KPPM = Ketersediaan Pangan Minggu Normal
KPPP = Ketersediaan Pangan Bulan Puasa
KPPIF = Ketersediaan Pangan Idul Fitri
KPPIA = Ketersediaan Pangan Idul Adha
KPPNTB = Ketersediaan Pangan Natal Tahun Baru
Tabel Koefisien Peningkatan Penyediaan Pangan Pokok Menjelang HBKN
No. Komoditas
Total Peningkatan Penyediaan Hari Raya Keagamaan Puasa
Idul Fitri NatalTahun
Baru Idul Adha
1 Beras
0.16 0.32
0.12 0.01
2 Gula Pasir
0.37 1.36
0.09 0.07
3 Minyak Goreng
0.22 0.89
0.22 0.04
4 Telur Ayam
0.33 1.25
0.42 0.17
5 Kacang Tanah
0.44 2.35
0.52 0.15
6 Bawang Merah
0.27 1.54
0.28 0.57
7 Cabe Merah
0.38 2.81
0.30 0.49
8 Daging Ayam
0.35 3.99
0.36 1.06
9 Daging Sapi
0.76 2.48
0.76 0.63
BKP, 2010
3. 4 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah – istilah dalam penelitian dan untuk mengetahuinya, maka dibuat defenisi dan
batasan Operasional Sebagai Berikut :
Definisi 1.
Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa.
2. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau.
3. Ketersediaan pangan adalah tersedianya pangan dari hasil produksi dalam
negeri dan atau sumber lain. 4.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada
pedagang untuk memperoleh barang yang diinginkan, dinyatakan dalam
satuan rupiah Rp. 5.
Impor pangan adalah memperoleh bahan pangan dari luar negeri. 6.
Prognosa adalah suatu perkiraan, rencana atau kebutuhan yang akan
disiapkan untuk ketersediaan berbagai macam kebutuhan baik itu pangan, makanan dan bahan lainnya yang dapat menjamin tercukupinya
pemenuhan kebutuhan mendatang. 7.
Ketersediaan untuk dikonsumsi adalah produksi dalam negeri komoditas
pangan dikurangi dengan kebutuhan untuk pakan ternak, dikurngi dengan kebutuhan untuk benihbibit untuk kesinambungan hasil produksi
berikutnya, dikurangi dengan tercecer. Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di kota Medan secara purposive dengan memperoleh
dari data instansi yang terkait dengan penelitian. 2.
HBKN yang diteliti adalah dari Perayaan umat Muslim dan Kristiani. 3.
Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2012 4.
Pangan yang diteliti adalah Gula Pasir, Cabai Merah, Telur, Beras, Daging Ayam kacang tanah, bawang merah, minyak goreng dan Daging Sapi.
5. Sampel yang diteliti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Pertanian, Badan Pusat Statistik, dan Badan Ketahanan Pangan.
VI. DESKRIPSI WILAYAH
Kota Medan adalah ibu kota
provinsi Sumatera Utara
, Indonesia
. Kota ini merupakan kota terbesar di Pulau
Sumatera . Kota Medan merupakan pintu
gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata
Brastagi di daerah dataran tinggi
Karo ,
objek wisata Orangutan
di Bukit Lawang
, Danau Toba
. 4.1. SEJARAH KOTA MEDAN
Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi
pada tahun 1590
. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833
menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak
beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun
1886 , Medan secara resmi
memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di
luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang
Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa. Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi
besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa
dan Jawa
sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880
perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari
mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-
orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang
Minangkabau ,
Mandailing dan
Aceh . Mereka datang ke Medan bukan untuk
bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru
dan ulama
. Sejak tahun
1950 , Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal,
dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974
. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir
delapan belas kali lipat.
4.2. PEMERINTAHAN
Kota Medan dipimpin oleh seorang wali kota
. Saat ini, jabatan wali kota Medan dijabat oleh
Rahudman Harahap dengan jabatan wakil wali kota dijabat
oleh Dzulmi Eldin. Wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan
dan 151 kelurahan
. 1.
Medan Tuntungan 11. Medan Helvetia
2. Medan Johor
12. Medan Petisah 3.
Medan Amplas 13. Medan Barat
4. Medan Denai
14. Medan Timur 5.
Medan Area 15. Medan Perjuangan
6. Medan Kota
16. Medan Tembung 7.
Medan Maimun 17. Medan Deli
8. Medan Polonia
18. Medan Labuhan 9.
Medan Baru 19. Medan Marelan
10. Medan Selayang
20. Medan Sunggal
4.3. GEOGRAFI
Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan
kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3°
30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5
meter di atas permukaan laut. Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
Utara : Selat Malaka
Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Barat : Kabupaten Deli Serdang
Timur : Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam SDA, khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan.
Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara,
Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai
kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan
perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri
ekspor-impor. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota
Medan saat ini.
4.4. DEMOGRAFI
Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar
dari pria, 1.010.174 jiwa 995.968 jiwa. Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan
mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010
, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan
1.068.659 perempuan. Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang
1.377.751 jiwa berusia produktif, 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan
demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.
Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami peningkatan—tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2000 adalah
0,09 dan menjadi 0,63 pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.
Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di
Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan
Timur. Pada tahun 2004
, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa
, dan suku- suku dari
Tapanuli Batak
, Mandailing
, Karo
. Di Medan banyak pula orang keturunan
India dan
Tionghoa . Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki
populasi orang Tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah
masjid ,
gereja dan
vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul
Arifin dikenal sebagai Kampung Keling
, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
4.5. KEHIDUPAN SOSIAL Pekerjaan
Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha
Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis
Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan
pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh suku Minangkabau.
