dan perundang-undangan dari pemerintah khususnya pasca krisis moneter, dimana pengawasan perbankan terus diperketat. Dalam menghimpun dana perbankan, bank
diwajibkan menyediakan giro wajib minimum, cadangan primer, cadangan sekunder, bagi kelancaran operasional bank dan kesehatan bank tersebut.
IV.2.2. Pembahasan Hasil Uji Parsial
Secara parsial variabel tabungan dan deposito berpengaruh signifikan terhadap penyaluran dana perbankan Y syariah di Indonesia, sedangkan variabel giro dan
NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran dana perbankan Y syariah di
Indonesia, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistyani 2002 yang meneliti
pengaruh dana pihak ketiga berupa giro, tabungan, deposito terhadap penyaluran kredit pada Bank Pembangunan Jawa Timur.
Dalam penelitiannya
variabel giro tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan variabel tabungan dan deposito berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit pada PT. Bank Pembangunan Jawa Timur. Dan ini juga sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 menyebutkan bahwa dana yang terhimpun dari
masyarakat akan digunakan untuk pendanaan sektor riil melalui penyaluran kredit dan untuk meningkatkaan taraf hidup masyarakat banyak.
Secara parsial variabel deposito berpengaruh lebih dominan dari pada variabel yang lain dengan arti variabel deposito lebih menentukan dalam meningkatkan
penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia. Deposito adalah dana yang paling stabil dalam hal penghimpunan dana pihak ketiga, maka perbankan lebih banyak
Universitas Sumatera Utara
mengambil dana untuk disalurkan dari pos deposito, karena dana ini mengendap sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan, dan akan memiliki waktu yang
cukup untuk menyalurkan dana tersebut kepada pembiayaan, investasi dan modal kerja, karena tidak akan ditarik sebelum jatuh tempo, dalam perbankan syariah
deposito menerapkan akad Mudharabah. Variabel tabungan secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia. Tabungan termasuk dana yang stabil dan bank lebih mudah menghimpunnya, karena syarat untuk membuka
tabungan relatif mudah dan murah, maka rekening tabungan sangat disukai masyarakat, terutama masyarakat dari golongan menengah kebawah.
Dalam perbankan syariah ada dua akad tabungan yaitu akad tabungan sebagai wadiah mengikuti prinsip yad adh dhamanah dan tabungan dengan prinsip
mudharabah sesuai dengan tinjauan pustaka diatas. Tabungan dengan prinsip mudharabah lebih disukai masyarakat, karena adanya pembagian hasil antara bank
dan nasabah Antonio: 2001. Sedangkan variabel NPF secara parsial menunjukkan hubungan negatif tetapi
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia, hasil ini sama dengan penelitian Fransisca dan Siregar 2008, dimana
variabel NPF tidak dapat memprediksi volume kredit. bank yang go publik di Indonesia, walaupun NPF tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
tetapi bank dalam penyaluran dana tidak boleh mengabaikan NPF karena berpengaruh pada tingkat likuiditas bank serta cadangan yang ingin disisihkan. Tinggi
Universitas Sumatera Utara
rendahnya NPF suatu bank dipengaruhi oleh kehati-hatian dalam menganalisis pembiayaan yang akan dikucurkan bank. Dalam hal ini bank harus memperhatikan
dan menganalisis secara akurat karakter nasabah, kualitas dan stabilitas cashflow nasabah, partisipasi dan kecukupan modal, serta kecukupan jaminan Surbakti:
2005. Perbankan syariah di Indonesia telah berhasil dalam menghimpun DPK giro,
tabungan, deposito serta mengelola penyalurannya. terbukti dengan tingginya rasio FDR perbankan syariah lihat tabel I.2 akan tetapi tigginya FDR tidak diikuti arah
kebijakan kepada pengembangan sektor riil dan investasi jangka panjang, terbukti masih tingginya persentase penyaluran dana perbankan syariah pada produk yang
menggunakan akad Murabahah jual beli dibanding dengan akad Musyarakah dan Mudharabah yang sifatnya modal kerja dan Investasi lihat tabel 1.3. Penyaluranan
dana ke sektor Murabahah memang memiliki resiko yang lebih kecil dibanding dengan penyaluran dana ke sektor Murdharabah dan musyarakah terbukti bahwa NPF
rata-rata perbankan syariah masih dibawah 5.Bank Indonesia : 2008 Sedangkan variabel giro tidak mempunyai pengaruh terhadap penyaluran dana
karena giro sifatnya labil dan merupakan dana yang cukup murah jika dibandingkan deposito dan tabungan, namun bank harus menyediakan likuiditas yang tinggi untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Sulistyani 2002 Jika kita perhatikan data diatas, rata-rata dana giro
mengendap sebesar Rp.890.000,00 dalam jutaan rupiah dengan standart deviasi sebesar Rp. 569.922,17301 dalam jutaan. Maka peluang mengoptimalkan
Universitas Sumatera Utara
penggunaan dana tersebut untuk disalurkan sangat tinggi, oleh karana fluktuasi dana tersebut cukup tinggi maka sangat sedikit sekali dana ini yang disalurkan untuk
pembiayaan, paling tidak hanya untuk pembiayaan jangka pendek, penempatan antar bank, untuk kas di Bank Indonesia, pembelian Surat Wadiah Bank Indonesia SWBI,
giro bank lain, atau surat berharga jangka pendek. Pada umumnya bank hanya mempergunakan dana ini untuk menjaga likuiditas bank, maka kontribusi untuk
pendapatan sangat kecil sekali. Giro dalam perbankan syariah menerapkan akad Yad adh Dhamanah dan Yad al Amanah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan atas hasil penelitian yang diperoleh melalui uji hipotesis, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Secara serempak DPK yaitu giro, tabungan, deposito serta Non Performing
Financing berpengaruh terhadap penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia periode tahun 2005 hingga 2008. dengan tingkat pengaruh yang sangat signifikan.
Dalam hal ini, berarti pihak manajemen penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia telah berhasil dalam menghimpun dan menyalurkan DPK yaitu giro,
tabungan, deposito serta mengelola Non Performing Financing pada perbankan syariah di Indonesia.
2. Secara parsial variabel tabungan dan deposito berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia periode tahun 2005 hingga 2008. sedangkan variabel giro dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia periode tahun 2005 hingga 2008.
V.2. Keterbatasan Penelitian
1. Giro dan NPF tidak mampu menjelaskan penyaluran dana perbankan syariah di Indonesia. Dalam hal ini kemampuan perbankan syariah untuk menghimpun dana
dalam bentuk giro masih terbatas dikarenakan sifat dan prinsip-prinsip
79
Universitas Sumatera Utara