74
j. Sumber bahan
: Wignyosumarta, Ign. MSF, dkk 2002. Panduan
Rekoleksi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius. Yohanes Paulus II 1981. Familiaris Consortio. Art.
26, Jakarta: Dokpen. KWI, 2011. Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta
Obor: Bab 1 hal 5-19
2. Pemikiran Dasar
Calon suami-istri perlu menyadari tugas dan perutusan mereka sebagai orang tua katolik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka setelah
menikah dan terdorong untuk menjalankan panggilan mereka sebagai orang tua dalam mendidik anak yang pertama dan utama.
Suami-istri perlu mengetahui peran mereka sebagai orang tua dalam pendidikan iman anak yaitu dapat dilakukan dengan mendidik dan membesarkan
anak, memberi teladan yang baik, memberi contoh sikap iman yang baik, melatih anak untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Tugas perutusan pada
masyarakat, menjadi panutan yang baik bagi masyarakat, dan lain sebagainya, dengan melaksanakan tugas pengutusan itu, orang tua diharapkan dapat
memberikan kesaksian imannya kepada sesama dan terutama kepada anggota keluarganya.
Dalam kenyataan melihat pasangan suami-istri yang sudah menikah frustasi dalam hal usaha menghayati panggilan dan perutusannya sebagai orang
75
tua Katolik hal ini disebabkan karena terbentur pada sejumlah hambatan seperti arus jaman matrealistik hidup yang mementingkan harta. Hal ini tampak
sejumlah bahwa pasangan yang sudah menikah tidak peduli lagi akan panggilan dan perutusannya sebagai orangtua katolik terbuang sia-sia. Keluarga kristiani
yang retak, mengalami “Broken Home”. Namun ada juga keluarga kristiani yang tumbuh dan berkembang dengan baik, hal ini disebabkan karena kesadaran akan
panggilan dan perutusan orangtua katolik cukup tinggi dan juga dukungan dari luar juga banyak.
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan
1 Pengantar
Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, kita berkumpul ditempat ini karena terdorong oleh kasih Allah yang mempersatukan dan menyertai kita.
Memilih hidup untuk berkeluarga merupakan suatu bentuk panggilan hidup. Pada kesempatan ini kita sebagai satu keluarga Allah berusaha untuk memahami arti
panggilan hidup kita sebagai calon orang tua. Ditengah kesibukan memenuhi kebutuhan materi untuk keluarga, orangtua juga perlu menyadari panggilan dan
perutusannya sebagai orangtua katolik. Marilah kita awali pertemuan ini dengan nyanyian lagu pembukaan.
2 Lagu Pembukaan “Hari ini ku rasa bahagia”
76
3 Doa Pembukaan
Bapa yang maha Kasih, kami bersyukur atas rahmat yang kami terima berkat kemurahan-Mu. Secara khusus, kami bersyukur karena kami boleh
berkumpul disini bersama-sama dalam ikatan persaudaraan sebagai satu anggota keluarga umat Allah. Pada kesempatan ini kami akan mensharingkan dan
merefleksikan pengalaman hidup tentang bagaimana kami menghayati tentang panggilan hidup sebagai orangtua kristiani dalam hidup sehari-hari. Bantulah
kami ya Yesus, agar kami dapat memperhatikan pendidikan iman anak kami selanjutnya. Doa ini kami haturkan kepada-Mu lewat perantaraan Yesus Kristus
Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan bertahta sepanjang segala masa. Amin.
b. Mengungkapkan Pengalaman Hidup Perserta
1 Pengungkapan Pengalaman : Pendamping membagikan cerita “Keluarga Pak
Beny” dan memberikan peserta kesempatan untuk mempelajari sendiri- sendiri.
2 Menceritakan kembali isi cerita : Pendamping meminta salah satu peserta
menceritakan kembali cerita yang telah dibaca. 3
Mengungkapkan pengalaman : peserta diajak untuk mengungkapkan pengalaman dengan bantuan pendalaman cerita, dengan pertanyaan penuntun:
4 Pendamping mensharingkan pengalamannya sebelum peserta
Apa yang dilakukan pak Beny dalam menjalankan panggilannya sebagai orang tua dalam mendidik anaknya?
77
Apakah pak Beny sudah sepenuhnya menjalankan panggilan dan perutusannya sebagai orang tua dalam mendidik anaknya?
Ceritakan pengalaman paling mengesankan yang saudara-saudari alami dari orang tua dalam hal mendidik?
5 Masukan dari pendamping
Pak Beni dan ibu Sri adalah pasangan suami-istri katolik yang dianugerahi dua anak putra dan seorang anak putri. Pak Beny adala direktur utama
sebuah perusahaan swasta di kota Surabaya. Sedangkan ibu Sri mengolah sebuah restoran. Kesibukan pekerjaan pak Beny dan bu Sri telah menyita hamper seluruh
waktunya sepanjang hari. Oleh karena itu putra dan putrinya yang sudah mulai meremaja dituntut untuk mandiri: mengatur waktu untuk belajar, sekolah dan
bekerja di rumah. Kebutuhan materi anak-anak dipenuhi. Selain itu pak Beny menuntut anaknya agar anak-anaknya disiplin menjalankan tugas-tugasnya,
dengan penuh kuasa akan menghukum anaknya yang melanggar tata tertib peraturan yang ia ciptakan. Semua pembicaraan dan aturan yang dibuat pak Beny,
anak-anaknya tidak boleh membantah. Anak putranya merasa terkungkung dipenjara rumahnya. Suatu hari kedua anak Beny pergi menonton film dan
pulangnya larut malam. Tanpa ampun mereka dikurung dalam kamar dan tidak tidak diberi makan selama seharian. Anak gadis yang sulung diharuskan untuk
kuliah di fakultas kedokteran meskipun tidak berminat dan berbakat menjadi dokter. Bu Sri tak berdaya melawan kemauan suaminya, karena kesibukan ibu Sri
mengurus restoran akibatnya ia tidak punya cukup waktu untuk mengurus anak-
78
anak. Akibat dari hal itu anak-anak tampak saat itu ternyata sudah akrab dengan obat-obat terlarang. Sekarang pak Beny dan bu Sri bingung mau memperbaiki
keluarga dan anak-anaknya. Sebagai pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak di keluarga,
sebagai orang tua haruslah mampu mengarahkan dan mengantar anak-anak pada sikap yang baik dan berguna untuk bekal hidup selanjutnya. Dalam mendidik
anak-anak haruslah dibangun suatu kesadaran yang dapat menghantar anak-anak semakin menyadari panggilan dan perutusannya untuk bertanggung jawab di
kemudian hari. Hal ini sangat penting karena anak-anak tidak selamanya hidup bersama-sama dengan orang tuanya.
c. Mendalami Pengalaman Hidup
1 Peserta diajak untuk merefleksikan pengalaman pada langkah I melalui dialog
dengan bantuan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Adakah usaha yang dilakukan pak Beny untuk menghayati panggilannya sebagai orang tua?
Usaha-usaha apa yang telah dilakukan oleh orang tua saudara-saudari
dalam menjalankan panggilan dan perutusannya sebagai orang tua?
Usaha-usaha mana yang telah menjadi inspirasi bagi saudara-saudari untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan panggilan dan perutusan
sebagai orang tua?