perlu diulang-ulang sehingga pengertian itu semakin lama semakin jelas; 6 Konsentrasi, hubungan antara mata pelajaran dapat diperluas dan dipusatkan kepada
salah satu minat, sehingga anak dapat memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam; 7 Korelasi, hubungan antara setiap mata pelajaran perlu diperhatikan
agar dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan itu sendiri; 8 Sosialisasai, dalam perkembangan anak perlu bergaul dengan temanya, karena anak disamping
sebagai individu juga sebagai makhluk sosial. Bekerja dalam kelompok dapat meningkatkan cara berfikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dan
menyimpulkan pengetahuanya sendiri; 9 Individualisasi, siswa merupakan mahluk
yang masing-masing mempunyai perbedaan, maka sebagai guru harus bisa melayani sesuai kemampuanya; 10 Evaluasi, guru harus mengerti apa tujuan.kegunaan dan
macam-macam bentuk evaluas. Karena evaluasi yang baik dapat menggambarkan kemajuan siswa dan prestasinya, tetapi juga sebagai umpan balik bagi guru itu
sendiri
7. Hakekat Fisika
Fisika sebagai bagian dari IPA tidak dapat terlepas dari hakekatnya, yaitu sebagai produk. Proses dan sikap ilmiah. Produk atau hasil berupa fakta-fakta ,konse-
konsep, prinsip-prinsip, hokum-hukum, dan teori-teori. Cara untuk memperoleh produk atau disebut proses IPA. Proses ini sering disebut proses ilmiah atau proses
sains, dan untuk dapat melakukannya akan memerlukannya seperangkat keterampilan yang di sebut ketrampilan proses. Ketrampilan proses terdiri dari
keterampilan mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variable,
merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.
Dalam memecahkan suatu masalah seringkali seorang ilmuan harus mengambil sikap tertentu dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan. Sikap ini
disebut sebagai sikap ilmiah, Beberapa ciri sikap ilmiah antara lain: obyektif terhadap fakta, tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, berhati terbuka,
tidak mencampuradukkan antara fakta dengan pendapat, bersifat hati-hati dan ingin menyelidiki. Sikap ilmiah bahkan tercermin dalam sikap hidup kesehariannya bila
seseorang telah benar-benar memahami hakekat fisika. Berdasarkan hakekat fisika yang telah dikemukakan, beberapa ahli mencoba
menyusun difinisi mengenai fisika. Tiap difinisi menunjukan segi-segi Fisika yang sebenarnya, sehingga tidak perlu diperdebatkan melainkan saling melengkapi.
Beberapa difinisi Fisika yang dikutip oleh Herbert Druxes 1986, yaitu : Menurut Brockhaus, “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam hal yang
memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang dapat, penyajian secara sistematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum“. Sedangkan menurut
Bradt dan Darmen, “Fisika merupakan suatu uraian tentang semua kejadian fisikalis yang berdasarkan beberapa hukum“. Adapun menurut Gerhen, “Fisika adalah suatu
teori yang menjelaskan gejala-gejala alam yang sesederhana-sederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan. Persyaratan dasar
untuk memcahkan persoalan adalah mengamati kenyataan-kenyataan tersebut“. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikutip oleh Druxes dapat disimpulkan
bahwa fisika merupakan pengetahuan yang mempelajari kejadian alam yang bersifat
fisik yang dapat dipelajari secara eksperimen maupun pengamatan terhadap kejadian tersebut yang diperjelas dengan rumusan–rumusan matamatis.
8. M ateri Pembelajaran