Analisis luas pengungkapan laporan perusahaan (Corporate Disclosure) melalui internet : studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

xiii ABSTRAK

ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui luas pengungkapan laporan perusahaan melalui internet sesuai dengan teori Spanos (2006) pada 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Latar belakang penelitian ini adalah sudah banyak perusahaan yang menggunakan internet (web perusahaan) sebagai sarana menyampaikan laporan dan perkembangan perusahaan, dengan keberadaan internet semakin mudah informasi didapat oleh penggunanya, pengguna tidak harus datang ke perusahaan atau ke pengantara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris deskriptif. Data diperoleh dengan meneliti website perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah adalah analisis deskriptif.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah pengungkapan laporan perusahaan (corporate disclosure) yang dilakukan perusahaan perbankan dengan menggunakan internet masih kurang luas (adequate disclosure).


(2)

xiv ABSTRACT

THE ANALYSIS OF CORPORATE DISCLOSURE THROUGH THE INTERNET

An Empirical Study on the Banking Companies Registered In the Indonesia Stock Exchange

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The purpose of this study is to determine the extension of corporate disclosure through internet in accordance to Spanos theory (2006) to 30 banking companies listed in the Indonesia stock exchange (IDX). The background of this study is the fact that there have been a lot of companies

utilizing internet (company’s web) as a mean to disclose their information. With the presence of the information in internet that is easily accessible by the users, they do not have to come to the company or mediator to obtain the information needed.

This study is a descriptive empirical study. The data were obtained by examining the banking companies websites listed in IDX. The data analysis technique employed to answer the problems is descriptive analysis.

The results of the study shows that the disclosure of company report (corporate disclosure) at the internet is still less extensive (adequate disclosure).


(3)

ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET

Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET

Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

SKRIPSI

ANALISIS LUAS PENGUF{GKAPAIY LAFORAN PERU$AHAA}I

.,..

'

,'(Cg*PORATg'D{&trOSfl#f,},1;49146111

IIfT*R![ET

. shdiry.ry*

*Tffi5angru&ftar

l

i

Dosen'Pernbit*itg:

Ir. Drs.Ilmsiadi Yuli M.Si:, AlL, QIA Tanggal: 28 Febnrai 2Ot3


(6)

Ketua Sekretaris Anggota Anggpta Anggota

SKRIPSI

AI{ALISIS LUAS PENGUNGKAPAII LAFORAN PERUSAHAAI\I

GORPONATE DISCLOSURE) MELALUI INTERI\TET

Studi Emfliris pada Perusahaan Perbankan yarrg Terdaftar Di BursaEfeklndonesia

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Fransisks Pujiastuti

NIM : 082114111

Telatr dipertahankaqjdi depan Dewan Penguji Pa{g,,trugg{il 25 Mer:et 20 13

Dan dinyarakan mefirenuhi syarat

,,

'

,

'

,. ,, $ulunan Dnw*n

fn"g"ii

'

.t",,,'

Flama'Lengk*P,,'1,,,,',",,.,,

Firma Sulistiyowati, S.E., N4Si., QIA

Liaia Aprianij$.8;,

M;$i; Akt';

QIIA,

: :

Ir.'

.rs. Ilaqsiadi Yuli F,-Iartanto, M.Si.; Akt,. QIA Drs:Y,-,uspf Widya Sarsa@, M.$i., Akt., QIA A. Diksa Ksntara" S.E.,,MFA' QIA . , ,

Yogyakarra 28 Maret 2013 Fakultas Ekonomi

Universitas Smata Dharma Dekan

fl1

Tanda Tangan


(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Orang yang ingin bergembira harus menyukai k

elelahan akibat bekerja”

(Plato)

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4:13)

Jangan takut, Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku

(Yesaya 41:10)

Untuk mendapatkan hasil luar biasa diperlukan cara-cara luar biasa

(Freddy Liong)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria di Surga.

Bapak Ibu yang sangat aku cintai, yang selalu mendoakan dan

mendukungku.

Adik, saudara-saudara dan Kekasih ku yang sangat aku cintai

yang selalu memberikan doa dan dukungan.

Sahabat

sahabatku yang selama ini selalu mendukungku.


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET, Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 28 Februari 2013 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Fransiska Pujiastuti

NIM : 082114111

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indoneisa.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kedapa Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untukmenyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 28 Maret 2013 Yang menyatakan


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. YF. Gien Agustinawansari, M.M, Ak.t selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, masukan, serta pengarahan selama penyusunan skripsi ini.


