LED AKAN KON FLIK D AN D IN AMIKAN YA D I S ETIAP ETAPE

III. LED AKAN KON FLIK D AN D IN AMIKAN YA D I S ETIAP ETAPE

Kon flik Malu ku bar an gkali d apat d ikategor ikan sebagai konflik sosial terbesar dan terparah sepanjang sejarah perjalanan kebangsaan. Pem benaran terhadap kategori ini dilakukan dengan m em ban din gkan luas wilayah (daratan ) Maluku serta jum lah pen duduk berban din g tin ggi dan m eluasn ya eskalasi kon flik, serta tingkat penghancuran dan jum lah korban yang terjadi. Data resm i pem erintah yang dilansir pada tahun ketiga konflik m em atok korban jiwa sebanyak 70 0 0 orang. Meskipun dem ikian data ini oleh kedua belah pihak yan g berkon flik dian ggap tidak valid. Sekalipun pen catatan jum lah korban jiwa dari m asin g-m asin g pihak tak juga m utlak dapat dipegan g keabsahan n ya, n am un keduanya sam a sepakat bahwa korban jiwa akibat konflik m encapai lebih kurang 10 0 0 0 orang. 50 0 0 0 0 orang m enjadi pengungsi dan tersebar secara acak pada seluruh wilayah kepulauan Maluku. Diantara jum lah itu kurang lebih 150 0 0 0 orang m enyebar pada berbagai provinsi di Indonesia. Sebagian kecil diantaranya bahkan n ekad m en yeberan gi laut secara ilegal m en uju wilayah utara Australia. Selain korban jiwa dan gelom bang pengungsian dalam skala m asif, m aka kehancuran perkam pungan, harta benda, dan berbagai fasilitas publik sun gguh telah m en ggoson gkan wajah Maluku didalam kondisi keterpurukan yang sangat dalam . Lebih dari 50 0 buah fasilitas ibadah dihancurkan pada sem ua kom unitas agam a. Kuran g lebih 60 0 0 0 rum ah keluarga m en jadi puin g. Ratusan buah sekolah, rum ah sakit, Un iversitas, perkan toran pem erintahan, pusat perekonom ian, dan berbagai fasilitas publik lainnya seakan berlom ba untuk m eruntuhkan dirinya, ditengah kobaran api dan dentum an bom silih berganti. Periode 1999 –

20 0 1 sungguh telah m enorehkan luka historis yang begitu dalam pada catatan perjalanan Maluku sepanjang sejarah. Tahun-tahun dim ana anak-anak m enggantikan pena dan boneka dengan senjata dan bom m olotov. Belajar m engidentifikasi bunyi AK47, M16,

Kon flik M aluk u

m ortir, gran at, roket loun cher, SMR, deru pan ser, tan k, serta berbagai m esin pencipta perang lainnya. Dan ironisnya belajar un tuk m em ban gun berbagai ben tuk barikade un tuk m en yekat Maluku berdasarkan garis segregasi Islam dan Kristen. Bukan saja segregasi wilayah (by place), tetapi juga segregasi pikiran (by m in d ).

Mem aknai dinam ika konflik Maluku akan m em perhadapkan kita dengan sejum lah keruwetan untuk m em verifikasi tum pukan data kron ologis yan g berhadapan secara paradoks, dan salin g m enggugurkan satu sam a lainnya. Perang data m enjadi polem ik ter bu ka yan g tak per n ah ter selesaikan , dan bah kan m em icu terbelahn ya berbagai m edia in form asi lokal berdasarkan garis agam a. Meskipun dem ikian ban yak kalan gan sepakat bah wa berdasarkan dinam ika dan eskalasinya, konflik Maluku dibagi pada em pat etape dalam urutan sebagai berikut:

Ko n flik Eta p e I –

B e r m u la d a r i p r e m a n

Bunyi bedug pada 19 J anuari 1999 selam anya akan tercatat sebagai bedug kehancuran bagi Maluku. Berm ula dari pem alakan Nursalim , seorang prem an Bugis beragam a Islam di wilayah desa Batum erah terhadap Yopi Louhery seorang pengem udi angkot jurusan Batum erah yan g beragam a Kristen . Pem alakan yan g berujung pada pertengkaran diantara keduanya, dengan segera m er u bah kekh u su kan p er ayaan Id u l Fit r i m en jad i bar a ap i diten gah gejolak m asa. Teriakan m in ta tolon g Nursalim yan g ber lar i m em asu ki wilayah d esa Batu m er ah sam bil ber ter iak “or a n g Kr ist en m en yer a n g sa ya ” d en ga n seger a m en yu lu t kem arahan serta m endorong keluar gelom bang m asa Islam desa Batum erah dalam keadaan siap tem pur. Selang beberapa m enit kem u d ia n kob a r a n a p i m u la i t er lih a t m en jila t i b eb er a p a perum ahan di daerah Mardika.

