Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

20

2.5. Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan didasarkan bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya. Strategi perusahaan diambil dari pendekatan penciptaan nilai sudah mencakup tingkat pengembalian perusahaan tersebut. Penciptaan nilai pada suatu perusahaan dapat dicapai ketika perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian diatas biaya modalnya, maka perusahaan mampu meningkatkan nilai pemegang sahamnya. Penciptaan nilai di dalam suatu perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut : …...….4 Dimana : EVA = Nilai yang diciptakan dalam suatu periode RONA = Laba operasi bersih setelah pajak dibagi dengan modal yang dinvestasikan WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan Menurut Gunawan 2004, RONA adalah tingkat pengembalian atas jumlah dana yang tersedia bagi perusahaan. RONA hampir sama dengan ROI, perbedaannya hanya RONA mengukur tingkat pengembalian atas modal dengan NOPAT, sedangkan ROI mengukur tingkat pengembalian atas aktiva dengan laba bersih perusahaan. Berdasarkan perumusan di atas, perusahaan dapat mencipakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut Stewart,1993 dalam Utomo,1999: 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal. 2. Menginvestasikan modal baru kedalam project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada. 3. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan.

2.6. Penelitian Terdahulu

Mubarok 2009, melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan metode Economic Value Added EVA ” terhadap perusahaan otomotif go public yang tercatat di Bursa Efek Jakarta BEI pada EVA = RONA - WACC x modal yang diinvestasikan 21 periode 2007-2008. Hasil penelitian menunjukan dari dua perusahaan yang dianalisis terdapat satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dengan kata lain telah memenuhi harapan investor dan kreditur serta bagi manajemen perusahaan itu sendiri, yaitu PT. Multistrada, Tbk, karena pada tahun 2008 PT . Multistrada, Tbk mengalami peningkatan kinerja keuangan dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA positif pada tahun 2008. Sedangkan pada PT. Gajah Tunggal Tbk, mengalami penurunan kinerja keuangan dari tahun 2007 yang memiliki nilai EVA negatif pada tahun 2008, karena adanya kerugian yang cukup besar akibat krisis global. Ningrum 2008, melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi go public dengan metode Economic Value Added EVA” terhadap perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2002-2007. Perusahaan yang diteliti antara lain PT. Telkom, PT. Indosat, PT. Excelmindo Pratama, PT. Bakrie Telecom, dan PT. Mobile-8. Hasil penelitian menunjukkan dari lima perusahaan yang dianalisis terdapat satu perusahaan yang konsisten dengan nilai EVA positif, yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia TLKM, sedangkan PT. Indosat menjadi urutan kedua setelah PT. Telkom karena historis perusahaan pada tahun 2003 dan 2004 memiliki kinerja yang baik. Tiga perusahaan lain adalah PT. Excelmindo Pratama, PT. Bakrie Telecom, dan PT. Mobile-8 kurang baik untuk berinvestasi karena memiliki nilai EVA yang negative sehingga disimpulkan bahwa ketiga perusahaan belum dapat memberikan nilai lebih bagi pemegang saham. Hal ini dikarenakan biaya modal yang lebih tinggi dari laba usaha yang dihasilkan. Supiani 2005, dengan “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA studi kasus pada BUMN go public”, melakukan penelitian terhadap perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan tahun penelitian 2003-2004. Perusahaan yang diteliti antara lain PT. Aneka Tambang Tbk, PT. BNI Tbk, PT. BRI Tbk, PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Indofarma Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Kimia Farma Tbk, PT. Semen Gresik Tbk, PT. Timah Tbk, dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perusahaan menghasilkan EVA positif. Hal ini disebabkan biaya saham dan biaya 22 utang yang tinggi sehingga mempengaruhi tingginya nilai WACC, dengan demikian laba yang diciptakan tidak mampu menutupi biaya modal yang besar. 23

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan salah satu pelopor bank syariah pertama di Indonesia, dimana PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan salah satu bank yang sudah go public. Oleh karena itu, dengan sudahnya go public, maka menarik bagi para investor baru untuk menanamkan modal atau pembelian saham pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Upaya dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan yang go public dapat menggunakan rasio keuangan dan laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Neraca digunakan untuk menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan. Dalam perhitungan EVA, neraca digunakan untuk mengetahui biaya saham, biaya hutang, dan modal yang diinvestasikan. Biaya saham dan biaya hutang dapat diperoleh apabila biaya modal rata-rata tertimbang WACC dan modal yang diinvestasikan dapat ditunjukkan dengan adanya biaya modal capital charge. Sedangkan laporan keuangan berupa laporan laba rugi dapat diketahui dengan Net Operating After Tax NOPAT dikurangi dengan biaya modal yang berasal dari WACC dan modal yang diinvestasikan sehingga dapat diketahui berapa besarnya nilai Economic Value Added EVA yang dimana dapat dijadikan sebagai referensi bagi investor untuk mengambil suatu keputusan dalam pembelian saham PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dan untuk mengukur tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode EVA. Adapun kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.