30
menunda untuk segera mengatasi stress yang dihadapi. Strategi Coping yang sebaiknya digunakan adalah Problem Focused Coping, hal ini
dikarenakan penyelesaian masalah dilakukan tertuju langsung pada masalah yang dihadapi dan bertindak secara langsung melalui perencanaan
strategi yang tertata rapi. Klasifikasi yang dikelompokkan oleh para ahli pada dasarnya
memiliki makna yang sama mengenai kedua jenis strategi ini yaitu strategi coping yang berorientasi pada masalah dan strategi coping yang
berorientasi pada emosi. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk melihat strategi coping manakah yang digunakan oleh orang tua yang memiliki
anak tunagrahita dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Skinner dalam Sarafino, 2006.
D. Dinamika Strategi Coping Orang Tua Yang Memiliki Anak
Tunagrahita
Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan
sosial, atau dari gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus yang disesuaikan
dengan penyimpangan, kelainan, atau ketunaan mereka Ganda Sumekar, 2009. Salah satu bentuk berkebutuhan khusus adalah anak tunagrahita,
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa 1993 mendefinisikan tunagrahita adalah suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai oleh hendaya
31
ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat inteligensi yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Somantri 2006 mengatakan bahwa orang yang paling banyak menanggung beban akibat ketunagrahitaan adalah orang tua dan keluarga
anak tersebut, oleh sebab itu dikatakan bahwa penanganan anak tunagrahita merupakan resiko psikiatri keluarga. Anak tunagrahita yang
memiliki hambatan dalam inteligensi, keterbatasan sosial, dan keterbatasan fungsi mental menjadi tugas tambahan bagi orang tua agar anak mereka
yang merupakan anak tunagrahita dapat berkembang secara optimal. Orang tua dengan anak tunagrahita akan memiliki tanggung jawab yang
lebih besar sehingga di perlukan adaptasi terhadap keadaan yang dialami oleh orang tua.
Penelitian yang dilakukan oleh Triana dan Andriany 2010 menyimpulkan bahwa orang tua yang memiliki anak tunagrahita
menghadapi beberapa masalah yang menjadi sumber stress atau stressor. Masalah yang dihadapi yaitu pengorbanan waktu, keuangan, kesulitan
menegakkan kedisiplinan, stigma masyarakat, pertumbuhan anak yang lambat dan kecemasan orang tua akan masa depan anak. Semua masalah
yang dihadapi oleh keluarga dengan anak tunagrahita tentu menimbulkan stress sehingga harus diimbangi dengan mekanisme coping tersendiri agar
orang tua dapat mengatasi beban dan stress yang dihadapi. Melalui hasil penelitian diatas, memiliki anak tunagrahita
menimbulkan beberapa masalah yang cukup berat bagi para orang tua.
32
Orang tua perlu melakukan adaptasi atas semua masalah yang dihadapi dan keadaan yang dialami anak mereka. Usaha adaptasi terhadap stress ini
adalah dengan melakukan strategi coping stress White, 1974 dalam Sussman Stenmetz, 1998. White 1974 dalam Sussman dan Steinmetz
1988 mendefinisikan koping sebagai suatu hal yang merujuk pada adaptasi individu terhadap kondisi yang relative sulit dan tidak
menyenangkan. Menurut Lazarus dan Folkman dalam Rustiana,2003 coping terdiri
atas strategi yang bersifat kognitif dan behavioral. Strategi tersebut adalah Problem Focused Coping, yaitu strategi dengan cara menyelesaikan
masalah yang dihadapi sehingga individu segera terbebas dari masalah tersebut, dan Emotion Focused Coping, yaitu strategi untuk meredakan
emosi individu yang ditimbulkan oleh stressor sumber stress, tanpa berusaha untuk mengubah suatu situasi yang menjadi sumber stress secara
langsung. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wardani 2009 mengenai
strategi coping orang tua menghadapi anak autis menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menggunakan Problem Focused Coping. Subjek
dalam penelitian tersebut menggunakan Problem Focused Coping karena subjek dalam penelitian tersebut tidak putus asa dan berusaha mencari
penyelesaian seperti mencari informasi terapi bagi anak autis dan mencari sekolah yang tepat untuk anak autis. Begitu juga penelitian yang dilakukan
oleh Venesia 2012 mengenai gambaran stress dan coping pada ibu yang
33
memiliki anak penyandang Down Syndrome menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat stress yang rendah dan menggunakan Problem
Focused Coping. Melihat keterbatasan yang dialami oleh anak tunagrahita cukup
menimbulkan stress bagi orang tua sehingga orang tua mengalami perubahan dalam mendidik dan mengasuh anak mereka yang merupakan
anak tunagrahita. Friedman 1998 menyatakan bahwa perubahan yang dialami oleh anggota keluarga dengan tunagrahita terutama dalam hal
pemenuhan kebutuhan sehari-hari merupakan suatu kondisi yang perlu dipahami dan mendapat perhatian dari lingkungan dalam hal ini keluarga
karena dengan perubahan yang dihadapinya mereka perlu penyesuaian diri. Penyesuaian diri ini dilakukan dengan melakukan strategi coping
yang bersifat kognitif dan behavioral.
E. Pertanyaan Penelitian