Sem entara itu arus m asa Kristen bergerak turun dari arah Kudam ati, dan Batugantung dan m erengsek m enuju pusat kota

Pot r et R et a k N u sa n t a r a

sam bil m en ggen ggam berbagai jen is peralatan tajam . Yel-yel

H aleluy a serta kidun g rohan i ‘laskar Kristen Maju’ sam bun g m en yam bun g terden gar m en yem an gati barisan m asa Kristen yang bergerak ke arah perbatasan dengan basis-basis kom unitas Islam . Serentak konflik yang laten terjadi antara kom unitas desa Ba t u m er a h d a n Ma r d ika m en yu lu t s elu r u h wila ya h kot a . Pem ukim an dan rum ah ibadah Kristen di daerah Waihaong-Seilale dalam sekejap terpanggang api di sore itu. Sem entara di kantong Kristen Batugajah dan Pule penghancuran terhadap pem ukim an dan rum ah ibadah kom unitas Islam spontan terjadi pada waktu yang kurang lebih sam a. Mobilisasi dan ‘m iliterisasi’ m asyarakat s e ge r a t e r ja d i h a r i it u ju ga , d ia n t a r a n ya m e la lu i p r o s e s in den tifikasi kelom pok. Kom u n itas Islam m en ggu n akan pita kepala berwarna putih. Sebaliknya kom unitas Kristen m em ilih warna m erah. Mobilisasi perang secara bersam aan terjadi dengan m obilisasi kom unitas dari kedua belah pihak yang m engungsikan dirinya. Kom unitas Kristen di wilayah Waihaong-Seilale m em ilih m en gu n gsi ke Polr est a Pu la u Am b on & Lea se. Seb a likn ya kom un itas Islam yan g berdiam di wilayah sekitar Batum eja, Batugajah, dan sekitarnya m em ilih m engungsi ke Polda Maluku. Entah m engapa sejak sore sam pai m alam itu teriakan-teriakan ‘anti BBM’ (Buton, Bugis, Makasar) terdengar ram ai di kalangan kom unitas Kristen. Teriakan-teriakan yang segera diikuti dengan aksi pem bakaran ratusan becak dan puluhan m obil angkot, yang selam a ini dianggap identik dengan sim bol kehadiran BBM di Maluku dan khususnya kota Am bon. Grafiti anti BBM m endadak m uncul dim ana-m ana pada kantong-kantong kom unitas Kristen. Sebaliknya di kom unitas Islam yel-yel anti RMS m enggem a silih bergan ti. Dalam hitun gan jam kekhusukan Idul Fitri bergan ti m enjadi arena kepanikan dan histeria publik. Lebih kurang 10 orang terbantai pada kerusuhan hari pertam a.

Satu hal m en arik berkaitan den gan kon flik hari pertam a

b a h wa sela in d ip icu oleh p er t en gka r a n a n t a r p r em a n d a n pengem udi angkot, m aka cepatnya proses pem atangan konflik

Kon flik M aluk u 111

distim ulir oleh sebaran isu m engenai penyerangan rum ah-rum ah ibadah di kedua belah pihak. An ehn ya sebaran isu dem ikian antara lain dilakukan oleh beberapa pengendara m otor m isterius, yang bergerak cepat diantara pusat-pusat kom unitas Islam dan Kristen sam bil m en eriakan terbakarn ya rum ah-rum ah ibadah. Selain pengendara m isterius m aka m asa m isterius juga m enjadi fen om en a m en a r ik u n t u k d ip er h a t ika n d a la m set t in g h a r i pertam a. Menurut beberapa rekan Muslim asal desa Batum erah, p ad a jam -jam p er t am a m eled akn ya kon flik t er lih at ban yak pem uda di desa Batum erah yang sebelum nya tak pernah dikenali.

H al yan g sam a n am pak pula di kalan gan kom un itas Kristen berdasarkan tuturan beberapa saksi m ata.

