PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA DI SURABAYA PERIODE (2005-2008).

(1)

PERIODE (2004 – 2008) Di susun Oleh : NANIK SULISTYAWATI

0513010263/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Pada Tanggal 11 Juni 2010 Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama : Ketua

Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Sekretaris

Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Anggota

Drs. Eko Riyadi, M.aks

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, NIP. 030 202 389


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan Skripsi ini dengan judul “ PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA DI SURABAYA “. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini seringkali menghadapi hambatan dan keterbatasan dalam berbagai hal. Namun, karena dorongan dan bimbingan yang telah diberikan berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, Msi, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan penulisan ini.


(3)

ii

“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswi. 7. Ayahanda (Alm) dan Ibunda beserta teman-temanku yang telah memberi

semangat dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Seluruh Staf di Perusahaan Daerah Pasar Surya yang telah mengijinkan penulis melakukan penulisan di Perusahaan Daerah Pasar Surya dan telah memberikan data-data perusahaan yang dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.

Akhirnya penulis menyadari bukan hal yang tidak mungkin apabila skripsi ini masih jauh dari sempurna dan dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis.

Surabaya, 10 Juni 2010


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ………...1

1.1 Latar Belakang ………...1

1.2 Perumusan Masalah ………..13

1.3 Tujuan Penelitian ………..13

1.4 Manfaat Penelitian ………...13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………..15

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu……….15

2.2 Landasan Teori………...19

2.2.1 Akuntansi Keuangan….………...19

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan……….………19

2.2.1.3 Tujuan Akuntansi Keuangan………...20

2.2.1.3 Hasil Akuntansi Keuangan...21

2.2.2 Laporan Keuangan...21

2.2.2.1. Pengertian laporan Keuangan…………...21

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan...22

2.2.2.3. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan……...25

2.2.2.4. Karakteristik Laporan Keuangan………32

2.2.2.5. Pengguna Laporan Keuangan……….34

2.2.2.6. Keunggulan dan keterbatasan Laporan Keuangan………..36


(5)

2.2.3. Analisis Laporan Keuangan………..40

2.2.3.1. Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan…………...40

2.2.3.2. Pengguna Analisis Laporan Keuangan….……..43

2.2.3.3. Metode Analisis Laporan Keuangan…………...44

2.2.3.4. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan……..47

2.2.4. Analisis Rasio Keuangan…...48

2.2.4.1. Pengertian Analisis Rasio Keuangan…………..48

2.2.4.2. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan………..49

2.2.4.3. Penggolongan Rasio Keuangan………..50

2.2.5. Ukuran Perusahaan (Firm’s Size) ……….60

2.2.6. Kinerja ………...…62

2.2.6.1. Pengertian Kinerja………...62

2.2.6.2. Tujuan Pengukuran Kinerja………63

2.2.6.3. Hubungan Antara Analisa Rasio dengan Kinerja ……….64

2.2.6.4. Teori Pendukung Kineja……….64

2.2.6.5. Penilaian Kinerja Keuangan………65

2.2.7. Teori yang Membahas Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan………...………...67

2.3. Kerangka Pikiran……….………...71

2.4. Hipotesis...72

BAB III METODE PENELITIAN …………...………...73

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...73

3.2 Teknik Penentuan Sampel...76

3.2.1 Populasi...76

3.2.2 Sampel...76

3.3 Teknik Pengumpulan Data...77

3.3.1 Jenis Data...77

3.3.2. Sumber Data...77


(6)

3.3.3. Pengumpulan Data...78

3.4. Uji Kualitas Data...78

3.4.1. Uji Normalitas...78

3.5. Uji Asumsi Klasik...79

3.5.1. Autokorelasi...79

3.5.2. Multikolinieritas...80

3.5.3. Heteroskedastisitas...81

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis...82

3.6.1. Teknik Analisis...82

3.6.2. Uji Hipotesis...84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 86

4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Daerah Pasar Surya... 86

4.1.2. Dasar hukum Pengelolaan Pasar... ... 87

4.1.3. Visi dan Misi... 87

4.1.4. Struktur Organisasi PD Pasar Surya ... 88

4.1.5. Gambaran Umum Pegawai Perusahaan ... 89

4.1.6. Ketentuan Tarif Iuran dan biaya Lain Perusahaan... 90

4.1.7. Pembangunan Pasar kerjasama dengan Pihak III ... 95

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 97

4.2.1. Data Rasio Lancar (X1) ... 97

4.2.2. Data rasio Hutang atas Modal (X2) ... 98

4.2.3. Data Return On Assets (X3) ...100

4.2.4. Data Return On Equity (X4) ...101

4.2.5. Data Ukuran Perusahaan (X5)...103


(7)

vi

4.2.6. Data Kinerja Keuangan (laba bersih) (X6) ...104

4.3. Uji Normalitas ...105

4.4. Uji Asumsi Klasik...106

4.4.1. Autokorelasi ... 106

4.4.2. Multikolinieritas ... 108

4.4.3. Heteroskedastisitas ... 108

4.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 110

4.5.1. Uji Hipotesis ... 113

4.5.1.1 Hasil Kecocokan Model ... 113

4.5.1.2. Hasil Pengujian Secara Parsial ... 114

4.6 Pembahasan ... 116

4.7 Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu .. 119

4.8 Keterbatasan Penelitian... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 122

5.2. Saran ……….. 122


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3: Kerangka Pikir ... 56

Gambar 3.1: Kurva Uji Autokorelasi………...80

Gambar 4.1: Struktur Organisasi PD Pasar Surya………...88

Gambar 4.2: Distribusi daerah Keputusan Autokorelasi……….107


(9)

Surya tahun 2004-2008 ………. 5

1.2 : Kutipan Data Rasio Lancar pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008 ……….... 6

1.3 : Kutipan Data Rasio Hutang Atas Modal pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008…………... 8

1.4 : Kutipan Data Rasio Return On Assets pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008……….. 9

1.5 : Kutipan Data Rasio Return On Equity pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008………..………. 10

1.6 : Kutipan Data Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008……….……… 11

2.1 : Neraca Bentuk Rekening……… 26

2.2 : Neraca Bentuk Laporan……….. 27

2.3 : Laporan Laba Rugi All Inclusive, Single Step……….. 28

2.4 : Laporan Arus Kas – Direct Method………. 29

2.5 : Laporan Arus Kas – Indirect Method……….. 30

2.6 : Laporan Perubahan Ekuitas………. 31

4.1 : Gambaran Umum Kepegawaian……….. 89

4.2 : Tarif Pemeliharaan Kebersihan Perusahaan Daerah Pasar Surya…… 91

4.3 : Tarif Tempat Berjualan Perusahaan Daerah Pasar Surya……… 91

4.4 : Data Pasar Di Lingkungan PD Pasar Surya………. 92

4.5 : Pembagian Wilayah Administrasi Pasar………. 94

4.6 : Data Rasio Lancar Pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya Tahun 2004-2008……… 97

4.7 : Data Rasio Hutang Atas Modal pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya Tahun 2004-2008……… 98


(10)

viii

4.8 : Data Return On Assets pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya

Tahun 2004-2008……….. 100

4.9 : Data Return On Equity pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya Tahun 2004-2008……… 101

4.10 : Data Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya Tahun 2004-2008………. 102

4.11 : Data Kinerja Keuangan ( Laba Bersih ) pada Perusahaan Daerh Pasar Surya di Surabaya Tahun 2004-2008……… 103

4.12 : Hasil Uji Normalitas……….. 105

4.13 : Hasil Uji Autokorelasi…..……..………. 106

4.14 : Hasil Uji Multikolinieritas…... 108

4.15 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ………... 109

4.16 : Hasil Analisis Regresi Berganda……….. 110

4.17 : Uji Kecocokan Model (F)……….……… 113


(11)

