Surya Surabaya. Perbedaan lainnya terletak pada waktu yang digunakan pada penelitian ini, karena penelitian ini dilakukan pada tahun 2008
dengan menggunakan data berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi Keuangan
2.2.1.1.Pengertian Akuntansi Keuangan Menurut Accounting Principles APB No. 4, Akuntansi Keuangan
adalah kegiatan jasa yang mempunyai fungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif tentang unit – unit usaha ekonomi, terutama yang
bersifat keuangan yang diperkirakan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sedangkan menurut Junaedi Yusuf, 2000: 8, Akuntansi Keuangan adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk
memenuhi kepentingan pihak luar perusahaan, seperti pemegang saham pemilik , pemberi pinjaman pihak luar perusahaan lainnya. Informasi
keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Penyelenggaraan akuntansi keuangan harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku Umum di
Indonesia. Menurut Yadiati dan Wahyudi 2006:10 Akuntansi keuangan
merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dari satu kesatuan unit usaha yang
berpedoman pada prinsip – prinsip akuntansi yang umum GAAP dan disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK di Indonesia.
Soearso 2002 : 7 menambahkan bahwa merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standar akuntansi keuangan tersebut dalam
menyusun laporan keuangan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak – pihak luar.
2.2.1.2.Tujuan Akuntansi Keuangan
Mardiasmo 2000 : 6 akuntansi keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak ekstern perusahaan. Selanjutnya, Mulyadi
2007 : 2 mengemukakan bahwa pihak ekstern perusahaan dapat meliputi pemegang saham, kreditur, pelanggan, para analisis keuangan, karyawan,
dan berbagai instansi pemerintah. Sebagai contoh adalah seorang pemegang saham menghadapi dua alternative apakah ia akan membeli
saham dalam perusahaan tertentu dalam perusahaan lain , sedangkan instansi pemerintah memerlukan informasi laba yang diperoleh perusahaan
untuk menetapkan jumlah pajak penghasilan yang menjadi kewajiban perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa informasi keuangan diperlukan
oleh pihak luar sebagai petunjuk dalam mengambil keputusan berdasarkan hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan.
2.2.1.3.Hasil Akuntansi Keuangan
Menurut Mulyadi 2007 : 5 – 6 akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik yang pada umumnya terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan ini berisi informasi ringkas posisi keuangan pada
tanggal tertentu, hasil usaha, perubahan laba yang ditahan, dan perubahan posisi keuangan untuk periode tertentu, karena laporan tersebut ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pihak luar maka informasi yang disajikan didalamnya bersifat ringkas dan mengenai kondisi perusahaan secara
keseluruhan.
2.2.2. Laporan Keuangan 2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007: 1 adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Riyanto 1995: 327 “Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca, mencerminkan nilai
aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu waktu tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasi-hasil yang dicapai selama suatu periode
tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun”. Munawir 2007: 2 “Laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut laporan keuangan disusun dengan
tujuan sebagai penghubung antara perusahaan dengan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan tersebut dan melalui laporan
keuangan dapat dinilai struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, efektivitas penggunaan aktiva, kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek, pendapatan yang telah diperoleh, beban-beban yang harus dibayar, serta nilai buku tiap lembar saham.
2.2.2.2.Tujuan Laporan Keuangan
Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui beberapa pendapat antara lain : Menurut SAK 2007: 3 “tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Menurut IAI 2007, PSAK No., hal.2, paragraf.5, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi
keuangan,kinerja,dan arus kas perusahaan yang bermanfaa bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship Menurut Zaki Baridwan 1992:4 tujuan umum laporan keuangan
dapat dinyatakan sebagai berikut : 1.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan. 2.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto sumber dikurangi
kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti mengenai aktivitas pembelajaran dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informai lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
yang dianut perusahaan. Menurut Harahap 1999: 133 menjelaskan bahwa APB Statement
No.4 AICPA, menggambarkan tujuan laporan keuangan yang dibagi menjadi 2 tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
2. Tujuan Khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan, serta informasi lainnya yang
relevan. Menurut Prastowo 2005: 5 “Tujuan laporan keuangan adalah
untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a.