Dinam ika konflik hari pertam a dengan segera m erem bet ke berbagai wilayah lain dalam hitungan jam dan hari. Pada hari kedua konflik m erem bet jauh ke jazirah Lei Hitu di wilayah pantai utara Pulau Am bon. Ribuan Masa dari J azirah Leihitu bergerak m enuju Am bon dengan persiapan penuh untuk berperang, setelah m em peroleh in form asi gelap bahwa m asjid raya Alfatah telah diserang. Pergerakan yang m elewati dua kom plek kesatuan Yon 733 kem udian tertahan di desa Passo. Tak berhasil m enem busi barikade m asa di Passo, m asa Leihitu kem bali sam bil m em bum i hanguskan seluruh perkam pungan Kristen sepanjang Negeri Lam a – Benteng Karang.

Pada hari yang sam a di pusat kota Am bon, para pem uda Kristen bergerak serentak di subuh hari dan m em bum i hanguskan area pasar gam bus dan pertokoan Pelita, dengan alasan m enggasak basis prem an BBM yang sehari-harinya m enetap di wilayah itu. Masih pada hari yang sam a pula konflik bahkan m enyengat wilayah Papora di Seram Barat dan Sanana di Maluku Utara. Tum pukan k o r b a n jiwa s e m a k in b e r t a m b a h , b e r s a m a a n d e n ga n m en im bun n ya puin g-puin g perum ahan pen duduk dan gedun g ibadah serta fasilitas publik lainnya. Sam pai dengan tanggal 25 J anuari 1999 tercatat 9 buah m esjid dan m ushola serta 14 buah gereja m en jadi sasaran pen gh an curan pada berbagai wilayah

112 Pot r et R et a k N u sa n t a r a

sebaran kon flik. Arus pen gun gsi yan g m en in ggalkan Am bon terjadi dalam jum lah besar. Terutam a puluhan ribu pengungsi asal BBM yang bertolak m eninggalkan Am bon dari pelabuhan laut Yos Sudarso.

Mem asuki Maret 1999 penyebaran konflik telah m encapai wilayah Maluku Tenggara (Tual), Seram Barat, Pulau Saparua serta Pulau Haruku. Konflik terparah pada akhir Maret sam pai dengan m inggu pertam a April terjadi di kepulauan Kei. Pada tgl.

30 Maret 1999 pecah kerusuhan di Kepulauan Kei. Kam pung- kam pung Islam di pesisir Barat Kei Kecil, seperti Selayar, Debut- Islam , Letvu an -Islam , Dian Pu lau , Tetoat, Ngu r sit, Madwat, Ohoibadar, Ohoiren -Islam dan Ohoira-Islam ditan ah-ratakan . Korban jiwa tak terhindari, dan gelom bang pengungsi bergerak Tual, Letm an, Ohoiderta-wun dan Dullah. Di bagian selatan desa Kristen Ohoiseb m engalam i nasib yang sam a. Di wilayah Tim ur, desa protestan Elaar pun dihancurkan oleh m assa Islam . Warga katolik Ohoidertutu terpancing karenanya untuk m enghancurkan desa Danar-Islam . Sem entara itu di Tual, ibu-kota Kabupaten Maluku Tenggara pun banyak rum ah terbakar dan berjatuhan korban di kedua belah pihak. Toko-toko warga kristen Tionghoa dijarah dan dihancurkan.

Tanggal 3 April kerusuhan m eram bat ke P.Kei Besar, berawal di desa Larat, kam pung kelahiran Bupati H.Husein Rahayaan. Korban berjatuhan dan ham pir seluruh desa itu dihancurkan. Pen d u d u k d esa kem u d ian m en gu n gsi ke Elat d an ke Tu al. Selan jutn ya beberapa desa Islam di pesisir Barat Utara P.Kei Besar m enjadi sasaran serangan orang Kristen, yakni Ohoiwait, Elralang, Wer Ohoinam , Wer Ohoiker, Wer Frawav, Uwat Air, Ohoivaa, Uwat Reyaan dan Mun Kahar. Ketiga kam pung “Wer” diserang karena m ereka dinilai lebih dahulu m enyerang kam pung Kristen Ngat. Pada tgl. 1 Mei datanglah m assa Islam dari P.Dullah m enyerang dan m eng-hancurkan desa Kristen Dangarat. Desa Kristen lain yang dihancurkan ialah Weduar Fer di ujung selatan pulau, di m ana 37 warganya dibantai. Data yang diperoleh dari