Lampiran 1c : Perhitungan Nilai Rasio Lancar Tahun 2006 (X1)

Lampiran 1d : Perhitungan Nilai Rasio Lancar Tahun 2007 (X1)

Lampiran 1e : Perhitungan Nilai Rasio Lancar Tahun 2008 (X1)

Lampiran 2a : Perhitungan Nilai Rasio Hutang atas Modal Tahun 2004 (X2)

Lampiran 2b : Perhitungan Nilai Rasio Hutang atas Modal Tahun 2005 (X2)

Lampiran 2c : Perhitungan Nilai Rasio Hutang atas Modal Tahun 2006 (X2)

Lampiran 2d : Perhitungan Nilai Rasio Hutang atas Modal Tahun 2007 (X2)

Lampiran 2e : Perhitungan Nilai Rasio Hutang atas Modal Tahun 2008 (X2)

Lampiran 3a : Perhitungan Nilai Return On Assets Tahun 2004 (X3)

Lampiran 3b : Perhitungan Nilai Return On Assets Tahun 2005 (X3)

Lampiran 3c : Perhitungan Nilai Return On Assets Tahun 2006(X3)

Lampiran 3d : Perhitungan Nilai Return On Assets Tahun 2007 (X3)

Lampiran 3e : Perhitungan Nilai Return On Assets Tahun 2008 (X3)

Lampiran 4a : Perhitungan Nilai Return On Equity Tahun 2004 (X4)

Lampiran 4b : Perhitungan Nilai Return On Equity Tahun 2005 (X4)

Lampiran 4c : Perhitungan Nilai Return On Equity Tahun 2006 (X4)

Lampiran 4d : Perhitungan Nilai Return On Equity Tahun 2007 (X4)

Lampiran 4e : Perhitungan Nilai Return On Equity Tahun 2008 (X4)

Lampiran 5a : Perhitungan Nilai Ukuran Perusahaan Tahun 2004(X5)

Lampiran 5b : Perhitungan Nilai Ukuran Perusahaan Tahun 2005(X5)

Lampiran 5c : Perhitungan Nilai Ukuran Perusahaan Tahun 2006(X5)

Lampiran 5d : Perhitungan Nilai Ukuran Perusahaan Tahun 2007 (X5)

Lampiran 5e : Perhitungan Nilai Ukuran Perusahaan Tahun 2008 (X5)

Lampiran 6a : Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Tahun 2004 (Y) Lampiran 6b : Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Tahun 2005 (Y) Lampiran 6c : Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Tahun 2006 (Y) Lampiran 6d : Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Tahun 2007 (Y)


(12)

xi

Lampiran 6e : Perhitungan Nilai Kinerja Keuangan Tahun 2008 (Y) Lampiran 7 : Uji Normalitas

Lampiran 8      : Uji Asumsi klasik: Uji Autokorelasi, Uji Multikolinieritas,  Uji  

Heteroskedastisitas

 

  Lampiran 9 : Koefisien Regersi

Lampiran 10 : Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Kecocokan Model (uji F), Uji Parsial (uji t)


(13)

Nanik Sulistyawati

Abstrak

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pemberian informasi kepada pihak luar seperti investor, kreditor dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bisa menyangkut bidang manajerial dan operasional baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil keputusan akan dideskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji, menganalisis, dan mengetahui apakah rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on assets, return on equity, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya.

Variabel penelitian adalah Rasio Lancar (Xı), Rasio Hutang atas Modal (X2), Return On Assets (X3), Return On Equity (X4), Ukuran Perusahaan (X5)

dan kinerja keuangan (Y). Sampel penelitian ini adalah Laporan keuangan Perusahaan Daerah Pasar Surya selama lima tahun sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel non-probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel sedangkan untuk menguji hipotesis digunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga Variabel – variabel rasio keuangan (rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on equity, ukuran perusahaan), berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya periode (2004-2008), walaupun berdasarkan hasil analisis bahwa model regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis ini cocok, namun hanya variabel return on asset yang terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Keywords: Rasio Lancar, Rasio Hutang atas Modal, Return On Assets, Return On Equity dan kinerja keuangan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk dapat bertahan dan bersaing di dunia bisnis yang penuh persaingan. Suatu perusahaan harus dituntut untuk bisa meningkatkan kinerja dan profitabilitasnya guna kelangsungan usahanya. Setiap perusahaan, baik yang bersifat Profit Motive maupun Non Profit Motive pasti memiliki keinginan untuk mendapatkan laba. Hal ini dikarenakan dengan adanya laba akan sangat membantu dalam menjalankan segala aktivitasnya atau operasional perusahaan. Perkembangan dunia usaha dewasa ini menuntut para pengusaha untuk lebih tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi di sekitarnya. (Teguh, 2005)

Perbedaan antara perusahaan yang bersifat Profit Motive dengan

Non Profit Motive terletak pada inti tujuan perusahaan itu sendiri

didirikan. Perusahaan Profit Motive didirikan untuk mengejar keuntungan, sedangkan perusahaan Non Profit Motive tidak seratus persen mengejar keuntungan, karena tujuan awal perusahaan ini didirikan tidak semata-mata mencari keuntungan melainkan untuk tujuan lain misalnya pelayanan masyarakat. Salah satu contoh perusahaan yang bersifat Non Profit Motive adalah BUMN. Berdasarkan UU. RI No.19 tahun 2003 tentang maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu selain


(15)

menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak juga mengejar keuntungan (laba) (Merirwaty dan Yuli, 2005: 105)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan penghasilan bersih (laba) sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja. Informasi kinerja perusahaan terutama protabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan (IAI, 2007, Kerangka dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, hal. 15, p.17). Perusahaan yang unggul dan kompetitif yang akan mampu bertahan dalam persaingan yang semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan setiap perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang dihasilkan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat (Meriewaty dan Yuli, 2005: 105). Pengambilan keputusan bisa menyangkut bidang manajerial dan operasional baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba (Prastowo, 1995) dalam (Tulasi, 2006: 366).

Laporan keuangan merupakan media yang digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Sehingga untuk dapat


(16)

3

mengetahui dan memahami informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, diperlukan suatu analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat digunakan oleh pihak eksternal seperti investor, kreditor, agen pemerintah, masyarakat umum maupun pihak internal perusahaan sendiri. Antara pengguna laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Pemegang saham akan menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi tanggungjawab untuk menjalankan dana pemegang saham. Investor memerlukan informasi keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar perusahaan selalu berkembang dan menghasilkan laba, disamping itu untuk melihat rencana pensiun di masa depan (Meriewaty dan Yuli, 2005: 105).

Menurut Statement Of Financial Accounting Concept No.1, menyatakan bahwa sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Salah satu parameter kinerja adalah laba, laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan ketidakmampuan perusahaan untuk mendapatkan laba akan menyebabkan tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana jika perusahaan mempunyai sumber daya yang tercantum di dalam neraca. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik


(17)

mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio keuangan perusahaan baik maka laba perusahaan juga baik. Hubungan antara unsur-unsur yang membentuk neraca dapat ditunjukkan oleh rasio keuangan. Meriewaty dan Yuli, 2005: 107).

Ukuran perusahaan (firm’s size) juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran-ukuran kinerja akan mengidentifikasikan efektivitas penggunaan aktivitas oleh perusahaan, dan berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja akan memberikan gambaran yang memadai (Helfert, 1996: 345).

Salah satu analisis laporan keuangan yang digunakan untuk membuat perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaiaan kinerja perusahaan, sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Pada saat dilakukan survey pendahuluan sebelum penentuan judul telah dilakukan


(18)

5

perhitungan terhadap Kinerja Keuangan yang juga bermasalah (fluktuasi). Kinerja keuangan digunakan dalam penelitian ini dan diprosikan sebagai laba bersih karena laba bersih salah satu indikator kinerja suatu perusahaan. Berikut ini ada kutipan data Kinerja Keuangan yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008

Tabel 1.1: Kutipan Laba Bersih (dalam jutaan Rupiah), pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004

Ket

(Naik↑/turun↓) 2005

Ket

(Naik↑/turun↓) 2006

Ket (Naik↑/turun↓) Januari

-1,434,534.04 801,493.31

-1,991,833.00 Februari 123,751.30 ↑ 823,932.81 ↑ 239,268.96 ↑

Maret 207,309.83 ↑ -502,876.07 ↓ 4,414,452.24 ↑ April -40,049.00 ↓ 2,830,106.43 ↑ 2,051,274.80 ↓ Mei 1,128,093.10 ↑ 374,412.93 ↓ 784,044.77 ↓ Juni 2,283,309.69 ↑ 2,637,941.05 ↑ 738,471.93 ↓ Juli 1,859,839.85 ↓ 56,546.89 ↓ 1,860,630.17 ↑ Agustus -59,410.04 ↓ 1,204,322.19 ↑ 866,719.96 ↓ September -813,664.96 ↓ 229,484.64 ↓ 2,554,625.50 ↑ Oktober 278,684.07 ↑ 2,282,749.79 ↑

-1,637,745.32 ↓ November -588,369.65 ↓ -657,476.95 ↓ 403,684.23 ↑ Desember

-1,434,534.04 ↓

-2,590,850.98 ↓

-3,619,960.60 ↓ Rata-rata 125,868.84 ↑ 624,148.84 ↑ 555,302.80 ↑ Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa perusahaan daerah Pasar Surya mengalami perubahan kinerja keuangan pada periode 2004-2008. Tahun 2004 laba bersih tertinggi pada bulan Juni sebesar Rp 2,283,309.69 dan terendah pada bulan April sebesar Rp.-40,049.00. Setelah itu pada tahun 2005 laba bersih tertinggi pada bulan April sebesar Rp 2,830,106.43 dan laba bersih terendah pada bulan Desember sebesar Rp. -2,590,850.98. Tahun 2006 laba bersih tertinggi terjadi pada bulan


(19)

Maret sebesar Rp 4,414,452.24 laba bersih terendah terjadi pada bulan Desember sebesar Rp., -3,619,960.60. Dengan demikian, jelas bahwa meskipun Perusahaan Daerah Pasar Surya dapat dinyatakan untung tetapi Perusahaan Daerah Pasar Surya sempat mengalami penurunan laba bersih yang drastis.

Saat dilakukan survey pendahuluan sebelum penentuan judul telah dilakukan perhitungan terhadap Rasio Likuiditas yaitu Current Ratio yang ada masalah (fluktuasi). Sedangkan untuk rasio lainnya tidak digunakan dalam penelitian ini karena objek penelitian tergolong perusahaan jasa dimana pada laporan keuangan perusahaan jasa tidak ada akun persediaan sehingga untuk Rasio Likuiditas yang meliputi Rasio Cepat, Rasio Kas tidak digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini. Berikut ini adalah kutipan data Current Rasio yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008.

Tabel 1.2: Kutipan Current Rasio, pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004 (Naik↑Ket /turun↓) 2005

Ket

(Naik↑/turun↓) 2006

Ket (Naik↑/turun↓)

Januari 0.03 9.15 1.74

Februari 5.51

10.34

1.79

Maret 4.57 ↓ 10.05 ↓ 26.9 ↑

April 3.01 ↓ 2.07 ↓ 3.2 ↓

Mei 5.63 ↑ 2.09 ↑ 3.46 ↑

Juni 3.77 ↓ 2.35 ↑ 3.32 ↓

Juli 4.62 ↑ 2.38 ↑ 3.6 ↑

Agustus 11.68 ↑ 24.5 ↑ 3.79 ↑

September 14.76 ↑ 2.53 ↓ 3.73 ↓

Oktober 15.83 ↑ 3.21 ↑ 3.42 ↓

November 13.76 ↓ 0.03 ↓ 3.63 ↑

Desember 7.75 ↓ 2.56 ↑ 2.58 ↓


(20)

7

Tahun

Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Tahun 2004 current rasio tertinggi pada bulan Oktober sebesar 15,83% dan terendah pada bulan Januari sebesar 0,03%. Setelah itu pada tahun 2005 current rasio tertinggi pada bulan Agustus sebesar 24,5% dan terendah terjadi pada bulan November sebesar 0,03%. Tahun 2006 current rasio tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 26,9%, current rasio terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 1,74%. Current rasio yang rendah menunjukkan terjadinya masalah likuiditas, sebaliknya suatu perusahaan yang current rasionya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.

Waktu melakukan survey pendahuluan sebelum penentuan judul telah dilakukan perhitungan terhadap Rasio Solvabilitas/ Leverage Rasio Hutang atas Modal yang ada masalah (Fluktuasi). Sedangkan untuk rasio lainnya tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak cenderung mengetahui kemampuan modal perusahaan terhadap kewajibannya juga tidak ada akun beban bunga per tahun sehingga untuk Rasio Solvabilitas/ Leverage yang meliputi Rasio Utang, Rasio Laba terhadap Beban Bunga tidak digunakan sebagai variabel dipenelitian ini. Berikut ini ada kutipan data Rasio Hutang atas Modal yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008.


(21)

Tabel 1.3: Kutipan Hutang atas Modal, pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004 Ket (Naik↑/turun↓) 2005 Ket (Naik↑/turun↓) 2006 Ket (Naik↑/turun↓)

Januari 0.14 0.03 0.25

Februari 0.05 ↓ 0.03 ↓ 0.23 ↓

Maret 0.06 ↑ 0.03 ↓ 0.17 ↓

April 94.51 ↑ 0.27 ↓ 0.15 ↓

Mei 0.05 ↓ 0.26 ↓ 0.14 ↓

Juni 0.11 ↑ 0.27 ↑ 0.14 ↓

Juli 0.1 ↓ 0.26 ↓ 0.14 ↑

Agustus 0.03 ↓ 0.25 ↓ 0.13 ↓

September 0.03 ↓ 0.24 ↓ 0.14 ↑

Oktober 0.02 ↓ 0.19 ↓ 0.15 ↑

November 0.03 ↑ 0.19 ↑ 0.14 ↓

Desember 0.04 ↑ 0.23 ↑ 0.19 ↑

Rata-rata 7.93 ↑ 0.19 ↓ 0.16417

Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Tahun 2004 hutang atas modal tertinggi pada bulan April sebesar 94,51% dan terendah pada bulan Oktober sebesar 0,02%. Setelah itu pada tahun 2005 hutang atas modal tertinggi pada bulan Juni sebesar 0,27% dan terendah terjadi pada bulan Maret sebesar 0,03%. Tahun 2006 hutang atas modal tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 0,25%, hutang atas modal terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 0,13%. Sedangkan Rasio Hutang atas Modal yaitu menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini maka semakin baik.

Perhitungan survei pendahuluan sebelum penentuan judul telah dilakukan terhadap Rasio Profitabiltas Return On Assets dan Return on


(22)

9

Equity yang bermasalah (Fluktuasi), sedangkan untuk rasio lainnya tidak digunakan dalam penelitian ini karena objek penelitian ini tergolong perusahaan jasa dimana pada laporan keuangan perusahaan jasa tidak ada akun penjualan sehingga untuk Rasio Profitabilitas yang meliputi Profit Margin, Daya Laba Dasar tidak digunakan sebagai variabel dipenelitian ini. Berikut ini ada kutipan data Return On Assets dan Return On Equity pada Perusahaan Daerah Pasar Surya tahun 2004-2008.