Aktiva b.
Kewajiban c.
Ekuitas
d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
e. Arus kas
2.2.2.3.Jenis-jenis dan Bentuk Laporan Keuangan
Menurut Harahap 1999: 4 “Laporan keuangan terdiri dari : 1. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan harta,
utang, dan modal pada satu tanggal tertentu. 2. LabaRugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama
suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.
3. Laporan dan sumber penggunaan dana, sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode dana bisa diartikan kas atau modal
kerja. 4. Laporan arus kas merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas
keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok- kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan
pembiayaan. Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Darsono 2005: 18
menjelaskan bahwa PSAK NO.1, laporan keuangan dibagi menjadi 5 yang terdiri dari:
1. Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca.
Tabel 2.1: Neraca bentuk rekening
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA
Per 31 Desember 2005 AKTIVA
UTANG DAN MODAL SENDIRI
Aktiva Lancar xxx
Utang Jangka
Pendek Kas
xxx Utang
Dagang xxx
Surat-surat berharga xxx
Penghasilan yang ditangguhkan xxx
Wesel Tagih xxx
Utang Dividend xxx
Piutang Tagih xxx
Utang Pajak xxx
Persediaan Barang Dagangan
xxx Kewajiban yang harus dipenuhi
xxx Penghasilan yang masih
akan diterima xxx
Biaya yang dibayar dimuka xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx
Jumlah Utang Lancar xxx
Investasi Utang
Jangka Panjang
Saham PT. Sanjaya xxx
Utang Hipotek xxx
Utang Obligasi
xxx Aktiva Tetap
Utang Jangka Panjang Lainnya xxx
Tanah xxx
Bangunan xxx
Akumulasi penyusutan Jumlah Utang Jangka Panjang
xxx Bangunan
xxx xxx
Mesin xxx
Modal Sendiri Akumulasi penyusutan
Modal Saham : Mesin
xxx Saham Prioritas
xxx xxx
Saham Biasa xxx
Jumlah Aktiva Tetap xxx
Jumlah Modal Saham xxx
Aktiva Tak Berwujud Surplus
xxx Merek Dagang
xxx Laba yang Ditahan
xxx Goodwill
xxx xxx
Jumlah Modal Sendiri Xxx
Biaya Yang Ditangguhkan xxx
Aktiva Lain-lain xxx
TOTAL AKTIVA xxx
Total UTANG MODAL xxx
Sumber : Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan Djarwanto, 2004 : 29
Tabel 2.2 : Neraca bentuk laporan
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA
Per 31 Desember 2005 AKTIVA
Aktiva Lancar xxx Kas
xxx Surat-surat berharga
xxx Wesel Tagih
xxx Piutang Tagih
xxx Persediaan Barang Dagangan
xxx Penghasilan yang masih akan diterima
xxx Biaya yang dibayar dimuka
xxx Jumlah Aktiva Lancar
xxx Investasi
Saham PT. Sanjaya xxx
Aktiva Tetap Tanah
xxx Bangunan
xxx Akumulasi penyusutan
Bangunan xxx
xxx Mesin
xxx Akumulasi penyusutan
Mesin xxx xxx
xxx Aktiva Tak Berwujud
Merek Dagang xxx
Goodwill xxx
xxx Biaya Yang Ditangguhkan
xxx Aktiva Lain-lain
xxx
Total AKTIVA xxx
UTANG DAN MODAL SENDIRI
Utang Jangka Pendek Utang Dagang
xxx Penghasilan yang ditangguhkan
xxx Utang Dividend
xxx Utang Pajak
xxx Kewajiban yang harus dipenuhi
xxx Jumlah Utang Lancar
xxx Utang Jangka Panjang
Utang Hipotek xxx
Utang Obligasi xxx
Utang Jangka Panjang Lainnya xxx
Jumlah Utang Jangka Panjang xxx
Modal Sendiri Modal Saham :
Saham Prioritas xxx
Saham Biasa xxx
Jumlah Modal Saham xxx
Surplus xxx
Laba yang Ditahan xxx
Jumlah Modal Sendiri xxx
Jumlah UTANG MODAL xxx
Sumber : Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan Djarwanto, 2004 : 30-31
2. Laporan labarugi atau untuk lembaga non profit disebut laporan
Sisa Hasil Usaha merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya
bulanan atau tahunan. Tabel 2.3 : Laporan laba rugi all inclusive income, single step
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2005
Penjualan neto xxx
Penghasilan lainnya xxx
Laba insidentil dan penambahan lainnya xxx
xxx Dikurangi
Harga pokok penjualan xxx
Biaya penjualan xxx
Biaya umum dan administrasi xxx
Biaya lain-lain xxx
Rugi insidentil dan pengurang lainnya xxx
Pajak Perseroan xxx
xxx
Laba Bersih xxx
Sumber : Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan Djarwanto, 2004 : 50
3.