Kon flik M aluk u 113

ketua PMI Maluku tentang para korban di Kei Kecil dan Kei Besar antara lain :

§ 36 desa yang terbakar/ rusak terdiri dari : §§ 31 Desa Islam

§§ 5 Desa Kristen § Pengungsi 44.234 orang, m asing-m asing:

§§ Kei kecil; 29.734 orang, tersebar di 24 tem pat pengungsian §§ Kei Besar; 14.50 0 orang, tersebar di 12 tem pat pengungsian

Selain Kepulauan Kei m aka pada wilayah Maluku lainnya yang dihajar konflik dalam skala besar adalah Kepulauan Banda. Pada 20 April 1999 dari Banda diperoleh berita bahwa sum bu kerusuhan sudah tersulut disana, dan m enyebar secara m erata di Pulau Hatta, Banda Neira, dan Lothor (Banda Besar). Tanggal 23 April 1999 seluruh penduduk Kristen di Banda sejum lah 38 4 jiwa dievakuasi ke Am bon dan ditem patkan di Secata B Suli.

Sejak akhir April 1999 sam pai dengan pertengahan J uli 1999 eskalasi konflik m asa cederung m enurun,. Pada m asa jeda itu kam panye dan pelaksanaan Pem ilu cenderung berlangsung am an, m eskipun terkadang terjadi juga terjadi beberapa konflik terbatas. Pa d a p er iod e in i p u la st a t u s Kom a n d o Resor t Milit er 174 Pattim ura dikem balikan statusn ya kem bali m en jadi Kom an do Militer XVI Pattim ura. Status yang sebelum nya telah dilebur di bawah kendali Kodam VIII Trikora.

Ko n flik Eta p e II –

A m b o n m e m a n a s la g i

Setelah m engalam i m asa jedah selam a kurang lebih 3 bulan, konflik etape kedua diawali di Am bon. Tepatnya berawal di desa Poka-Rum ahtiga pada hari J um at tgl. 23 J uli 1999, dan m encapai puncaknya pada hari Minggu berikutnya. Selam a lebih kurang 6 hari dinam ika konflik di desa Poka-Rum ahtiga berlangsung dalam in ten sitas yan g cukup tin ggi. Saat ketika kom pleks Perum n as

114 Pot r et R et a k N u sa n t a r a

Poka dibakar oleh m assa putih. Banyak um at kristen waktu itu sudah m engungsi ke tem pat-tem pat yang lebih am an.

Pad a wilayah lain ker u su h an t er jad i d i p elabu h an Yos Sudarso, pada saat KM Bukit Siguntang m erapat. Beberapa korban pen um pan g Kristen terban tai dalam peristiwa itu, sem en tara penum pang dan penjem put yang lainnya sem pat dievakuasi oleh p ih a k a p a r a t kea m a n a n ke b eb er a p a loka s i. Ber d a s a r ka n pengalam an itu, kapal-kapal Pelni yang m elayari route J akarta- Surabaya-Kupang-Am bon diarahkan untuk m erapat di pelabuhan Angkatan Laut Halong Hal ini m engingat pilihan para penum pang Kristen untuk m elewati jalur ini, ketim bang m enggunakan kapal yang m elewati jalur Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Pada hari Selasa tgl. 27 J uli, jam 10 .0 0 , pusat pertokoan di J alan A.J .Patty dan Sam sat han cur lebur dilalap api, setelah sebelum nya dijarah dihadapan m ata ratusan personil PHH dan polisi yan g ber tugas di wilayah itu. Api m en jalar sam pai di pertokoan di J alan Sam Ratulangi. Baru pada jam 19.0 0 situasi dapat diken dalikan oleh aparat kem an an . Sepan jan g h ari in i dinam ika konflik berlangsung dalam intensitas yang sangat tinggi pada berbagai titik kota Am bon. Pada hari berikutnya, m ulai jam

18 .10 , karya destruktif ini dilanjutkan toko-toko lainnya, m ulai dari Optik Maluku sam pai Toko Mas Murni, selain sejum lah toko di J alan Sam Ratulangi dan J alan Kem akm uran habis dilalap api. Eskalasi konflik m enjadi sangat tinggi di kota Am bon sam pai akhir J uli 1999. Wajah pusat kota m enjadi porak-poranda dan tim bunan korban jiwa sem akin bertam bah di kedua belah pihak. Berangkat dari realita ini kalangan Kristen m elalui perwakilan gereja-gereja m elayangkan surat dan m em inta bantuan penyelesaian dari pihak international terhadap situasi chaos yang tak terkendali.