Tabel 1.4: Kutipan Return On Assets, pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004 Ket (Naik↑/turun↓) 2005 Ket (Naik↑/turun↓) 2006 Ket (Naik↑/turun↓)

Januari -0.05 0.04

-0.001 Februari 0.0067 ↑ 0.04 ↓ 0.01 ↑

Maret 0.0109 ↑ -0.02 ↓ 0.11 ↑

April 0.0002 ↓ 0.11 ↑ 0.05 ↓

Mei 0.0594 ↑ 0.01 ↓ 0.02 ↓

Juni 0.1006 ↑ 0.09 ↑ 0.02 ↓

Juli 0.0759 ↓ 0.002 ↓ 0.04 ↑

Agustus

-0.0026 ↓ 0.04 ↑ 0.02 ↓

September

-0.0371 ↓ 0.01 ↓ 0.05 ↑

Oktober 0.0126 ↑ 0.07 ↑ -0.04 ↓

November

-0.0272 ↓ -0.02 ↓ 0.01 ↑

Desember

-0.0704 ↓ -0.09 ↓ -0.08 ↓

Rata-rata 0.007 ↑ 0.024 ↑ 0.017 ↑

Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Tahun 2004 return on assets tertinggi pada bulan Juni sebesar 0,1006% dan terendah pada bulan Agustus sebesar -0,0026%. Setelah itu pada tahun 2005 return on assets tertinggi pada bulan April sebesar 0,11% dan terendah terjadi pada bulan Desember sebesar -0,09%. Tahun 2006


(23)

return on assets tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 0,11%, return on assets terendah terjadi pada bulan Januari sebesar -0,001%. Sedangkan untuk Return On Assets yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahasaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan.

Tabel 1.5: Kutipan Return On Equity, pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004 Ket (Naik↑/turun↓) 2005 Ket (Naik↑/turun↓) 2006 Ket (Naik↑/turun↓)

Januari -0.090 0.050

-0.001 Februari 0.008 ↑ 0.052 ↑ 0.015 ↑

Maret 0.013 ↑

-0.031 ↓ 0.276 ↑

April

-0.0003 ↓ 0.177 ↑ 0.128 ↓

Mei 0.071 ↑ 0.023 ↓ 0.049 ↓

Juni 0.143 ↑ 0.165 ↑ 0.040 ↓

Juli 0.116 ↓ 0.004 ↓ 0.116 ↑

Agustus -0.004 ↓ 0.075 ↑ 0.054 ↓

September -0.051 ↓ 0.014 ↓ 0.160 ↑

Okober 0.017 ↑ 0.143 ↑

-0.010 ↓

November -0.037 ↓

-0.041 ↓ 0.025 ↑

Desember -0.090 ↓

-0.162 ↓

-0.226 ↓

Rata-rata 0.008 ↑ 0.039 ↑ 0.052 ↑

Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Tahun 2004 return on equity tertinggi pada bulan Juni sebesar 0,143% dan terendah pada bulan April sebesar -0,0003%. Setelah itu pada tahun 2005 return on equity tertinggi pada bulan April sebesar 0,177% dan terendah terjadi pada bulan Maret sebesar -0,031%. Tahun 2006 return on equity tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 0,276%, return on equity terendah terjadi pada bulan Januari sebesar -0,001%. Sedangkan untuk


(24)

11

Return On Equity yaitu rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Semakin besar semakin bagus.

Survey pendahuluan dilakukan sebelum penentuan judul telah dilakukan perhitungan terhadap Ukuran Perusahaan yang ada masalah (fluktuasi). Ukuran perusahaan juga digunakan dalam penelitian ini yang gunanya untuk mengetahui besar kecilnya perusahaan bedasarkan rata-rata aktiva (Weston dan Copeland, 1992: 190) dalam Tulasi (2006: 372).

Tabel 1.6: Kutipan Ukuran Perusahaan, pada tahun 2004-2008 PD Pasar Surya

Tahun Bulan

2004

Ket

(Naik↑/turun↓) 2005

Ket

(Naik↑/turun↓) 2006

Ket (Naik↑/turun↓)

Januari - - - - - -

Februari 22,330,971,886.98 20,343,068,279.72 38,733,983,193.49 Maret 18,731,039,125.62 ↓ 20,485,946,810.09 ↑ 40,278,535,265.43 ↑

April 18,949,000,140.08 ↑ 23,357,929,551.26 ↑ 42,577,653,140.45 ↑ Mei 18,966,378,273.18 ↑ 26,665,572,807.43 ↑ 43,605,749,765.78 ↑ Juni 20,847,737,956.33 ↑ 28,600,572,332.42 ↑ 43,030,421,228.67 ↓ Juli 23,596,398,000.60 ↑ 30,346,890,520.89 ↑ 42,952,199,236.72 ↓ Agustus 23,734,556,478.49 ↑ 30,979,121,576.43 ↑ 44,106,217,136.28 ↑ September 22,444,120,455.23 ↓ 31,655,773,381.84 ↑ 45,801,880,154.51 ↑ Oktober 22,048,920,965.29 ↓ 32,341,147,684.56 ↑ 46,286,718,195.10 ↑ November 21,895,665,058.00 ↓ 32,654,694,533.48 ↑ 45,535,448,327.62 ↓ Desember 20,988,638,296.91 ↓ 31,217,108,546.96 ↓ 44,257,431,205.34 ↓ Rata-rata 21,321,220,603.34 ↑ 28,058,893,275.01 ↓ 43,378,748,804.49 ↓ Sumber: Data Laporan Keuangan Perusahaan di PD Pasar Surya

Tahun 2004 ukuran perusahaan tertinggi pada bulan Agustus sebesar Rp 23.734.556.478,49 dan terendah pada bulan Maret sebesar Rp 18.731.039.125,62. Setelah itu pada tahun 2005 ukuran perusahaan tertinggi pada bulan November sebesar Rp 32.654.694.533,48 dan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar Rp 20.343.068.279,72. Tahun 2006 ukuran perusahaan tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar


(25)

Rp46.286.718.195,10, ukuran perusahaan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar Rp 38.733.983.193,49. Untuk Ukuran perusahan dalam penelitian ini diukur berdasarkan rata-rata total aktiva perusahaan. Kondisi inilah yang akhirnya akan menarik perhatian investor untuk menginvestasikan saham kedalam sebuah perusahaan. Calon investor tentu juga ingin mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Sangat pentingnya laba bagi perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam kemajuan perusahaan. Pertumbuhan laba yang positif mencerminkan bahwa perusahaan telah dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba serta menunjukkan baiknya kinerja keuangan perusahaan, dan begitu juga sebaliknya. Untuk memprediksi kinerja keuangan diperlukan analisa laporan keuangan yaitu rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan.

Rasio keuangan berhubungan dengan kinerja keuangan dan membantu pemakai dalam mengambil keputusan, rasio keuangan sendiri bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan. Misalnya pihak manajemen sebagai internal perusahaan menggunakan rasio keuangan untuk mengukur kinerja perusahaan guna mengevaluasikan kelemahan-kelemahan yag masih ada di perusahaan untuk diperbaiki. Pihak eksternal perusahaan misalnya menggunakan rasio keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk meminjamkan dana maupun untuk berinvestasi


(26)

13

dengan aman serta menguntungkan. Sehingga jelas bahwa raio keuangan dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja keuangan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan.

Berasal dari uraian di atas, maka dapat ditarik judul sebagai berikut: “Pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on asset, return on equity, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, membahas dan mengetahui “Apakah rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on asset, return on equity, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya”.

1.4. Manfaat Penelitian


(27)

Saran dan kesimpulan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada pihak manajer dalam penetapan kebijakan perusahaan.

b. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi sebagai pembanding bagi penelitian yang akan datang.

c. Bagi Penulis

Dapat sebagai penerapan atau pengaplikasian ilmu-ilmu yang di dapat selama di bangku perkuliahan ke dalam permasalahan langsung yang ada di lapangan.


