Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah

oleh penyakit sistem sirkulasi 24,2 dibandingkan penyakit infeksi 22,8. Salah satu faktor penting sebagai akibat dari penyebab penyakit ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang menuju ke pola hidup tidak sehat antara lain kurang berolah raga, terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis dan berlemak diet tinggi lemak dan karbohidrat banyak makanan yang mengandung garam, kurang makanan yang berserat serta kebiasan tidak sehat lain seperti merokok dan minum alkohol. http:tomoutou.netgoglief_ joseph.htm, 8 Oktober 2006, 04.00 pm Dalam pengolahan brownies sebagai produk unggulan yang mempunyai serat tinggi, diterapkan prinsip HACCP Hazard Analysis and Critical Control Point untuk menjamin mutu produk sehingga produk yang dipasarkan terhindar dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan.

B. Identifikasi Masalah

Ubi jalar putih merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang hasilnya melimpah, mudah dijumpai dipasaran dan mempunyai kandungan serat yang tinggi. Agar dapat meningkatkan nilai jual dan minat masyarakat untuk mengonsumsi ubi ini, maka dapat dibuat tepung yang kemudian disubtitusikan dalam pembuatan brownies. Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan hal tersebut, antara lain: 1. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang masa simpan ubi jalar putih? 2. Bagaimana prosedur pembuatan tepung ubi jalar putih 3. Bagaimana menarik minat konsumen dalam mengonsumsi ubi jalar putih 4. Bagaimana formula brownies yang dapat dijadikan makanan unggulan? 5. Bagaimana tingkat kesukaan konsumen pada produk brownies? 6. Bagaimana perubahan kandungan serat pada brownies setelah pengolahannya disubtitusikan dengan tepung ubi jalar putih?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih spesifik, ubi jalar yang digunakan dalam eksperimen yang dilakukan menggunakan ubi jalar putih karena kandungan serat yang tinggi khususnya serat kasar yang terdapat dalam ubi jalar putih tersebut. Kemudian ubi jalar putih dibuat tepung selanjutnya tepung ubi jalar putih disubtitusikan kedalam produk brownies dengan formula tertentu. Brownies yang dihasilkan dari formula tersebut diuji ke konsumen untuk mencari produk yang paling disukai. Setelah diketahui produk yang palikng disukai dilakukan uji kandungan gizi.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana formula brownies tepung ubi jalar putih yang tepat? 2. Bagaimana perbedaan tingkat kesukaan konsumen terhadap formula brownies tepung ubi jalar putih? 3. Berapa kadar serat kasar dari ubi jalar putih, tepung ubi jalar putih, brownies standar, dan brownies tepung ubi jalar putih? 4. Bagaimana kandungan gizi jika dilihat dari anlisis proksimat? 5. Bagaimana perbedaan tekstur dari brownies standar dan brownies tepung ubi jalar putih? 6. Bagaimana analisis biaya dari brownies tepung ubi jalar putih yang paling disukai? 7. Bagaimana penerapan HACCP pada produk brownies tepung ubi jalar putih sehingga terjamin keamanannya?

E. Tujuan Penelitian