LKBHI STAIN SALATIGA

A. LKBHI STAIN SALATIGA

1. Sejarah berdirinya LKBHI STAIN SALATIGA

Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LKBHI) Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga adalah salah satu lembaga yang memberi jasa hukum bagi masyarakat Salatiga dan sekitarnya. Kehadiranya dimotivasi oleh keinginan dari Civitas Akademika Jurusan Syari’ah STAIN Salatiga untuk memberikan sumbangsihnya kepada dunia hukum, khususnya dalam mewujudkan penegakan hukum dan keadilan. Keberpihakan kepada penegak hukum, kebenaran dan keadilan serta upaya memberikan advokasi, konsultasi dan bantuan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan menjadi komitmen utama dari hadirnya lembaga bantuan hukum ini.

STAIN Salatiga sebagai satu-satunya perguruan tinggi Islam di Salatiga, memiliki cara pandang yang sama dengan nilai-nilai luhur ajaran Islam yang lebih berpihak pada kaum dhu’afa. Fakta menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Salatiga dan sekitarnya dha’if pengetahuanya mengenai berbagai persoalan hukum bahkan dalam mendapatkan nasehat hukum dan pendampingan di pengadilan.

Berdasarkan fenomena tersebut, Jurusan Syariah pada tahun 2002 membentuk sebuah Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum (LPKBHI). Pada awal pendirianya, lembaga ini dipimpin oleh Drs. Mahfudz, M.Ag Sekaligus ketua Jurusan Syariah. Pada tahun 2004 nama LPKBHI berubah menjadi LKBHI. Direktur LKBHI Berdasarkan fenomena tersebut, Jurusan Syariah pada tahun 2002 membentuk sebuah Lembaga Penyuluhan Konsultasi dan Bantuan Hukum (LPKBHI). Pada awal pendirianya, lembaga ini dipimpin oleh Drs. Mahfudz, M.Ag Sekaligus ketua Jurusan Syariah. Pada tahun 2004 nama LPKBHI berubah menjadi LKBHI. Direktur LKBHI

2. Visi dan Misi

Visi:

Mewujudkan keadilan dalam masyarakat (justice for all) tanpa membeda- bedakan latar belakang agama, suku, warna kulit, jenis kelamin, dan membimbing masyarakat untuk tahu dan dapat mempertahankan hak-haknya secara hukum.

Misi:

1) Memberikan bantuan hukum kepada masyarakat baik litigasi maupun non litigasi.

2) Menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam penyelesaian masalah-masalah hukum.

3) Meningkatkan kemampuan dan keterlibatan mahasiswa, alumni, dan dosen dalam pemberian pelayanan hukum kepada masyarakat.

3. Struktur Pengurus LKBHI STAIN SALATIGA

DIREKTUR

ADVOKAT

KONSULTAN AHLI

DIVISI BANTUAN HUKUM

DIVISI PENYULUHAN

DIVISI PENELITIAN DAN

DAN ADVOKASI HUKUM DAN

PENGEM BANGAN

Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan LKBHI STAIN SALATIGA

Penjelasan

Keberadaan Tim Ahli diperlukan untuk memberikan pertimbangan dan saran dalam pelayanan dibidang bantuan hukum, konsultasi hukum, penyuluhan hukum dan pengembangan lembaga.

Advokat atau konsultan praktek diperlukan sebagai partner diskusi, tukar ilmu, keahlian dan pengalaman untuk pengembangan sumber daya dan LKBHI juga dapat memohon bantuan kepadanya untuk menangani kasus-kasus tertentu atau pada saat kompetensi, keahlian di berbagai bidang hukum khususnya dalam ranah litigasi dengan berbagai izin atau sertifikat keahlianya.

Divisi Bantuan Hukum dan Advokasi dibentuk untuk memberikan pelayanan dibidang bantuan hukum (baik litigasi maupun non litigasi), konsultasi hukum, pembuatan legal opinion, dan lain-lain yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Divisi Penyuluhan dan Konsultasi Hukum diperlukan untuk memberikan pelayanan di bidang penyuluhan hukum (sosialisasi peraturan perundang-undangan) ke masyarakat, terutama di pedesaan dan dan ke sekolah-sekolah dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran hukum warga masyarakat baik dilakukan secara langsung maupun melalui brosur, media cetak, dan elektronik.