Laporan arus kas, laporan ini menggambarkan perputaran uang kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional, kas untuk kegiatan investasi, dan kas untuk kegiatan pendanaan.
Tabel 2.4 : Laporan arus kas – Direct Method
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method
Per 31 Desember 2005 A.
Arus kas dari kegiatan operasional
Kas masuk xxx
Kas keluar Pembayaran tenaga kerja
xxx Pembayaran kepada supplier
xxx Pembayaran biaya operasi
xxx
Arus kas masuk keluar bersih dari kegiatan operasi
xxx B.
Arus kas dari kegiatan investasi
Arus kas masuk Diterima dari penjualan aktiva
xxx Arus kas keluar
xxx Dibayar untuk pembelian aktiva
Arus kas masuk keluar bersih dari investasi
xxx C.
Arus kas dari kegiatan pembiayaan
Arus kas masuk Diterima dari penjualan saham
xxx Diterima dana obligasi jangka panjang
xxx Arus kas keluar
Diterima pokok hutang jangka panjang xxx
Dibayar treasury stock xxx
Dibayar dividen xxx
Arus kas masuk keluar dari kegiatan Pembiayaan
xxx D.
Saldo kas awal dan akhir
Kenaikan penurunan kas periode ini xxx
Saldo kas awal periode xxx
Saldo kas akhir periode xxx
Sumber : Teori Akuntansi Laporan Keuangan Harahap, 2002 : 99
Tabel 2.5 : Laporan arus kas – Indirect Method
PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method
Per 31 Desember 2005 A.
Arus kas dari kegiatan operasional
Laba rugi dari laporan xxx
Ditambah dikurangi penyesuaian Laba terhadap arus kas
Kenaikan piutang dagang xxx
Kenaikan persediaan xxx
Biaya penyusutan xxx
Kenaikan utang gaji xxx
Arus kas masuk keluar bersih dari kegiatan operasi
xxx B.
Arus kas dari kegiatan investasi
Arus kas masuk Diterima dari penjualan aktiva
xxx Arus kas keluar
xxx Dibayar untuk pembelian aktiva
Arus kas masuk keluar bersih dari investasi
xxx C.
Arus kas dari kegiatan pembiayaan
Arus kas masuk Diterima dari penjualan saham
xxx Diterima dana obligasi jangka panjang
xxx Arus kas keluar
Diterima pokok hutang jangka panjang xxx
Dibayar treasury stock xxx
Dibayar dividen xxx
Arus kas masuk keluar dari kegiatan Pembiayaan
xxx D.
