Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan Penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan
Timur. Pada tahun 2004
, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.
Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa
, dan suku- suku dari
Tapanuli Batak
, Mandailing
, Karo
. Di Medan banyak pula orang keturunan
India dan
Tionghoa . Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki
populasi orang Tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah
masjid ,
gereja dan
vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul
Arifin dikenal sebagai Kampung Keling
, yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.
4.5. KEHIDUPAN SOSIAL Pekerjaan
Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatra dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha
Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis
Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan
pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh suku Minangkabau.
Pola Pemukiman
Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota,
banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75 dari mereka tinggal di sekitar
pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang
Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk
menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.
4.6. Ketersediaan Pangan Kota Medan
Ketersediaan pangan mencakup terpenuhinya pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi pangan, perdagangan pangan dan
stok pangan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di wilayah tersebut, stok
yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah. Ketersediaan pangan berfungsi menjamin produksi, stok, dan impor pangan secara bersama-sama dapat
memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Distribusi yang efisien menjadi prasyarat untuk menjamin
penduduk dapat menjangkau kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau.
Mengetahui ketersediaan pangan suatu daerah dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah produksi pangan strategis domestik, stok pangan yang
dikeluarkan, dan impor ekspor pangan darike Kota Medan. Perhitungan ketersediaan pangan wilayah ini sangat penting dilakukan untuk melihat surplus
tidaknya pangan di suatu daerah tertentu. Dengan diketahuinya jumlah ketersediaan ini, antisipasi untuk menjaga ketahanan pangan dalam aspek
ketersediaan dapat dilakukan sejak dini. Ketersediaan energi menurut Angka Kecukupan Gizi sebesar 2200 Kkalkaphari dan protein sebesar 57 grkaphari.
Komoditas pangan yang sangat vital meliputi beras, jagung, cabai merah, gula pasir, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, dan minyak
goreng. Komoditas pangan ini merupakan komoditas pangan strategis dikarenakan pola konsumsi penduduk Kota Medan lazim menggunakan bahan pangan ini yang
sudah menjadi budaya di masyarakatnya. Dalam pemenuhan ketersediaannya, komoditas pangan ini umumnya bersumber dari impor pangan dari luar Kota
Medan mengingat produksi pangan yang dihasilkan di Kota Medan jauh dibawah angka ketersediaan yang dianjurkan oleh pemerintah.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN