sebesar  0,028  pada  periode  ke  sembilan.  Hal  ini  menandakan  apabila  terjadi guncangan  harga  minyak  sebesar  satu  standar  deviasi  maka  suku  bunga  akan
mengalami  peningkatan  sebesar  0,028  standar  deviasi  sejak  periode  ke  sembilan hingga periode ke enam puluh.
Dari    hasil  analisis  impulse  respon  pada  semua  variabel  terhadap guncangan  yang  diberikan  dari  volatilitas  harga  minyak,  terlihat  bahwa  variabel
subsidi  paling  cepat  mencapai  kestabilan  saat  terjadi  guncangan  pada  variabel harga  minyak  berupa  respon  yang  bernilai  positif  secara  stabil  di  enam  puluh
periode  yang  akan  datang.  Hal  ini  menyimpulkan  bahwa  variabel  inflasi terpengaruh  paling  stabil  dibandingkan  dengan  variabel  lainnya  ketika  mendapat
guncangan harga minyak dunia.
4.4 Analisis Forecast Error Variance Decomposition FEVD
Analisis FEVD berguna untuk mengetahui gambaran kontribusi pengaruh variabel lain terhadap suatu variabel dalam sistem.
a. Forecast Error Variance Decomposition  dari  GDP
Pada periode pertama variabel GDP hanya dipengaruhi oleh variabel harga GDP  itu sendiri sebesar  100 persen. Pada periode kedua paling dipengaruhi oleh
GDP  itu  sendiri  sebesar  92,90  persen.  Pada  periode  akhir  variabel  GDP mempengaruhi variabel itu sendiri sebesar 79,98,  persen. Variabel harga minyak
hanya  mempengaruhi  GDP  sebesar  2,06  persen  pada  periode  ke  dua,  dan  terus mengalami  penurunan  hingga  periode  ke  lima  puluh.  Secara  keseluruhan  dalam
jangka  panjang  yakni  lima  puluh  periode  yang  akan  datang  variabel  GDP dipengaruhi oleh variabel GDP, nilai tukar, subsidi, inflasi, suku bunga, dan harga
minyak secara berurutan.
Gambar 4.3 FEVD Forecast Error Variance Decomposition  GDP
b. Forecast Error Variance Decomposition  dari INFLASI
Pada keseluruhan enam  puluh periode estimasi peramalan variabel inflasi dipengaruhi oleh variabel subsidi itu sendiri sebesar 76,70 persen. Seiring periode
mengalami  penurunan  hal  ini  dibuktikan  dengan  pengaruh  dari  inflasi  terhadap dirinya sendiri pada periode ke enam puluh hanya sebesar 44,29 persen.
Gambar 4.4 terlihat jelas bawa inflasi dipengaruhi oleh variabel inflasi itu sendiri,  GDP,  nilai  tukar  mata  uang,  tingkat  suku  bunga,  subsidi,  dan  harga
minyak  secara  berurutan.  Variabel  harga  minyak  mempengaruhi  variabel  inflasi sebesar  0,16  persen  pada  awal  periode.  Pada  variabel  ke  enam  puluh  pengaruh
variabel  harga  minyak  terhadap  inflasi  mengalami  penurunan  menjadi  sebesar 0,03 persen.
Gambar 4.4 FEVD Forecast Error Variance Decomposition  INFLASI
c. Forecast Error Variance Decomposition  dari ER
Pada periode pertama variabel nilai tukar paling dipengaruhi oleh variabel nilai tukar itu sendiri sebesar 92,80 persen.  Terjadi penurunan pengaruh  variabel
inflasi  terhadap  dirinya  sendiri  di  jangka  panjang.  Secara  keseluruhan  seperti Gambar  4.5  variabel  nilai  tukar  paling  dipengaruhi  oleh  variabel  nilai  tukar  itu
sendiri,  inflasi,  GDP,  harga  minyak,  dan  suku  bunga  secara  berurutan.  Tren pengaruh semua variabel terhadap variabel inflasi cenderung stabil kecuali inflasi
yang memiliki tren peningkatan yang cukup signifikan hingga akhir periode. Harga minyak memiliki tren pengaruh yang meningkat, pada periode awal
harga  minyak  mempengaruhi  nilai  tukar  sebesar  3,64  persen.  Pada  periode  ke enam  puluh  pengaruh  harga  minyak  terhadap  nilai  tukar  meningkat  menjadi
sebesar 5,92 persen.
Gambar 4.5 FEVD Forecast Error Variance Decomposition  ER
d. Forecast Error Variance Decomposition  dari SUBSIDI