(28)

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Hermeindito Ka’aro (2001)

a. Judul: “Analisis pengaruh rasio-rasio operasi dan keuangan tertimbang serta rasio persaingan industri terhadap kinerja perusahaan (studi empiris perspektif internal dan perspektif eksternal organisasi)”.

b. Perumusan Masalah:“Apa pengaruh dari aktivitas operasi dan finansial serta daya saing perusahaan dalam industri terhadap ketiga komponen kinerja perusahaan : pangsa pasar, profitabilitas, dan pertumbuhan laba perusahaan?”

c. Hipotesis: Operating ratio, liquidity ratio, leverage ratio, dan industry competitive ratios mempengaruhi return on assets, net income growth, dan market share perusahaan.

d. Kesimpulan: Penelitian tentang kinerja perusahaan secara simultan yang diukur dari perspektif internal dengan proksi return on assets dan net income growth serta perspektif eksternal dengan proksi market share memberikan hasil yang kontradiktif.


(29)

2. Dian Meriewati dan Astuti Yuli Setyani (2005)

a Judul: “Analisis rasio keuangan terhadap perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”

b Perumusan Masalah: “Apakah rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan kinerja pada perusahaan di industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?”

c Hipotesis: Rasio keuangan (rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas) terhadap perubahan kinerja (EAT dan OP) pada tahun 1999-2003.

d Kesimpulan:

1. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk earning after tax) adalah rasio Total Capital Assets, Total Assets Turnover, dan Return On Investment.

2. Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk operating profit) adalah Current Rasio.

3. Daniel Tulasi (2006)

a Judul: “Kemampuan rasio keuangan dan ukuran perusahaan dalam memprediksi kinerja keuangan (studi perusahaan tekstil dan produk tekstil yang tercatat di Bursa Efek Jakarta)”.


(30)

17

b Perumusan Masalah: “Apakah rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan probabilitas perubahan kinerja keuangan pada industri tekstil dan produk tekstil yang tercatat di BEJ?”

c Hipotesis: Rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan secara signifikan probabilitas kinerja keuangan sehat dan tidak sehat pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang tercatat di BEJ.

d Kesimpulan: Bahwa rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan secara signifikan probabilitas kinerja keuangan perusahaan tekstil dan produk tekstil yang sehat dan tidak sehat.

4. Puan Melinna sari

a Judul:”Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja keuangan pada Perusahaan Manufaktur ( food and Beverage ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004 - 2008.

b Perumusah Masalah:”Apakah rasi keuangan ( rasio lancer , rasio hutang atas modal , rasio perputaran total aktiva , raio perputaran persediaan , ROI ) , dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan ( Laba Bersih ) pada perusahaan Manufaktur ( Food and berevage ) yang terdaftar di Bursa Efek Indnesia Periode 2004 – 2008 ?


(31)

c Hipotesis: Bahwa rasio keuangan ( rasio lancer , rasio hutang atas modal , rasio perputaran total aktiva , rasio perputaran persediaan , return on investement ) dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ( laba bersih ) pada perusahaan ( food

and beverages ) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2004 – 2008

d Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa return on Investment dan ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan ( laba bersih ) , sedangkan rasio lancar , rasio hutang atas modal , rasio perputaan total aktiva , rasio perputaran persediaan tak berpengaruh terhadap kinerja keuangan ( laba bersih ) pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di ursa Efek Indonesia.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Adapun persamaannya para peneliti terdahulu menggunakan rasio keuangan khususnya rasio profitabilitas dan rasio aktivitas terhadap kinerja keuangan dan alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Sedangkan peneliti yang sekarang adalah sama tentang analisa rasio keuangan terhadap kinerja perusahan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah para peneliti terdahulu menggunakan objek pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan objek pada penelitian ini Perusahaan Daerah Pasar


(32)

19

Surya Surabaya. Perbedaan lainnya terletak pada waktu yang digunakan pada penelitian ini, karena penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 dengan menggunakan data berupa laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Akuntansi Keuangan

2.2.1.1.Pengertian Akuntansi Keuangan

Menurut Accounting Principles (APB) No. 4, Akuntansi Keuangan adalah kegiatan jasa yang mempunyai fungsi untuk menyediakan informasi kuantitatif tentang unit – unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan yang diperkirakan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Sedangkan menurut Junaedi Yusuf, (2000: 8), Akuntansi Keuangan adalah akuntansi yang bertujuan menghasilkan informasi keuangan untuk memenuhi kepentingan pihak luar perusahaan, seperti pemegang saham / pemilik , pemberi pinjaman pihak luar perusahaan lainnya. Informasi keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Penyelenggaraan akuntansi keuangan harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku Umum di Indonesia.

Menurut Yadiati dan Wahyudi (2006:10) Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dari satu kesatuan unit usaha yang


(33)

berpedoman pada prinsip – prinsip akuntansi yang umum (GAAP) dan disebut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Soearso (2002 : 7) menambahkan bahwa merupakan kewajiban bagi perusahaan untuk mengikuti standar akuntansi keuangan tersebut dalam menyusun laporan keuangan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak – pihak luar.

2.2.1.2.Tujuan Akuntansi Keuangan

Mardiasmo (2000 : 6) akuntansi keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak ekstern perusahaan. Selanjutnya, Mulyadi (2007 : 2) mengemukakan bahwa pihak ekstern perusahaan dapat meliputi pemegang saham, kreditur, pelanggan, para analisis keuangan, karyawan, dan berbagai instansi pemerintah. Sebagai contoh adalah seorang pemegang saham menghadapi dua alternative apakah ia akan membeli saham dalam perusahaan tertentu/ dalam perusahaan lain , sedangkan instansi pemerintah memerlukan informasi laba yang diperoleh perusahaan untuk menetapkan jumlah pajak penghasilan yang menjadi kewajiban perusahaan. Dengan demikian jelas bahwa informasi keuangan diperlukan oleh pihak luar sebagai petunjuk dalam mengambil keputusan berdasarkan hubungan mereka dengan perusahaan yang bersangkutan.


(34)

21

2.2.1.3.Hasil Akuntansi Keuangan

Menurut Mulyadi (2007 : 5 – 6) akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik yang pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba yang ditahan, dan laporan perubahan posisi keuangan. Laporan ini berisi informasi ringkas posisi keuangan pada tanggal tertentu, hasil usaha, perubahan laba yang ditahan, dan perubahan posisi keuangan untuk periode tertentu, karena laporan tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar maka informasi yang disajikan didalamnya bersifat ringkas dan mengenai kondisi perusahaan secara keseluruhan.

2.2.2. Laporan Keuangan

2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan

Pengertian Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 1) adalah: ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.


(35)

Riyanto (1995: 327) “Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca, mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu waktu tertentu dan laporan rugi laba mencerminkan hasi-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun”.

Munawir (2007: 2) “Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Berdasarkan definisi-definisi tersebut laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai penghubung antara perusahaan dengan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan tersebut dan melalui laporan keuangan dapat dinilai struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, efektivitas penggunaan aktiva, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, pendapatan yang telah diperoleh, beban-beban yang harus dibayar, serta nilai buku tiap lembar saham.

2.2.2.2.Tujuan Laporan Keuangan

Mengenai tujuan pelaporan keuangan dapat kita lihat melalui beberapa pendapat antara lain : Menurut SAK (2007: 3) “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang


(36)

23

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

Menurut IAI (2007, PSAK No., hal.2, paragraf.5), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan,kinerja,dan arus kas perusahaan yang bermanfaa bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) Menurut Zaki Baridwan (1992:4) tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti mengenai aktivitas pembelajaran dan penanaman.


(37)

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informai lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.

Menurut Harahap (1999: 133) menjelaskan bahwa APB Statement No.4 (AICPA), menggambarkan tujuan laporan keuangan yang dibagi menjadi 2 tujuan yaitu:

1. Tujuan Umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

2. Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan, serta informasi lainnya yang relevan.

