Rumusan Permasalahan Tujuan Penulisan
10
Katekismus Gereja Katolik 1995:563 menyatakan bahwa Keluarga
Kristiani merupakan satu penampilan dan pelaksanaan khusus dari persekutuan Gereja. Dalam keluarga kristiani ditampilkan persekutuan pribadi-pribadi, satu
tanda, citra dan persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban kristus. Keluarga
kristiani mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. Injil yang menjadi sumber kekuatan dalam keutuhan keluarga. Dimana Injil menjadi
sebuah saksi dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga kristiani diharapkan mampu menjadi pengikut Yesus Kristus yang sejati dengan mewartakan dan
menyebarluaskan Injil
dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan bermasyarakat.
Keluarga sebagai Komunitas iman mengemban tugas-tugas Gereja. Menurut Konsili Vatikan II,
Keluarga sendiri menerima perutusan dari Allah, untuk menjadi sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat. Perutusan itu akan
dilaksanakannya, bila melalui iman timbal balik para anggotanya dan doa mereka bersama Allah, keluarga membawa diri bagaikan ruang ibadat
Gereja di rumah; bila segenap keluarga ikut serta dalam ibadat liturgi Gereja, akhirnya bila keluarga ikut serta dalam ibadat liturgis Gereja,
akhirnya bila keluarga secara nyata menunjukkan kerelaannya untuk menjamu, dan memajukan dan amal-perbuatan baik lainnya untuk
melayani semua saudara yang sedang menderita kekurangan AA,art 11.
Keluarga turut ambil bagian dalam sakramen suci ekaristi, melaksanakan doa-doa keluarga dan lingkungan, membina dan mengajarkan anak-anak tentang cinta
kasih dan terutama memperhatikan saudara-saudara yang miskin dan menderita. Keluarga menjadi sekolah yang pertama bagi kehidupan katolik dimana angota
11
keluarga belajar dengan tekun, gembira dengan pekerjaan, mengalami cinta persaudaraan dan memperoleh rahmat pertobatan melalui doa dan ibadat.
Menurut Paus Yohanes Paulus II, sebuah keluarga kristiani hanya layak disebut sebagai komunitas iman bila hidup anggotanya dijiwai oleh iman.
Keluarga sebagai komunitas iman memiliki kekhasan sebagai Gereja mini. keluarga kristiani merupakan unsur pembentukan Gereja, yang pertama ditandai
oleh sikap hormat dan kasih kepada Kristus dan Gereja-Nya. Sebagai komunitas iman diharapkan, keluarga turut serta dalam tugas perutusan Gereja mewartakan
Kerajaan Allah. Iman keluarga hendaknya diyakini, dipahami, diungkapkan, dirayakan, diwartakan, dan diamalkan secara terus-menerus, baik di dalam
maupun di luar rumah. Konsili Vatikan II mengatakan bahwa: Kepada Allah yang menyampaikan wahyu, manusia wajib menyatakan
ketaatan iman. Demikian manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan kepatuhan akal budi
serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan, dan dengan sukarela menerima sebagian kebenaran, wahyu yang dikaruniakan
oleh-Nya”. DV art. 5.
Dari pemaparan di atas, secara singkat dapat dikatakan bahwa keluarga sebagai komunitas iman adalah keluarga yang dijiwai oleh iman dan senantiasa
mengembangkan hidup beriman kristiani. Dalam keluarga kritiani, seluruh anggotanya melaksanakan hidup kesehariannya dengan pola hidup seperti Yesus.
Pola hidup Yesus itu terwujud dalam perjuangan berani memanggul salib yakni dengan: mau menderita, berkorban, siap berjuang dalam kesulitan, tidak egois,
tidak mudah tergoda dan akhirnya siap melawan arus yang berlawan dengan kehendak Allah.