7
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris Nazir, 1988:182.
Berdasarkan dari permasalahan yang diteliti mengenai stres kerja, hipotesis yang diajukan adalah: “ Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas kerja
karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui variabel stres kerja manakah yang paling dominan
dalam mempengaruhi kualitas kerja karyawan. b.
Untuk mendapatkan bukti variabel stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kualitas kerja karyawan.
2. Manfaat penelitian
a. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam
mengetahui stres kerja. b.
Memberikan masukan untuk PT. Perkebunan Nusantara III PERSERO Medan dan bagi perusahaan lain tentang stres kerja yang berhubungan
dengan kualitas kerja karyawan. c.
Sebagai masukan serta sumbangan pemikiran bagi pihak yang ingin melakukan penelitian mengenai stres kerja.
Universitas Sumatera Utara
8
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Menurut Robbins 2003:378 ada 3 tiga faktor-faktor yang menjadi penyebab stres kerja antara lain yaitu:
a. Faktor lingkungan, seperti : ketidakpastian ekonomi,
ketidakpastian politik, ketidakpastian teknologi. b.
Faktor organisasi, seperti: struktur organisasi, tuntutan tugas, waktu kerja dan tuntutan sarana.
c. Faktor individu, yakni : masalah keluarga, ekonomi, dan
kepribadian. Dalam penelitian ini penulis membahas tentang keterkaitan antara stres
kerja yang berasal dari organisasi dengan kualitas kerja karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III PERSERO Medan. Dengan respondennya adalah
karyawan bagian Tanaman.
2. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian
ini defenisi operasional variabel adalah sebagai berikut: a.
Stres kerja Menurut Robbins 2002:318 stres kerja merupakan kondisi dinamis
dimana seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan, atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dia capai dalam kondisi
penting dan tidak menentu. Stres kerja disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
9 1.
Tanggung Jawab X
1
Dalam kaitannya dengan keputusan, struktur organisasi harus jelas menggambarkan siapa yang berwewenang dalam mengambil keputusan.
Pembagian tugas job description harus bisa menjelaskan fungsi dan peran dari masing-masing karyawan sehinggga tidak adanya tugas yang tumpang tindih yang
menyebabkan tidak efektif dan efisien. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang dalam keseluruhan anggota organisasi.
2. Waktu Kerja X
2
Karyawan dituntut untuk segera menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Karyawan mempunyai tekanan untuk menghindari
kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang terbatas. 3.
Beban Kerja X
3
Beban kerja adalah keadaan dimana karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu tinggi. b.
Kualitas Kerja Y Menurut Schuler 1999:232 kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber
daya manusia, antara lain yakni ; pengetahuan knowledge, ketrampilan skill dan kemampuan abilities.
Menurut Flippo 1995:28 berpendapat tentang kulaitas kerja sebagai berikut meskipun setiap organisasi berbeda pandangan tentang standar dari
kualitas kerja, tapi pada intinya efektivitas dan efisiensi menjadi ukuran yang umum. Sehinggga dapat dikatakan bahwa inti dari kulaitas kerja adalah suatu hasil
yang dapat diukur dengan efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
10 oleh sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan
perusahaan dengan baik. Tabel 1.2
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Indikator
Skala Pengukuran
1 Tanggung jawab X
1
Tugas sesuai wewenang, tanggung jawab dan wewenang
seimbang Skala Likert
2 Waktu Kerja X
2
Tepat waktu, menggunakan waktu dengan baik
Skala Likert
3 Beban Kerja X
3
Tugas dikerjakan dengan, baik mampu bekerja sendiri
Skala Likert
4 Kualitas Kerja Y Pengetahuan, ketrampilan,
kemampuan dan kompetensi Skala Likert
Sumber: Robbins 2002:318, Schuler 1999:232 diolah
3. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah skala Likert Sugiyono, 2004:86 sebagai alat untuk mengukur sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang diuji akan diberikan skor pada setiap jawaban.
Skala Likert menggunakan 5 tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel 1.3. Tabel 1.3
Instrumen skala Likert
No Pertanyaan Skor 1
Sangat Setuju SS 5
2 Setuju S
4 3 Ragu-ragu
RG 3
4 Tidak Setuju TS
2 5
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono 2004:86
Universitas Sumatera Utara
11
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III PERSERO Medan yang berlokasi di Jl. Sei.Batang Hari No.2 Medan dari bulan Oktober
2007 sampai dengan Juni 2008.
5. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah karyawan PT. Perkebunan Nusantara III PERSERO Medan bagian Tanaman yang berjumlah
49 orang. Menurut Arikunto 2002:112, apabila subjeknya besar atau lebih besar dari 100 orang dapat diambil 20-25 . Sedangkan karyawan bagian tanaman
berjumlah lebih kecil dari 100 orang maka penulis mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel.
6. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu tentang penyebab dan gejala-gejala
stres kerja. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan karyawan serta hasil proses penilaian karyawan yang menjadi populasi kuesioner penelitian,
sedangkan data sekunder meliputi data mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi dan uraian tentang perusahaan, jumlah karyawan, buku-buku ilmiah
dan literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Teknik Interview
Universitas Sumatera Utara
12 Data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara dengan beberapa
karyawan bagian tanaman untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
b. Angket kuesioner
Tehnik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk dijawab, kemudian dari setiap pertanyaan ditentukan skornya
untuk setiap jawaban dengan menggunakan skala Likert. c. Studi Dokumentasi
Informasi yang dikumpulkan dengan cara mengumpulkan data-data lapangan mengenai stres kerja serta data-data yang relevan dengan penelitian
baik dari perusahaan maupun yang berasal dari buku-buku literatur.
8. Metode Analisis Data
Penulis menggunakan beberapa tahapan analisis data yang disesuaikan dengan data yang tersedia antara lain:
a. Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan dengan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran
yang jelas melalui pengumpulan, menyusun dan menganalisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum perusahaan yang diteliti Umar, 2007:23.
b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Penulis menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda multiple linear regression Sugiyono,2004:211. Data
pada penelitian ini merupakan data ordinal, antara lain: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e
Universitas Sumatera Utara
13 dimana:
Y = Variabel kualitas kerja a = Konstanta
X
1
= Tanggung jawab X
2
= Waktu kerja X
3
= Beban kerja e = Standar error
b
1
, b
2
, b
3
, = Koefisien regresi pengujian model regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas X
1
, X
2
, dan X
3
terhadap variabel terikat Y. Namun sebelum model dikatakan layak digunakan maka harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat atau keduanya mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal Gudjarati, 2001:213. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.
2. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka
dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Uji ini menggunakan
kriteria Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan bila VIF 5
Universitas Sumatera Utara
14 terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila VIF 5 tidak
terdapat masalah multikolinearitas yang serius Gudjarati, 2001:211. 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas, jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas Gudjarati, 2001:214. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat menggunakan Uji ini dapat menggunakan Uji Glejser.
Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Statistical Product and
Service Solution 12.0 For Windows. Dalam analisis regresi ada 4 empat jenis kriteria ketepatan yaitu:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas ini dilakukan untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan
kuesioner. Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan
kuesioner menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama pada responden.
Universitas Sumatera Utara
15 2.
Uji Signifikan Simultan Uji F Uji F yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh stres
sebagai variabel independen terhadap kulaitas kerja karyawan sebagai variabel dependen, dengan rumus hipotesis :
Ho : b
1
= b
2
= b
3
= 0, artinya variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
secara serentak tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y.
Ha : b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ 0, artinyavariabel bebas X
1
, X
2
, X
3
secara serentak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan
keputusan adalah: Ho diterima jika F
hitung
t
tabel
pada α = 5
Ha diterima jika F
hitung
t
tabel
pada α = 5
3. Uji Signifikan Individual Uji t
Uji t yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan rumusan hipotisis
sebagai berikut: Ho : b
1
= 0 artinya variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
Ho : b
1
≠ 0 artinya variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat Y
Kriteria pengambilan keputusan: Ho diterima jika F
hitung
t
tabel
pada α = 5
Ha diterima jika F
hitung
t
tabel
pada α = 5
4. Koefisien Determinasi R
2
Universitas Sumatera Utara
16 Identifikasi Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika determinan R
2
semakin besar atau mendekati 1 satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinan R
2
semakin kecil atau mendekati 0 nol maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas X
1
, X
2
, X
3
terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
17
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Zuhrina 2006 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan di Lembaga Pendidikan Perkebunan LPP Kampus
Medan, menyatakan bahwa: 1.
Variabel stres kerja konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karekteristik tugas, dukungan kelompok dan pengaruh kepemimpinan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2.
Beban kerja merupakan variabel stres kerja yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja karyawan.
1. Pengertian Stres Kerja
Stres mempengaruhi emosi dan suasana hati seseorang. Sebagai contoh, di tempat kerja, kejadian sehari-hari yang menimbulkan stress tengat waktu yang
tidak masuk akal, teguran dari atasan dan seterusnya, juga pengaruh dari stres yang tertumpuk dari waktu ke waktu Robbins, 2008:25.