Divisi Penelitian dan Pengembangan diperlukan untuk menjalankan fungsi penelitian hukum, pembekalan dan pelatihan hukum, diskusi public yang terkait dengan persoalan hukum, menjalin kerjasama dengan lembaga lain seperti Kepolisian,

Pengedilan Negeri, Pengadilan Agama, Pemerintah Daerah serta lembaga lain yang menunjang pengembangan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Islam (LKBHI) STAIN Salatiga.

Tabel 3.1 Daftar Pengurus LKBHI STAIN SALATIGA

No Nama/ NIP

Pangkat/Gol

JABATAN DINAS

TUGAS

1. Prof. DR. H. Muh. Zuhri, Pembina Guru Besar Tim Ahli M.A

Utama (IV/a)

2. Drs. Badwan, M.Ag

Pembina (IV/a) Dosen

Tim Ahli

3. Drs. Mubasirun, M.Ag

Pembina (IV/a) Kajur

Tim Ahli

Syari’ah

4. Sofyan, S.H.,M.H

Tim Ahli

5. Farkhani, S.HI, M.H

Penata Muda Dosen

Direktur

(III/a)

6. Evi Ariyani, M.H

Penata (III/c)

Dosen

Divisi

7. Lutfiana Zahriani, M.H

Penata (II/c)

Dosen

Bantuan HUkum & Advokasi

8. Tri Wahyu Hidayati, M.H

Penata

Tk.1 Doen

Divisi

(III/d)

Penyuluhan

9. Heni Satar Nurhaida, M.H

Penata Muda Dosen

(III/a)

Konsultasi

10. H.M. Yusuf Khummaini, Penata Muda Dosen Divisi M.H

(III/a)

Litbang

4. Program Kerja

Secara umum LKBHI STAIN SALATIGA memiliki program kerja yang dilaksanakan sesuai dengan kapasitas divisinya, yaitu:

a. Bantuan hukum

Bantuan hukum merupakan program yang mutlak ada di sebuah Lembaga Bantuan Hukum, dimana dengan ini masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum dapat dilayani dan didampingi dalam menghadapi permasalahanya. Namun bagaimanapun juga, klien lah yang berhak menentukan keputusan apa yang akan ia pilih. Advokat hanya membantu sebatas apa yang telah di atur dalam Undang Undang Advokat tahun 2003. LKBHI telah memiliki advokat praktik yang siap mendampingi klien di muka persidangan tanpa dipungut biaya.

b. Konsultasi

LKBHI merupakan lembaga bantuan hukum yang hampir seluruh pengurusnya adalah akademisi/dosen. Program ini merupakan program unggulan dimana mayoritas klien yang datang ke LKBHI untuk konsultasi. LKBHI menerima berbagai macam bentuk konsultasi seperti: waris, rumah tangga samara, ekonomi syariah, perdata, pidana dan lain-lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan data dimana LKBHI sejak tahun 2006 sampai tahun 2013 telah menerima klien dengan lima varian permasalahan, yaitu perceraian, waris, rumah tangga, KDRT dan perbankan.

c. Penyuluhan

Penyuluhan biasa dilakukan oleh individual pengurus LKBHI sesuai dengan tema dan bidang keahlian masing-masing. Penyuluhan ini bisa inisiatif internal lembaga dan bisa inisiatif masyarakat, seperti acara yang peneliti ikuti kegiatan penyuluhan oleh salah satu pengurus LKBHI yaitu Ibu Zumrotun bersama jajaran pemerhati perempuan pada acara Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan di Kelurahan Kecandran, Kota Salatiga pada tanggal 6 Juni 2013. Penyuluhan juga biasa dilakukan oleh para pengurus yang notabene dosen dalam undangan mahasiswa KKN untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sasaran.

d. Pelatihan Keterampilan Hukum

Pelatihan Keterampilan Hukum dilaksanakan bekerja sama dengan Jurusan syariah STAIN Salatiga untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam hal litigasi. Hal itu penting dilakukan guna menyiapkan Sarjana Hukum yang kompeten dan mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi lain. Pelatihan itu seperti; Pelatihan Keterampilan Legal Drafting, Pelatihan Mediasi, Pelatihan Sidang Semu, Pelatihan Ilmu Falak, Penelitian Sosiologi Hukum.

