Pengertian Sulung dan Bungsu

tidak bisa percaya orang lain mampu melaksanakannya dengan baik seperti apa yang ia sendiri mampu kerjakan. Berbeda dengan anak sulung, anak bungsu umumnya periang. Mereka pandai bergaul, pendengar yang baik, senang menjadi teman bicara, dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenal. Pada dasarnya anak bungsu tergolong tipe ekstovert yang menjadi lebih bersemangat dengan kehadiran banyak orang disekitarnya. Mereka tidak takut berbuat salah dan berani mengambil resiko. Sisi lain dari seorang anak bungsu adalah cepat menjadi bosan. Mereka sangat takut tidak diterima dalam suatu lingkungan dan memiliki rentang perhatian yang singkat. Anak bung su cenderung menginginkan semua perhatian tertuju pada dirinya. Kadang-kadang, hubungan menjadi terputus karena mereka terlalu mengharapkan suasana hubungan yang penuh kesenangan, yang dalam kenyataan hidup tidak dapat berlangsung terus-menerus. Gunarsa 1985 berpendapat bahwa anak sulung akan terlihat lebih matang, lebih diam dan tekun dalam pekerjaannya dan terkadang memperlihatkan sifat kekanak-kanakan. Anak sulung merupakan orang yang bertanggungjawab terhadap adik-adik, disertai perasaan berkuasa, mereka senang mengajar orang lain karena terbiasa dengan adik-adik. Anak sulung mempunyai pandangan kedepan, memiliki pengertian tentang kehidupan dan proses-prosesnya, berpikir mendalam, kurang dapat bersikap humor. Mereka cenderung mencari kedudukan sebagai pemimpin 14 dan bila menikah mencari partner yang dapat dikuasai. Mereka juga cenderung merasa tidak aman dan cemas akan dikesampingkan lagi. Berlainan dengan anak sulung yang matang, anak bungsu cenderung manja dan hal ini mengakibatkan ketidaktegasan pada diri si bungsu. Anak bungsu seringkali merasa diri kurang dari anak-anak yang lain, ia ingin dipuji. Posisinya sebagai anak paling akhir yang memiliki kakak membuat dia kurang mendapat kesempatan untuk belajar bertanggungjawab. Anak bungsu adalah orang yang optimis, merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua akan dibereskan dibantu oleh orang lain. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Alva Handayani, ia berpendapat bahwa anak sulung adalah pribadi yang merasa dirinya pemimpin, penuh tanggung jawab dan lebih superior, berbeda dengan anak bungsu yang manja, kekanak-kanakan, mudah putus asa dan cepat emosi. Pendapat yang lain mengatakan anak sulung terlahir sebagai pemimpin secara alami, mereka cenderung menjadi perfeksionis, dapat di percaya dan penuh perhatian. Mereka tidak terlalu menampakkan reaksi ketika terkejut dan bisa mendadak menjadi agresif. Anak pertama biasanya mempunyai keinginan kuat untuk dimengerti. Karakter anak bungsu berbeda dengan kakak-kakaknya. Mereka cenderung menjadi anak yang ramah dan sangat menyenangkan. Mereka tidak terlalu peduli dengan masalah finansial karena bagi mereka dengan mendapat kesenangan sudah 15 cukup. Anak bungsu biasanya sangat menawan tapi bisa menjadi manipulatif dan manja www.tabloidnova.com. Dari beberapa pendapat tentang sifat-sifat dan karakter anak sulung dan anak bungsu yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis mencoba mengelompokkan karakter masing-masing dalam tabel berikut: Tabel 1 Perbedaan Anak Sulung dan Bungsu Anak sulung Anak bungsu - Pribadi yang berkompromi dan melayani, cenderung menyembunyikan perasaan sendiri dan selalu berusaha menyenangkan orang lain. - Ekspresi emosi datar, tidak banyak ekkspresi - Berjiwa pemimpin, merasa superior, bertanggungjawab dan cakap dalam bidang yang ditekuninya, perfeksionis, sangat mendetail dan ingin melakukan semua dengan benar. - Lebih matang, berpikir mendalam. - Ekstrovert, ramah, periang, menyenangkan, mudah bergaul dan akrab dengan orang lain - Ekspresi emosi berupa amarah dan empati - Optimis, tidak takut berbuat salah, berani ambil resiko, merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua akan dibereskan dan orang lain akan membantu. - Manja, selalu ingin diperhatikan.

C. Dinamika Asertivitas Anak Sulung dan Anak Bungsu dalam Keluarga

Urutan kelahiran anak yang berbeda dalam keluarga akan menimbulkan perlakuan yang berbeda dari orang tua terhadap anaknya. Hal ini akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku anak Adler, 1946. Label dan tuntutan dari keluarga dan lingkungan terhadap seorang anak karena urutan kelahirannya akan memberi dampak terhadap pembentukan sifat dan karakter anak, termasuk dalam bersikap asertif. 16 Anak pertama atau anak sulung dituntut menjadi contoh dan pengayom bagi adik-adiknya, mereka mendapat banyak tekanan-tekanan dari orang tua untuk menjadi anak seperti yang diharapkan oleh keluarga. Tekanan-tekanan yang diperoleh dari orang tua terhadap anak sulung membuat mereka lebih mudah untuk berkompromi dan mau melayani. Mere ka cenderung menyembunyikan perasaan sendiri dan selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain. Hal ini membuat anak sulung menjadi tidak tegas dalam bertindak dan dalam mengambil keputusan. Anak bungsu yang sering dijuluki sebagai si anak bontot cenderung lebih dimanja. Mereka adalah sosok yang optimis, tidak takut berbuat salah, berani ambil resiko, merasa semua akan berjalan dengan mudah dan baik, semua akan dibereskan dan orang lain akan membantu. Sifat yang menonjol dari anak bungsu, mereka mudah menarik perhatian dan cenderung ramah, merupakan pribadi yang ekstrovert, menyenangkan dan mudah bergaul tetapi cenderung tidak dapat mengambil inisiatif dalam pertemanan. Terkadang me reka cepat marah walaupun memiliki empati yang besar. Dari karakter anak sulung dan anak bungsu diatas, ciri-ciri sikap asertif lebih banyak ditunjukkan oleh anak bungsu. Anak bungsu yang ekstrovert, ramah, mudah bergaul, memiliki empati serta dapat mengungkapkan ekspresi marah lebih asertif daripada anak sulung yang memiliki sifat kompromi, tidak banyak ekspresi, pendiam dan cenderung memendam perasaan serta selalu ingin menyenangkan orang lain. 17

D. Hipotesis

“Ada perbedaan tingkat asertivitas antara anak sulung dan anak bungsu usia remaja akhir dalam keluarga” 18