Sebagai definisi dapat dikatakan bahwa stres kerja merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik
seseorang Siagian, 2007:300. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada
ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun diluarnya. Artinya karyawan yang
Universitas Sumatera Utara
18 bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya
berpengaruh pada kualitas kerja. Para ahli mengatakan bahwa stres kerja dapat timbul sebagai akibat
tekanan atau ketegangan yang bersumber dari ketidakselarasan antara seseorang dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, apabila sarana dan tututan tugas
tidak selaras dengan kebutuhan dan kemampuan seseorang, ia akan mengalami stres kerja.
Menurut Robbins 2003:376 mendefinisikan bahwa: “Stres kerja adalah suatu kondisi dinamik yang di dalamnya seorang
individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala constraints atau tuntutan demands yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dengan
yang hasilnya dipersepsikan sebagi tidak pasti dan penting.”
Stres kerja mengakibatkan kelelahan kerja, seringkali tanda awal dari stres
kerja adalah suatu perasaan bahwa dirinya mengalami kelelahan emosional terhadap pekerjaan-pekerjaan. Bila diminta menjelaskan apa yang dirasakan,
seorang karyawan yang lelah secara emosional akan berkata ia merasa kehabisan tenaga dan lelah secara fisik.
Ada beberapa aspek dalam stres kerja antara lain: a.
Kelelahan Emosional Kelelahan emosional yang gawat dapat sangat melemahkan baik di dalam
maupun diluar pekerjaan, sehingga orang-orang yang mengalami hal itu harus mencari cara untuk mengatasinya. Satu cara yang umum mengatasi hal tersebut
adalah dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan mengurangi keterlibatan pribadi terhadap persoalan-persoalan mereka.
Universitas Sumatera Utara
19 b.
Perasaan tidak mampu Bila digabungkan dengan kelelahan emosional, perasaan tidak mampu
akan menurunkan motivasi sampai suatu titik dimana kualitas kerja karyawan akan menurun yang akhirnya menuju kepada kegagalan lebih lanjut.
2. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja
Bentuk yang paling nyata stres kerja meliputi “empat S”, perubahan organisasi, tingkat kecepatan kerja, lingkungan fisik, pekerja yang rentan terhadap
stres Schuler,1999:233 a.
Empat S Penyebab umum stress bagi hanya pekerja adalah supervisor atasan,
salary gaji, security keamanan dan safety keselamatan. Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang
lebih tinggi adalah penyebab utama stres yang dikaitkan pekerja dengan supervisor.
Gaji adalah penyebab stres bila dianggap tidak diberikan secara adil. Banyak karyawan merasa mereka dibawah non rendah dibandingkan dengan
rekan-rekan mereka. Para karyawan mengalami stres kerja ketika merasa tidak pasti apakah
mereka tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi banyak karyawan rendahnya keamanan kerja bahkan lebih
menimbulkan stres kerja dari rendahnya keselamatan kerja. Ketika tekanan produksi meningkat ketakutan mengenai keselamatan
tempat kerja dapat meningkat sampai ke titik dimana produksi justru semakin
Universitas Sumatera Utara
20 menurun. Hal ini, pada gilirannya dapat mengarah kepada suatu lingkaran setan
yang tidak produktif bagi para karyawan dan juga perusahaan. b.
Perubahan Organisasi Perubahan yang dibuat oleh perusahaan biasanya melibatkan sesuatu yang
penting dan disertai ketidak pastian. Banyak perubahan dibuat tanpa pemberitahuan.
Walaupun kabar-kabar burung sering beredar bahwa akan ada perubahan, bentuk perubahan yang pasti hanya sebatas spekulasi. Orang-orang was-was
apakah perubahan tersebut akan mempunyai dampak kepada mereka, barangkali dengan mengganti mereka, atau menyebabkan mereka dipindahkan. Akibatnya,
banyak karyawan menderita gejala-gejala stres kerja. c.
Tingkat Kecepatan Kerja Tingkat kecepatan kerja dapat dikendalikan oleh mesin atau manusia.
Kecepatan kerja ditentukan oleh mesin memberikan kendali atas kecepatan pelaksanaan dan hasil pekerjaan kepada sesuatu selain manusia. Kecepatan yang
ditentukan oleh manusia memberikan kendali kepada manusia. Akibatnya sangat besar, karena pekerja tidak dapat memuaskan kebutuhan
yang penting untuk mengendalikan situasi. Menurut laporan, para pekerja yang bekerja pada pekerjaan-pekerjaan dengan kecepatan yang ditentukan oleh mesin
merasa lelah diakhir giliran mereka, dan tidak dapat bersantai segera setelah bekerja karena pengeluaran adrenalin yang meningkat selama bekerja.