Pola Pemukiman
Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota,
banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75 dari mereka tinggal di sekitar
pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang
Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk
menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.
4.6. Ketersediaan Pangan Kota Medan
Ketersediaan pangan mencakup terpenuhinya pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan, perdagangan pangan dan
stok pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok
yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah. Ketersediaan pangan berfungsi menjamin produksi, stok, dan impor pangan secara bersama-sama dapat
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin
penduduk dapat menjangkau kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.
Mengetahui ketersediaan pangan suatu daerah dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah produksi pangan strategis domestik, stok pangan yang
dikeluarkan, dan impor ekspor pangan darike Kota Medan. Perhitungan ketersediaan pangan wilayah ini sangat penting dilakukan untuk melihat surplus
tidaknya pangan di suatu daerah tertentu. Dengan diketahuinya jumlah ketersediaan ini, antisipasi untuk menjaga ketahanan pangan dalam aspek
ketersediaan dapat dilakukan sejak dini. Ketersediaan energi menurut Angka Kecukupan Gizi sebesar 2200 Kkalkaphari dan protein sebesar 57 grkaphari.
Komoditas pangan yang sangat vital meliputi beras, jagung, cabai merah, gula pasir, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, dan minyak
goreng. Komoditas pangan ini merupakan komoditas pangan strategis dikarenakan pola konsumsi penduduk Kota Medan lazim menggunakan bahan pangan ini yang
sudah menjadi budaya di masyarakatnya. Dalam pemenuhan ketersediaannya, komoditas pangan ini umumnya bersumber dari impor pangan dari luar Kota
Medan mengingat produksi pangan yang dihasilkan di Kota Medan jauh dibawah angka ketersediaan yang dianjurkan oleh pemerintah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketersediaan Pangan Tahun 2010
Untuk hipotesis 1, ketersediaan pangan dapat diketahui melalui penjumlahan produksi, stok, pasokan luar daerah dan impor di Kota Medan.
Untuk mengetahui dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 5.1 Ketersediaan Pangan Ton Tahun 2010 di Kota Medan
No Komoditi
Produksi Lokal
Pasokan Luar
Daerah Impor
Stok Awal
Ketersediaan Pangan
1 Beras
9.287 297.300
306.587 2
Gula Pasir 12.500
12.500 3
Minyak Goreng 4.111
4.111 4
Telur Ayam 824
9.270 10.094
5 Kacang Tanah
183 5.791
5.974 6
Bawang Merah 11.051
11.051 7
Cabe Merah 535
4.534 5.069
8 Daging Sapi
2.412 9.453
11.865 9
Daging Ayam 197
60 257
Sumber : Berbagai Sumber, 2011
Gambar 5.1 Grafik Ketersediaan Pangan Ton Tahun 2010 di Kota Medan
306.587
12.500 4.111 10.094 5.974
11.051 5.069 11.865
257 Beras
Gula Pasir
Minyak Goreng
Telur Ayam
Kacang Tanah
Bawang Merah
Cabe Merah
Daging Sapi
Daging Ayam
Ketersediaan Pangan Ton
Dari tabel dan gambar 5.1 dapat dilihat ketersediaan pangan di kota Medan dari hasil penjumlahan stok awal, produksi lokal, pasokan luar daerah dan juga
impor kota Medan. Untuk ketersediaan Beras di kota Medan sebesar 306.587 ton dalam 1 tahun di tahun 2010. Dan dapat dilihat untuk ketersediaan gula pasir,
minyak goreng, telur ayam, kacang tanah, bawang merah, cabe merah, daging sapi dan daging ayam masing – masing sebesar 12.500 ton, 4.111 ton, 10.094 ton,
5.974 ton, 11.051 ton, 5.069 ton, 11.865 ton dan 257 ton. Ketersediaan pangan di kota Medan tahun 2010 yang tertinggi adalah
komoditi beras yaitu mencapai 306.587 ton dan yang paling rendah komoditi daging ayam sebesar 257 ton. Untuk komoditi ayam dan daging ayam sudah
termasuk di dalamnya ayam ras dan buras. Ketersediaan pangan saat HBKN tahun 2010 di Kota Medan dapat dilihat
dari tabel di bawah ini :
Tabel 5.2 Ketersediaan Pangan HBKN tahun 2010 di Kota Medan
No Bulan
Komoditi Ton Beras
Gula Pasir
Telur Ayam
Kacang Tanah
Bawang Merah
Cabe Merah
Daging Sapi
Daging Ayam
Minyak Goreng
1 Januari
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
2 Februari
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
3 Maret
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
4 April
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
5 Mei
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
6 Juni
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
7 Juli
24.313 900 712
386 754
317 668
15 307
8 Agustus
28.203 1.233 947 556
957 438
902 27
375 9
September 32.093 2.124 1.603 1.294 1.915
1.209 3.334
54 581
10 Oktober 24.313 900
712 386
754 317
668 15
307 11 November 24.556 963
833 444
1.183 473
1.376 25
320 12 Desember 27.231 981
1.012 587 965
412 909
27 375
Sumber : Data Diolah 2012 Dari tabel 5.2 dapat dilihat bulan – bulan HBKN yaitu bulan Agustus jatuh
sebagai bulan puasa, September merupakan Hari raya Idul Fitri, November
merupakan perayaan Idul Adha dan Desember merupakan perayaan Natal dan Tahun Baru. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari gambar grafik di bawah ini
Gambar 5.2 Grafik Ketersediaan Pangan Ton Bulan Puasa Tahun 2010
Pada bulan puasa ketersediaan pangan tertinggi pada komoditi beras sebesar 28.203 ton dan diikuti komoditi gula pasir sebesar 1.233 ton. Dan
ketersediaan pangan terendah ada pada komoditi daging ayam. Hal ini terjadi dikarenakan produksi lokal dan impor daging ayam di kota Medan tergolong
rendah dan dari stok serta pasokan luar daerah sebesar 0. Dan dari gambar 5.2 dapat dilihat ketersediaan pangan komoditi minyak goreng, telur ayam, bawang
merah, cabe merah, kacang tanah, daging ayam dan daging sapi masing – masing sebesar 375 ton, 947 ton, 957 ton, 438 ton, 556 ton, 27 ton dan 902 ton.
