PENDAHULUAN Pengaruh Lama Penuyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C Dari Buah Sirsak (Annona Murricata L)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terletak di daerah tropis merupakan salah satu negara penghasil buah – buahan tropis. Bermacam – macam buah – buahan dengan berbagai varietas dan bentuk, rasa dan bau, warna yang khas telah dikenal sejak lama. Buah sirsak memiliki arioma dan rasa yang khas. Buah sirsak dimanfaatkan sebagai buah segar dan minuman atau juice. Buah sirsak adalah jenis buah – buahan yang sangat digemari karena mempunyai nilai nutrisi sangat tinggi dan sumber vitamin C. Selain enak dikonsumsi buah sirsak juga punya khasiat untuk mengatasi sariawan, mengobati embeien, sakit pinggang, kanker, kolestrol dan masih banyak lagi manfaat lainnya. Vitamin C merupakan vitamin yang paling sederhana mudah berubah akibat oksidasi. Kedudukannya tidak stabil karena mudah bereaksi dengan oksigen diudara menjadi asam dehidroaskorbat. Pada vitamin C asam L – askorbat dengan adanya enzim asam askorbat oksidase akan teroksidasi menjadi asam L –dehidroaskorbat. Asam ini secara kimia juga sangat labil walaupun sifat vitamin C mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika merupakan kristal murni Safaryani, N.2007. Enzim secara ilmiah terdapat dalam jaringan tumbuhan yang kegiatannya berlanjut setelah dipanen yang dapat menimbulkan perubahan kimia yang tidak dikehendaki selama penyimpanan bahan makanan. Kerusakan sel-sel tumbuhan oleh enzim yang terdapat pada bahan itu sendiri disebut sebagai autolisis dan merupakan salah satu penyebab kerusakan pangan. Selama penyimpanan buah sirsak mengalami kerusakan baik fisik maupun nutrisi yang akan menimbulkan kerugian. Senyawa-senyawa yang terdapat didalam buah sirsak akan mengalami perubahan bentuk menjadi bentu lain melalui reaksi enzimatis. Buah sirsak yang telah matang mudah sekali mengalami peruba akan fisiologi, kimia dan fisika. Bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akibatnya mutu buah akan menurun dan buah ini tidak segar lagi dalam waktu yang singkat. Selain pengaruh tersebut, kandungan vitamin C juga akan menurun disaat buah sudah dipanen. Dimana kerja mikroorganisme terhadap produk dapat terjadi semasih buah tersebut berada dilapangan, namun mikroorganisme tersebut tidak tumbuh dan berkembang, hanya berada didalam jaringan bila kondisinya memungkinkan terutama setelah produk tersebut dipanen dan mengalami penanganan dan penyimpanan lebih lanjut, maka mikroorganisme tersebut segera dapat tumbuh dan berkembang sehingga menyebabkan pembusukan Utama, S.M.2001. Pada suhu penyimpanan tinggi dapat menurunkan asam askorbat lebih cepat. Hal ini berarti aktivitas enzim yang berperan dalam perombakan vitamin C masih berlangsung terus dengan bertambahnya waktu penyimpana sehingga dapat merusak vitamin C Safaryani, N.2007. Pada penelitian selama penyimpanan kandungan vitamin C pada cabai rawit putih mengalami penurunan terus menerusa sehingga menjadi rusak. Hal ini disebabkan terjadinya proses respirasi dan oksidasi vitamin C menjadi asam L-dehidroaskorbat dan mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak mengalami keaktifak vitamin C Rachmawati, R. Metode titrasi dengan 2,6 diklorofenol indofenol sekarang ini merupakan metode yang banyak digunakan untuk menentukan kadar vitamin C. Untuk penentuan kadar vitamin C dengan titrasi ini bahan yang akan diukur harus terlebih dahulu dilarutkan dengan asam kuat. Penggunaan asam yang dimaksud untuk mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim oksidase Andarwulan dan Koswara.1992 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dari buah sirsak.

1.2 Permasalahan

Pada penelitian ini yang menjadi masalah adalah berapa kadar vitamin C dari buah sirsak selama penyimpanan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini pembatasan masalah adalah: 1. Penelitian ini hanya untuk menentukan kadar vitamin C dari buah sirsak yang matang dipohon. 2. Variasi waktu penyimpanan buah adalah 0, 3, 6, 9 dan 12 jam. 3. Suhu penyimpanan pada suhu kamar.

1.4 Tujuan Penelitian

Penilitian ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dari buah sirsak selama penyimpanan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kadar vitamin C dalam buah selama penyimpanan.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakuakan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FMIPA Universitas Sumatera Utara.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium dengan cara sebagai berikut : 1. Sampel berupa buah sirsak matang dipohon yang diambil dari Deli Tua. 2. Analisa vitamin C dilakuka dengan metode titrasi 2,6 diklorofenol indofenol. 3. Variasi lama penyimpanan selama 0, 3, 6, 9 dan 12 jam.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA