksimum yang
paling dominan adalah 50 cm dengan persentase kejadian sebesar 58,59. Secara ringkas data gelombang disajikan pada Tabel 10.
Arah tenggara merupakan arah dominan berhembusnya angin. Hal ini terkait dengan orientasi Teluk Lampung yang menghadap ke arah Tenggara.
Dengan kata lain, jika arah angin terbesar adalah dari barat laut misalnya, maka untuk pembangkitan gelombang di kawasan pantai Teluk Betung Bandar
Lampung, tidak akan berpengaruh banyak. Oleh karena itu, pada pangkal teluk Kota Bandar Lampung, gelombang mejadi relatif rendah, disebabkan semakin
dangkalnya kedalaman air batimetri. Dalam perambatan ke arah pantai, gelombang akan mengalami proses refraksi, shoaling pendangkalan, difraksi,
serta refleksi. Proses refraksi merupakan pembelokan arah gelombang untuk mendekati ke arah tegak lurus terhadap kontur dasar pantai. Hal ini menyebabkan
gelombang yang datang di pantai akan mempunyai orientasi yang mendekati tegak lurus terhadap garis pantai. Proses pendangkalan adalah berkurangnya
secara berangsur-angsur tinggi gelombang sebagai akibat pendangkalan kontur laut ke arah pantai. Dengan demikian proses refraksi dan pendangkalan berkait
erat dengan profil pantai. Tabel 10 Arah dan tinggi maksimum kejadian gelombang
Tinggi Gelombang
H maks cm
Arah Datang Gelombang Jumlah
Utara Timur
Laut Timur
Teng- gara
Sela- tan
Barat Daya
Barat Barat
Laut Persentase Kejadian
25-30 0,00
0,00 0,00
0,28 0,56
0,28 0,28
0,00 1,41
30-40 0,56
0,00 0,85
2,82 4,23
3,66 0,86
0,00 12,96
40-50 0,26
1,41 1,69
9,58 7,89
3,94 2,25
0,00 27,04
50 0,00
4,51 7,32
13,80 19,15
9,86 3,94
0,00 58,59
Jumlah 0,85
5,92 9,86
26,48 31,83
7,75 7,32
0,00 100,00
Keterangan : Lokasi perairan pantai di Kel. Srengsem, Kec. Panjang, Kota Bandar Lampung Sumber: Bapedalda Prov. Lampung dan PT. TELPP 1999