Unsur-unsur Katekese Model Pengalaman Hidup

67

3. Menggali Pengalaman Iman Kristiani

Setelah mengungkapkan pengalaman dan pendalaman pengalaman hidup, peserta diajak untuk mendalami ajaran Kitab Suci atau dokumen Gereja yang berhubungan dengan peranan orang tua dalam pendidikan iman anak dalam keluarga. Setelah pesan iman ditemukan, peserta diajak untuk merenungkan kembali pengalaman hidupnya, merefleksikan harapan Tuhan, sapaan Tuhan dalam pengalaman hidupnya.

4. Penerapan Iman Kristiani dalam Situasi Konkrit

Pada proses ini pendamping mengajak peserta untuk menemukan bagi dirinya sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap negatif yang hendak dihilangkan dan nilai-nilai baru yang mau dikembangankan sehubungan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pasangan calon suami-istri dalam hal pendidikan iman anak. pada langkah ini, peserta mendialogkan hasil pengolahan dari langkah pertama sampai langkah ketiga. Peserta merefleksikan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani yang meneguhkan, mengkritik atau mempertanyakan, yang mengundang mereka untuk melangkah kekehidupan yang lebih baik demi terwujudanya Kerajaan Allah. Harus nya ini mereka siap untuk menjadi orang tua memahami apa yang dilakukan dalam pendidikan iman anak.

5. Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit

Pada bagian akhir proses katekese pendamping mengajak para pasangan calon suami-istri untuk sampai pada keputusan praktis yaitu mendorong para 68 peserta pasangan calon suami-istri untuk mengusahakan keterlibatan baru dengan jalan mendidik, mengajarkan, dan mendampingi anak secara terus-menerus agar anak sampai pada kedewasaan iman. Mereka bisa mempersiapkan bahan sumber- sumber yang mendalam dalam pendidikan iman anak guna mempersiapkan diri masing-masing calon suami-istri dalam pendidikan iman anak.

BAB IV CONTOH SATUAN PERTEMUAN

KATEKESE MODEL PENGALAMAN HIDUP UNTUK MENGOLAH MATERI PIA DALAM KPP

A. Usulan Tema-tema tentang Materi Pendidikan Anak dalam KPP 1.

Panggilan dan Perutusan Orang tua Katolik Tema ini perlu diolah dengan tujuan membantu calon suami-istri menyadari panggilan dan perutusannya sebagai orang tua katolik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada mereka setelah menikah dan terdorong untuk menjalankan panggilan dan perutusannya dengan baik. Pengolahan tema ini bisa menjadi kesempatan bagi calon suami-istri memahami panggilan dan perutusannya sebagai orang tua katolik dalam tugas dan kewajiban untuk memberi pendidikan iman kepada anak-anaknya. Tugas ini perlu dimengerti sebagai usaha berpartisipasi dan mengambil bagian dalam karya penciptaan Allah. Dalam keluarga kristiani, anak belajar dasar-dasar kepribadian, sikap dan perilaku yang akan dipergunakan untuk berhubungan dengan orang lain di dalam keluarga Adiyanti, 2003: 93. Orang tua dipanggil dan diutus untuk menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Tugas mendidik anak berawal dari panggilan dan perutusan calon suami- istri dalam karya penciptaan Allah FC art 36. Konsili Vatikan II mengingatkan, bahwa “Orangtua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anaknya, maka terikat kewajiban berat mendidik mereka. Oleh karena itu, orang tualah yang 70 harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama” GS art 3. Calon suami-istri perlu mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua dan melaksanakan tugasnya sebagai pendidik pertama dan utama. Dalam keluarga setiap pribadi belajar untuk mencintai, memahami, berkerja sama dan belajar untuk memaafkan. Orang tua seharusnya bisa menjadi contoh dan teladan bagi anak-anak mereka. Orang tua tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya, betapapun sibuknya bekerja dan banyak kegiatan. Orang tua katolik dapat belajar dari Maria dan Yosef bagaimana melaksanakan panggilan dan perutusannya seperti disampaikan oleh Lukas 2:41-52. Dalam asuhan Maria dan Yosef, Yesus berkembang dalam keseluruhan dimensinya. Belajar dari Yosef dan Maria, orang tua katolik perlu memperkembangkan anaknya dalam seluruh dimensinya. Orang tua perlu membesarkan anak dengan sikap bebas, tanpa tekanan, sebab anak adalah mahluk ciptaan Allah yang bermartabat dan kepada anak perlu ditanamkan sikap adil, peka terhadap sesama terutama yang miskin dan menderita.

2. Pendidikan iman Anak dalam Keluarga

Tema ini diberikan bertujuan untuk membantu calon suami-istri perlu sejak dini menyadari pendidikan iman anak dalam keluarga bertujuan membantu pasangan suami-istri dalam tugas mendidik iman anak. Keluarga adalah lingkungan pertama tempat iman bertumbuh dan berkembang. Dalam keluarga anak perlu mengalami pendidikan iman agar mereka memiliki iman yang baik. Pendidikan iman anak dapat membantu anak-anak mulai mengetahui artinya