Menurut Prastowo (2005: 5) “Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:

a. Aktiva b. Kewajiban c. Ekuitas


(38)

25

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian e. Arus kas

2.2.2.3.Jenis-jenis dan Bentuk Laporan Keuangan

Menurut Harahap (1999: 4) “Laporan keuangan terdiri dari :

1.) Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan (harta, utang, dan modal) pada satu tanggal tertentu.

2.) Laba/Rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.

3.) Laporan dan sumber penggunaan dana, sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode (dana bisa diartikan kas atau modal kerja).

4.) Laporan arus kas merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembiayaan.

Sedangkan jenis laporan keuangan menurut Darsono (2005: 18) menjelaskan bahwa PSAK NO.1, laporan keuangan dibagi menjadi 5 yang terdiri dari:

1. Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca.


(39)

Tabel 2.1: Neraca bentuk rekening

PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA

Per 31 Desember 2005

AKTIVA UTANG DAN MODAL SENDIRI

Aktiva Lancar xxx Utang Jangka Pendek

Kas xxx Utang Dagang xxx

Surat-surat berharga xxx Penghasilan yang ditangguhkan xxx

Wesel Tagih xxx Utang Dividend xxx

Piutang Tagih xxx Utang Pajak xxx

Persediaan Barang Dagangan xxx Kewajiban yang harus dipenuhi xxx Penghasilan yang masih

akan diterima xxx

Biaya yang dibayar dimuka xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx Jumlah Utang Lancar xxx

Investasi Utang Jangka Panjang

Saham PT. Sanjaya xxx Utang Hipotek xxx

Utang Obligasi xxx

Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang Lainnya xxx

Tanah xxx

Bangunan xxx

Akumulasi penyusutan Jumlah Utang Jangka Panjang xxx

Bangunan (xxx)

xxx

Mesin xxx Modal Sendiri

Akumulasi penyusutan Modal Saham :

Mesin (xxx) Saham Prioritas xxx

xxx Saham Biasa xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxx Jumlah Modal Saham xxx

Aktiva Tak Berwujud Surplus xxx

Merek Dagang xxx Laba yang Ditahan xxx

Goodwill xxx

xxx Jumlah Modal Sendiri Xxx

Biaya Yang Ditangguhkan xxx

Aktiva Lain-lain xxx

TOTAL AKTIVA xxx Total UTANG & MODAL xxx


(40)

27

Tabel 2.2 : Neraca bentuk laporan

PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk NERACA

Per 31 Desember 2005 AKTIVA

Aktiva Lancar xxx

Kas xxx

Surat-surat berharga xxx

Wesel Tagih xxx

Piutang Tagih xxx

Persediaan Barang Dagangan xxx

Penghasilan yang masih akan diterima xxx

Biaya yang dibayar dimuka xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx

Investasi

Saham PT. Sanjaya xxx

Aktiva Tetap

Tanah xxx

Bangunan xxx

Akumulasi penyusutan

Bangunan (xxx)

xxx

Mesin xxx

Akumulasi penyusutan

Mesin (xxx)

xxx

xxx

Aktiva Tak Berwujud

Merek Dagang xxx

Goodwill xxx

xxx

Biaya Yang Ditangguhkan xxx

Aktiva Lain-lain xxx

Total AKTIVA xxx

UTANG DAN MODAL SENDIRI

Utang Jangka Pendek

Utang Dagang xxx

Penghasilan yang ditangguhkan xxx

Utang Dividend xxx

Utang Pajak xxx

Kewajiban yang harus dipenuhi xxx

Jumlah Utang Lancar xxx

Utang Jangka Panjang

Utang Hipotek xxx

Utang Obligasi xxx

Utang Jangka Panjang Lainnya xxx

Jumlah Utang Jangka Panjang xxx

Modal Sendiri Modal Saham :

Saham Prioritas xxx

Saham Biasa xxx

Jumlah Modal Saham xxx

Surplus xxx

Laba yang Ditahan xxx

Jumlah Modal Sendiri xxx

Jumlah UTANG & MODAL xxx


(41)

2. Laporan laba/rugi (atau untuk lembaga non profit disebut laporan Sisa Hasil Usaha) merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

Tabel 2.3 : Laporan laba rugi all inclusive income, single step

PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2005

Penjualan neto xxx

Penghasilan lainnya xxx

Laba insidentil dan penambahan lainnya xxx

xxx

Dikurangi

Harga pokok penjualan xxx

Biaya penjualan xxx

Biaya umum dan administrasi xxx

Biaya lain-lain xxx

Rugi insidentil dan pengurang lainnya xxx

Pajak Perseroan xxx

xxx

Laba Bersih xxx

Sumber : Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan (Djarwanto, 2004 : 50)

3. Laporan arus kas, laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri dari kas untuk kegiatan operasional, kas untuk kegiatan investasi, dan kas untuk kegiatan pendanaan.


(42)

29

Tabel 2.4 : Laporan arus kas – Direct Method

PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method

Per 31 Desember 2005 A. Arus kas dari kegiatan operasional

Kas masuk xxx

Kas keluar

Pembayaran tenaga kerja (xxx)

Pembayaran kepada supplier (xxx)

Pembayaran biaya operasi (xxx)

Arus kas masuk (keluar) bersih

dari kegiatan operasi xxx

B. Arus kas dari kegiatan investasi

Arus kas masuk

Diterima dari penjualan aktiva xxx

Arus kas keluar (xxx)

Dibayar untuk pembelian aktiva

Arus kas masuk (keluar) bersih

dari investasi xxx

C. Arus kas dari kegiatan pembiayaan

Arus kas masuk

Diterima dari penjualan saham xxx

Diterima dana obligasi jangka panjang xxx

Arus kas keluar

Diterima pokok hutang jangka panjang (xxx)

Dibayar treasury stock (xxx)

Dibayar dividen (xxx)

Arus kas masuk (keluar) dari kegiatan

Pembiayaan xxx

D. Saldo kas awal dan akhir

Kenaikan (penurunan) kas periode ini xxx

Saldo kas awal periode xxx

Saldo kas akhir periode xxx


(43)

Tabel 2.5 : Laporan arus kas – Indirect Method

PT. LANGGENG MAKMUR INDUSTRY Tbk Laporan Arus Kas – Direct Method

Per 31 Desember 2005 A. Arus kas dari kegiatan operasional

Laba (rugi) dari laporan xxx

Ditambah (dikurangi) penyesuaian Laba terhadap arus kas

Kenaikan piutang dagang (xxx)

Kenaikan persediaan (xxx)

Biaya penyusutan xxx

Kenaikan utang gaji (xxx)

Arus kas masuk (keluar) bersih

dari kegiatan operasi xxx

B. Arus kas dari kegiatan investasi

Arus kas masuk

Diterima dari penjualan aktiva xxx

Arus kas keluar (xxx)

Dibayar untuk pembelian aktiva

Arus kas masuk (keluar) bersih

dari investasi xxx

C. Arus kas dari kegiatan pembiayaan

Arus kas masuk

Diterima dari penjualan saham xxx

Diterima dana obligasi jangka panjang xxx

Arus kas keluar

Diterima pokok hutang jangka panjang (xxx)

Dibayar treasury stock (xxx)

Dibayar dividen (xxx)

Arus kas masuk (keluar) dari kegiatan

Pembiayaan xxx

D. Saldo kas awal dan akhir

Kenaikan (penurunan) kas periode ini xxx

Saldo kas awal periode xxx

Saldo kas akhir periode xxx


(44)

31

4. Laporan perubahan ekuitas,menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.

Tabel 2.6 : LaporanPerubahan Ekuitas

PT. TRIAS SENTOSA Laporan Perubahan Ekuitas

Per 31 Desember 2005

Modal Saham

Agio Saham

Selisih Revaluasi

Selirih Kurs

Saldo Laba

Jumlah

Saldo per 31/12/2004 X X X (X) X X

Perubahan kebijakan akuntansi - - - - (X) (X)

Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X

Selisih revaluasi aktiva tetap X X

Laba Rugi belum direalisasi

dari pemilikan efek (X) (X)

Selisih kurs (X) (X)

Keuntungan / kerugian Neto yang tidak diakui

pada laporan laba rugi X (X) X

Laba bersih periode berjalan X X

Dividen (X) (X)

Penempatan modal saham X X X

Saldo per 31/12/2005 X X X (X) X X

6. Catatan atas laporan keuangan, isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Apabila penjelasan tiap


(45)

akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan tehadap peristiwa dan tansaksi penting,

b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan dalam neraca, laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,

c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi di perlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.2.5.Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 7) diuraikan sebagai berikut:

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pengguna. Maksudnya pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang


(46)

33

seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

2. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi bersifat relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan.

