Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan dan minuman (Undang-Undang No.7 Tahun 1996).
2. Rumah Tangga Miskin menurut BKKBN, Program Keluarga Sejahtera sesuai Inpres No.3 tahun 1996, miskin disebut dengan istilah “kurang sejahtera”, yaitu keluarga yang tergolong Pra Sejahtera dan Sejahtera I. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data dari Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sukoharjo.
3. Konsumsi pangan adalah sejumlah makanan atau minuman yang dimakan atau diminum oleh penduduk/seseorang dalam rangka memenuhi kebutuhan fisiknya. Konsumsi pangan dinilai dari konsumsi energi dan protein.
4. Konsumsi non pangan adalah sejumlah barang atau jasa yang dikonsumi oleh rumah tangga miskin yang terdiri dari perumahan, barang dan jasa, pendidikan, kesehatan, sandang, barang tahan lama, pajak, asuransi dan kebutuhan sosial.
5. Pengeluaran pangan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pangannya dalam satuan rupiah. Pengeluaran pangan rumah tangga terdiri dari pengeluaran untuk padi- padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang- kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu- bumbuan, konsumsi lainnya, makanan dan minuman jadi, tembakau dan sirih yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.
6. Pengeluaran non pangan adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan diluar pangannya dalam satuan rupiah. Pengeluaran non pangan terdiri dari pengeluaran untuk perumahan, barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan, pakaian, alas kaki dan
commit to user
upacara, yang dinyatakan dalam rupiah per bulan.
7. Pengeluaran total rumah tangga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya yang diperoleh dari
penjumlahan pengeluaran pangan dengan pengeluaran non pangan dalam satuan rupiah per bulan.
8. Proporsi pengeluaran pangan adalah persentase perbandingan antara jumlah pengeluaran yang digunakan untuk pangan dengan jumlah total keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan, yang dinyatakan dalam %. Proporsi atau pangsa pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran pangan rumah tangga merupakan indikator ketahanan pangan rumah tangga yang sangat penting.
9. Konsumsi Energi adalah sejumlah energi pangan yang dinyatakan dalam kilokalori (kkal) yang dikonsumsi per orang per hari.
10. Konsumsi Protein adalah sejumlah protein pangan yang dinyatakan dalam gram yang dikonsumsi per orang per hari.
11. Tingkat Konsumsi Energi (TKE) adalah persentase antara perbandingan konsumsi energi dengan Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan dan dinyatakan dalam %.
12. Tingkat Konsumsi Protein (TKP) adalah persentase antara perbandingan konsumsi protein dengan Angka Kecukupan Protein (AKP) yang dianjurkan dan dinyatakan dalam %.
13. Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah sejumlah zat gizi yang diperlukan oleh seseorang atau rata-rata kelompok orang untuk memenuhi kebutuhan. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.1593/Menkes/SK/IX/2005 yaitu berdasarkan umur dan jenis kelamin.
14. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) adalah daftar yang menyajikan komposisi bahan makanan untuk menghitung besarnya zat gizi dari bahan makanan yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
commit to user
bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah, mutu, aman, merata dan terjangkau (UU RI No.7 Tahun
1996). Dalam penelitian ini ketahanan pangan tingkat rumah tangga dilihat dari proporsi pengeluaran pangan terhadap total pengeluaran dan tingkat konsumsi energi (TKE)
16. Recall adalah suatu metode pengukuran konsumsi makanan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode
24 jam yang lalu. Penaksiran jumlah pangan yang dikonsumsi diawali dengan menyatakan dalam bentuk Ukuran Rumah Tangga (URT), dari URT jumlah pangan dikonversikan kedalam satuan berat (gram) dengan menggunakan daftar URT yang umum berlaku atau dibuat sendiri pada saat survey (Suhardjo dkk, 1988).
commit to user