28.203
1.233 375
947 556
957 438
902 27
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Telur
Ayam Kacang
Tanah Bawang
Merah Cabe
Merah Daging
Sapi Daging
Ayam Ketersediaan Pangan Puasa
Gambar 5.3 Grafik Ketersediaan Pangan Ton Idul Fitri tahun 2010
Dari gambar 5.3 dapat dilihat ketersediaan pangan tertinggi komoditi beras lalu diikuti oleh komoditi daging sapi. Masing – masing sebesar 32.093 ton
dan 3.334 ton. Makanan utama masyarakat kota Medan adalah nasi, sehingga kebutuhan komoditi beras bisa dikatakan cukup tinggi di Kota Medan. Dan pada
hari raya idul fitri ketersediaan daging sapi cukup tinggi dibarengi dengan kebutuhan akan daging sapi itu sendiri cukup tinggi pada hari raya idul fitri.
Ketersediaan minyak goreng, telur ayam, kacang tanah, bawang merah, cabe merah, daging ayam dan daging sapi masing – masing sebesar 581 ton, 1.063 ton,
1.294 ton, 1.915 ton, 1.204 ton, 54 ton dan 3.334 ton.
32.093
2.124 581
1.603 1.294
1.915 1.209
3.334 54
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Telur
Ayam Kacang
Tanah Bawang
Merah Cabe
Merah Daging
Sapi Daging
Ayam Ketersediaan Pangan Idul Fitri
Gambar 5.4 Grafik Ketersediaan Pangan Ton Idul Adha Tahun 2010
Dari gambar 5.4 dapat dilihat ketersediaan pangan tertinggi pada idul adha ada pada komoditi beras lalu diikuti oleh komoditi daging sapi. Masing – masing
sebesar 24.556 ton dan 1.376 ton. Dapat dilihat, ketersediaan pangan terendah pada Idul Adha tahun 2010 ada pada komoditi daging ayam sebesar 25 ton. Hal
ini terjadai dikarenakan produksi local dan impor daging ayam di Kota Medan tergolong rendah dan stok serta pasokan luar daerah sebesar 0. Ketersediaan
minyak goreng, telur ayam, kacang tanah, bawang merah, cabe merah, daging ayam dan daging sapi masing – masing sebesar 320 ton, 833 ton, 444 ton, 1.183
ton, 473 ton, 25 ton dan 1.376 ton.
Gambar 5.5 Grafik Ketersediaan Pangan Ton Natal Tahun Baru Tahun 2010
24.556
963 320
833 444
1.183 473
1.376 25
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Telur
Ayam Kacang
Tanah Bawang
Merah Cabe
Merah Daging
Sapi Daging
Ayam Ketersediaan Pangan Idul Adha
Pada Natal dan Tahun Baru ketersediaan pangan tertinggi pada komoditi beras sebesar 27.231 ton dan diikuti komoditi Telur Ayam sebesar 1.012 ton. Dari
gambar 5.5 dapat dilihat ketersediaan pangan komoditi gula pasir, minyak goreng, bawang merah, cabe merah, kacang tanah, daging ayam dan daging sapi masing –
masing sebesar 981 ton, 375 ton, 965 ton, 412 ton, 587 ton, 27 ton dan 909 ton.
Konsumsi Pangan Strategis
Konsumsi pangan strategis di Kota Medan tahun 2010 termasuk dalam kategori konsumsi yang tinggi untuk energi dan rendah untuk protein. Konsumsi
pangan dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di kota Medan, jumlah penduduk, akses pangan, dan kandungan energy dan protein yang ada pada bahan pangan
tersebut. Semakin tinggi jumlah penduduk di kota Medan mengakibatkan kenaikan permintaan akan bahan pangan. bila asumsi penawaran tetap, maka
harga bahan pangan akan semakin tinggi. Akibatnya, akses pangan akan sulit. Hal ini berdampak pada penurunan angka konsumsi yang memicu kekurangan gizi.
Namun, keadaan di Kota Medan umumnya memiliki tingkat konsumsi yang tinggi pada energi.
