Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Teknik pengumpulan data primer yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dilakukan melalui: a. Wawancara, yaitu dengan cara wawancara mendalam untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan atau pihak yang berhubungan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian. b. Kuesioner angket, adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti, yang bertujuan memperoleh informasi yang relevan, serta informasi yang dibutuhkan dapat dibutuhkan secara serentak. Dalam penelitian ini angket digunakan sebagai alat pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyaan dibuat semi terbuka yang memberi pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh peneliti. c. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek penelitian kemudian mencatat gejala-gejala yang ditemukan di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Universitas Sumatera Utara 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang diperlukan antara lain literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, makalah, peraturan-peraturan, struktur organisasi, jadwal, waktu, petunjuk pelaksana, petunjuk teknis, dan lain-lain yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

II.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para key informan. Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian. Jadi teknik analisis data kualitatif yaitu dengan menyajikan data dengan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan, sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik sebuah kesimpulan. Universitas Sumatera Utara BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kantor Imigrasi merupakan suatu lembaga negara yang sangat vital. Hal ini sesuai dengan lambangnya yaitu Bhumi Pura Purna Wibawa yang berarti penjaga pintu gerbang negara yang berwibawa. Keimigrasian di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada saat itu kantor imigrasi bernama immigratie Dienst yang bertugas menangani seluruh masalah keimigrasian untuk seluruh kawasan di Hindia Belanda. Berdasarkan Surat Penetapan Mentri Kehakiman Republik Indonesia Serikat No. JZ3016 tanggal 28 Januari 1950 yang berlaku surut mulai tanggal 26 Januari 1950, menetapkan bahwa pada tanggal 26 Januari 1950 untuk pertama kalinya keimigrasian diatur langsung oleh Pemerintah Republik Indonesia serta mengangkat Mr. Yusuf Adiwinata sebagai Kepala Jawatan Imigrasi. Hal tersebut kemudian diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Imigrasi oleh setiap jajaran Imigrasi di Indonesia. Sejak penetapan oleh Mentri Kehakiman tersebut, segala tugas dan fungsi keimigrasian di Indonesia dijalankan oleh Jawatan Imigrasi atau sekarang disebut dengan Direktorat Jenderal Imigrasi dan berada langsung di bawah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Pada mulanya Direktorat Jenderal Imigrasi hanya memiliki 4 empat bagian, yaitu; Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian, Direktorat Izin Tinggal dan Status Kewarganegaraan Orang Asing, Direktorat Pengawasan dan Penindakkan Keimigrasian, serta Direktorat Informasi Keimigrasian. Lalu seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi saat ini dengan berbagai kepentingan kerja sama Internasional Universitas Sumatera Utara antar negara dan berbagai kepentingan pelaksanaan tugas-tugas keimigrasian, maka dibentuklah Direktorat yang bernama Direktorat Kerja Sama Luar Negeri Keimigrasian untuk menunjang tugas-tugas Keimigrasian dalam bekerjasama dengan negara lain. Oleh Sebab itu, saat ini Direktorat Jenderal Imigrasi terdiri dari: Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian, Direktorat Ijin Tinggal Orang Asing dan Status Kewarganegaraan, Direktorat Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Direktorat Informasi Keimigrasian dan Direktorat Kerjasama Luar Negeri. Hal ini tidak berhenti sampai disitu saja, bahkan dengan meningkatnya kejahatan internasional atau yang dikenal dengan istilah Transnational Organization Crime TOC seperti terorisme, penyelundupan manusia people smuggling, perdagangan manusia human trding, dan lain sebagainya. Direktorat Jenderal Imigrasi memandang perlu untuk membentuk Direktorat yang ruang lingkup tugas dan fungsinya untuk mengantisipasi terjadinya kegiatan-kegiatan kejahatan tersebut. Sedianya telah direncanakan Direktorat baru tersebut dengan nama Direktorat Intelijen Keimigrasian, dimana Direktorat ini dirasa cukup penting dalam menunjang tugas-tugas keimigrasian dan sekaligus mengantisipasi segala bentuk kejahatan internasional tersebut, akan tetapi hal ini masih dalam proses perencanaan pada Direktorat Jenderal Imigrasi. Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia yang merupakan salah satu kantor pelayanan keimigrasian yang terletak di Medan Sumatera Utara pertama kali dibentuk seiring dengan dibukanya Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI Bandara Polonia. Keberadaan dari Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan ini banyak dibantu dan diberi fasilitas dengan memanfaatkan Gedung Kantor Angkasa Pura II cabang Medan. Kemudian pada tahun 1987, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman Sumatera Utara melalaui suratnya nomor W2-07573.PL.02.01 tanggal 9 juni 1987 secara resmi menyerahkan Universitas Sumatera Utara gedung Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan beserta tanahnya sebagai tempat beroperasi kegiatan Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia yang bertempat di Jalan Mangkubumi no. 2 Medan. Berdasarkan Daftar Isian Proyek tahun anggaran 19992000 gedung ini direnovasi total menjadi 2 dua lantai dengan pembangunan diarahkan untuk Ruang Kepala Kantor Imigrasi, Ruang Lalu Lintas Keimigrasian Lantaskim dan Ruang Sub Bagian Tata Usaha sebagai proyek tahap I pertama. Berdasarkan Daftar Isian Proyek Tahun Anggaran 2000 dilajutkan dengan pembangunan Ruang Infrastruktur Sarana Komunikasi Insarkom, dan Ruang Pengawasan Data Keimigrasian Wasdakim serta Ruang Arsip 2 dua lantai sebagai proyek tahap II kedua sampai dengan saat ini. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M.03-PR.07.04 Tahun 1991 tanggal 15 April 1991, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi dinyatakan bahwa wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan terdiri dari: 1. Kecamatan Medan Johor 2. Kecamatan Medan Tuntungan 3. Kecamatan Deli Tua 4. Kecamatan Tanjung Morawa 5. Kecamatan Lubuk Pakam 6. Kecamatan Pagar Merbau 7. Kecamatan Beringin 8. Kecamatan Pantai Labu 9. Kecamatan Medan Baru Universitas Sumatera Utara Aktivitas Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan lebih terfokus kepada pelayanan keimigrasian seperti dalam hal pemberian Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI, pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal bagi Warga Negara Asing WNA. Hal tersebut dapat dilihat dari volume pemberian SPRI selama kurun waktu 3 tiga tahun terakhir menunjukkan jumlah yang cukup signifikan, kondisi yang sama terhadap pemberian dan perpanjangan Izin Tinggal dari tahun ke tahun menunjukkan intensitas yang cukup tinggi. Aspek penegakan hukum Kantor Imigrasi Polonia selama ini berjalan cukup baik. Dalam perkembangan selanjutnya, dikarenakan peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya volume kegiatan pemerintahan di daerah Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, maka melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 dibentuk beberapa Kecamatan baru melalui pemekaran dari kecamatan. Pemekaran wilayah tersebut berupa pembentukan kecamatan baru yang pada saat itu belum tertampung dalam Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia yang di tuangkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi Polonia. Untuk menghindari adanya ketidakjelasan dan kesimpangsiuran wilayah kerja tersebut, melalu Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Imigrasi No. F-PR.07.04-1105 tanggal 25 November 1992 kemudian ditegaskan bahwa Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia dengan berdasarkan Pemekaran Wilayah pada Kota Medan dan Kabupaten Binjai yang meliputi beberapa kecamatan sebagai berikut: 1. Kecamatan Beringin 2. Kecamatan Deli Tua 3. Kecamatan Lubuk Pakam Universitas Sumatera Utara 4. Kecamatan Pagar Merbau 5. Kecamatan Pantai Labu 6. Kecamatan Tanjung Morawa 7. Kecamatan Medan Amplas 8. Kecamatan Medan Baru 9. Kecamatan Medan Johor 10. Kecamatan Medan Maimun 11. Kecamatan Medan Polonia. 12. Kecamatan Medan Selayang. 