pada seluruh bagian tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah membentuk
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya
senyawa intraseluler. Tanin tersebar luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu Nuria dkk, 2009. Tanin adalahsalah satu senyawakimiawi yang termasuk dalam golongan
polifenol yang diduga dapat mengikat protein adhesin pada sel bakteri. Apbila hal ini terjadi maka dapat merusak ketersediaan reseptor pada
permukaan sel bakteri. Tanin dibuktikan dapat membentuk kompleks senyawa yang irreversibel dengan prolin, suatu protein lengkap, dimana
ikatan ini mempunyai efek penghambatan sisntesisi protein untuk pembentukan dinding sel Noorhamdani dkk, 2006
C. Deskripsi bakteri
1. Bakteri Escherichia coli a. Klasifikasi Bakteri Escherichia coli
Gambar 2.2. Bakteri Escherichia coli
Sumber: http:www2.canyons.eduFacultytakedadPublishingImagesPlatesE.
coli_na_6-03_640x587.jpg
Escherichia coli termasuk dalam kelas Gamma Proteobacteria,
ordo Enterobacteriales, famili Enterobacteriaceae, genus Escherichia. Radji, 2010.
b. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Escherichia coli Escherichia coli
merupakan bakteri gram negatif dengan bentuk batang pendek kokobasil hingga membentuk sepanjang ukuran
filamentous . Escherichia coli tidak menghasilkan spora. Selnya dapat
berupa sel tunggal, berpasangan dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Koloni bakteri Escherichia coli berbentuk bulat
konveks, halus, dengan pinggiran nyatapada biakan. Bakteri ini bersifat aerob dan dapat juga anaerob fakultatif. ini merupakan
organisme koliform, yaitu organisme nonspora yang motil dengan flagela atau nonmotil dan mampu memfermentasikan laktosa untuk
menghasilkan asam dan gas pada temperatur 37
o
C dalam waktu 48 jam Anggraeni, 2014.
c. Habitat Bakteri Escherichia coli Escherichia coli
merupakan anggota mikroba usus normal, artinya Escherichia coli secara normal terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan Jawetz dkk, 1996. Escherichia coli juga sering ditemukan hidup dan mengontaminasi air, makanan yang
belum dimasak, daging, maupun susu yang belum dipasteurisasi Kosasih, 2011.
d. Penyakit-penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Escherichia coli Beberapa penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Escherichia
coli , seperti diungkapkan Jawetz dkk 1996 diantaranya yaitu infeksi
saluran kemih yang disebut sistitis peradangan pada selaput lendir, diare pada anak maupun orang dewasa, sepsis, meningitis dan HUS
Hemolytic Uremic Syndrom atau diare berdarah akut. Diare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdiri
dari beragam tipe, yang diklasifikasikan berdasarkan ciri khas sifat virulensinya dan setiap tipe menimbulkan penyakit dengan
mekanisme yang berbeda-beda. Tipe-tipe Escherichia coli yaitu enteropathogenic
Escherichia coli
EPEC, enterotoxigenic
Escherichia coli ETEC, enterohemorrhagic Escherichia coli
EHEC, enteroinvasive
Escherichia coli
EIEC dan
enteroaggregative Escherichia coli EAEC.
EPEC adalah penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. Akibat dari infeksi yaitu diare cair yang biasanya
dapat sembuh sendiri, tetapi dapat juga menjadi kronik. ETEC sering ditemukan sebagai penyebab ‘diare wisatawan’ dan menyebabkan
banyak kasus diare pada bayi di negara berkembang. EHEC menghasilkan toksik yang disebut verotoksik yang menyebabkan
berbagai penyakit seperti diare berat, dan dengan sindroma uremia hemolitik, suatu penyakit karena gangguan ginjal akut, anemia
hemolitikmikroangiopatik dan trombositopenia. EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis
yang banyak ditemukan menyerang anak-anak di negara berkembang
dan wisatawan yang datang ke daerah tersebut. EAEC menyebabkan penyakit diare akut dan kronik. Penyakit akibat EAEC ini umumnya
terjadi pada negara berkembang Jawetz dkk, 1996
.
2. Bakteri Bacilus cereus a. Klasifikasi Bakteri Bacilus cereus
Gambar 2.3. Bakteri Bacillus cereus Sumber:
http:www2.canyons.eduFacultytakedadPublishingImagesPlatesB. cereus_na_6-03_640x587.jpg
Bakteri Bacillus cereus termasuk dalam kelas Bacilli, Ordo Bacillales, Famili Bacillaceae dan genus Bacillus Radji, 2010.
b. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus
merupakan bakteri Gram-positif yang bersifat anerob fakultatif, motil atau dapat bergerak, dan dapat membentuk
endospora Botone, 2010. Selnya berbentuk batang pendek dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya. Gordon dkk 1973
dalam Salaki 2012 menyatakan bahwa spora bakteri Bacillus cereus terdapat pada bagian parasentral, berbentuk elips dan berwarna
keputihan. Spora-spora ini mengalami perkembangan yang nyata pada umur 48 sampai 168 jam setelah inokuasi.
c. Habitat Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus
merupakan organisme saprofit yang lazim terdapat dalam tanah, air, udara dan tumbuh-tumbuhan, yang dapat
mengontaminasi nasi atau makanan lain. Selain itu, bakteri ini bisa juga berada dalam tinja orang normal Jawetz dkk, 1996.
d. Penyakit-penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Bacillus cereus Bacillus cereus
adalah bakteri penyebab infeksi mata, keratitis berat, enoftalmitis dan panoftalmitis. Bacillus cereus juga
berhubungan dengan infeksi lokal dan infeksi sistemik termasuk endokarditis, meningitis, osteomielitis dan pneumonia. Bacillus cereus
menghasilkan enterotoksin penyebab keracunan yang ditandai dua bentuk keluhan yaitu dengan muntah emetic form atau diare
diarrheal form. Emetic form ditandai dengan mual, muntah dan sakit perut dengan masa inkubasi 1-6 jam. Sedangkan diarrheal form
berlangsung lebih lambat dengan masa inkubasi 8-16 jam. Bentuk ini ditandai dengan keluhan sakit perut dan diare Radji, 2010.
D. Penelitian Lain yang Relevan