Nilai-nilai Karakter Tinjauan Pengembangan Karakter Pemuda
35 terdapat enam pilar karakter The Six Pillars of Character yang dapat menjadi
acuan, sebagai berikut : 1
Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur dan loyal.
2 Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran
terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain. 3
Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan
sekitar. 4
Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain.
5 Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan
peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam. 6
Responbility, bentuk
karakter yang
membuat seseorang
bertanggungjawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Dari nilai-nilai karakter diatas, dapat disimpulkan bahwa setiap nilai-nilai karakter yang dikembangkan memiliki tujuan masing-masing sebagai langkah
untuk mendorong setiap individu menjadi pribadi yang lebih baik. Sehingga nilai- nilai karakter tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai macam cara seperti
dirumah, lingkungan sekolah, masyarakat, organisasi masyarakat, maupun dunia usaha.
Nilai berkaitan dengan baik dan buruk yang berkaitan dengan keyakinan individu. Jadi karakter bisa dibentuk melalui pengalaman sehari-hari, apa yang
dilihat dan apa yang didengar terutama dari seseorang yang menjadi acuan atau idola seseorang Darmiyanti, 2011:186. Sebagai pedoman hidup, karakter bisa
dikembangkan berdasarkan berbagai sumber, antara lain bersumberkan agama dan bersumberkan ideology negara. Setiap agama memiliki dasar-dasar karakter bagi
pemeluknya.
36 Demikian pula ideology negara mengandung berbagai dasar etika untuk
dikembangkan menjadi karakter bangsa. Artinya agama dan bangsa manapun mengakui karena cakupan karakter luas dan dalam, maka UNESCO telah
melakukan kajian dan memperoleh kesimpulan ada enam dimensi karakter universal. Artinya, agama dan bangsa manapun mengakui dimensi karakter
tersebut. Keenam dimensi karakter ini adalah trustworthiness, respect, responbility, fairness, caring, and citizenship Rynders dalam Darmiyanti
2011:166, penjelasannya yaitu : 1.
Dimensi pertama trustworthiness bisa diterjemahkan dapat dipercaya, apabila seseorang memiliki watak dapat dipercaya berarti orang tersebut
memiliki kejujuran, integritas, loyalitas, dan reliabilitas. 2.
Dimensi kedua respect, merupakan watak yang apabila dimiliki oleh seseorang, maka orang ini dalam melakukan hubungan dengan orang lain
senantiasa pada “platinum rule”, berbuatlah kepada orang lain
sebagaimana orang lain itu mengaharapkannya darimu. 3.
Dimensi ketiga, responbility menunjukkan watak bertanggungjawab atas apa yang dilakukan. Seseorang yang memiliki watak bertanggungjawab
senantiasa akan menunjukkan siapa dia dan apa yang telah diperbuat. 4.
Dimensi keempat, fairness memiliki makna senantiasa mengedepankan standar adil, tanpa dipengaruhi oleh sikap dan perasaan yang dimilikinya,
ketika berhadapan dengan orang lain. 5.
Dimensi kelima, caring dengan apa yang ada dalam hati dan pertimbangan etika moral manakala menghadapi orang lain.
6. Dimensi terakhir, citizenship berkaitan dengan watak menjadi warga
negara yang baik, yang memahami, dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang warga negara.
Dari keenam dimensi diatas dapat disimpulkan bahwa agama dan bangsa memiliki peran dalam membentuk karakter seseorang. Agama memiliki perannya
untuk mengembangkan karakter pemeluknya melalui suri tauladan Nabi-Nya dan Kitab Suci Al-
Qur’an, sedangkan bangsa memiliki peran untuk mengembangkan karakter bangsa melalui ideology bangsa dan negara Indonesia. Untuk itu dalam
37 mewujudkan dimensi karakter diatas, maka seluruh elemen masyarakat baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi sosial kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat seperti Angkatan Muda Muhammadiyah AMM memberikan peluang
dan fasilitas bagi pemuda sebagai upaya pengembangan karakter pemuda yang positif dan memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Pada dasarnya pemuda
sebagai subjek atau penyelenggara setiap kegiatan yang dilakukan oleh Angkatan Muda Muhammadiyah AMM, karena AMM sebagai sarana komunikasi bagi
remaja maupun pemuda masjid.