Sepanjang bulan Agustus 1999 konsentrasi konflik di Am bon m asih terpusat pada wilayah desa Poka-Rum ahtiga. Selain itu Desa Waai di kecam atan Salahutu Pulau Am bon juga digoyang konflik. Di wilayah Seram Barat Desa Loki dibum i ratakan dan

Kon flik M aluk u 115

berlangsung dari hari ke hari dalam skala yang lebih kecil di kota Am bon. Menyikapi realitas konflik yang terjadi selam a ini, m aka pada bulan Agustus kelom pok perem puan Katholik dan Protestan berinisiatif untuk m enggabungkan diri dalam ‘Gerakan Perem puan Peduli’. Kelom pok bersam a in i kem udian m en gakom odir pula kaum perem puan dari kom un itas Islam , dan secara bersam a ber ger ak u n tu k m en yu ar akan kepr ih atin an m er eka ter h adap keterpurukan Maluku akibat konflik.

Di P.H alm ahera pada perten gahan bulan Agustus tahun 1999 terjadi bentrokan fisik antara warga kecam atan Kao dan kecam atan Makian Malifut, m enyebabkan 6 orang m eninggal, 9 m enderita luka-luka dan 30 1 rum ah dibakar.

Sepanjang bulan Septem ber 1999 tercatat desa Hatu Alang dan Alang Asaude di Seram barat dihancurkan habis. Selain itu kom unitas Tial Kristen di Pulau Am bon tergusur pada bulan yang sam a. 5 Novem ber 1999 tercatat sebagai halam an hitam penuh duka bagi m asyarakat Tidore. Awalnya ialah sebuah surat edaran dari Ketua Badan Pekerja Harian Sinode GPM di Am bon, Pdt. Sam m y Titaley, yan g ber sisi str ategi pen gh an cur an Islam di Maluku Utara. Surat yang oleh Sinode GPM dibantah keras sebagai su r at gelap yan g dim an ipu lasi u n tu k m en gadu dom ba u m at beragam a di Maluku Utara. Sayan gn ya surat yan g kem udian diedarkan luas kem udian m em icu konflik terbuka, yang diawali oleh p em b a n t a ia n sa la h seor a n g p en d et a GP M d i Tid or e. Keganasan ini m eluas dan m enyebar api konflik di seantero Maluku Utar a. Gelom ban g p en gu n gsian baik Kr isten m au p u n Islam m em obilisasi diri berdasarkan segregasi wilayah agam a. Sebagian besar diantara m ereka kem udian m engungsi ke Sulawesi Utara dan juga ke Am bon.

Pad a d in ih ar i tan ggal 8 Novem ber ger eja Beth abar a d i Batum erah diserang oleh kelom pok Acang dan dibakar habis. Obed m em balas dengan balik m enyerang m esjid di kawasan OSM. Konflik sporadis tetap berlangsung pada berbagai tem pat di kota

116 Pot r et R et a k N u sa n t a r a

Ko n flik Eta p e III –

D a r i S ilo k e p u la u -p u la u

Menjelang bulan Desem ber ingatan kolektif publik terhadap perayaan Idul Fitri berdarah setahun sebelum nya m enim bulkan kecem asan tinggi di kedua kom unitas. Berbagai isu berkem bang sehubungan dengan estim asi lahirnya Idul Fitri berdarah episode ke II. Kecem asan ini sedikit teredam dengan ditandatanganinya deklarasi m enahan diri dan m enghentikan kekerasan, oleh 24 tokoh akar r um put dar i kedua belah pih ak, yan g difasilitasi pem bentukannya oleh gubernur Maluku m enjelang kedatangan Pr esid en d an Wap r es. Seh ar i ber iku tn ya m elalu i h elikop ter disebarkan puluhan ribu lem bar deklarasi dim aksud ke berbagai wilayah di Pulau Am bon dan Maluku. Pada tanggal 12 Desem ber 1999 Presiden Gus Dur dan Wapres Megawati tiba di Am bon dibawah pengawalan super ketat dari ribuan personil keam anan.