27.231
981 375
1.012 587
965 412
909 27
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Telur
Ayam Kacang
Tanah Bawang
Merah Cabe
Merah Daging
Sapi Daging
Ayam Ketersediaan Pangan Natal dan Tahun Baru
Kandungan energi dan protein dalam pangan dipengaruhi oleh proses produksi sampai pengangkutan ke tangan konsumen. Dikarenakan produk
pertanian yang sifatnya gampang rusak, segala perlakuan pada komoditas pangan ini harus dilakukan dengan tepat untuk menjaga kandungan gizi di dalam bahan
pangan tersebut dari kerusakan. Namun pada data berikut ini, kandungan gizi dianggap konstan pada masing – masing komoditasnya. Komoditas pangan
strategis ini meliputi komoditas beras, kacang tanah, cabai merah, gula pasir, bawang merah, daging ayamras dan buras, daging sapi, dan telur ayam ras dan
buras. Berikut ini disajikan konsumsi penduduk Kota Medan tahun 2010 pada Tabel 5.3 :
Tabel 5.3 Konsumsi Pangan Strategis Kota Medan Tahun 2010
No Komoditas
Total Konsumsi
Untuk Bahan pangan Ton
Konsumsi Per Kapita Kgtahun
Grhari Energi
KKalhari Protein
grhari 1
Beras 298.401
142258, 389,75
1.305,65 28,84
2 Kacang tanah
5.974 2,847
6,72 30,38
1,70 3
Cabai Merah 4.766
2,272 6,22
1,93 0,06
4 Daging Ayam
393 0,187
0,51 1,55
0,09 5
Daging Sapi 11.272
5,374 14,72
30,48 2,77
6 Telur Ayam
9.994 4,764
13,05 21,15
1,67 7
Minyak Goreng 65.150
31,059 85,09
740,31 0,85
8 Gula Pasir
12.378 5,901
16,17 58,85
0,02 9
Bawang Merah 10.756
5,128 14,05
5,48 0,21
Sumber : Data Sekunder Diolah Dari tabel 5.3 diketahui bahwa total konsumsi energi penduduk Kota
Medan tahun 2010 didominasi oleh beras. Maka wajarlah beras disebut bahan makanan pokok Kota Medan. Makanan pokok adalah makanan yang dalam sehari
– hari, mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi terbesar. Sedangkan pangan pokok utama adalah pangan yang dikonsumsi oleh
sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh jenis komoditas lain.
Secara umum dapat kita lihat konsumsi pangan pada saat HBKN tahun 2010 di Kota Medan dapat dikatakan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
ketersediaan pangan saat HBKN tinggi. Dari bulan normal ke bulan HBKN, konsumsi pangan yang cukup tinggi perubahan jumlahnya dari bulan normal.
Perubahan Harga Pangan pada HBKN
Harga pangan beras, gula pasir, minyak goreng, bawang merah, cabe merah, kacang tanah, telur ayam, daging ayam dan daging sapi tidak stabil setiap
bulannya. Terlebih pada HBKN, harga pangan mengalami kenaikan disbanding dengan harga pangan pada bulan normal.
Untuk mengetahui perubahan harga komoditi pangan tahun 2006 – 2010 dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Harga Komodti Beras Tahun 2006-2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 4.304
5.146 6.222
6.323 7.334
24.313 Februari
4.556 5.438
6.300 6.480
7.380 24.313
Maret 4.526
5.260 6.148
6.319 7.194
24.313 April
4.575 5.312
6.148 6.374
7.144 24.313
Mei 4.553
5.276 6.300
6.319 7.144
24.313 Juni
4.618 5.241
6.222 6.374
7.369 24.313
Juli 4.761
5.241 6.150
6.087 7.524
24.313 Agustus
4.681 5.241
6.000 6.087
7.650 28.203
September 4.583
5.050 6.000
6.359 7.638
32.093 Oktober
4.600 4.956
6.000 6.312
6.973 24.313
November 4.600
5.000 6.000
6.312 7.161
24.556 Desember
4.782 5.303
6.500 6.436
7.922 27.231
Sumber : BKP, 2012
Gambar 5.6 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Komoditi Beras Tahun 2010
Dari gambar 5.6 dapat dilihat pada bulan – bulan HBKN harga komoditi beras mengalami kenaikan. Dapat dilihat pada bulan puasa mengalami kenaikan
sebesar Rp 126,- dari bulan sebelumnya. Dan dapat dilihat sebelum bulan puasa harga beras sebesar Rp 7.650,-. Sementara ketersediaan beras saat bulan normal
sebesar 24.313 ton sedangkan ketersediaan beras saat bulan – bulan HBKN seperti bulan puasa, idul fitri, idul adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar
28.203 ton, 32.093 ton, 24.556 ton dan 27.321 ton. Ketersediaan beras mengalami kenaikan diikuti juga dengan harga beras mengalami kenaikan pad bulan – bulan
HBKN.