Saldo kas awal dan akhir
Kenaikan penurunan kas periode ini xxx
Saldo kas awal periode xxx
Saldo kas akhir periode xxx
Sumber : Teori Akuntansi Laporan Keuangan Harahap, 2002 : 99
4. Laporan perubahan ekuitas,menjelaskan perubahan modal, laba
ditahan, agiodisagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
Tabel 2.6 : LaporanPerubahan Ekuitas
PT. TRIAS SENTOSA Laporan Perubahan Ekuitas
Per 31 Desember 2005
Modal Saham
Agio Saham
Selisih Revaluasi
Selirih Kurs
Saldo Laba
Jumlah Saldo per 31122004
X X
X X
X X
Perubahan kebijakan akuntansi -
- -
- X
X Saldo yang disajikan kembali
X X
X X
X X
Selisih revaluasi aktiva tetap X
X Laba Rugi belum direalisasi
dari pemilikan efek X
X Selisih kurs
X X
Keuntungan kerugian Neto yang tidak diakui
pada laporan laba rugi X
X X
Laba bersih periode berjalan X
X Dividen
X X
Penempatan modal saham X
X X
Saldo per 31122005 X
X X
X X
X
6. Catatan atas laporan keuangan, isi catatan ini adalah penjelasan
umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap
akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan tehadap peristiwa dan tansaksi penting,
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan dalam neraca, laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi di perlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2.5.Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pengguna. Terdapat
empat karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007: 7 diuraikan sebagai berikut:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna.
Maksudnya pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu. 2.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi bersifat relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pengguna dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk
memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan. 3.
Keandalan Agar bermanfaat informasi juga harus andal reliable. Informasi
memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan
dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang
sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.2.6.Pengguna Laporan Keuangan
Berdasarkan SAK 2007: 2 “Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang
mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
membayar deviden.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja. c.
Pemberi pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan
dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan tren dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat
umum, dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna.
2.2.2.7.Keunggulan dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Foster 1986 : 9 -10 mengemukakan bahwa informasi keuangan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan sumber – sumber informasi
lainnya karena : 1.
Secara langsung dapat lebih dikaitkan pada variable of interest.
2. Merupakan sumber informasi yang lebih handal karena telah diaudit
oleh auditor independen. 3.
Merupakan sumber informasi yang lebih rendah biayanya dibanding sumber informasi lainnya.
4. Merupakan sumber informasi yang lebih tepat waktu.
Disamping memiliki keunggulan , laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut Harahap, 2004 : 16 -18
adalah sebagai berikut : 1.
Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan aporan atas kejadian yang telah lewat, bukan masa kini. Oleh karenanya, laporan
keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu – satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi apalagi untuk
meramalkan masa depan. 2.
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusuna laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan. 4.
Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material. 5.
Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan
yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazzimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih nilai aktiva yang paling
kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa transaksi daripada bentuk hukumnya substance over form. 7.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah – istilah teknis serta pengguna laporan diasumsikan memahami bahasa teknis
akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8.
Informasi yang bersifat kualitatif serta fakta yang tidak dapat dikuantifikasi, umumnya diabaikan.
Menurut Munawir 2007: 9 keterbatasan laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan terdapat pendapat-pendapat pribadi
personal judgment yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan, serta bukan merupakan laporan yang
final. 2.
Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap
dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar
akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku book value yang
belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli purchasing power uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut
yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat
penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru mislending.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang
dikwantifisir; misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-
kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.
Keterbatasan laporan keuangan menurut Darsono 2005: 25 antara lain:
1. Penyajian dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa
rinci sekali.
2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya
kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada keterlibatan administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi
menggunakan komputerisasi. 3.
Laporan keuangan menekankan pada harga historis harga perolehan, sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian.
4. Penyajian laopran keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,
sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis akan mudah karena menggunakan bahasa bisnis.
5. Laporan keuangan mengikuti satandar SAK yang mungkin terjadi
perubahan aturan setiap tahun.
2.2.3. Analisis Laporan Keuangan
2.2.3.1.Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan
merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo
2005: 56 yaitu: “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan
menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan itu sendiri”.
Menurut Syamsudin 1985:33 menyatakan analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan.
Disamping itu dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan bagi
manajemen analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting sebagai titik
awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa dimasa depan.
Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka tujuan analisis harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting karena
masing-masing tujuan memerlukan data yang berbeda. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain
Prastowo, 2005: 56 : 1.