(11)

viii

6. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt., QIA selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, saran, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 7. A. Diksa Kuntara, S.E.,MFA,QIA selak dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Bapakku tercinta Rafael Sumeri dan Ibuku tercinta Musmiati yang selalu setia memberikan dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

9. Adik-adik tercinta Martinus Dwi Prastyo dan Stefanus Krisna Pradito yang membantu dalam doa dan memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kekasihku Ambrosius Bambang Sumarwanto yang telah memberikan semangat, saran, dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Saudara-saudaraku, Mbak Ten, Mas Edi, Yudha dan Chandra yang sudah menjadi seperti saudara kandungku sendiri selama di Yogyakarta dan saudara-saudaraku yang lain.

12. Teman-temanku Tata, Lia, Nindy, Kak Nita, Gita, Tiwi, untuk kebersamaan, keceriaan dan persahabatan kita selama ini.

13. Teman-teman Sendowers, Mas Robet, Eko, Mas Wawan, dan Mas Yosef yang sudah rela direpotin untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kurang jelas.

14. Teman-teman seperjuangan MPT dan KKP, dan semua teman-teman akuntansi angkatan 2008.


(12)

ix

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis untuk menyelesaikan studi S.1 di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 28 Februari 2013


(13)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI vi

HALAMAN KATA PENGANTAR vii

HALAMAN DAFATR ISI x

HALAMAN DAFTAR TABEL xi

ABSTRAK xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Tujuan Penelitian 4

C. Manfaat Penelitian 5

D. Rumusan Masalah 5

E. Sistematika Penulisan 5

BAB II LANDASAN TEORI 7

A. Pengungkapan (disclosure) Informasi 7

1. Pengertian Pengungkapan 7

2. Fungsi dan Tujuan Pengungkapan 9

3. Kuantitas dan kualitas Informasi

yang Seharusnya Diungkap 13

B. Pengertian dan Perkembangan Internet 17 C. Pengungkapan Informasi Melalui Internet 19

D. Laporan Keuangan 22

BAB III METODE PENELITIAN 25

A. Jenis Penelitian 25

B. Objek Penelitain 25

C. Populasi dan Sampel 25

D. Data yang Dicari 26

E. Teknik Analisis Data 29

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 37

1. Bank ICB Bumi Putera Tbk 37


(14)

xi

3. Bank Ekonomi Raharja Tbk 38

4. Bank Central Asia Tbk 38

5. Bank Bukopin Tbk 39

6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 39

7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk 40

8. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 41

9. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 42

10.Bank Mutiara Tbk 42

11.Bank Danamon Indonesia Tbk 42

12.Bank Pundi Indonesia Tbk 43

13.Bank Jabar Banten Tbk 43

14.Bank Kesawan Tbk 44

15.Bank Mandiri (Persero) Tbk 45

16.Bank Bumi Arta Tbk 45

17.Bank CIMB Niaga Tbk 46

18.Bank Internasional Indonesia Tbk 47

19.Bank Permata Tbk 47

20.Bank Sinar Mas Tbk 47

21.Bank Swadesi Tbk 48

22.Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk 48

23.Bank Victoria Internasional Tbk 49

24.Bank Artha Internasional Tbk 49

25.Bank Mayapada Internasional Tbk 50

26.Bank Windu Kentjana Internasional Tbk 50

27.Bank Mega Tbk 51

28.Bank NISP OCBC Tbk 51

29.Bank Pan Indonesia Tbk 52

30.Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 52

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 54

A. ANALISIS DATA 54

B. PEMBAHASAN 82

BAB VI PENUTUP 85

A. Kesimpulan 85

B. Keterbatasan Penelitian 87

C. Saran 87

DAFTAR PUSTAKA 88


(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Internet Disclosure Index 31

Tabel 5.1 Seleksi Sampel 54

Tebel 5.2 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan 55

Tabel 5.3 Hasil Penelitian Internet Disclosure Index 56 Tabel 5.4 Indeks Informasi Akuntansi dan Keuangan 67 Tabel 5.5 Indeks Informasi Mengenai Corporate Governance 69 Tabel 5.6 Indeks Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dan

Informasi Sumber Daya Manusia 71

Tabel 5.7 Indeks Kontak Detai hubungan Investor 73

Tebel 5.8 Indeks Material Processable Format 75

Tabel 5.9 Indeks Technological Adventage and User Support 77 Tabel 5.10 Luas Pengungkapan Informasi Keuangan dan

Nonkeuangan Perusahaan Melalui Internet 79 Tabel 5.11 Pengungkapan Laporan Perusahaan Berdasarkan


