Sikap Ilmiah Kajian Teori

menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul; 6 Membuat kesimpulan: guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Strategi inkuiri terbimbing adalah strategi yang dipakai dalam proses pembelajaran fisiska materi suhu dan kalor, karena strategi ini merupakan strategi dasar yang berlandaskan metode ilmiah. Selain itu digunakan dalam rangka membentuk keilmuan yang berupa ketrampilan proses, menunjukan kejadian, pembelajaran dengan induktif dan deduktif dan pembelajaran untuk menyelesaikan masalah atau problem solving dengan arahan dan bimbingan seorang guru. Pembelajaran penemuan memiliki beberapa keuntungan. Dari beberapa pendapat peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1 melatih berfikir kritis; 2 membantu siswa mengembangkan kecakapan berfikir; 3 pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bertahan lama; 4 meningkatkan kemampuan mempraktekkan metode dan tehnik penelitian; 5 kemampuan berfikir dapat direfleksikan pada dunia nyata.

4. Sikap Ilmiah

Ada beberapa pengertian tentang sikap. Menurut Walgito 1985:52,” sikap ilmiah ialah keadaan dalam diri manusia yang menggerakkan untuk beritindak menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu dalam menghadapi obyek dan terbentuk atas dasar pengalaman-pengalaman”. Sikap didefinisikan sebagai kecenderungan untuk bereaksi secara positif menerima atau secara negatif menolak terhadap suatu obyek, berdasarkan suatu penilaian terhadap obyek itu sebagai obyek yang berharga. Di dalam sikap terdapat komponen kognitif, afektif dan konatif Winkel, 1983:163. Sedangkan menurut Suhaenah S 2001:15, “sikap didefinisikan sebagai keadaan internal seseorang yang mempengaruhi pilihan-pilihan atas tindakan-tindakan pribadi yang dilakukannya”. Berdasarkan hal tersebut diatas bahwa sikap terhadap obyek tertentu tidak hanya merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan tetapi sikap yang disertai oleh suatu kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi. Sikap juga merupakan keyakinan seseorang menguasai obyek atau situas yang relatif tetap konsisten dan disertai respon penilaian menerima atau menolak sehingga akan mempengaruhi perilaku seseorang. Sikap terbentuk dan berubah sejalan dengan pekembangan individu serta sikap merupakan hasil belajar individu melalui interaksi sosial, dengan demikian sikap dapat dibentuk dan diubah melalui pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membina sikap seseorang yang harus mampu mengubah sikap negatif menjadi positif dan meningkatkan sikap positif lebih positif. Sikap yang dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah yang dikenal dengan Scientific Attitude Sikap ilmiah scientific attitude menurut Herlen dalam Karim 2002:14, mengandung dua makna, yaitu: sikap terhadap IPA attitue to science dan sikap yang melekat setelah mempelajari IPA attitude of science. Sikap ilmiah menurut Prabowo 1992:30 yaitu kebiasaan berfikir kritis dalam menanggapi fenomena alam dengan menggunakan metode ilmiah. Adapun ciri-ciri sikap ilmiah menurut Wahton dalam Prabowo 1992:29 sebagai berikut: a. Bersikap terbuka, yaitu mau menerima atau memikirkan fakta- fakta baru, b. Kejujuran intelektual, yaitu kejujuran ilmiah, tidak menerima suatu pendapat yang tidak sesuai dengan kenyataan, c. Menahan diri untuk tidak segera memberikan suatu pertimbangan, yaitu kontrol ilmiah, memberikan konklusi atau kesimpulan sampai seluruh fakta diperoleh, tidak menggeneralisasikan data yang dianggap kurang lengkap. Sedangkan ciri-ciri sikap ilmiah menurut The Grand Rapids Public School di dalam unjuk kerja Guru, adalah: 1 sikap ingin tahu tentang alam semesta; 2 rasa percaya bahwa sesuatu itu tidak ada bila tanpa sebab; 3 percaya bahwa kebenaran itu tidak pernah berubah, tetapi pendapat tentang kebenaran sesuatu dapat berubah; 4 tidak menerima kenyataan sebagai fakta tanpa didukung bukti-bukti yang cukup; 5 tidak mempercayai segala takhayul; 6 tidak gegabah dalam menyelesaikan permasalahan, tetapi melalui perencanaan yang matang; 7 semua pengamatan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan teliti; 8 untuk menarik kesimpulan perlu didukung bukti-bukti yang kuat; 9 untuk mendapat jawaban yang benar dari suatu permasalahan diperlukan kesimpulan-kesimpulan yang teratur yang didukung oleh pengamatan-pengamatan; 10 kecenderungan untuk mengumpulkan fakta-fakta sendiri dengan mencoba mengamati disamping mempunyai kemauan untuk menggunakan hasil-hasil dan fakta-fakta yang diperoleh orang lain; 11 memilih kemauan mengubah pendapat atau kesimpulan jika di kemudian hari ada bukti yang menunjukkan bahwa pendapat atau kesimpulan tersebut salah; 12 menghargai ide, pendapat, jalan hidup orang lain yang berbeda dengan ide, pendapat dan jalan hidupnya; 13 tidak menarik keputusan berdasarkan rasa suka atau tidak suka. Sikap ilmiah meliputi hasrat ingin tahu, kerendahan hati, jujur, obyektif, kemauan untuk mempertimbangkan data baru, pendekatan positip terhadap kegagalan, determinasi, sikap keterbukaan, ketelitian dan lain sebagainya Moh. Amien, 1994:78. Berdasarkan uraian tersebut diatas bahwa dalam pengajaran sains, sikap ilmiah dapat ditumbuhkembangkan selama siswa terlibat aktif dalam proses kegiatan ilmiah di laboratorium. Pembentukan sikap ilmiah siswa dapat dicapai melalui model pembelajaran Direct Instruction dengan Lembar Kerja Praktikum dan Diagram Vee dengan memperhatikan keterampilan menggunakan alat laboratorium yang didukung sarana laboratorium Kimia. Adapun pengukuran sikap ilmiah siswa dilakukan dengan angket langsung tertutup dan observasi langsung saat melakukan praktikum.

5. Kemampuan dalam menggunakan alat ukur

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN PERHATIAN SISWA

0 4 175

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI KONSTRUKTIVISME MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP ILMIAH.

0 0 22

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DAN PROYEK DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT LABORATORIUM.

0 0 10

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PERBEDAAN PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES DAN SIKAP ILMIAH PESERTA DIDIK.

0 0 70

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN CTL MELALUI METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR DAN SIKAP ILMIAH | - | Inkuiri 5020 10979 1 SM

0 0 10

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA | Junaedi | Inkuiri 5661 12118 1 SM

0 1 12