7.334 7.380 7.194 7.144 7.144 7.369 7.524 7.650 7.638 6.973 7.161 7.922 24.313
24.313 24.313
24.313 24.313
24.313 24.313
28.203 32.093
24.313 24.556
27.231 Harga
Ketersediaan Ton
Tabel 5.5 Harga Komoditi Gula Pasir Tahun 2006 - 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Gula Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 6.284
6.852 6.335
7.152 11.610
900 Februari
6.460 6.740
6.500 8.226
10.980 900
Maret 6.455
6.715 6.685
8.500 10.792
900 April
6.460 6.725
7.032 7.959
10.260 900
Mei 6.468
6.616 6.600
9.155 9.940
900 Juni
6.480 6.550
6.520 7.959
9.668 900
Juli 6.285
6.560 6.436
8.640 10.150
900 Agustus
6.268 6.660
6.490 9.185
10.232 1.233
September 6.280
6.572 6.897
10.000 10.312
2.124 Oktober
6.276 6.503
6.700 9.980
10.300 900
November 6.410
6.500 6.448
9.960 11.228
963 Desember
6.700 6.470
6.900 10.448
11.400 981
Sumber : BKP, 2012
Gambar 5.7 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Gula pasir Tahun 2010
Dari gambar 5.7 dapat dilihat pada bulan – bulan HBKN harga komoditi gula pasir mengalami kenaikan dari bulan – bulan normal. Dan pada saat puasa,
idul fitri, idul adha, natal dan tahun baru etersediaan gula pasir masing – masing sebesar 1.233 ton, 2.124 ton, 963 ton dan 981 ton. Dan harga gula pasir pada
bulan puasa, idul fitri, idul adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar Rp 10.232, Rp 10.312, Rp 11.228, dan Rp 11.400. Ketersediaan beras mengalami
11.610 10.980
10.792 10.260 9.940 9.668 10.150 10.232 10.312 10.300
11.228 11.400
900 900 900 900 900 900 900 1.233 2.124
900 963 981 Harga
Ketersediaan Ton
kenaikan diikuti juga dengan harga beras mengalami kenaikan pad bulan – bulan HBKN.
Tabel 5.6 Harga Komoditi Minyak Goreng Tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 4.156
6.436 8.783
7.279 8.365
307 Februari
4.530 6.325
9.500 7.706
8.100 307
Maret 4.740
6.275 10.935
8.230 8.716
307 April
4.690 7.095
10.512 7.738
8.700 307
Mei 4.433
7.628 10.845
9.640 8.680
307 Juni
4.440 7.995
10.840 7.738
8.258 307
Juli 4.480
7.840 10.100
7.375 8.995
307 Agustus
5.092 8.195
9.100 7.925
9.076 375
September 5.225
8.068 8.210
8.110 9.085
581 Oktober
5.116 8.175
8.375 7.815
9.310 307
November 5.240
8.520 8.100
7.680 9.788
320 Desember
5.980 8.545
8.375 8.144
11.100 375
Sumber : BKP, 2012 Gambar 5.8 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Minyak Goreng Tahun
2010
8.365 8.100 8.716 8.700 8.680 8.258
8.995 9.076 9.085 9.310 9.788
11.100
307 307 307 307 307 307 307 375 581 307 320 375 Harga
Ketersediaan Ton
Dari gambar 5.8 dapat dilihat pada bulan puasa ketersediaan minyak goreng sebesar 375 ton dan harga minyak goreng sebesar Rp 9.076,-. Dimana saat
bulan normal ketersediaan minyak goreng sebesar 307 ton. Dan saat idul fitri ketersediaan minyak goreng sebesar 581 ton dan harganya sebesar Rp 9.085,-.
Saat idul adha, natal dan tahun baru ketersediaan minyak goreng masing – masing sebesar 320 ton dan 375 ton. Dan harga minyak goreng masing – masing Rp
9.788,- dan Rp 11.000,- saat idul adha dan natal tahun baru.
Tabel 5.7 Harga komoditi Daging ayam Tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 13.240
12.544 16.783
19.710 18.910
15 Februari
15.500 10.000
20.000 22.867
18.900 15
Maret 14.025
11.756 17.000
20.100 20.880
15 April
11.600 12.000
18.780 20.892
19.100 15
Mei 13.287
14.111 22.200
20.700 18.950
15 Juni
15.800 11.000
21.425 20.892
22.840 15
Juli 17.500
16.330 22.720
23.212 27.500
15 Agustus
14.160 16.247
20.200 22.500
21.800 27
September 11.950
24.500 21.000
21.600 25.950
54 Oktober
14.800 16.400
24.000 20.050
25.600 15
November 16.200
13.200 20.600
18.850 23.440
25 Desember
13.800 14.000
20.000 17.560
22.650 27
Sumber : BKP, 2012 Gambar 5.9 Grafik Harga dan Ketersediaan Daging Ayam Ton Tahun
2010
Dari gambar 5.9 dapat dilihat saat bulan normal ketersediaan daging ayam sebesar 15 ton dan harga daging ayam saat bulan normal tidak tetap. Pada bulan
puasa ketersediaan daging ayam sebesar 27 ton sementara harga daging ayam sebesar Rp 21.800,-. Pada hari raya idul fitri harga daging ayam Rp 25.950,- dan
ketersediaan daging ayam sebesar 54 ton. Saat idul adha dan natal tahun baru harga daging ayam masing – masing sebesar Rp 23.440,- dan Rp 22.650,-
sementara ketersediaan daging ayam sebesar 25 ton dan 27 ton.
