yang mengirimkan data base kepsertaan program Jamkesmas. Maka direncanakan pencetakan kartu dan pendistribusiannya baru dapat dilakukan pada tahun 2012.
88
a. Penyelenggaraan Pelayanan 4. Penyelenggaraan Jamkesmas
Program Jamkesmas Tahun 2011 lebih difokuskan pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit dan balai kesehatan yang terdiri dari
penyelenggaraan pelayanan, penyelenggaraan pendanaan beserta manajemen dan pengorganisasiannya, sehingga mekanisme pelaksanaan program Jamkesmas
sebagai berikut :
Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama RJTP dan Rawat Inap
Tingkat Pertama RITP, pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan RJTL, Rawat Inap Tingkat Lanjutan RITL kelas III dan pelayanan gawat
darurat. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh komprehensif berdasarkan kebutuhan medik
sesuai dengan Standar Pelayanan Medik. Pada keadaan gawat darurat emergency, seluruh Fasilitas Kesehatan Faskes baik jaringan Jamkesmas atau
bukan wajib memberikan pelayanan penanganan pertama kepada peserta Jamkesmas. Bagi Faskes yang bukan jaringan Jamkesmas pelayanan tersebut
88
Koran SIB Medan tanggal 21 Juli 2011.
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari fungsi sosial Faskes Jamkesmas untuk penanganan lebih lanjut.
Pemberian pelayanan kepada peserta oleh Faskes lanjutan harus dilakukan secara efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali
mutu, untuk mewujudkannya maka dianjurkan manajemen Faskes lanjutan melakukan analisis pelayanan dan memberi umpan balik secara internal kepada
instalasi pemberi layanan. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan terstruktur dan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan. Faskes
lanjutan penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta Jamkesmas disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta sudah
dapat dilayani di Faskes yang merujuk. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang
berdasarkan rujukan. Dimana pelayanan kesehatan dasar RJTP dan RITP diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Sedangkan pelayanan tingkat lanjut
RJTL dan RITL diberikan di Faskes lanjutan jaringan Jamkesmas Balkesmas, Rumah Sakit Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNIPolri dan RS Swasta
berdasarkan rujukan. Pelayanan Balkesmas merupakan Faskes untuk layanan RJTL dengan pemberian layanan dalam gedung.
Pelayanan RITL diberikan di ruang rawat inap kelas III tiga. Apabila karena sesuatu hal seperti misalnya tidak tersedianya tempat tidur, peserta
terpaksa dirawat di kelas yang lebih tinggi dari kelas III, biaya pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas III. Sedangkan pada RS khusus RS Jiwa, RS
Kusta, RS Paru, dll yang juga melayani pasien umum, klaim pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dilaksanakan secara terpisah antara pasien khusus sesuai dengan kekhususannya dan pasien umum dengan menggunakan software INA-CBG yang
berbeda sesuai penetapan kelasnya. Pengguna jaminan persalinan mendapatkan pelayanan seperti pelayanan
pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan bayi baru lahir serta pelayanan KB paska persalinan. Tata laksana mengenai jaminan
persalinan secara rinci diatur dengan juknis tersendiri. Bagi penderita Thalassaemia Mayor mendapatkan manfaat pelayanan sesuai standar terapi
Thalassaemia. Tata laksana mengenai hal ini diatur dengan juknis tersendiri. Pasien pengguna Jamkesmas harus ditetapkan status kepesertaannya
terlebih dahulu oleh pihak Puskesmas, Balai Kesehatan ataupun Rumah Sakit. Status kepesertaan ini ditetapkan agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan
dan tidak boleh dikenakan iuran biaya dengan alasan apapun. Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai
berikut:
1 Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari pelayanan rawat jalan tingkat pertama, pelayanan kesehatan rawat inap tingkat pertama dan
pelayanan pertolongan persalinan. Dalam pelayanan kesehatan dasar ini, pasien dapat memperoleh pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan
kesehatan dan konsultasi, pelayanan gigi, penanganan gawat darurat,
Universitas Sumatera Utara
operasi, imunisasi, pelayanan KB, pelayanan gizi dan lain-lain.
89
a Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan
jaringannya, peserta harus menunjukkan kartu Jamkesmas sedangkan untuk peserta yang termasuk dalam ruang lingkup
peserta Jamkesmas tetapi tidak mempunyai kartu, maka dapat menunjukkan kartu identitas lain.
Adapun prosedur pelayanan kesehatan dasar yaitu:
b Bila menurut indikasi medis peserta memerlukan pelayanan pada
tingkat lanjutan maka Puskesmas wajib merujuk peserta ke Faskes lanjutan.
c Faskes lanjutan penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta
Jamkesmas disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta sudah dapat dilayani di Faskes
yang merujuk.