(16)

xiii ABSTRAK

ANALISIS LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN PERUSAHAAN (CORPORATE DISCLOSURE) MELALUI INTERNET Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui luas pengungkapan laporan perusahaan melalui internet sesuai dengan teori Spanos (2006) pada 31 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Latar belakang penelitian ini adalah sudah banyak perusahaan yang menggunakan internet (web perusahaan) sebagai sarana menyampaikan laporan dan perkembangan perusahaan, dengan keberadaan internet semakin mudah informasi didapat oleh penggunanya, pengguna tidak harus datang ke perusahaan atau ke pengantara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris deskriptif. Data diperoleh dengan meneliti website perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah adalah analisis deskriptif.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah pengungkapan laporan perusahaan (corporate disclosure) yang dilakukan perusahaan perbankan dengan menggunakan internet masih kurang luas (adequate disclosure).


(17)

xiv ABSTRACT

THE ANALYSIS OF CORPORATE DISCLOSURE THROUGH THE INTERNET

An Empirical Study on the Banking Companies Registered In the Indonesia Stock Exchange

Fransiska Pujiastuti NIM : 082114111 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

The purpose of this study is to determine the extension of corporate disclosure through internet in accordance to Spanos theory (2006) to 30 banking companies listed in the Indonesia stock exchange (IDX). The background of this study is the fact that there have been a lot of companies

utilizing internet (company’s web) as a mean to disclose their information. With the presence of the information in internet that is easily accessible by the users, they do not have to come to the company or mediator to obtain the information needed.

This study is a descriptive empirical study. The data were obtained by examining the banking companies websites listed in IDX. The data analysis technique employed to answer the problems is descriptive analysis.

The results of the study shows that the disclosure of company report (corporate disclosure) at the internet is still less extensive (adequate disclosure).


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat mengakibatkan perubahan di berbagai bidang, salah satunya bidang ekonomi. Saat ini sudah banyak perusahaan yang menggunakan internet (web perusahaan) sebagai sarana menyampaikan laporan dan perkembangan perusahaan, dengan keberadaan internet semakin mudah informasi didapat oleh penggunanya, pengguna tidak harus datang ke perusahaan atau ke pengantara untuk mendapatkan informasi yang didapatkan.

Menurut Achjhari (2000: 259-260), pelaporan keuangan internet perusahaan akan memperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. Bisa mengakses sumber daya dari database yang lengkap di seluruh dunia.

2. Bisa diakses setiap saat sehingga sangat fleksibel.

3. Pencarian data, pengolahan dan penyebaran hasil riset bisa dilakukan secara cepat.

4. Topik dan hasil riset dapat didiskusikan melalui sarana mailing list atau chatting.

5. Karena data yang diperoleh bersifat digital maka akan cenderung lebih akurat, rinci dan memudahkan dalam mengolah data.

Penggunaan internet dalam bisnis berubah dari fungsi sebagai alat untuk pertukaran informasi secara elektronik menjadi alat untuk aplikasi strategis bisnis, seperti: pemasaran, penjualan, dan layanan pelanggan. Pemasaran di internet cenderung menembus berbagai rintangan, batas


(19)

bangsa, dan tanpa aturan-aturan yang baku. Sedangkan pemasaran konvensional lebih banyak yang terlibat dibandingkan pemasaran lewat internet. Pemasaran lewat internet sama dengan direct marketing, dimana konsumen berhubungan langsung dengan penjual, walaupun penjualnya berada di luar negeri (Yuliana, 2000: 37).

Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan website perusahaan untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut berperan (Almilia 2009: 34).

Luas pengungkapan informasi memiliki makna yang esensial bagi para pemegang saham, sehingga mereka dapat melakukan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif. Pengungkapan informasi yang luas dapat membantu perusahaan untuk menarik modal baru dan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini disebabkan karena investor memerlukan suatu informasi yang teratur, andal, dan bisa dibandingkan secara detail dengan pihak lain untuk melakukan suatu keputusan investasi. Sebaliknya informasi yang tidak jelas bisa mempengaruhi pasar


(20)

dalam melakukan fungsinya, meningkatkan cost of capital, dan akan berujung pada buruknya proses alokasi sumber daya dalam perusahaan (Kesumajuda, 2006: 215).

Laporan tahunan dan laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik serta jendela informasi yang memungkinkan bagi pihak-pihak di luar manajemen mengetahui kondisi perusahaan. Namun sejauh mana informasi yang dapat atau diperoleh sangat tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan tersebut.