Sa ya n gn ya k e d a t a n ga n P r e s id e n d a n Wa p r e s s e r t a ditandatanganinya Deklarasi Menahan Diri tak m am pu m enahan doron gan peran g yan g telah m en darah-dagin g. 6 hari setelah kem balinya Presiden dan Wapres am uk m asa kem bali terjadi di Kota J awa pulau Am bon, yang m enewaskan 4 orang (diantaranya seorang pendeta). Kerusuhan sepanjang tahun 1999 m encapai puncaknya yang paling brutal pada tanggal 26 Desem ber 1999 sam pai m em asuki awal tahun baru 20 0 2

Kerusuban di Am bon sepanjang tahun, m encapai puncaknya pada Hari Natal Kedua, 26 Desem ber 1999, dan selam a beberapa hari berikutnya. Kota Am bon dan sekitarnya dengan ham pir tak t er h en t i-h en t i b er gu n ca n g d en ga n gem u r u h t em b a ka n d a n le d a k a n b o m d a n gr a n a t b e r t u b i- t u b i. P e n ye r a n ga n d a n pem bakaran Gereja Silo dan disusul Masjid An ur m em porak- poran dakan h arapan keten an gan m asyarakat di akh ir tah un . Puluhan orang tercatat m eninggal dunia dalam 4 hari perjalanan m en uju akh ir tah un . Pertikaian sporadis terjadi di beberapa tem pat, antara lain di Diponegoro, Urim essing, Durian Patah, Hunuth, Waiheru, Galala dan Benteng Atas. Para penem bak gelap

Kon flik M aluk u 117

kota. Pada kesem patan itu puluhan rum ah dan gedung porak- poranda, teristim ewa di daerah Diponegoro dan juga di J alan Antoni Rheebok dan J alan Philip Latum ahina.

Geliat konflik di Am bon dengan cepat m enjangkau Pulau Buru. Pada Tanggal 22 Desem ber pecah konflik Buru, yang berm ula dari cam p karyawan di lokasi perusahan Wainibe Wood Industry (WWI). 116 karyawan Kristen dan keluarga terbantai di cam p perusahan itu. Dengan cepat konflik m elebar dan m enghancurkan desa Waikose, Wainibe, dan Waipoti. Konflik selanjutnya m enjalar ke Nam lea, ibukota kabupaten Buru. Pada hari-hari berikutnya konflik m enyebar m erata ke seantero pulau Buru.

Lom patan api konflik pada hari-hari terakhir tahun 1999 segera juga m en yam bar Pulau Seram . Min ggu terakh ir 1999 sam pai awal J anuari 20 0 0 m erupakan m inggu kehancuran bagi puluhan desa Kristen yang berada di pesisir Seram Selatan sam pai ke Seram Tim ur. Term asuk Pulau Geser dan Gorom . Sem entara itu di sebagian wilayah Seram Utara desa-desa Islam dibum i- ratakan m asa Kristen. Ibukota kabupaten Maluku tengah sendiri tak luput dari goncangan konflik, yang kem udian m em belahnya secara geografis m enjadi kubu Islam dan Kristen. Seluruh Seram terpanggang bara konflik, darah, dan air m ata.

Sam pai dengat Maret 20 0 0 kondisi Am bon sendiri relatif tenang. Konflik bergeser secara m asif pada wilayah-wilayah di luar Pulau Am bon . Keten an gan itu sem pat tergan ggu den gan petaka r ekon siliasi yan g dilakukan pem uda Coker Kudam ati dengan pem uda Waihaong-Seilale dan Galunggung pada tanggal

26 April 20 0 0 . Pesta rekon siliasi yan g diikuti den gan pawai kenderaan berakhir tragis dengan terbantainya arak-arakan para pen gem udi becak Kristen yan g m em asuki wilayah Waihaon g- Seilale. Ketegangan akibat peristiwa tersebut m em uncak dengan terbantainya 13 penum pang speed boat Muslim jurusan Tukehu – Sir isor i Islam p ad a keesokan h ar in ya. Diten gah ber bagai ketegangan itu m obilisasi Laskar J ihad Ahulsunah Wal J am aah

Pot r et R et a k N u sa n t a r a

ribuan laskar. Sekalipun oleh presiden Gus Dur diperintahkan m enghentikan m obilisasi laskar jihad ke Maluku, nam un gerakan laskar ini tetap tak tertahan oleh aparat kem anan. Hal ini segera m em icu berbagai spekulasi di kalangan Kristen tentang kolaborasi aparat keam an an den gan Laskar J ih ad. Ketegan gan sem akin m em uncak, setelah baik gubernur m aupun kapolda dan Panglim a m en geluarkan statem en t yan g m en gijin kan keh adiran Laskar J ihad untuk m eksud-m eksud sosial. Pada gilirannya pem biaran ini m em icu berkem bangnya konflik etape ke IV.