2 Pelayanan Tingkat Lanjutan
Peserta Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan RJTL dan RITL, dirujuk dari Puskesmas dan jaringannya ke
Faskes tingkat lanjutan secara berjenjang. Pelayanan tingkat lanjutan ini meliputi pelayanan rawat jalan lanjutan spesialistik di rumah sakit
dan balai kesehatan masyarakat, rawat jalan lanjutan yang dilakukan di balai kesehatan masyarakat bersifat pasif, pelayanan rawat inap tingkat
89
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1097MENKESPERVI2011 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas.
hal. 4
Universitas Sumatera Utara
lanjutan dan pelayanan obat-obatan, alat dan medis. Adapun prosedur pelayanan tingkat lanjut yaitu:
a Untuk mendapatkan pelayanan tingkat lanjut, maka peserta harus
membawa kartu peserta Jamkesmasidentitas kepesertaan lainnyasurat rekomendasi dan surat rujukan yang ditunjukkan
sejak awal, kecuali pada kasus emergency tidak memerlukan surat rujukan.
b Kartu peserta Jamkesmasidentitas kepesertaan lainnyasurat
rekomendasi dan surat rujukan dari Puskesmas dibawa ke loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit PPATRS
untuk diverifikasi kebenaran dan kelengkapannya, selanjutnya dikeluarkan Surat Keabsahan Peserta SKP oleh petugas PT.
Askes Persero, dan peserta selanjutnya memperoleh pelayanan kesehatan.
c Bayi dan anak dari pasangan peserta Jamkesmas suami dan isteri
mempunyai kartu Jamkesmas yang memerlukan pelayanan menggunakan identitas kepesertaan orang tuanya dan dilampirkan
surat keterangan lahir dan kartu keluarga orang tuanya. d
Untuk kasus kronis yang memerlukan perawatan berkelanjutan dalam waktu lama, seperti Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal, dan
lain- lain, surat rujukan dapat berlaku selama 1 bulan. Untuk kasus kronis lainnya seperti kasus gangguan jiwa, kusta, kasus paru
dengan komplikasi, kanker, surat rujukan dapat berlaku selama 3
Universitas Sumatera Utara
bulan. Pertimbangan pemberlakuan waktu surat rujukan 1 atau 3 bulan didasarkan pada pola pemberian obat.
e Rujukan pasien antar Rumah Sakit termasuk rujukan rumah sakit
antar daerah dilengkapi surat rujuka n dari rumah sakit asal pasien dengan membawa identitas kepesertaannya untuk dapat
dikeluarkan SKP oleh petugas PT. Askes Persero pada tempat tujuan rujukan.
f Dalam keadaan gawat darurat meliputi:
f.1 Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat
rujukan. f.2 Apabila pada saat penanganan kegawatdaruratan tersebut
peserta belum dilengkapi dengan identitas kepesertaannya, maka diberi waktu 2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi
identitas kepesertaan tersebut. Prosedur penyelenggaraan pelayanan kesehatan Jamkesmas juga dapat
dilihat dari segi pelayanan obat yang diberikan kepada pasien baik itu dalam pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan lanjutan. Dalam
penyediaan obat-obatan, Kementerian Kesehatan telah melakukan kerja sama dengan konsorsium BUMN Kefarmasian meliputi PT. Indo Farma, PT. Kimia
Farma, PT. Bio Farma dan PT. Phapros. Dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan biaya termasuk tidak boleh
Universitas Sumatera Utara
menebus resep obat di apotek dokter tidak boleh memberikan resep obat, bahan medis habis pakai, dan vaksin kepada peserta Jamkesmas untuk beli di apotek.
90
Sementara untuk pelayanan kesehatan lanjutan, pelayanan obat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1455MenkesSKX2010 tanggal 4
Oktober 2010 tentang Formularium Program Jaminan Kesehatan Masyarakat dan Peraturan Menteri Kesehatan No. HK.02.02Menkes068I2010 tentang
Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
91
Pemilihan obat mengacu pada kriteria yang telah ditetapkan dalam Formularium Program Jamkesmas yaitu:
Penetapan formularium ini bukan merupakan pembatasan pilihan obat, namun dilihat lebih sebagai upaya kita bersama dalam mewujudkan
penggunaan obat yang rasional.
92
a Memiliki rasio manfaat-risiko yang paling menguntungkan penderita.
b Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailarilitas.
c Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
d Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan
tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan. e
Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita
90
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1097MENKESPERVI2011 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar Jamkesmas,
hal. 10.
91
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 903MENKESPERV2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat., hal. 16.
92
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1455MenkesSKX2010 tentang Formularium Program Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
f Memiliki rasio manfaat-biaya yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak langsung. g
Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan pada:
g.1.Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah.
g.2.Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan.
g.3.Obat yang stabilitasnya lebih baik. g.4.Mudah diperoleh.
g.5.Obat yang telah dikenal. h
Obat yang menjadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut: h.1.Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam bentuk kombinasi
tetap. h.2.Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang
lebih tinggi dari pada masing-masing komponen. h.3.Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan
perbandingan yang tepat untuk sebagian besar penderita yang memerlukan kombinasi tersebut.
h.4.Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat biaya h.5.Untuk anti biotic kombinasi tetap harus dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
i Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah ddan aman yang
paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dengan harga yang terjangkau.
Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat bahwa dalam pemilihan obat, Kementerian Kesehatan melihat dari efek ataupun manfaat dari obat tersebut dan
efisiensi pengeluaran biaya. Efisiensi pengeluaran untuk biaya obat bukanlah suatu langkah yang buruk dalam pelaksanaan Jamkesmas, hal ini dilakukan karena
mengingat jumlah peserta Jamkesmas yang berjumlah sangat banyak yaitu 76,4 juta jiwa. Tentulah dalam penyelenggaraan Jamkesmas ini Pemerintah harus
memperhatikan masalah biaya yang dikeluarkan, hal ini mengingat keberlangsungan program tersebut.
Pelaksanaan pelayanan Jamkesmas dibagi dalam dua kategori yaitu pelayanan yang dibatasi limitation dan pelayanan yang tidak dijamin
exclusion. Pelayanan yang dibatasi ini maksudnya adalah pembatasan dalam hal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan mislanya dalam
hal pelayanan obat maupun pelayanan alat Bantu medis. Adapun pelayanan yang dibatasi limitation yaitu:
93
a Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa
koreksi minimal +1-1, atau lebih sama dengan +0,50 cylindris karena kelainan cylindris astigmat sudah mengganggu penglihatan, dengan
nilai maksimal Rp.150.000 berdasarkan resep dokter.
93
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 903MENKESPERV2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat, hal. 21
Universitas Sumatera Utara
b Alat bantu dengar diberi penggantian sesuai resep dari dokter THT,
pemilihan alat bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien sesuai kebutuha medis pasien dan ketersediaan alat di daerah.
c Alat bantu gerak tongkat penyangga, kursi roda, dan korset diberikan
berdasarkan resep dokter dan disetujui Komite Medik atau pejabat yang ditunjuk dengan mempertimbangkan alat tersebut memang
dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi sosial peserta tersebut. Pemilihan alat Bantu gerak didasarkan pada harga dan ketersediaan
alat yang paling efisien di daerah tersebut. d
Kacamata, alat bantu dengar, alat bantu gerak tersebut diatas disediakan oleh RS bekerja sama dengan pihak-pihak lain dan
diklaimkan terpisah dari paket INA-CBGs. Pelayanan yang tidak dijamin maksudnya adalah pembatasan dalam
pemberian pelayanan terhadap pengguna Jamkesmas. Adapun pelayanan yang tidak dijamin exclusion yaitu:
94
a Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan.
b Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika
c General check up
d Prothesis gigi tiruan
e Pengobatan alternatif antara lain akupunktur, pengobatan tradisional
dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah
94
Ibid, hlm. 22
Universitas Sumatera Utara
f Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya
mendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi. g
Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam, kecuali memang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas
h Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial, baik
dalam gedung maupun luar gedung Setiap peserta Jamkesmas akan mendapatkan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan dalam program Jamkesmas meliputi puskesmas dan jaringannya serta Fasilitas Kesehatan lanjutan Rumah Sakit dan balkesmas, yang telah bekerja
sama dalam program Jamkesmas. Perjanjian Kerja Sama PKS dibuat antara Faskes dengan Tim Pengelola Jamkesmas KabupatenKota setempat yang
diketahui oleh Tim Pengelola Provinsi meliputi berbagai aspek pengaturannya dan diperbaharui setiap tahunnya apabila Faskes lanjutan tersebut masih berkeinginan
menjadi Faskes lanjutan program Jamkesmas. Faskes lanjutan dikembangkan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota
setempat berdasarkan kebutuhan dengan mempertimbangkan berjalannya proses pengabsahan peserta oleh petugas PT Askes Persero serta verifikasi oleh
Verifikator Independen. Upaya perbaikan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya hal-hal
yang terkait dengan perizinan RS, kualifikasi RS dan akreditasi RS terus dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan dan peningkatan efisiensi baik di
puskesmas maupun di rumah sakit dan Faskes lainnya terus dilakukan. Telaah pemanfaatan pelayanan utilization review dilakukan untuk menilai kewajaran
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kesehatan yang dilakukan. Selanjutnya Dinas Kesehatan KabupatenKota melaporkan Faskes yang telah melakukan kerja sama kepada
Tim Pengelola Jamkesmas Pusat bersama nomor rekening Faskes lanjutan yang bersangkutan, untuk didaftarkan sebagai Faskes Jamkesmas
dengan keputusan Ketua Tim Pengelola Jamkesmas Pusat.
b. Penyelenggaraan Pendanaan