13. Kecamatan Medan Tuntungan. Oleh karena di Kecamatan Medan Polonia terdapat Bandara Internasional, dengan demikian Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia di samping mempunyai Kantor Pelayanan Keimigrasian juga mempunyai Tempat Pemeriksaan Imigrasi yang didukung oleh 30 orang Petugas Pendaratan. Kegiatan di Bandara Polonia semakin hari kian meningkat sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia banyak dilaksanakan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI. III.2 Tugas dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan Kantor Imigrasi Polonia Medan adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis selanjutnya disebut UPT di bidang Keimigrasian di lingkungan Kantor wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia selanjutnya disebut Kanwil Depkumham. Kantor Wilayah adalah instansi vertikal dari Departemen Hukum dan HAM di Provinsi, yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Untuk menjalankan tugasnya, Kantor Wilayah mempunyai fungsi dan salah satunya Universitas Sumatera Utara adalah melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap UPT dan melaksanakan kegiatan Keimigrasian di wilayahnya. Sedangkan untuk Kantor Imigrasi Polonia Medan itu sendiri adalah UPT di bidang Keimigrasian yang di bawah lingkungan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Sumatera Utara dan bertanggung jawab kepada Kepala kantor Wilayah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M.03- PR.07-04 Tahun 1991. Kantor Imigrasi mempunyai tugas pokok melaksanakan bagian tugas pokok dan fungsi Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia di wilayah yang bersangkut an. Selanjutnya Direktorat Jenderal Imigrasi juga memiliki tugas yang tercermin dalan Tri Fungsi Imigrasi yakni: 1. Sebagai aparatur pelayanan masyarakat 2. Pengamanan negara dan penegakan hukum keimigrasian 3. Sebagai fasilitator ekonomi nasional. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, pihak Kantor Imigrasi mempunyai fungsi antara lain : 1. Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang informasi dan sarana komunikasi Keimigrasian. 2. Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang lalu lintas Keimigrasian. 3. Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang status Keimigrasian. 4. Melaksanakan tugas Keimigrasian di bidang pengawasan dan penindakan Keimigrasian. Sementara itu sebagaimana yang telah disebutkan di atas dan sebagai pendukung tugas dan fungsi Keimigrasian, maka kantor Imigrasi di wilayah Departemen Hukum Universitas Sumatera Utara dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia diklasifikasikan ke dalam 4 empat kelas, yaitu : 1. Kantor Imigrasi Kelas Khusus 2. Kantor Imigrasi Kelas I 3. Kantor Imigrasi Kelas II 4. Kantor Imigrasi Klas III klasifikasi tersebut didasarkan atas beban kerja, tingkat kerawanan dan tingkat kerusuhan suatu daerah ditinjau dari segi Keimigrasian. Direktorat Jenderal Imigrasi menyadari sepenuhnya bahwa untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut sangat membutuhkan dukungan dari setiap personil yang ada didalamnya, oleh karena itu Direktorat Jenderal Imigrasi senantiasa berupaya untuk menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kualitas dan kehandalan Sumber Daya Manusia secara berkelanjutan. Setiap personil Direktorat Jenderal Imigrasi harus tetap berpegang pada nilai-nilai yang terdapat dalam Panca Bhakti Insan Imigrasi yakni: Taqwa, Menjunjung Tinggi Kehormatan, Cendekia, Integritas Pribadi dan Inovatif. Hal ini berarti setiap insan Imigrasi menyadari bahwa kualitas pribadi akan mendukung secara langsung kualitas kerjanya. III.3 Visi dan Misi Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia III.3.1 Visi Visi dari Kantor Imigrasi Polonia Medan adalah menjadikan insan imigrasi yang professional, berwibawa dan berwawasan global, sedangkan misi dari kantor Imigrasi Polonia Medan adalah sebagai berikut : a. Melaksanakan pelayanan yang cepat. Universitas Sumatera Utara b. Memberikan kemudahan yang berkualitas dalam pelayanan terhadap masyarakat. c. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan orang asing dalam kerangka mengamankan serta menunjang pembangunan nasional III.3.2 Misi Misi dari Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan adalah melindungi Hak Asasi Manusia. III.3.3 Motto Yang menjadi motto dari Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan adalah Melayani Dengan Tulus. III.3.4 Janji Layanan Yang menjadi janji pelayanan dari Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan adalah: 1. Kepastian Persyaratan 2. Kepastian Biaya 3. Kepastian Waktu Penyelesaian III.4 Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan Struktur birokrasi yang ada dalam Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan yang terkait dengan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia antara lain adalah: Universitas Sumatera Utara a. Kepala Kantor Imigrasi Polonia Medan b. Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian c. Kepala Seksi Insarkom d. Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian e. Staf Tata UsahaKeuangan f. Staf Bagian Register dan Entry data g. Staf Bagian Sidik Jari h. Staf Bagian Foto III.5 Sistem Pelayanan Hukum di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan adalah salah satu instansi pemerintah yang kegiatannya adalah memberikan pelayanan terhadap masyarakat, pelayanan dalam hal memberikan segala urusan keimigrasian berupa: Visa, Izin Masuk Kembali, Izin Keluar Tidak Kembali, Surat Perjalanan Republik Indonesia, Tanda Bertolak, Tanda Masuk, Surat Keterangan Keimigrasian dan lain-lain yang diatur pada Undang-Undang No.9 tahun 1992 tentang Keimigrasian. Adapun sistem pelayanan hukum pada Kantor Imigrasi yang didasarkan kepada Materi Undang-Undang No.9 Tahun 1992 jika diklasifikasikan secara substansi ada lima pokok sistem kegiatan yakni meliputi: 1. Lalu lintas Keimigrasian, meliputi tiga aspek kegiatan a. Surat Perjalanan Republik Indonesia SPRI Ketentuan Pasal 37 Undang-Undang no. 9 Tahun 1992 mengatur tentang pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan SPRI, dimaksud dengan hal Universitas Sumatera Utara lain dijabarkan dalam peraturan pelaksanaan yang meliputi pemberian baru, penggantian, penolakan, penarikan, pembatalan, penanggulangan dan denda. Berdasarkan pasal 29 tersebut juga disebutkan bahwa SPRI terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Pasport Diplomatik, Pasport Dinas, Pasport Biasa, Pasport Haji, Pasport untuk Orang Asing, Surat Perjalanan Laksana Pasport SPLP untuk WNI, SPLP untuk Orang Asing dan SPLP Dinas. b. Pemeriksaan Keimigrasian Pemeriksaan masuk dan keluar orang asing maupun WNI dilakukan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi TPI, Pemeriksaan meliputi surat perjalanan, fisik, daftar awal alat angkut dan penumpang, daftar cekal, keadaan fisik penyakit menular dan mental gangguan jiwa, khusus terhadap orang asing memeriksa visa atau dibebaskan dari keharusan memiliki visa. Tempat Pemeriksaan Imigrasi terdiri dari: Bandar Udara, Pelabuhan Laut, dan Pos Lintas Perbatasan. c. Visa Ketentuan dasar mengenai visa tidak dirumuskan secara tegas dalam Undang- Undang, melainkan hanya disinggung bahwa setiap orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia wajib memiliki visa kecuali yang dibebaskan dari keharusan untuk itu. Ketentuan mengenai visa diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian dan menerangkan bahwa jenis visa terdiri dari: Visa Diplomatik, Visa Dinas, Visa Singgah, Visa Kunjungan, dan Visa Tinggal Terbatas. Universitas Sumatera Utara 2. Pengendalian Orang Asing, meliputi tiga aspek kegiatan: a. Perubahan keimigrasian Segala perubahan orang asing berkaitan dengan identitas diri, status sipil, kewarganegaraan, dan domisili. Sedangkan perubahan lain diatur dalam peraturan pelaksanaan yakni perubahan pekerjaan atau jabatan, sponsor keberadaan dan izin keimigrasian. b. Penelaahan status keimigrasian Menelaah kebenaran materil dari pada status anak, perkawinan, keberadaan, kegiatan dan kewarganegaraan dengan meneliti dokumen, surat dan petunjuk bukti yang ada, sehingga dapat menentukan status hukum yang sebenarnya. c. Izin keimigrasian Menetapkan legalitas keberadaan orang asing di Indonesia dengan memberikan izin keimigrasian dan berdasarkan Undang-Undang bahwa izin keimigrasian terdiri dari: izin singgah, izin kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap. Dalam peraturan pelaksanaan diatur tentang pemberian izin keimigrasian yang baru, perpanjangan provinsional dan penolakan izin keimigrasian. d. Izin Perjalanan Memberikan izin perjalanan terhadap orang asing pemegang izin tinggal terbatas dan tetap yang akan keluar dan masuk kembali ke wilayah Indonesia, berupa: izin masuk kembali satu kali perjalanan, izin masuk kembali beberapa kali perjalanan dan izin keluar tidak kembali. 