Pengujian Model One – Step Approach to SEM Evaluasi model

  t 2 =  variabel butir K = banyaknya butir pertanyaan atau  soal

3.4.3 Pengujian Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar oleh terjadinya interkasi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama one step approach to SEM. One step approach to SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik Hair et al,1998.

3.4.5 Evaluasi model

Uji kecocokan dalam SEM dilakukan untuk mengevaluasi derajat kecocokan atau Goodness of Fit GOF antara data dan model. Langkah uji kecocokan ini merupakan langkah yang banyak mengundang perdebatan dan kontroversi Bollen dan Long, 1993 dalam Wijanto, 2003. Menurut hair et,al. 1995 evaluasi terhadap GOF dilakukan melalui beberapa tingkatan, yaitu: kecocokan keseluruhan model, kecocokan model pengukuran, dan kecocokan model structural. Ukuran GOF serta tingkat penerimaan kecocokan yang seperti berikut: a. Statistik Chi-square χ2 makin kecil makin baik p0,05 artinya model makin baik: alat ini merupakan alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit, dan sangat sensitive terhadap jumlah sampel, sehingga penggunaan chi-Square χ2 hanya sesuai jika sampel berukuran 100 sampai dengan 200, Hair, et. Al. 1995. b. RMSEA The Root Mean Square Error of Approximation: adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkonpensasi statistic Chi-square χ2, nilai makin kecil makin baik ≤ 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebagai sebuah close fit dari model berdasarkan derajat kebebasan, Brounce dan Cudeck, 1993. c. GFI Goodness of Fit Index; merupakan indeks kesesuaian yang akan menghitung proporsi tertimbang dari varian dalam matriks kovarian sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarian populasi yang terestimasikan, Bentler, 1993; Tanaka dan Hube, 1989. Nilai GFI berada antara 0,00-1,00;dengan nilai ≥ 0,90 merupakan model yang baik better fit. d. AGFI Adjusted Goodness of Fit, analog dengan koefisien determinasi R2 pada analisis regresi berganda. Indeks ini dapat disesuaikan terhadap derajat bebas yang tersedia untuk menguji diterimanya model, Arbuckle,1999. Tingkat penerimaan yang direkomendasi adalah bila AGFI ≥ 0,90 Hair, et, al. 1995. Indeks ini di peroleh dengan rumus sebagai berikut. AGFI = 1- 1- GFI d b d e. CMINDF The Minimum Sample Discrepancy Function, umumnya dilaporkan oleh peneliti sebagai salah satu indicator mengukur tingkat fitnya sebuah model. CMINDF tidak lain adalah satistik χ² relative. Nilai χ² relatif ≤ 2,0 bahkan ≤ 3,0 adalah indikasi dari model fit dengan data, Arbuckle, 1997

BAB IV PEMBAHASAN

4 .1. Deskriptif Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Karakteristik

Responden Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner yang telah diberikan. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang berminat mencoba produk Extra Joss di wilayah Sidoarjo yang berjumlah 110 orang responden. Serta bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Merek Extra Joss yang sudah dikenal masyarakat dengan pengembangan usaha minuman teknologi variasi cita rasa, target, segmen, benefit, dan kemasan. Selain itu Extra Joss mempunyai pesaing utama yaitu Kuku Bima Ener-G oleh karena itu pasar minuman energi adalah pasar yang sangat menarik. Pada tahun 2010 Top Brand Index Extra Joss mengalami penurunan dari 60,7 menjadi 57,3, sedangkan Kuku Bima Ener-G mengalami kenaikan dari 7,9 menjadi 12,6.

4.1.2. Profil Responden

Profil Responden digunakan untuk mengidentifikasi sebaran responden berdasarkan gambaran demografik, baik sisi usia, jenis