Screening Untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan
keuangan tanpa terjun langsung ke lapangan. 2.
Understanding Untuk memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Untuk meramalkan kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang.
4. Diagnosis
Untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasional, keuangan atau masalah lain
dalam perusahaan. 5.
Evaluation Untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Menurut Tulasi 2006: 369 “Analisis laporan keuangan perusahaan pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan stakeholders”. Manajemen beerkepentingan untuk
mengetahui efisiensi dan profitabilitas operasi, efektivitas penggunaan sumber daya perusahaan, serta sebagai langkah dimulainya perencanaan
kegiatan bagi peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Bagi investor, dapat menilai dan memprediksi profitabilitas, deviden, dan
peningkatan kekayaan. Kreditur berkepentingan untuk mendapatkan gambaran tentang prospek pengembalian pokok pinjaman, bunga dan
proteksi resiko. Pemerintah membutuhkan informasi untuk pembayaran pajak, karyawan untuk kesejahteraan gaji dan keberlanjutan pekerjaan,
serta masyarakat berkepentingan dengan kewajiban social perusahaan dan tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Maka secara umum analisis
laporan keuangan bertujuan untuk: a. mengestimasi kondisi perusahaan pada masa yang akan datang sebagai
alat forecasting. b. menetapkan alternatif investasi dan meger alat screening awal.
c. mendiagnosis masalah-masalah manajemen, terutama financial distress dan operasionalisasinya alat diagnosis masalah.
d. mengevaluasi kinerja manajemen secara keseluruhan.
2.2.3.2.Pengguna Analisis Laporan Keuangan
Pengguna hasil analisis laporan keuangan merupakan individu maupun kelompok. Menurut Warsono 2002:24 mereka yang
berkepentingan tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat pihak, yaitu: 1.
Manajemen perusahaan,hasil analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi
operasi,profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang,serta penggunaan yang efektif atas modal,sumber daya manusia,dan sumber
lainnya. Dengan dasar inilah pihak manajemen dapat membuat suatu keputusan.
2. Pemilik para pemegang saham perusahaan. Dengan melihat analisis
laporan keuangan,pemilik perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi
yang mereka tanamkan. 3.
Pemberi pinjaman dan kreditor, yaitu para perbankan,para pemegang obligasi,maupun pihak lain seperti pemasok. Dengan melihat hail
analisis laporan keuangan,mereka dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman yang jatuh
tempo,dan ketersediaan nilai aktiva residual tertentu yang memberikan margin perlindungan terhadap resiko yang mungkin timbul.
4. Kelompok lain, seperti pemerintah, tenaga kerja, dan masyarakat.
Dengan hasil analisis rasio keuangan, mereka dapat mengetahui kemampuan dan keandalan perusahaan dalam membayar pajak,
kemampuan untuk membayar upah, stabilitas dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan, ataupun misalnya kemampuan keuangan
untuk memenuhi kewajiban sosial dan lingkungan.
2.2.3.3.Metode Analisis Laporan Keuangan
Tersedia beragam teknik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik daam membantu menganalisis laporan keuangan.
Menurut Warsono 2003:24 metode analisis laporan keuangan yang digunakan saat ini antara lain :
1. Analisis Rasio Keuangan
2. Analisis Rasio Keuangan yang dimodifikasi
3. Analisis nilai ambah pasar market value added MVA
4. Analisis nilai tambah ekonomis economic value added EVA
5. Analisis capital, asset, management,equity, and liquity Camel
6. Balanced Scorecard BSC
Menurut Wild dkk 2005: 30 ada lima metode penting untuk analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis laporan keuangan komparatif comparative financial
statement analysis atau disebut juga analisis horizontal. Saldo akun dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri.
2. Analisis laporan keuangan berukuran sama common-size financial
statement disebut juga analisis vertikal. 3.
Analisis rasio rasio analysis 4.
Analisis arus kas 5.
Penilaian Menurut Harahap 1999: 20 teknik yang dapat digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan antara lain: 1.
