3.3 Satuan Pencahayaan
Satuan yang digunakan dalam mengukur cahaya adalah candela cd dan lux lx. Energi yang di keluarkan dari sumber cahaya disebut sebagai intensitas
sumber cahaya luminous intensity. Banyaknya energi cahaya yang jatuh pada permukaan, seperti dinding atau
permukaan meja, disebut iluminasi illumination atau illuminance. Satuan untuk iluminasi adalah lux lx. 1 lux merupakan iluminasi yang diperoleh dari standard
1 buah lilin pada jarak 1 meter.
3.4 Tingkat Pencahayaan
Tingkat pencahayaan dan renderasi warna yang direkomendasikan oleh SNI untuk berbagai fungsi ruangan ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan SNI Fungsi Ruangan
Tingkat pencahayaan lux
Kelompok renderasi warna
Rumah tinggal :
Teras 60
1 atau 2 Ruang tamu
120 - 150 1 atau 2
Ruang makan 120 - 150
1 atau 2 Ruang kerja
120 - 250 1
Kamar tidur 120 - 250
1 atau 2 Kamar mandi
250 1 atau 2
Dapur 250
1 atau 2 Garasi
60 3 atau 4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan SNI Lanjutan
Fungsi Ruangan Tingkat
pencahayaan lux Kelompok
renderasi warna Perkantoran :
Ruang direktur 350
1 atau 2 Ruang kerja
350 1 atau 2
Ruang komputer 350
1 atau 2 Ruang rapat
300 1
Ruang gambar 750
1 atau 2 Gudang arsip
150 1 atau 2
Ruang arsip aktif 300
1 atau 2
Lembaga Pendidikan :
Ruang kelas 250
1 atau 2 Perpustakaan
300 1 atau 2
Laboratorium 500 1
Ruang gambar 750
1 Kantin 200
1
Hotel dan restoran :
Lobi, koridor 100
1 Ruang serba guna
200 1
Ruang makan 250
1 Kafetaria 200
1 Kamar tidur
150 1 atau 2
Dapur 300 1
Rumah Sakit Balai Pengobatan :
Ruang rawat inap 250
1 atau 2 Ruang operasi
300 1
Laboratorium 500
1 atau 2 Ruang rekreasi dan
rehabilitasi 250 1
Industri Umum :
Gudang 100 3
Pekerjaan kasar 100 – 200
2 atau 3 Pekerjaan menengah
200 – 500 1 atau 2
Pekerjaan halus 500 – 1000
1
Universitas Sumatera Utara
Pekerjaan sangat halus 1000 – 2000
1 Pemeriksaan warna
750 1
3.5 Silau
Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh melebihi kecerahan dari interior tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling umum
adalah kecerahan yang berlebihan dari armatur dan jendela, baik yang terlihat langsung atau melalui pantulan.
Silau glare dapat dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Disability glare Silau yang menyebabkan ketidak mampuan melihat
Disability glare ini kebanyakan terjadi jika terdapat daerah yang dekat dengan medan penglihatan yang mempunyai luminansi jauh diatas luminansi obyek
yang dilihat. Oleh karenanya terjadi penghamburan cahaya di dalam mata dan perubahan adaptasi sehingga dapat menyebabkan pengurangan kontras obyek.
Pengurangan kontras ini cukup dapat membuat beberapa detail penting menjadi tidak terlihat sehingga kinerja tugas visual juga akan terpengaruh. Sumber
disability glare di dalam ruangan yang paling sering dijumpai adalah cahaya matahari langsung atau langit yang terlihat melalui jendela, sehingga jendela
perlu diberi alat pengendalipencegah silau screening device. 2. Discomfort glare Silau yang menyebabkan ketidaknyamanan melihat
Ketidaknyamanan penglihatan terjadi jika beberapa elemen interior mempunyai luminansi yang jauh diatas luminansi elemen interior lainnya.
Respon ketidaknyamanan ini dapat terjadi segera, tetapi adakalanya baru dirasakan setelah mata terpapar pada sumber silau tersebut dalam waktu yang
lebih lama. Tingkatan ketidaknyamanan ini tergantung pada luminansi dan
Universitas Sumatera Utara
ukuran sumber silau, luminansi latar belakang, dan posisi sumber silau terhadap medan penglihatan. Discomfort glare akan makin besar jika suatu
sumber mempunyai luminansi yang tinggi, ukuran yang luas, luminansi latar belakang yang rendah dan posisi yang dekat dengan garis penglihatan. Perlu
diperhatikan bahwa variabel perancangan sistem tata cahaya dapat merubah lebih dari satu faktor.
3.6 Metode Pengukuran Pencahayaan