1 Meningkatkan reputasi perusahaan. Semakin transparan
perusahaan dalam aspek-aspek yang dituntut oleh seluruh pemangku kepentingannya, semakin tinggi pulalah reputasi
perusahaan. Tentu saja, kalau kinerja yang dilaporkan itu baik dan valid. Karenanya, perusahaan harus terlebih dahulu
meningkatkan kinerjanya dengan sungguh-sungguh. Validitas juga sangat penting, karena pemangku kepentingan tidak
akan pernah memaafkan perusahaan yang melakukan pembohongan publik.
2 Melayani tuntutan pemangku kepentingan. Pemangku
kepentingan adalah pihak-pihak yang terpengaruh oleh dan bisa memengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Tentu saja, mereka yang terpengaruh hidupnya oleh perusahaan berhak untuk mengetahui aspek-aspek yang
bersentuhan dengan kehidupan mereka. Mereka yang bisa memengaruhi perusahaan sangat perlu untuk mendapat
informasi yang benar, sehingga pengaruh mereka bisa diarahkan ke tujuan yang tepat.
3 Membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan.
Laporan kinerja yang baik tentu akan memuat indikator- indikator yang akan membantu perusahaan melihat kekuatan
dan kelemahan dirinya. Perusahaan bisa sedikit lebih tenang dalam aspek yang indikator-indikatornya menunjukkan
kekuatan. Di sisi lain, perusahaan perlu mencurahkan sumber daya yang lebih besar untuk aspek-aspek yang tampak masih
lemah. Laporan periodik dengan indikator yang konsisten sangat diperlukan di sini, sehingga naik turunnya kinerja bisa
terpantau dan disikapi dengan keputusan yang tepat. 4
Membuat investor dengan mudah memahami kinerja perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan di atas, ada
kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Para
investor jangka panjang benar-benar ingin mengetahui apakah modal yang ditanamkannya aman atau tidak.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih
baik untuk terus berlanjut usahanya, dan para investor tentu lebih
berminat untuk
menanamkan modalnya
pada perusahaan-perusahaan tersebut.
3. Kuntitas dan Kualitas Informasi yang Seharusnya Diungkap
Agustina 2006: 222, ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:
a. Adequate Disclosure Pengungkapan Cukup
Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.
b. Fair Disclosure Pengungkapan Wajar
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada
semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
c. Full Disclosure pengungkapan penuh
Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan informasi yang diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki
kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak baik.
Paham full disclosure memiliki makna yang esensial bagi para pemegang saham, sehingga mereka bisa melakukan
pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif. Full disclosure bisa membantu perusahaan untuk menarik modal baru
dan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini disebabkan karena investor memerlukan suatu informasi yang teratur, andal dan bisa
dibandingkan secara detail dengan pihak lain, untuk melakukan suatu keputusan investasi. Sebaliknya, informasi yang tidak jelas
memengaruhi pasar dalam melakukan fungsinya, meningkatkan cost zapital, dan akan berujung pada buruknya proses alokasi
sumber daya pada perusahaan Kesumajuda, 2006: 215.
Menurut Suwardjono 2005: 581, tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan
secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang harus dicapai agar semua pihak
mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu pihak pun yang kurang mendapat informasi
sehingga mereka menjadi pihak yang kurang diuntungkan posisinya. Dengan kata lain, tidak ada preferensi dalam
pengungkapan informasi. Tingkat pengungkapan penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan
pengambilan keputusan yang diarah. Tingkat pengungkapan yang tepat memang harus ditentukan karena terlalu banyak informasi
sama tidak menguntungkannya dengan terlalu sedikitnya informasi. Hendriksen 1994: 205 mengungkapkan, terdapat beberapa
alasan keengganan perusahaan menambah pengungkapan informasi akuntansinya adalah:
a. Dikhawatirkan pengungkapan hanya akan membantu pesaing
dan merugikan pemegang saham. b.
Serikat buruh akan memperoleh keuntungan dalam proses negosiasi upah jika mereka mengetahui informasi keuangan
yang lengkap.