Tabel 5.8 Harga Komoditi Daging Sapi Tahun 2006 – 2010
18.910 18.900
20.880 19.100
18.950 22.840
27.500 21.800
25.950 25.600
23.440 22.650
15 15
15 15
15 15
15 27
54 15
25 27
Harga Ketersediaan Ton
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 47.960
50.653 59.130
60.933 62.000
668 Februari
48.000 50.000
60.000 61.000
62.000 668
Maret 48.000
50.000 52.850
61.000 61.000
668 April
48.000 50.000
52.600 60.978
60.850 668
Mei 48.000
50.000 52.600
61.000 60.000
668 Juni
48.100 49.750
52.600 60.978
60.000 668
Juli 48.400
50.000 53.480
61.000 60.000
668 Agustus
48.720 50.000
59.200 61.350
60.000 902
September 50.500
61.250 61.000
61.950 69.950
3.334 Oktober
49.440 51.966
63.750 62.000
65.000 668
November 48.400
50.483 60.000
62.000 65.800
1.376 Desember
48.400 55.000
61.000 62.000
65.600 909
Sumber : BKP, 2012
Gambar 5.10 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Daging Sapi tahun 2010
Ketersediaan meningkat, harga komoditi daging sapi juga meningkat. Hal ini dapat kita lihat saat – saat HBKN harga komoditi daging sapi mengalami
peningkatan dari bulan – bulan normal. Saat bulan puasa harga daging sapi sebesar Rp 60.000,- dan ketersediaan daging sapi sebesar 902 ton. Saat idul fitri
harga daging sapi sebesar Rp 69.950,- dimana ketersediaan daging sapi sebesar
62.000 62.000
61.000 60.850
60.000 60.000
60.000 60.000
69.950 65.000
65.800 65.600
668 668 668 668 668 668 668 902 3.334
668 1.376 909 Harga
Ketersediaan Ton
3.334 ton. Harga daging sapi saat idul adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar Rp 65.800,- dan Rp 65.600,- dimana ketersediaan daging sapi
masing – masing sebesar 1.376 ton dan 909 ton. Sementara ketersediaan daging sapi saat bulan normal sebesar 668 ton, dimana harga daging sapi tidak selalu
stabil tetapi tidak sampai semahal harga daging sapi saat HBKN.
Tabel 5.9 Harga Komoditi Telur Ayam Tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 517
500 700
827 824
712 Februari
518 550
700 805
839 712
Maret 488
550 700
758 774
712 April
455 550
726 797
780 712
Mei 462
550 738
832 781
712 Juni
489 550
770 797
799 712
Juli 531
550 816
801 853
712 Agustus
550 625
888 925
894 947
September 530
725 866
870 868
1.603 Oktober
547 631
888 854
860 712
November 578
650 900
823 868
833 Desember
550 700
844 802
913 1.012
Sumber : BKP, 2012
Gambar 5.11 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Telur Ayam Tahun 2010
Saat HBKN, ketersediaan telur ayam mengalami peningkatan dan harga saat HBKN juga mengalami peningkatan. Dapat dilihat dari gambar 5.11,
ketersediaan telur ayam saat puasa, idul fitri, idul adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar 947 ton, 1.603 ton, 833 ton dan 1.012 ton. Dan dapat
dilihat harga telur ayam saat HBKN masing – masing sebesar Rp 894,- ; Rp 868,- ; Rp 868,- dan Rp 913,-.
Tabel 5.10 Harga Komoditi Bawang Merah Tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 9.280
9.270 11.438
11.816 12.650
754 Februari
9.200 6.000
9.000 11.800
11.950 754
Maret 10.150
6.192 11.800
10.950 12.080
754 April
9.650 6.500
14.160 11.522
12.150 754
Mei 11.507
8.222 16.700
12.600 12.756
754 Juni
9.700 8.500
16.850 11.522
14.840 754
Juli 9.250
8.500 13.600
13.250 20.150
754 Agustus
8.640 8.000
11.750 12.500
17.400 957
September 7.025
7.333 10.360
11.100 15.150
1.915 Oktober
6.680 7.333
10.000 10.750
15.000 754
November 7.000
9.000 11.280
11.650 16.520
1.183 Desember
8.100 15.000
11.000 12.320
20.900 965
Sumber : BKP, 2012
824 839
774 780
781 799
853 894
868 860
868 913
712 712
712 712
712 712
712 947
1.603
712 833
1.012 Harga
Ketersediaan Ton
Gambar 5.12 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Bawang Merah Tahun 2010
Dari gambar 5.12 dapat dilihat ketersediaan bawang merah saat bulan normal sebesar 754 ton. Dan saat puasa dan idul fitri ketersediaan bawang merah
masing – masing sebesar 957 ton dan 1.915 ton sementara harga bawang merah sebesar Rp 17.400,- dan Rp 15.100,-. Sementara itu saat idul adha dan natal
tahun baru ketersediaan bawang merah sebesar 1.183 ton dan 965 ton. Dimana harga bawang merah saat idul adha dan natal tahun baru masing – masing
sebesar Rp 16.520,- dan Rp 20.900,-.
12.650 11.950
12.080 12.150
12.756 14.840
20.150 17.400
15.150 15.000
16.520 20.900
754 754 754 754 754 754 754 957 1.915
754 1.183 965 Harga
Ketersediaan Ton
Tabel 5.11 Harga Komoditi Cabe Merah tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 20.800
22.185 10.304
22.522 21.100
317 Februari
12.700 22.249
9.000 19.000
20.250 317
Maret 12.300
23.000 16.100
15.900 13.080
317 April
9.075 15.320
12.120 19.151
17.300 317
Mei 5.760
16.889 10.550
10.250 16.400
317 Juni
6.250 16.770
13.600 19.151
32.230 317
Juli 7.850
17.000 17.560
12.500 39.500
317 Agustus
7.400 17.000
15.450 17.500
25.560 438
September 15.850
18.667 15.733
26.000 14.375
1.209 Oktober
15.680 18.667
22.000 35.500
12.100 317
November 14.700
17.000 20.360
30.700 22.040
473 Desember
23.900 9.000
24.400 17.600
36.650 412
Sumber : BKP, 2012
Gambar 5.13 Harga danKetersediaan Ton Cabe Merah Tahun 2010
Dari gambar 5.13 ketersediaan cabe merah saat bulan normal sebesar 317
ton. Dibanding dengan ketersediaan bulan normal, ketersediaan saat HBKN
mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Yaitu masing – masing sebesar 438 ton saat puasa dan 1.209 ton saat idul fitri dan harga cabe merah saat puasa dan
idul fitri sebesar Rp 25.560,- dan Rp 14.375,-. Ketersediaan cabe merah saat idul
21.100 20.250
13.080 17.300
16.400 32.230
39.500 25.560
14.375 12.100
22.040
36,65 317 317 317 317 317 317 317 438 1.209 317 473 412
Harga Ketersediaan Ton
adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar 473 ton dan 412 ton sementara harga cabe merah masing – masing sebesar Rp 22.040,- dan Rp
36.650,-.