3. Pengawasan keimigrasian, meliputi dua aspek kegiatan: a. Pengawasan Administrasi Universitas Sumatera Utara Melakukan pemeriksaan terhadap surat perjalanan, surat atau dokumen lain, daftar cekal, pemotretan,pengambilan sidik jari, dan pengelolaan data keimigrasian dalam memberikan perizinan keimigrasian baik di Tempat Pemeriksaan Imigrasi maupun di Kantor Imigrasi, terhadap WNI maupun Orang Asing. b. Pengawasan Operasional Melakukan kegiatan rutin dan operasi di lapangan dengan melakukan serangkaian penyelidikan berupa interview wawancara, observation observasi, Surveillance membuntuti, Underciver penyusupan dan penggunaan informan dalam mengawasi setiap orang, baik WNI maupun orang asing yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, mengawasi keberadaan dan kegiatan orang asing baik yang akan, sedang, atau telah terjadi perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, berbahaya bagi kemanan dan ketertiban umum, permusuhan terhadap rakyat dan negara kesatuan Republik Indonesia. 4. Penyidikan keimigrasian, meliputi tiga ketantuan, yaitu: a. Kewenangan penyidik Ketentuan Pasal 47 dan penjelasannya, merupakan dasar bagi penyidik imigrasi dalam melakukan penyidikan terhadap tindak pidana keimigrasian yang merupakan tindak pidana umum. b. Proses penyidikan meliputi: 1. Penyidikan keimigrasian Melakukan serangkaian kegiatan mencari tersangka, saksi, petunjuk dan surat yang merupakan alat bukti sebagai kelanjutan dari adanya laporan Universitas Sumatera Utara keimigrasian atau kejadian yang merupakan laporan masyarakat atau diketahui oleh penyidik imigrasi bahwa telah terjadi tindak pidana keimigrasian. 2. Penindakan Meliputi serangkaian kegiatan pemanggilan, perintah membawa tersangka, penagkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemotretan dan pengambilan sidik jari dengan dilengkapi Surat Perintah Penyidikan, Surat Perintah Tugas dan dibuatkan berita acara. 3. Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, saksi, surat, dan barang bukti lain dengan dibuatkan berita acara. 4. Penyelesaian dan penyerahan bekas perkara Meliputi kegiatan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara, tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum melalui penyidik Polri sebagai Korwas PPNS dengan dibuatkan surat tanda penerimaan dan berita acara. c. Ketentuan Pidana meliputi dua bagian, yaitu: 1. Kejahatan sebagaimana yang diatur dalam pasal 48, 49, 50, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, dan 59. 2. Pelanggaran sebagaimana diatur dalam pasal 51, 60, dan pasal 61. 5. Tindakan keimigrasian, meliputi empat aspek kegiatan: a. Pengelolaan hasil pengawasan dan atau penyidikan Temuan adanya perbuatan melanggar hukum hasil pengawasan dan bukti penyidikan dilakukan pengolahan dan penilaian sesuai sifat dan jenis Universitas Sumatera Utara pelanggaran, untuk menentukan tindakan keimigrasian yang tepat dikenakan terhadap si pelanggar hukum. b. Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, saksi dan barang bukti hasil pengawasan dengan dibuatkan berita acar, sedangkan hasil penyidikan dan perkara sudah mendapat putusan serta telah mempunyai kekuatan hukum tetapi tidak perlu lagi pemeriksaan, hanya diperlukan identifikasi terhadap mantan terpidana orang asing dengan merujuk surat perjalanan, surat atau dokumen lain dan putusan hukum, sehingga tidak mengalami kesalahan dalam pelaksanaan tindakan keimigrasian pada seseorang. c. Penindakan Melakukan suatu tindakan hukum administrasi terhadap orang yang tidak menaati peraturan dan atau melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari: 1. Warga negara Indonesia, berupa: cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan Surat Perjalanan Republik Indonesia. 2. Orang asing, berupa: cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya beban, deportasi, pengkarantinaan, pembatasanpembatalanperubahan izin keberadaan, larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu. 3. Penanggung jawab alat angkut, berupa: biaya beban, membawa kembali orang asing yang tidak diberi izin masuk untuk tetap tinggal atau diisolasi di alat angkut. Universitas Sumatera Utara III.6 Produk yang Dihasilkan Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan Kantor Imigrasi Polonia Medan menghasilkan produk baik bagi Warga Negara Indonesia WNI maupun Warga Negara Asing WNA yang juga dihasilkan oleh Kantor Imigrasi yang sama untuk seluruh Indonesia yaitu sebagai berikut Salman,2005 : 1. Pelayanan bagi Warga Negara Indonesia WNI yang terdiri dari : a. Surat Perjalanan Republik Indonesia paspor. b. Pemberian tanda bertolak atau masuk. 2. Pelayanan bagi Warga Negara Asing WNA yang terdiri dari: a. Pemberian Dokumen Keimigrasian DOKIM, yaitu berupa : 1. Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS KITAS diberikan kepada orang asing yang tinggal di wilayah Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas. KITAS ini juga diberikan kepada orang asing yang masuk ke Indonesia dengan menggunakan Visa Tinggal Terbatas, seperti untuk penanaman modal, bekerja sebagai tenaga ahli, rohaniawan, mengadakan penelitian ilmiah dan lain-lain yang disetujui oleh Pemerintah Republik Indonesia dan bermanfaat bagi Negara. Selain itu KITAS juga dapat diberikan kepada isteri atau anak yang belum berusia 18 tahun dan belum kawin untuk mengikuti suami atau orang tuanya yang telah mendapatkan izin tinggal terbatas. KITAS juga diberikan kepada anak orang asing yang mengikuti status ayahnya yang belum mendapat izin Keimigrasian, sedangkan ibunya adalah Warga Negara Indonesia. Universitas Sumatera Utara 2. Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP Diberikan kepada orang asing untuk tinggal menetap di Indonesia yang telah memiliki surat keterangan kependudukan dan orang asing pemegang KITAS yang telah diperpanjang sampai dengan masa yang telah ditentukan. 1 Pemberian perpanjangan izin tinggal yang meliputi : a Visa Kunjungan Usaha VKU. b Visa Kunjungan Sosial Budaya VKSB. c Visa Kunjungan Wisata VKW. 2 Pemberian EXIT Reentry Permit, yaitu izin orang asing pemegang KITAS dan KITAP yang meliputi : a Mulitiple Exit Reentry PermitMERP yaitu izin masuk dan keluar ke wilayah Indonesia dengan beberapa kali perjalanan dalam batas waktu yang telah ditentukan. b Single Exit Reentry Permit SERP yaitu izin masuk dan keluar ke wilayah Indonesia untuk satu kali perjalanan. c Exit Reentry Only EPO yaitu izin yang diberikan untuk meninggalkan Indonesia dan tidak kembali. 3 Pendaftaran Orang asing POA diberikan kepada orang asing yang berada di Indonesia lebih dari 3 tiga bulan. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENYAJIAN DATA Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara dan penyebaran kuesioner serta pengamatan maka diperoleh data dari informan atau responden dalam kaitannya dengan Efektivitas Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan. Penyajian data berisikan karakteristik responden dan data dari variabel penelitian mengenai Efektivitas Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan. Proses pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan: 1. Data diperoleh dengan melakukan wawancara kepada Kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan, Kepala Urusan Umum, Pegawai pada bagian loket, pegawai pada bagian input data, pegawai pada bagian foto dan sidik jari, dan pegawai pada bagian wawancara 2. Data berikutnya diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat sebagai pemohon pembuatan Surat Perjalanan Republik Indonesia sebanyak 22 orang. Data hasil wawancara, penulis sajikan dalam bentuk tidak langsung dengan maksud agar data yang diperoleh lebih terfokus pada permasalahan yang diteliti, sedangkan data hasil penyebaran kuesioner penulis sajikan dalam bentuk tebel tunggal tebel frekuensi yang dibagi atas dua bagian, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Distribusi Frekuensi jawaban identitas responden 2. Distribusi Frekuensi jawaban responden atas Efektivitas Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Imigrasi Kelas 1 Polonia Medan. Data yang disajikan kemudian dianalisis secara kualitatif.

IV.1 Karakteristik Responden

Dokumen yang terkait

Analisis Pembaharuan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian Dalam Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 52 144

Pelayanan Sosial Yayasan Agape Dalam Meningkatkan Keterampilan Anak Jalanan (Studi Deskriptif Program Pelayanan Yayasan Agape Medan).

5 65 129

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 10 77

PROSEDUR PELAYANAN PENERBITAN SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA (PASPOR) DI KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA.

0 0 10

Prosedur pelayanan pembuatan paspor spri ( surat perjalanan republik indonesia ) di kantor imigrasi kelas 1 Yogyakarta COVER

0 0 17

Prosedur Pelayanan Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (Paspor) di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta IMG 20150928 0001

0 0 1

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 4 6

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 0 1

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 0 26

Analisis Efektivitas Pelayanan Publik Dalam Penerapan Sistem Penerbitan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) Di Kantor Imigrasi Klas I Polonia Medan

0 0 1