c. Keinginan Preferensial
Orang yang bepreferensi membeli suatu produk tertentu akan mengakibatkan tingginya minat untuk membeli produk yang
dipreferensikannya itu. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa ”indikator” yang
diatas sangat boleh jadi merupakan indikator sesungguhnya yang dapat menggambarkan atau menunjukkan indikasi adanya minat beli yang
ingin diketahui.
2.2.4 Pengaruh antara iklan terhadap minat beli
Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap minat beli, Terdapat tiga yang mempengaruhi minat beli sebagaimana teori yang disampaikan
oleh Kotler 2000;116 bahwa dalam desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, format pesan dan sumber pesan sebagai komunikasi yang efektif
guna meningkatkan penjualan. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan
keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti iklan memberikan image
tersendiri bagi konsumen yang dikemukakan oleh Lutz 1995. Definisi
Menurut Kotler2001:153 iklan adalah ”Segala biaya
yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa”.
Lebih lanjut, iklan menurut Tjiptono1998:226 adalah ”Bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan
dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian.
2.2.5 Pengaruh antara Bintang Idola Iklan Celebrity Endorser dengan
minat beli
Mehta 1990:199 mengemukakan bahwa selebriti mempunyai kekuatan yang dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu, dan
mempengaruhi konsumen sasaran, yaitu ketenaran. Meskipun tidak selalu, ketenaran yang dimiliki selebriti lebih efektif daya bujuknya daripada
sebuah produk yang didukung dari kalangan non-selebritis. Dalam banyak pengamatan, sikap ke arah pembelian produk lebih baik ketika produk
dihubungkan dengan ketenaran celebrity endorser. Skor dan hasilnya pun positif terhadap minat konsumen untuk melakukan pembelian. Faktor
pendukung lain adalah bahwa ketenarankepopuleran selebriti tersebut juga harus disesuaikan dengan kategori produk yang di-endorse-nya.
Sedangkan David A. Aaker, mahaguru merek dalam bukunya Building Strong Brand
, membenarkan kemudahan yang diterima jika melakukan personifikasi dengan tokoh atau selebritis Palupi, 2002:8.
Pasalnya, tokoh atau selebritis yang ditunjuk mewakili karakter, Aaker
menyebutnya sebagai makna budaya adalah yang paling diharapkan dapat mendekati target konsumen dengan baik. Sebaliknya, konsumen pun lebih
mudah menerjemahkan aspirasi, impian, dan harapan kepada tokoh maupun selebritis yang dikenalnya.
Dari uraian di atas dan teori-teori yang ada dapat di simpulkan bahwa iklan dan bintang idola iklan celebrity endorser berpengaruh
positif terhadap minat beli. Hal ini dapat di dukung oleh teori-teori di atas.
2.2.6 Kerangka Konseptual