Tekukan Elastik Pada Balok Umum Konsep Lentur Sederhana

bawah seperti Gambar 2.5, dan serat-serat pada bagian bawah akan mengalami pemanjangan, sedang bagian bawah akan mengalami pemendekan. Perubahan panjang serat ini menghasilkan tegangan dalam serat. Bagian yang mengalami pemanjangan mempunyai tegangan tarik dengan arah sumbu memanjang, sedang bagian yang mengalami pemendekan akan terjadi tegangan tekan. Gambar 2.5. Gejala Terlendutnya Balok Profil Akibat Dibebani

2.4.1. Tekukan Elastik Pada Balok Umum

Tegangan Normal Dalam Balok Untuk setiap balok yang mempunyai satu bidang simetri memanjang dan dikenai momen tekuk M pada suatu penampang melintangnya, tegangan normal yang bekerja pada serat memanjang pada jarak y dari sumbu netral balok diberikan dengan persamaan = Persamaan ini dikutip dari Diktat Mekanika Teknik I, Teknik Sipil Dimana I menyatakan momen inersia penampang melintang terhadap sumbu netral. Universitas Sumatera Utara Lokasi Sumbu Netral Ketika aksi dalam balok masih dalam batas elastis, sumbu netral melewati centroid atau pusat penampang melintang. Dengan demikian, momen inersia I yang muncul dalam persamaan diatas untuk tegangan normal adalah momen inersia luasan penampang-melintang terhadap sumbu yang melewati centroid penampang melintang balok. Modulus Penampang Pada serat terluar balok nilai koordinat y sering dinyatakan dengan simbol c . Dalam kasus ini tegangan tekuk dapat dinyatakan dengan = atau = Persamaan ini dikutip dari Diktat Mekanika Teknik I, Teknik Sipil Rasio disebut modulus penampang dan biasanya dinyatakan dengan simbol Z. Satuannya adalah M 3 . Dengan demikian tegangan tekuk maksimum dapat dinyatakan dengan =

2.4.2. Konsep Lentur Sederhana

Pemilihan bentuk standar untuk menahan pada tegangan tertentu yang diijinkan dimana akan terlentur akibat beban pada bidang simetri, adalah salah satu masalah yang paling umum dalam desain balok baja. Profil bersayap, seperti profil I yang digunakan, hampir secara umum terjadi dalam situasi ini, merupakan hal yang wajar sehingga momen inersia dari sumbu utama yang besar adalah jauh lebih besar daripada yang mengenai sumbu utama minor. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan Universitas Sumatera Utara bentuk ekonomis atau sederhana dari ukuran balok. Malah akibatnya kibatnya, mereka relatif lemah dalam perlawanan terhadap torsi dan tekukan pada sumbu minornya, dan apalagi tidak dilaksanakan sesuai dengan konstruksi yang baik, maka struktur mungkin menjadi tidak stabil di saat dibebani. Ketidakstabilan dalam menyesuaikan keadaan struktur tersebut saat membengkok kesamping disertai dengan puntir, disebut lateral buckling atau lateral-torsional buckling. Jika seandainya balok tidak dapat tertekuk karena dukungan yang diberikan oleh lantai atau konstruksi lainnya, maka cukup diperlukan untuk menghitung momen lentur maxsimum dan kemudian memilih bentuk yang memiliki modulus section yang sesuai. Karena struktur baja yang dijual berat, maka adanya kebutuhan yang lebih jauh, dimana kita akan menghitung modulus bagian yang diperlukan. Dengan kata lain perhitungan Modulus bagian Section Modulus, sangat mempengaruhi lentur, seperti defleksi, buckling lendutan, dan puntiran. Rumus analogi dari modulus section dapat kita lihat pada rumus tegangan yang telah kita bahas di atas yaitu = = = Persamaan ini dikutip dari Diktat Mekanika Teknik I, Teknik Sipil Dimana S merupakan modulus penampang yang berbanding tebalik dengan tegangan, dan berbanding lurus dengan Inersia . Jadi bisa kita ambil kesimpulan dasar dari lentur, ialah kekuatan suatu balok profil dalam menghadapi lentur juga dapat ditentukan dari besar penampang, seperti tinggi dan ketebalan sayap, dengan Universitas Sumatera Utara tetap memperhatikan perhitungan plastisnya untuk mencapai profil yang ekonomis dan kuat.

2.5. Pemahaman Dasar Local Buckling Tekuk Lokal