Metode komparatif 2.
Analisa trend 3.
Laporan keuangan bentuk Commond Size 4.
Metode index time series 5.
Analisa Rasio 6.
Teknik analisa lain seperti : analisa sumber dan penggunaan dana, analisa break even, analisa gross profit, dupont analysis
7. Model analisa
Menurut Jumingan 2006: 242 berdasarkan tekniknya analisis keuangan dapat dibedakan mejadi beberapa analisis antara lain:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah absolut maupun dalam presentase relatif.
2. Analisis tren tendensi posisi, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.
3. Analisis presentase per komponen common size, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya.
4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada suatu periode waktu tertentu.
6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. 8.
Analisis Break Even, merupakan teknik analisis antuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami
kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
2.2.3.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Harahap 1999: 201 yaitu:
1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat. 2.
Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 4.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari
berbagai pilihan yang ada dan sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.
5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material.
6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi
ketidakpastian. 7.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan. 8.
Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. 9.
Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.
2.2.4. Analisis Rasio Keuangan
2.2.4.1.Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio ratio analysis merupakan salah satu teknik analisis keuangan yang paling banyak digunakan. Analisis rasio dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menentukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Di luar aktivitas operasi internal faktor-faktor yang mempengaruhi rasio adalah
dampak peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen, dan metode akuntansi. Rasio bermanfaat bila diinterpestasikan dalam
perbandingan dengan 1 rasio tahun sebelumnya, 2 standar yang ditentukan sebelumnya, 3 rasio pesaing.
Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan 2006: 242 “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos
dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik
dalam neraca maupun laporan laba rugi”. Menurut Harahap 1999: 297 “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan berarti seperti antara hutang dan modal,
antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total
penjualan dan sebagainya”. Teknik analisa rasio keuangan sangat lazim digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.
2.2.4.2.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir 2001: 44 Keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:
1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan
yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh
cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan
perkiraan. Sedangkan menurut Harahap 1999: 298 keterbatasan analisa
rasio ini antara lain: 1.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga
menjadi keterbatasan teknik ini yaitu : 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Sehingga jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
2.2.4.3.Penggolongan Rasio Keuangan
Angka-angka rasio pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan. Galongan yang pertama adalah angka-angka rasio yang
didasarkan pada sumber data keuangan dari mana unsur-unsur angka tersebut diperoleh, dan golongkan yang kedua adalah angka-angka rasio
yang disusun berdasarkan tujuan penganalisis dalam mengevaluasi suatu perusahaan.
Menurut Jumingan 2006: 120-121 berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat maka rasio itu dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu sebagai berikut: 1.
Rasio-rasio neraca balance sheet ratio, yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya rasio lancar current ratio,
ratio tunai quick ratio, rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio tetap dengan utang jangka dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi income statement ratios, yaitu rasio-
rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya rasio laba bruto dengan penjualan neto, rasio laba usaha
dengan penjualan neto, operating ratio, dan sebagainya. 3.
Rasio-rasio antar laporan inter-statement ratio, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi,
misalnya rasio penjualan neto dengan aktiva usaha, rasio penjualan kredit dengan piutang rata-rata, rasio harga pokok penjualan dengan
persediaan rata-rata dan sebagainya. Menurut Riyanto 1995: 330 penggolongan ratio berdasarkan
tujuan analis dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan antara lain sebagai berikut:
1. Rasio-rasio likuiditas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur likuiditas perusahaan current ratio, acid test ratio dan lainnya.
2. Rasio-rasio leverage, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lainnya.
3. Rasio-rasio aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya inventory turnover, average
collection period dan lainnya.
4. Rasio-rasio profitabilitas, yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan profit margin on sales, return on total assets, return on net worthi dan
lainnya. Banyak pendapat yang menggolongkan jenis-jenis rasio yang
cocok untuk memahami perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan popular adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas. Namun
masih banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi penelitian, seperti: rasio leverage,
produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya. Adapun rasio keuangan yang sering digunakan adalah:
a. Likuiditas