Pengetahuan Informan Mengenai Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja

“…..saya belum melaksanakan upaya kesehatan kerja karena saya baru pindah tugas ke puskesmas ini….” Dari urain dapat bahwa praktek kegiatan upaya kesehatan kerja di Puskesmas sudah dilaksanakan namun belum optimal, sebagian besar informan beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan rutinitas dan berorentasi pada kuratif. Hal ini kurang sesuai dengan pedoman pelaksanaan upaya kesehatan kerja. Seiring dengan era globalisasi dalam reformasi serta adanya dampakdesentralisasi sangat terasa bagi Dinas Kesehatan terutama dari sisi keuangan. Dengan diberlakukannya UU No. 22 dan UU No. 25Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah serta Kep. Mendagri No. 292002 dan PP No. 82003 membuat Dinas Kesehatan harus banyak melakukan penyesuaian dalam hal mengelolaan keuangan maupun penganggaran, demikian juga penyediaan dana dan sarana di Puskesmas untuk program Upaya Kesehatan Kerja dalam penyediaan anggaran harus dilakukan secara efektif dan efisien dengan perhitungan unit cost masing-masing kegiatan dengan biaya yang sedikit untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

5.3. Pengetahuan Informan Mengenai Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, dimana penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba Notoadmojo, 2003. Sementara Soekamto 1997 berpendapat, Universitas Sumatera Utara pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan sekitarnya. Dari hasil analisis pengetahuan informan di atas matriks 4.1 sampai 4.10 dapat dilihat bahwa rata-rata informan memahami mengenai program upaya kesehatan kerja tersebut. Jadi secara umum dapat dikatakan pemahaman informan terhadap pengertian, tujuan, sasaran, dan pelaksanaan dari program upaya kesehatan kerja dikategorikan cukup, dimana sebagian besar informan memahami mengenai program UKK tersebut. Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara dengan informan : “…program upaya kesehatan kerja adalah salah satu kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja, meningkatkan derajat kesehatan mereka sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal..”R2 “…program UKK adalah program kesehatan kerja untuk melayani pekerja- pekerja baik formal maupun informal, untuk melihat apakah pekerja-pekerja itu ada hubungan penyakitnya dengan penyakit akibat kerja…”R3 “…upaya kesehatan kerja adalah penyerasian kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja, agar para pekerja dapat bekerja secara sehat, optimal dan kemudian akan meningkatkan produktifitas kerja mereka…”R7 Pengetahuan sangat penting dalam memberikan wawasan terhadap sikap dan perbuatan seseorang. Pengetahuan juga merupakan hasil dari segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang sesudah melihat atau menyaksikan, mengalami atau belajar Notoadmojo, 2003. Pada Penelitian Suroyo di Puskesmas Tasikmalaya Kota Bandung Tahun 2007, Pengembangan Pola Manajemen Puskesmas Pada Upaya Kesehatan Kerja di Universitas Sumatera Utara Puskesmas Tasikmalaya Kota Bandung. Hasil penelitian terhadap analisis pengetahuan, sikap dan praktek menunjukan bahwa 41 dari 17 responden pengetahuan responden termasuk katagori cukup , 88 dari 17 responden sikap responden mendukung dan 82 dari 11 responden telah melaksanakan praktek terhadap upaya kesehatan kerja. Sedangkan dalam pengembangan pola manajemen Puskesmas dilakukan analisa SWOT, hasil perhitungan ditunjukan bahwa program upaya kesehatan kerja berada pada posisi yang menguntungkan dimana kekuatan di dalam Puskesmas dapat dipertahankan. Sementara strategi untuk menghadapi ancaman ekternal, Puskesmas melakukan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor dengan pihak perusahaan dan kelompok pekerja. Sedangkan pengembangan pola manajemen upaya kesehatan kerja Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, menunjukan respon yang baik terhadap peluang ekternal dan memanfaatkan kekuatan internal. Posisi pengembangan pola upaya kesehatan kerja Dinas Kesehatan berada pada quadran yang menguntungkan bagi Dinas Kesehatan dimana dengan kekuatan internal yang besar maka akan dapat memanfaatkan peluang ekternal yang ada. Strategi yang diharapakan adalah mendukung adanya pertumbuhan kebijakan yang agresif dengan melakukan advokasi ke pemerintah kota guna mendapat dukungan berupa kebijakan tentang penyelenggaraan upaya kesehatan kerja di Kota Tasikmalaya sebagai perwujudan dari visi kota Tasikmalaya. Ilyas 2001 berpendapat bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik akan mempengaruhi kinerja seseorang karena dengan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan pula kinerja. Universitas Sumatera Utara Pengetahuan informan mengenai program upaya kesehatan kerja didapatkan dari sosialisasi, informasi dan juga pelatihan tentang keselamatam dan kesehatan kerja K3 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan baik tingkat Provinsi maupun tingkat pusat. Berdasarkan hasil uraian bahwa pengetahuan informan dalam hal pemahaman atau wawasan terhadap program upaya kesehatan kerja bagi petugas maupun pejabat struktural sudah cukup baik. Tetapi ada beberapa informan yang belum memahami secara lebih mendalam mengenai program upaya kesehatan kerja karena mereka baru pindah tugas. 4 empat orang informan dalam penelitian ini yang merupakan kepala puskesmas baru menjabat selama lebih kurang 5 lima bulan. Mereka mengatakan bahwa belum sepenuhnya memahami mengenai pelaksanaan program upaya kesehatan kerja tersebut. Untuk jelasnya dapat dilihat dari petikan di bawah ini : “…sebetulnya kan bu., saya masih baru pegang program ini..,R8 Penelitian De Werdt dalam Gibson 1987, mengatakan bahwa ada pengaruh yang kuat dari tingkat pengetahuan terhadap sikap dan praktek. Pengaruh pengetahun terhadap praktek dapat bersifat langsung maupun melalui perantara sikap, karena sikap belum optimis terwujud dalam bentuk praktek over behavior.

5.4. Sikap Informan Mengenai Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Kerja