e. Seminar

Seminar adalah program yang rutin dilaksanakan oleh LKBHI STAIN SALATIGA, faktor latar belakang para pengurus LKBHI yang mendorong kegiatan ini sering dilaksanakan. Seminar dilaksanakan dengan berbagai tema hukum yang sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan isu terbaru yang Seminar adalah program yang rutin dilaksanakan oleh LKBHI STAIN SALATIGA, faktor latar belakang para pengurus LKBHI yang mendorong kegiatan ini sering dilaksanakan. Seminar dilaksanakan dengan berbagai tema hukum yang sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan isu terbaru yang

5. Prosedur Pelayanan Klien (Masyarakat)

Dalam rangka profesionalisme pelayanan kepada masyarakat di bidang hukum, terutama dalam hal prosedur pemberian konsultasi hukum, pendampingan dan kerja LKBHI lainnya, LKBHI menetapkan prosedur sebagai berikut (wawancara dengan Bapak Yusuf Khummaini, 12/7/2013);

a. Konsultasi Hukum

Klien yang datang diterima oleh petugas yang ada untuk didaftar dan mengisi blangko konsultasi yang disediakan. Klien dapat menuliskan identitas diri dan pokok persoalan hukum yang akan dikonsultasikan. Setelah itu klien diantar ke divisi Penyuluhan dan Konsultasi Hukum untuk ditunjukkan konsultan hukumnya sesuai dengan pokok persoalan hukum yang ditulisnya dalam blangko konsultasi. Biasanya penunjukan Konsultan pendamping disesuaikan dengan gender dan jenis perkara. Konsultasi ini gratis bagi siapapun dan dilakukan sesuai kesepakatan dan kenyamanan klien mengingan tidak adanya kantor yang representatif.

Konsultasi dilakukan senyaman mungkin dan konsultan diharapkan mampu menangkap permasalahan dan membuat klien terbuka terhadapa permasalahanya. Namun, konsultan tidak diperkenankan memaksakan kehendak atau pendapatnya, semua keputusan ada ditangan klien.

Terdapat tiga etika dasar konseling yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri (kemandirian). Etika dasar ini terkait langsung Terdapat tiga etika dasar konseling yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri (kemandirian). Etika dasar ini terkait langsung

1) Asas Kerahasiaan

Seorang konselor diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan, dengan harapan adanya kepercayaan dari semua pihak maka mereka akan memperoleh manfaat dari pelayanan konsultasi. Asas kerahasiaan pada layanan konsultasi yang dimaksudkan adalah menyangkut jaminan kerahasiaan identitas konsultasi dan pihak ketiga, dan jaminan kerahasiaan terhadap permasalahan yang dialami pihak ketiga.

2) Asas Kesukarelaan

Kesukarelaan yang dimaksudkan pada layanan konsultasi adalah kesukarelaan dari konselor dan konsulti. Konselor secara suka dan rela membantu konsulti untuk membantu mengarahkan bantuan pemecahan masalah yang akan diberikan kepada pihak ketiga. Kesukarelaan konsulti yaitu bersikap sukarela datang sendiri kepada konselor dan kemudian terbuka mengemukakan hal-hal yang terkait dengan konsulti sendiri dan pihak ketiga dengan tujuan agar permasalahan yang dialami pihak ketiga segera terselesaikan.

3) Asas Kemandirian

Pada layanan konsultasi, konsulti diharapkan mencapai tahap-tahap kemandirian berikut:

a) Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis.

b) Memahami dan menerima lingkungan secara objektif, positif dan dinamis.

c) Mengambil keputusan secara positif dan tepat.

d) Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil.

b. Bantuan Hukum dan Advokasi

Klien yang datang diterima oleh petugas yang ada untuk didaftar dan mengisi blangko permohonan bantuan hukum dan advokasi yang disediakan. Klien dapat menulis identitas diri, pokok persoalan hukum dan permohonan untuk mendapatkan bantuan hukum dan atau advokasi. Setelah itu klien diantar ke Divisi Bantuan Hukum dan Advokasi untuk ditunjukkan pendamping atau Advokat yang sesuai dengan pokok persoalan hukum yang ditulisnya dalam blangko.