Ko n flik Eta p e IV – La s k a r J ih a d d a n P e r k e m b a n g a n K o n flik

Konflik etape ke IV pecah m elalui kerusuhan besar-besaran pada tanggal 16 Mei 20 0 0 yang terfokus di Ahuru – kota Am bon.

Pen yer an gan yan g m elibat kan Laskar J ih ad d en gan seger a m enggasak habis gereja Petra di kawasan Ahuru. Dalam paruh waktu ini penerbangan Merpati Nusantara Airlines (satu-satunya yang m asih beroperasi saat itu) m enghentikan penerbangannya berbulan-bulan setelah salah seorang ground staffnya terbantai di airport Pattim ura. Dua LSM asin g m en yusul m em bekukan segala kegiatannya di Maluku untuk jangka waktu tak terbatas. Pada 12 J uni 20 0 0 penyerangan dilakukan ke arah desa Hative Kecil dan Galala, yang m em bum i hanguskan ribuan rum ah disitu. Selan jutn ya pada tan ggal 21-22 J un i Markas dan perum ahan Brigade Mobil Polda Maluku di kawasan Tantui dihantam habis. Ribuan pucuk sen jata dari berbagai jen is beserta am un isin ya dijarah habis dari gudang penyim panan senjata Brim ob. Tanggal

23 J uni pertem puran pecah di kawasan Galunggung, m enyusul kon flik ter bu ka d i kawasan Talake d an Per igilim a. Kam p u s

Un iversitas Kristen Maluku (UKIM) dibakar pen yeran g. Pada hari yang sam a RSU Hative (Otto Kuyk) di Tantui dijarah dan dibakar habis. Masih pada hari yang sam a Laskar J ihad m enuntut dikosongkannya Markas Polda Maluku dari pengungsi-pengungsi

Kon flik M aluk u 119

dipindahkan ke Puspaskup dan Sem inari Xaverianum . Tep at jam 24 .0 0 t an ggal 26 J u n i st at u s Dar u r at Sip il

diberlakukan bagi provinsi Maluku dan Maluku Utara. Penetapan status darurat sipil diikuti dengan m eningkatnya eskalasi lanjutan pada berbagai wilayah di Pulau Am bon. Pada tanggal yang sam a penyerangan dan pem bakaran rum ah secara sporadis terjadi di wilayah Pohon Pule, Diponegoro, dan Urim esing – kota Am bon. Serangan beruntun pada hari-hari berikutnya ham pir tak pernah ter h en ti. Awal J uli 20 0 0 daer ah Poka-Rum ah Tiga diser an g seluruh pem ukim an Kristen di wilayah itu dibakar habis. Tiga kom pleks persekolahan dibakar, dan yang paling tragis seluruh ban gun an dalam kom plek Un iversitas Pattim ura han cur total beserta sem ua infra strukturnya. Pada tanggal 30 J uli desa Waai dirata-tanahkan. Kualitas serangan sem akin m eningkat dengan digun akan n ya m ortir dan roket laun cher. Periode in i m en jadi periode terparah konflik di kota dan pulau Am bon. Dem ikiannya juga m erupakan kondisi terburuk yang dialam i kom unitas Kristen sepanjang berlangsungnya konflik. Gelom bang pengungsi Kristen bergerak ke arah pegunungan. Ribuan orang m elakukan em barkasi paling tragis di tengah laut, dalam upaya m elarikan diri ke Provinsi Papua (yang kem udian sem pat ditolak dan terkatung-katung di la u t ) . Se lu r u h LSM a s in g p a d a a k h ir n ya m e m u t u s k a n m en in ggalkan Maluku. Staff dan karyawan BI m en in ggalkan Maluku, sam bil m enitipkan kantor dan lem ari uangnya kepada kelom pok akar rum put Kristen. Kota Am bon m enjelm a m enjadi arena perang kota. Teluk Am bon bersim bah darah penum pang sp eed boat. J u m lah p asu kan d itam bah kan d ar i batalyon ke

b a t a lyo n d e n ga n p e r a la t a n t e m p u r m o d e r n , n a m u n m em bu tu h kan waktu cu ku p lam a u n tu k ter capain ya kon disi deeskalasi konflik. Situasi deeskalasi barulah terasa ketika konflik m em asuki bulan Desem ber 20 0 1.