Tabel 5.12 Harga Komoditi Kacang Tanah Tahun 2006 – 2010
Bulan Tahun
Ketersediaan Beras Tahun
2010 Ton 2006
2007 2008
2009 2010
Januari 8.550
8.262 12.000
12.950 12.500
386 Februari
8.200 8.500
12.000 12.700
12.450 386
Maret 8.200
8.500 12.000
12.000 12.250
386 April
8.500 8.500
12.000 12.000
12.300 386
Mei 8.800
8.500 11.900
11.900 12.300
386 Juni
8.750 8.500
11.800 11.800
12.300 386
Juli 8.500
8.900 12.000
12.000 12.300
386 Agustus
8.300 9.000
12.000 12.000
13.450 556
September 8.550
9.667 12.000
16.850 14.520
1.294 Oktober
9.767 9.700
13.500 16.850
14.100 386
November 9.000
10.400 13.500
16.850 13.200
444 Desember
9.000 12.000
13.500 16.850
13.400 587
Sumber : BKP, 2012 Gambar 5.14 Grafik Harga dan Ketersediaan Ton Kacang Tanah Tahun
2010
12.500 12.450
12.250 12.300
12.300 12.300
12.300 13.450
14.520 14.100
13.200 13.400
386 386 386 386 386 386 386 556 1.294
386 444 587 Harga
Ketersediaan Ton
Dari gambar 5.14 ketersediaan kacang tanah saat bulan normal sebesar 386 ton. Ketersediaan kacang tanah saat HBKN bisa dikatakan cukup tinggi
peningkatan dari bulan normal. Yaitu masing – masing sebesar 556 ton saat puasa dan 1.297 ton saat idul fitri dan harga kacang tanah saat puasa dan idul fitri
sebesar Rp 13.450,- dan Rp 14.520,-. Ketersediaan kacang tanah saat idul adha dan natal tahun baru masing – masing sebesar 444 ton dan 587 ton sementara
harga kacang tanah masing – masing sebesar Rp 13.200,- dan Rp 13.400,-.
Prognosa HBKN Tahun 2012
Untuk Prognosa pada HBKN di Kota Medan dapat diketahui dengan melihat Ketersediaan Pangan yang diketahui dengan menggunakan rumus
Ketersediaan Pangan KP = Produksi Lokal + Pasokan Luar Daerah + Impor + Stok Awal.
Tabel 5.13 Ketersediaan Pangan Tahun 2011
No Komoditi
Produksi Lokal
Pasokan Luar
Daerah Impor
Stok Awal
Ketersediaan Pangan
1 Beras
10.125 327.030
337.155 2
Gula Pasir 13.750
13.750 3
Minyak Goreng 72.793
72.793 4
Telur Ayam 1.064
10.203 11.267
5 Kacang Tanah
201 6.370
6.571 6
Bawang Merah 12.156
12.156 7
Cabe Merah 588
4.987 5.575
8 Daging Sapi
2.653 10.398
13.051 9
Daging Ayam 389
66 455
Sumber : Data Sekunder Diolah Untuk mengetahui ketersediaan pangan saat HBKN dapat diketahui
melalui prognosa dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan yaitu : 1.
Ketersediaan pangan bulan normal = Ketersediaan Pangan : 12Jumlah koefisien peningkatan penyedia pangan pokok menjelang HBKN
2. Ketersediaan pangan minggu normal = Ketersediaan pangan bulan normal
: 5 3.
Ketersediaan pangan minggu – minggu HBKN = kebutuhan minggu normal + {Koefisien peningkatan HBKN x Jumlah hari persiapanselang
waktu x kebutuhan bulan normal} 4.
Ketersediaan pangan bulan puasa = Ketersediaan pangan bulan normal + Nilai koefisien komoditi x Ketersediaan pangan bulan normal
5. Ketersediaan pangan idul fitri = Ketersediaan pangan bulan normal + nilai
koefisien komoditi x Ketersediaan pangan bulan normal 6.