d. Lingkungan Fisik
Walaupun otomatisasi kantor adalah suatu cara meningkatkan produktivitas, hal itu juga mempunyai kelemahan-kelemahan yang berhubungan
Universitas Sumatera Utara
21 dengan stres kerja. Suatu aspek otomatisasi kantor yang mempunyai karekteristik
berkaitan dengan stres adalah Video Display Terminal VOT: Swedia dan Norwegia telah mengambil banyak tindakan yang berhubungan dengan peralatan
ini. Aspek lain lingkungan kerja yang berkaitan stres adalah tempat kerja yang sesak, kurangnya kebebasan pribadi, dan kurangnya pengawasan.
e. Pekerja Yang Rentan Stres
Manusia memang berbeda dalam meberikan respon terhadap penyebab stres kerja. Perbedaan klasik adalah yang disebut perilaku tipe A dan perilaku tipe
B. orang-orang dengan perilaku tipe A suka melakukan hal-hal menurut cara mereka sendiri, mau mengeluarkan banyak tenaga untuk memastikan bahwa
tugas-tugas yang sangat sulit pun dikerjakan dengan cara yang mereka sukai. Orang-orang tipe A menghabiskan sebagian besar waktunya mengarahkan energi
kepada hal-hal yang tidak biasanya dalam lingkungan. Orang-orang dengan perilaku tipe B umumnya toleran. Mereka tidak
mudah frustasi atau marah dan mereka juga tidak menghabiskan banyak energi dalam memberikan respon terhadap hal-hal yang tidak sesuai. Orang-orang tipe B
merupakan supervisor yang hebat. Mereka mungkin akan memberikan kebebasan yang besar kepada bawahannya tetapi juga mungkin tidak akan memberikan
dukungan ke atas yang diperlukan untuk kepemimpinan yang efektif.
3. Kualitas Kerja
Menurut Schuler 1999:232Kualitas kerja mengacu pada kualitas sumber daya manusia yakni antara lain:
Universitas Sumatera Utara
22 a.
Pengetahuan knowledge, yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelijensi dan daya fikir serta pengeuasaan ilmu yang
luas yang dimiliki karyawan. b.
Ketrampilan skill, kemampuan dan penguasaan teknis operasional di bidang tertentu yang dimiliki karyawan.
c. Abilities yaitu kemampuan yang terbentuk dari sejumlah kompetensi yang
dimiliki seorang karyawan yang mencakup loyalitas, kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.
Menurut Flippo terdapat empat cara untuk meningkatkan kualitas kerja, yaitu:
a. Memantau tingkat keselamatan kerja.
Mewajibkan perusahaan untuk menyimpan catatan insiden-insiden kecelakaan dari kasus penyakit yang terjadi dalam perusahaan.
b. Mengendalikan stres dan kelelahan kerja Semakin banyak perusahaan memberikan program pelatihan yang dirancang
untuk membantu para karyawan mengatasi stres yang diakibatkan oleh pekerjaan.
c. Mengembangkan kebijakan-kebijakan kesehatan kerja. d.
Menciptakan program-program kebugaran. Menurut Sunu dalam Flippo,1995:91 menyatakan bahwa penting untuk
menciptakan lingkungan untuk meningkatkan kualitas kerja, yakni: a.
Tanggung jawab dan kepentingan pimpinan untuk menciptakan lingkungan bagi peningkatan kualitas.
Universitas Sumatera Utara
23 b.
Nilai, sikap dan perilaku yang disetujui bersama diperlukan untuk meningkatkan mutu.
c. Sasaran peningkatan kualitas yang diterapkan oleh organisasi.
d. Komunikasi terbuka dan kerja sama tim baik
e. Pengakuan dapat mendorong tindakan yang sesuai dengan nilai, sikap dan
perilaku untuk meningkatkan mutu.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III Persero berasal dari Perusahaan Perkebunan milik bangsa asing yang dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada
tahun 1957 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara PPN. Setelah mengalami beberapa kali perubahan reorganisasiregrouping, maka pada tahun 1968 direorganisasi
menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP, dan pada tahun 1974 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT Perkebunan Persero. Pada tahun 1994
diadakan penggabungan manajemen PT Perkebunan III, IV, dan V Persero yang dikelola oleh Direksi PT Perkebunan III.
Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 diadakan peleburan Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan III, PT Perkebunan IV dan
PT Perkebunan V menjadi : Nama
: Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara III disingkat dengan
PT Perkebunan Nusantara III Persero Alamat
: Jl. Sei Batang Hari No. 2 Medan – 20122 Telepon
: 8452244-8453100 Fax
: 8455177-8454728 Email
: ptpn3indosat.net.id Telex
: 51607 ptpn3 Mdn
Universitas Sumatera Utara
25
B. Struktur Organisasi Perusahaan