Awal tahun 20 0 1 eskalasi konflik kem bali m eluas ke wilayah- wilayah di luar Pulau Am bon, terutam a di wilayah Seram dan Buru sam bil sesekali berputar m asuk ke Kota Am bon. Tanggal 22

Pot r et R et a k N u sa n t a r a

J an uari 20 0 1 Yon gabun gan m en yergap kelom pok pen em bak gelap yang berlindung di Hotel Wijaya I. Beberapa perwira Polda Maluku serta anggota TNI AD yang selam a ini disinyalir berm ain di balik kelom pok Islam digelandang ke m arkan POMDAM Maluku. Tanggal 25 April 20 0 1 bendera RMS dikibarkan dalam upacara r esm i d i ked iam an Alex Man u p u t t y. An eh n ya baik u p acar a m aupun pengibaran bendera berlangsung di bawah ‘pengawalan’ puluhan aparat kepolisian yang sejak pagi dikirim kan ke daerah it u u n t u k m en cega h p r oses p en gib a r a n b en d er a . Kegia t a n pengibaran bendera dengan segera m enggerakan aksi dem onstrasi kom unitas islam dalam beberapa hari berselang. Konflik sporadis silih berganti, ditam bah m eningkatnya teror dan peledakan bom m isterius pada berbagai wilayah keram aian publik. Pada tanggal

13 J u n i 20 0 1 Yon Gabu n gan m elaku kan p en yisir an wilayah Galun ggun g-Air Kun in g un tuk m en gejar dan m en ghan curkan basis Laskar J ihad. Konflik terbuka dengan Laskar J ihad terjadi dalam skala intensitas tinggi selam a beberapa jam . Station radio Laskar J ihad (SPMM) dihancurkan, dan beberapa anggota Laskar ditem bak m ati. Pen yisiran tersebut m en im bulkan gelom ban g pr otes dan pen olakan ter h adap keh adir an Yon Gabun gan di Maluku. Kondisi teror terus m enerus m enghantui publik dan m eningkatkan eskalasi konflik sepanjang tahun 20 0 1. Mem asuki tahun 20 0 2 m odel teror dim ainkan m elalui sejum lah peledakan bom pada pusat-pusat keram aian.

Melalui inisiasi pem erintah pusat, digelar pertem uan Malino

II untuk m enyelesaikan persoalan Maluku. Deklarasi Malino II ditandatangani pada 12 Pebruari di Malino – Sulawesi Selatan. Deklarasi Malino II tak dengan serta m erta m enurunkan suhu teror. Sekem balinya dari Malino II rangkaian teror bom terus ber lan gsu n g. Pen yer an gan d esa Soya, Bom Yan Pays, Bom Lapan gan Mer d eka, d an ber bagai ter or lain n ya ber lan gsu n g sepanjang tahun 20 0 2. Situasi deeskalasi barulah tercipta ketika kelom pok Coker digerebeg dan m en gakui keterlibatan m ereka dalam berbagai teror bom di Am bon dan sekitarnya. Awalnya

Kon flik M aluk u 121

d a la m p r o s e s a wa l p e n yid ik a n , k e lo m p o k in i m e n ga k u i keterlibatan anggota-anggota Kopasus dalam setting teror yang dim ain kan m ereka. Sayan gn ya dalam proses pen yidikan dan persidangan lanjut keterlibatan kopasus tidak lagi dikem bangkan dalam pen yidikan .

Sa m p a i s a a t in i ko n d is i M a lu ku s e ca r a ke s e lu r u h a n m engalam i deeskalasi konflik secara ham pir perm anen. Interaksi m asyarakat berlan gsun g den gan san gat in ten s. Proses-proses m em bu ka sekat segr egasi secar a per lah an ber kem ban g, d an

d isam bu t d en gan an t u sias oleh p u blik. H ar ap an d at an gn ya perdam aian abadi m erebak sebagai m ilik bersam a, dan m enjadi m odal sosial bagi terciptanya Maluku Baru ke depan.