Ketersediaan pangan idul adha = Ketersediaan pangan bulan normal + nilai koefisien komoditi x Ketersediaan pangan bulan normal
7. Ketersediaan pangan natal dan tahun baru = ketersediaan pangan bulan
normal + nilai koefisien komoditi x ketersediaan pangan bulan normal
Dengan menggunakan formula rumus diatas dapat diketahui prognosa ketersediaan pangan saat HBKN dan juga saat bulan normal di tahun 2012 di Kota
Medan. Ketersediaan pangan saat HBKN dan bulan normal berbeda – beda jumlahnya setiap komoditi. Dan dari tabel di bawah ini dapat dilihat ketersediaan
tertinggi komoditi beras. Untuk mengetahui prognosa ketersediaan pangan HBKN tahun 2012 di Kota Medan dapat dilihat dari tabel 5.14 :
Tabel 5.14 Prognosa Ketersediaan Pangan HBKN kota Medan 2012
Bulan Ketersediaan Pangan Ton
Ket Beras
Gula Pasir Minyak
Goreng Daging
Ayam Daging
Sapi Telur
Ayam Bawang
Merah Cabe
Merah Kacang
Tanah Januari
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425 Bulan
Normal Februari
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425 Maret
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425 April
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425 Mei
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425 Juni
26.737 990
5.445 27
735 795
829 349
425
Juli 31.015
1.356 6.642
48 992
1.058 1.053
489 612
Puasa
Minggu I 7.792
344 1.568
5 211
264 222
103 132
Minggu II 7.181
418 1.808
26 340
318 334
169 255
Minggu III 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu IV 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu V 6.203
443 1.089
5 147
258 166
70 185
Agustus 35.293
2.336 10.290
95 3.667
1.789 2.106
1.329 1.424
Idul Fitri
Minggu I 8.770
688 3.243
25 1.450
557 539
233 485
Minggu II 9.625
810 3.781
54 1.776
656 1.078
887 584
Minggu III 5.347
198 1.089
5 147
159 166
770 85
Minggu IV 5.347
198 1.089
5 147
159 166
770 85
Minggu V 5.347
198 1.089
5 147
159 166
770 85
September 26.737
990 5.445
27 735
795 829
349 425
Bulan Normal
Oktober 27.004
1.059 5.662
45 1.514
930 1.302
520 489
Minggu I 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu II 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu III 5.347
190 1.089
5 342
159 166
70 85
Minggu IV 5.615
267 1.307
23 731
294 638
241 149
Minggu V 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
November 26.737
990 5.445
27 735
795 829
349 425
Bulan Normal
Desember 29.946
1.079 6.642
48 999
1.129 1.061
454 646
NatalThn Baru
Minggu I 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu II 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu III 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Minggu IV 8.556
287 2.287
26 412
493 398
174 306
Minggu V 5.347
198 1.089
5 147
159 166
70 85
Ketesediaan Bulan
Normal 26.737
990 5.445
27 735
795 829
349 425
Ketersediaan Per Tahun
337.155 13.750
72.793 455
13.051 72.793
12.156 5.575
6.571
Keterangan : Puasa : 19 Juli 2012
Idul Fitri : 19-20 Agustus 2012
Idul Adha : 26 Oktober 2012
Natal dan Tahun Baru : 25 Desember 2012
Tabel 5.15 Prognosa Ketersediaan HBKN Tahun 2012
Komoditi HBKN
Puasa Idul Fitri
Idul Adha Natal dan
Tahun Baru Beras
31.015 35.293
27.004 24.946
Gula Pasir 1.356
2.336 1.059
1.079 Minyak Goreng
6.642 10.290
5.662 6.642
Daging Ayam 48
95 45
48 Daging Sapi
992 3.667
1.514 999
Telur Ayam 1.058
1.789 930
1.129 Bawang Merah
1.053 2.106
1.302 1.061
Cabe Merah 481
1.329 520
454 Kacang Tanah
612 1.424
489 646
Gambar 5.15 Grafik Prognosa Ketersediaan Pangan Ton Bulan Puasa Tahun 2012
31.015
1.356 6.642
48 992
1.058 1.053
481 612
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Daging
Ayam Daging
Sapi Telur
Ayam Bawang
Merah Cabe
Merah Kacang
Tanah Ketersediaan Pangan
Gambar 5.16 Grafik Prognosa Ketersediaan Pangan Ton Idul Fitri Tahun 2012
Gambar 5.17 Grafik Prognosa Ketersediaan Pangan Ton Idul Adha Tahun 2012
35.293
2.336 10.290
95 3.667
1.789 2.106
1.329 1.424 Beras
Gula Pasir
Minyak Goreng
Daging Ayam
Daging Sapi
Telur Ayam
Bawang Merah
Cabe Merah
Kacang Tanah
Ketersediaan Pangan
27.004
1.059 5.662
45 1.514
930 1.302
520 489
Beras Gula
Pasir Minyak
Goreng Daging
Ayma Daging
Sapi Telur
Ayam Bawang
Merah Cabe
Merah Kacang
Tanah Ketersediaan Pangan
Gambar 5. 18 Grafik Prognosa Ketersediaan Ton Natal Tahun Baru 2012
1. Beras
Umumnya ketersediaan pangan Beras Kota Medan dipasok dari luar kota Medan. Karena kita ketahui kota Medan bukanlah sebagai sentra produksi padi.
sehingga untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota medan diperlukan stok yang cukup banyak mengingat jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat. Tetapi
pada tabel dapat kita lihat produksi lokal yang lebih berperan dalam ketersediaan pangan terkhusus beras. Terlebih pada saat HBKN permintaan akan pangan tentu
semakin meningkat. Ketersediaan beras yang tertinggi terdapat pada Hari Raya Idul Fitri yaitu sekitar 35.293 ton dan pada puasa sebesar 31.015 ton. Lalu diikuti
pada Natal dan Tahun Baru serta Idul Adha yaitu sebesar 24.946 ton dan 27.004 ton. Dimana ketersediaan beras saat bulan normal sebesar 26.737 ton.
2. Gula Pasir