3. Keandalan

Agar bermanfaat informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk


(47)

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

2.2.2.6.Pengguna Laporan Keuangan

Berdasarkan SAK (2007: 2) “Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:

a. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.


(48)

35

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili, mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja dan kesempatan kerja. c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.


(49)

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum, dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna.

2.2.2.7.Keunggulan dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Foster (1986 : 9 -10) mengemukakan bahwa informasi keuangan memiliki keunggulan komparatif dibandingkan sumber – sumber informasi lainnya karena :


(50)

37

2. Merupakan sumber informasi yang lebih handal karena telah diaudit oleh auditor independen.

3. Merupakan sumber informasi yang lebih rendah biayanya dibanding sumber informasi lainnya.

4. Merupakan sumber informasi yang lebih tepat waktu.

Disamping memiliki keunggulan , laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut (Harahap, 2004 : 16 -18) adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan aporan atas kejadian yang telah lewat, bukan masa kini. Oleh karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu – satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi apalagi untuk meramalkan masa depan.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

3. Proses penyusuna laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.

4. Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material.

5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terhadap beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazzimnya dipilih alternative yang menghasilkan laba bersih/ nilai aktiva yang paling kecil.


(51)

6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa / transaksi daripada bentuk hukumnya (substance over form). 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah – istilah teknis

serta pengguna laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Informasi yang bersifat kualitatif serta fakta yang tidak dapat dikuantifikasi, umumnya diabaikan.

Menurut Munawir (2007: 9) keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan terdapat pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan, serta bukan merupakan laporan yang final.

2. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.


(52)

39

3. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu analisa dengan membandingkan data beberapa tahun tanpa membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan diperoleh kesimpulan yang keliru (mislending).

4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui, kemampuan serta integritas manajernya dan sebagainya.

Keterbatasan laporan keuangan menurut Darsono (2005: 25) antara lain:

1. Penyajian dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa rinci sekali.


(53)

2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada keterlibatan administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi menggunakan komputerisasi.

3. Laporan keuangan menekankan pada harga historis (harga perolehan), sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian. 4. Penyajian laopran keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,

sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis akan mudah karena menggunakan bahasa bisnis.

5. Laporan keuangan mengikuti satandar (SAK) yang mungkin terjadi perubahan aturan setiap tahun.

2.2.3. Analisis Laporan Keuangan

2.2.3.1.Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Prastowo (2005: 56) yaitu: “Suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri”.


(54)

41

Menurut Syamsudin (1985:33) menyatakan analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa depan.

Disamping itu dari sudut pandang investor, analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan bagi manajemen analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di masa depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa dimasa depan.

Agar analisis yang dilakukan bersifat efisien dan terarah, maka tujuan analisis harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting karena masing-masing tujuan memerlukan data yang berbeda. Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan antara lain (Prastowo, 2005: 56) :

1. Screening

Untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa terjun langsung ke lapangan.

2. Understanding

Untuk memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya. 3. Forecasting


(55)

4. Diagnosis

Untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasional, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.

5. Evaluation

Untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut Tulasi (2006: 369) “Analisis laporan keuangan perusahaan pada hakekatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan stakeholders”. Manajemen beerkepentingan untuk mengetahui efisiensi dan profitabilitas operasi, efektivitas penggunaan sumber daya perusahaan, serta sebagai langkah dimulainya perencanaan kegiatan bagi peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Bagi investor, dapat menilai dan memprediksi profitabilitas, deviden, dan peningkatan kekayaan. Kreditur berkepentingan untuk mendapatkan gambaran tentang prospek pengembalian pokok pinjaman, bunga dan proteksi resiko. Pemerintah membutuhkan informasi untuk pembayaran pajak, karyawan untuk kesejahteraan (gaji) dan keberlanjutan pekerjaan, serta masyarakat berkepentingan dengan kewajiban social perusahaan dan tanggungjawabnya terhadap lingkungan. Maka secara umum analisis laporan keuangan bertujuan untuk:

a. mengestimasi kondisi perusahaan pada masa yang akan datang (sebagai alat forecasting).


(56)

43

c. mendiagnosis masalah-masalah manajemen, terutama financial distress dan operasionalisasinya (alat diagnosis masalah).

d. mengevaluasi kinerja manajemen secara keseluruhan.

2.2.3.2.Pengguna Analisis Laporan Keuangan

Pengguna hasil analisis laporan keuangan merupakan individu maupun kelompok. Menurut Warsono (2002:24) mereka yang berkepentingan tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat pihak, yaitu: 1. Manajemen perusahaan,hasil analisis laporan keuangan dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana efisiensi operasi,profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang,serta penggunaan yang efektif atas modal,sumber daya manusia,dan sumber lainnya. Dengan dasar inilah pihak manajemen dapat membuat suatu keputusan.

2. Pemilik (para pemegang saham) perusahaan. Dengan melihat analisis laporan keuangan,pemilik perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besar profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari investasi yang mereka tanamkan.

3. Pemberi pinjaman dan kreditor, yaitu para perbankan,para pemegang obligasi,maupun pihak lain seperti pemasok. Dengan melihat hail analisis laporan keuangan,mereka dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman yang jatuh


(57)

tempo,dan ketersediaan nilai aktiva residual tertentu yang memberikan margin perlindungan terhadap resiko yang mungkin timbul.

4. Kelompok lain, seperti pemerintah, tenaga kerja, dan masyarakat. Dengan hasil analisis rasio keuangan, mereka dapat mengetahui kemampuan dan keandalan perusahaan dalam membayar pajak, kemampuan untuk membayar upah, stabilitas dalam memenuhi kebutuhan ketenagakerjaan, ataupun misalnya kemampuan keuangan untuk memenuhi kewajiban sosial dan lingkungan.

2.2.3.3.Metode Analisis Laporan Keuangan

Tersedia beragam teknik yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik daam membantu menganalisis laporan keuangan. Menurut Warsono (2003:24) metode analisis laporan keuangan yang digunakan saat ini antara lain :

1. Analisis Rasio Keuangan

2. Analisis Rasio Keuangan yang dimodifikasi

3. Analisis nilai ambah pasar (market value added/ MVA)

4. Analisis nilai tambah ekonomis (economic value added/ EVA) 5. Analisis capital, asset, management,equity, and liquity (Camel) 6. Balanced Scorecard (BSC)

Menurut Wild dkk (2005: 30) ada lima metode penting untuk analisis laporan keuangan, yaitu:


(58)

45

1. Analisis laporan keuangan komparatif (comparative financial statement analysis) atau disebut juga analisis horizontal. Saldo akun dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri.

