Karakteristik Rumah Tangga Responden

A. Karakteristik Rumah Tangga Responden

Karakteristik rumah tangga responden merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi umum, maupun latar belakang rumah tangga responden. Karakteristik rumah tangga responden meliputi data-data yang mencakup mengenai identitas responden dan seluruh anggota responden. Berikut merupakan data mengenai karakteristik rumah tangga responden di Kabupaten Sukoharjo. Tabel 16. Karakteristik Rumah Tangga Responden di Kabupaten Sukoharjo

No. Uraian Rata-rata

1. Umur (tahun)

a. Suami

b. Istri

48

35

2. Tingkat Pendidikan (Tahun)

a. Suami

b. Istri

3. Jumlah anggota keluarga (orang)

3 Sumber: Analisis Data Primer (Lampiran 1)

Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata umur suami 48 tahun sedangkan untuk istri 35 tahun. Rata-rata umur suami dan istri responden masih berada pada usia produktif, sehingga mereka masih mampu untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan mereka. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh, baik buruh tani ataupun buruh bangunan, tergantung ada tidaknya pekerjaan. Selain itu, sebagian istri dari responden adalah pedagang yang rata-rata merantau.

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk menguasai suatu pengetahuan dan wawasan. Tingkat pendidikan kepala keluarga dan istri responden rata-rata adalah lulusan Sekolah Dasar (SD), dan termasuk masih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pola pikir serta bagaimana mereka mengambil keputusan. Baik dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada konsumsi dan pola makan. Rendahnya

commit to user

Tingkat pendidikan dari responden yang rata-rata adalah lulusan SD mampu menggambarkan kondisi tingkat pendidikan rumah tangga miskin di

Kabupaten Sukoharjo, hal ini sesuai dengan data tingkat pendidikan rumah tangga miskin di Kabupaten Sukoharjo untuk lulusan SD atau SLTP mencapai 35,57% dari total rumah tangga miskin di Kabupaten Sukoharjo. Besarnya tingkat lulusan SD atau SLTP ini berada pada tingkat dua setelah tingkat pendidikan tidak tamat SD yakni sebesar 35,68%. Sedangkan sisanya untuk pendidikan SLTA atau lebih yaitu sebesar 28,76%.

Tingkat pendidikan seorang ibu akan sangat mempengaruhi bagaimana pola konsumsi pangan suatu rumah tangga, karena biasanya mereka yang menentukan dan mengolah makanan yang akan disajikan, dan tentunya disesuaikan dengan pendapatan rumah tangga mereka. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu akan berpengaruh pada pengetahuan yang dimiliki sehingga mereka mampu untuk mengambil keputusan untuk mengolah makanan yang baik untuk keluarganya, karena makanan merupakan sumber energi untuk anggota keluarganya melakukan aktivitas dan pada akhirnya akan menentukan produktivitas mereka. Akan tetapi dalam rumah tangga responden tidak semua keputusan dalam mengolah makanan di ambil oleh ibu rumah tangga mereka. Hal ini disebabkan sebagian dari istri- istri responden memiliki pekerjaan di luar wilayah Kabupaten Sukoharjo atau merantau, selain itu karena status mereka yang sebagian sudah tidak memiliki pendamping. Sehingga keputusan dalam rumah tangga dalam mengambil keputusan untuk mengolah makanan di ambil oleh kepala rumah tangga atau anak perempuan mereka yang dianggap sudah mampu untuk mengolah makanan. Terkecuali jika istri dari responden pulang dari merantau, mereka yang akan menentukan jenis konsumsi dan mengolah makanan dalam rumah tangga mereka.

Rumah tangga terdiri dari kepala keluarga, istri, anak dan anggota keluarga lain. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi jumlah pengeluaran baik pengeluaran pangan maupun non pangan. Semakin banyak

commit to user

rumah tangga tersebut. Berikut merupakan data distribusi jumlah anggota rumah tangga responden di Kabupaten Sukoharjo. Tabel 17. Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden di Kabupaten

Sukoharjo

Jumlah Anggota Rumah Tangga

30 100,00 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)

Jumlah anggota rumah tangga responden paling banyak adalah antara

3 hingga 4 orang yaitu sebesar 60 % atau 18 rumah tangga. Biasanya terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ibu, anak dan angota keluarga lain. Sedangkan 30% lainnya atau sebanyak 9 rumah tangga berjumlah 1 hingga 2 orang anggota rumah tangga, untuk sisanya sebesar 10% atau sebanyak 3 rumah tangga berjumlah lebih dari sama dengan 5 orang.