Dalam proses ini, jika diperlukan pengacara untuk mendampingi klien di persidangan, maka LKBHI meminta bantuan advokat praktek yaitu Sofyan, SH. Proses beracara di Pengadilan yang biasanya memakan waktu cukup lama sehingga dibutuhkan kesabaran baik dari Pendamping maupun Klien sendiri. Dalam proses ini, Klien berhak untuk tetap meneruskan atau menghentikan pemberian bantuan hukum kapan saja atau mencari penasihat hukum lain.

LKBHI memiliki prinsip tidak meminta bayaran terhadap pelayanan jasa bantuan hukum tersebut. Biaya perkara di Pengadilan Agama selama ini dibayar oleh klien karena memang tarifnya masih terjangkau.

c. Penyuluhan Hukum

Klien yang datang diterima oleh petugas yang ada untuk didaftar dan mengisi blangko permohonan bantuan hukum dan mengisi blangko permohonan penyuluhan hukum. Klien dapat menulis identitas lembaganya dan jenis penyuluhan hukum yang ingin didapatkannya serta penentuan waktu yang diinginkan. Setelah itu klien diantar ke Divisi Penyuluhan dan Konsultasi Hukum untuk membicarakan segala sesuatu yang dibutuhkan ataupun untuk menegosiasikan segala hal agar terlaksananya penyuluhan hukum yang dibutuhkan dengan baik.

6. Data Penanganan Klien

Data Konsultasi tahun 2006-2013

cerai w aris pidana perbankan konsult asi

Gambar 3.2 Data Perbandingan Klien LKBHI Tahun 2006-2013

Peneliti sengaja memaparkan data penanganan klien di LKBHI STAIN Salatiga sejak 2006 agar terlihat progress serta jenis perkara yang banyak ditangani oleh LKBHI. Peneliti mendapatkan data bahwa sejak tahun 2006 sampai 2013 hanya 40 klien yang ditangani oleh LKBHI STAIN SALATIGA.

7. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana di LKBHI STAIN SALATIGA masih belum layak. Ada kantor ukuran 4x2 meter persegi yang berada di gedung laboratorium kampus 2,

Kembangarum Salatiga, tetapi tidak digunakan. Sehingga pengurus berkantor di ruang dosen masing-masing. Belum memiliki perlengkapan kantor, komputer, kendaraan operasional kantor, sehingga masih menggunakan swadaya dari pengurus LKBHI.

8. SUMBERDAYA DAN REKRUTMEN

Mahasiswa serta civitas akademika kampus yang lain belum terlibat. Mahasiswa selama ini masih menjadi salah satu sasaran kegiatan dan belum menjadi bagian penggerak LKBHI.

9. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan LKBHI STAIN SALATIGA adalah masyarakat rentan hukum dan miskin di wilayah Salatiga dan sekitar. Mahasiswa dalam kaitan dengan system akademik. LKBHI juga menggalang kerjasama yang apik dengan Lembaga Swadaya Masyrakat seperti Percik, MUI dan Ormas-ormas lainya.

10. Kendala

Kendala yang dihadapi oleh LKBHI STAIN SALATIGA dalam menjalankan fungsi dan peran sebagai LBH Kampus diantaranya adalah; Kurangnya antusiasme dari lembaga untuk mengembangkan dan memajukan LKBHI, hal tersebut terlihat dengan belum tersedianya dana yang layak untuk operasional sebuah LBH, dan tidak adanya fasilitas pendukung seperti kantor beserta perlengkapanya.

Kemudian dari hal tersebut, menurut Yusuf Khummaini (4 Juli 2013) kendala non teknis adalah kurangnya ketersediaan waktu bagi para pengurus yang notabene dosen dengan berbagai kesibukan, sehingga hampir tidak ada waktu untuk LKBHI. Selanjutnya kendala lain adalah tidak bisa mendampingi klien di muka persidangan dikarenakan para dosen tidak memiliki sertifikat advokat.