2. Analisis laporan keuangan berukuran sama (common-size financial statement) disebut juga analisis vertikal.

3. Analisis rasio (rasio analysis) 4. Analisis arus kas

5. Penilaian

Menurut Harahap (1999: 20) teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan antara lain:

1. Metode komparatif 2. Analisa trend

3. Laporan keuangan bentuk Commond Size 4. Metode index time series

5. Analisa Rasio

6. Teknik analisa lain seperti : analisa sumber dan penggunaan dana, analisa break even, analisa gross profit, dupont analysis

7. Model analisa

Menurut Jumingan (2006: 242) berdasarkan tekniknya analisis keuangan dapat dibedakan mejadi beberapa analisis antara lain:

1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih


(59)

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentase (relatif).

2. Analisis tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Analisis presentase per komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya.

4. Analisis sumber penggunaan modal kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

5. Analisis sumber penggunaan kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada suatu periode waktu tertentu.

6. Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

7. Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. 8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis antuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.


(60)

47

2.2.3.3. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

Keterbatasan analisa laporan keuangan menurut Harahap (1999: 201) yaitu:

1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat.

2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.

3. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

4. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada dan sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun asset.

5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material.

6. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.

7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

8. Akuntansi didominasi informasi kuantitatif.

9. Perubahan dalam tenaga beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan keuangan.


(61)

2.2.4. Analisis Rasio Keuangan

2.2.4.1.Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu teknik analisis keuangan yang paling banyak digunakan. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menentukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Di luar aktivitas operasi internal faktor-faktor yang mempengaruhi rasio adalah dampak peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen, dan metode akuntansi. Rasio bermanfaat bila diinterpestasikan dalam perbandingan dengan (1) rasio tahun sebelumnya, (2) standar yang ditentukan sebelumnya, (3) rasio pesaing.

Rasio dalam analisis laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan. Menurut Jumingan (2006: 242) “Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi”. Menurut Harahap (1999: 297) “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) seperti antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total


(62)

49

penjualan dan sebagainya”. Teknik analisa rasio keuangan sangat lazim digunakan para analisa keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

2.2.4.2.Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Menurut Sawir (2001: 44) Keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain adalah:

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan.

Sedangkan menurut Harahap (1999: 298) keterbatasan analisa rasio ini antara lain:

1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya.


(1)

dari perspektif internal akan berdampak pada penurunan kinerja dari perspektif eksternal, atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan Dian Meriewaty dan Astuti Yuli Setyani (2005) dengan judul “Analisis Ratio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverages yang terdaftar di BEJ”. Hasil dari penelitian ini diperoleh :

- Rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan kinerja (untuk earning after tax) adalah rasio Total Debt to Total Capital Assets, Total Assets Turnover, dan Return On Investment. - Sedangkan rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap

perubahan kinerja (untuk operating profit) adalah Current Ratio.

Penelitian yang dilakukan oleh Puan Mellina Sari dengan rumusan masalah apakah rasio keuangan (rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran persediaan, ROI, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian diperoleh :

- Bahwa secara simultan rasio keuangan dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (laba bersih) pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

- Sedangkan secara parsial hanya return on investment dan ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keangan


(2)

121

(laba bersih) pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEJ.

4.8. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan yang ada dalam penelitian ini:

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan daerah pasar srurya di surabaya, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi bagi perusahaan lainnya.

2. Periode penelitian ini hanya 5 tahun sehingga kurang memberikan informasi atau gambaran tentang pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja keuangan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 4 rasio keuangan yaitu rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio return on assets, rasio return on equity, ditambah ukuran perusahaan yang berperan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi kinerja keuangan, berdasarkan analisis data terlihat bahwa ada variabel bebas lain yang mempengaruhi kinerja keuangan yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini.


(3)

122 5.1. Kesimpulan

Tujuan penelitian ini untuk menguji, menganalisis, dan mengetahui apakah rasio lancar, rasio hutang atas modal, return on assets, return on equity, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Dengan menggunakan alat uji regresi linier berganda dapat disimpulkan bahwa model yang dibangun untuk mengetahui pengaruh Current

ratio,rasio hutang atas modal, Return on Assets, Return on Equity, Ukuran

Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Cocok, hal ini ditunjukkan dari hasil uji F berpengaruh secara signifikan. Sedangkan secara parsial Rasio Lancar, Rasio Hutang atas Modal, Return on Equity, Ukuran perusahaan tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja keuangan (laba bersih) pada Perusahaan Daerah Pasar Surya di Surabaya, hanya variabel Return On Assets yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap Kinerja Keuangan (laba bersih).

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh diatas, maka beberapa saran yang dapat diberikan untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya yaitu:


(4)

123

123

1. Diharapkan peneliti selanjutnya mempertimbangkan variabel yang

lain yang berkaitan dengan rasio keuangan yang kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

2. Hendaknya juga objek penelitian dapat diperluas dengan

menambah perusahaan lain sehingga diperoleh hasil penelitian yang generalisir


(5)

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Ke Empat, Buku Satu, Terjemahan Marwata, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Darsono & Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Ke Satu, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Dwi Raharjo, Ivon & Linda Kusumaning W, 2005, “Analisis Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Dimasa yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar da BEJ”, Akuntansi dan Teknologi Informasi Informasi, Vol. 4 No 2, 93-104, November.

Djarwanto, Ps, 2004, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke Dua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Fakhruddin, M & Sopian Hadianto, 2001, Perangkat dan Modal Analisis Investasi Di Pasar Modal, Penerbit PT Alex Multimedia Komputindo, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Bahan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Ke Satu, Cetakan Ke Dua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Helfert, Erich, 1996, Petunjuk Praktek untuk Mengelola Data dan Mengukur Kinerja Perusahaan, Edisi Ke Delapan, Herman Wibowo,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jumingan, 2006, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta Ka’aro, Hermeindito, 2001, “Analisis Pengaruh Rasio-rasio Operasi dan Keuangan

Tertimbang serta Rasio Persaingan Industri terhadap Kinerja Perusahaan : Studi Empiris Perspektif Internal dan Perspektif Eksternal Organisasi”, Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol. 1 No 1, 1-7, April.

Meriewaty, Dian & Astuti Yuli Setyani, 2005, “Analisis Rasio Keuangan terhadap Perubahan Kinerja pada Perusahaan di Industri Food and Beverage yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1 No 2, 104-107, Agustus.


(6)

Munawir, S, 2007, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Ke Empat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Prastowo, Dwi D & Juliaty Rifka, 2005, Analisis Laporan Keuangan Konsep & Aplikasi, Edisi Ke Dua, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke Empat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metodologi Penelitian Akuntansi : Beserta contoh Interprestasi

Hasil Pengolahann Data, Edisi Revisi

Tulasi, Daniel, 2006, “Kemampuan Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan dalam Memprediksi Kinerja Keuangan : Studi Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil Yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi, Vol. 6 No. 3, 366-384, Desember.

Widiastuti R, Rini, 2002, “Pengaruh Model Mekanik, Ukuran Perusahaan, dan Rasio Ungkitan pada Ketepatan Prakiraan Laba:, Simposium Nasional Akuntansi 5, 1-15, September.

Wild, John J., 2005, Financial Statement Analysis, Edisi Ke Delapan, Buku 1, Yanivi S Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap, Penerbit Salemba Empat, Jakarta


Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Keuangan Early Warning Systeam (EWS) Pada PT.Asuransi Ramayana, Tbk Jakarta

8 75 112

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 48 92

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Tercatat di BEI Periode 2008-2012)

1 23 78

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Periode 2007-2008) PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI Periode 2007-2008).

0 0 11

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KINERJA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tedaftar di BEI).

0 1 15

PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN (Studi empiris di BEI periode 2006-2008).

0 1 12

PENDAHULUAN PENGARUH RASIO CAMEL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN (Studi empiris di BEI periode 2006-2008).

0 1 4

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTI

0 0 18

PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR SURYA DI SURABAYA PERIODE (2005-2008)

0 0 27