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan ditangkap oleh pihak eksternal sebagai suatu sinyal yang dapat menggambarkan prospek perusahaan ke depan. Pihak eksternal (stakeholder), seperti investor menggunakan informasi sebagai alat analisis yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi tersebut dapat membantu investor dalam memprediksi tingkat resiko dan tingkat pengembalian, menilai waktu dan ketidakpastian aliran kas sekarang dan di masa mendatang, serta menilai dan mengawasi kinerja manajemen perusahaan. Dengan melakukan prediksi dan penilaian terhadap informasi yang disajikan, investor diharapkan dapat mengambil keputusan investasi terbaik.

Salah satu industri yang dituntut untuk melakukan akuntabilitas laporan keuangannya adalah industri perbankan mengingat bahwa


(21)

perbankan pada dasarnya adalah industri yang melakukan kegiatan sebagai perantara keuangan, yakni dengan memobilisasi dana di satu pihak dan di pihak lain sebagai penyalur dana. Melihat aktivitas perbankan seperti ini, suka tidak suka bisnis perbankan memang harus dibangun atas dasar kepercayaan. Dan untuk menjaga kepercayaan itu, industri perbankan tidak cukup hanya diatur dengan regulasi yang ketat, tetapi juga dinaungi oleh semangat yang terkandung dalam Good Corporate Governance (Massaya, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud untuk mengetahui seberapa luas perusahaan mengungkapkan informasi kepada publik melalui website perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti tentang Analisis Luas Pengungkapan Laporan Perusahaan (Corporate

Disclosure) Melalui Internet”.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui luas pengungkapan laporan perusahaan melalui website pada perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011.


(22)

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai luas pengungkapan laporan perusahaan (Corporate Disclosure) melalui internet pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa luas pengungkapan laporan perusahaan (Corporate Disclosure) melalui internet?

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam pengolahan data.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel yang dicari, dan teknik analisis data.


(23)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini mengungkapkan tentang seberapa luas pengungkapan laporan perusahaan dalam website perusahaan tersebut.

BAB VI PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan mengenai hasil yang didapat dari hasil penelitian.


(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengungkapan (disclosure) Informasi 1. Pengertian Pengungkapan

Pengungkapan (disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal bagi pasar yang efisien (Hendriksen, 1987: 204). Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dari proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Pengungkapan sering juga dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statement keuangan formal (Suwardjono 2005: 615).

Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia diatur dalam keputusan ketua BAPEPAM No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Tujuan pemerintah mengatur pengungkapan informasi adalah melindungi kepentingan para investor dari ketidakseimbangan informasi antara manajemen dan investor karena adanya kepentingan manajemen. Simanjuntak dan Widiastuti (2004) dalam Pega (2006), terdapat dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan yaitu:


(25)

a. Pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure)

Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapnya.

b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.

Laporan finansial terutama ditujukan pada investor dan lembaga yang mengatur investasi dalam suatu negara, laporan nonfinansial ditujukan untuk seluruh pemangku kepentingan (termasuk pula investor). Konsekuensinya, cara pelaporannya akan menjadi sangat beragam sesuai dengan pemangku kepentingan yang dituju. Terakhir, laporan keuangan finansial memiliki interval yang tetap yaitu tahunan dan kuartalan, sementara laporan nonfinansial biasanya berupa laporan tahunan atau dua tahunan, bahkan tidak tetap (Almilia, 2009: 35).


(26)

2. Fungsi dan Tujuan Pengungkapan

Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Karena pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan melindungi (protective), informatif (informative), dan melayani kebutuhan khusus (Suwardjono, 2005: 580).

a. Tujuan Melindungi

Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang awam perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengelola informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatu pos statement keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat luas volume pengungkapan menjadi tinggi. Tujuan melindungi biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang mendapat autoritas untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal seperti SEC atau Badan Pengawas Pasar Modal


(27)

(BAPEPAM). Dalam hal ini, dapat dipahami karena mereka bertindak demi kepentingan publik.

b. Tujun Informatif

Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini biasanya melandasi penyusunan standar akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan. Dalam kenyataannya, badan pengawas seperti BAPEPAM bekerjasama dengan penyusun standar (profesi) untuk menentukan keluasan pengungkapan. Untuk tujuan pengawasan oleh badan kepemerintahan, terdapat pula pengungkapan yang khusus ditujukan ke badan pengawas melalui formulir-formulir yang harus diisi oleh perusahaan pada waktu menyerahkan laporan tahunan maupun kuartalan.

c. Tujuan Kebutuhan Khusus

Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas


(28)

berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci.

Balkaoui (2000: 219) mengungkapkan, tujuan pengungkapan adalah:

1) Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan.

2) Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

3) Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan kreditur dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui.

4) Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan, dan untuk membandingkan antarperusahaan dan antartahun.

5) Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan aliran kas di masa mendatang.

6) Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.

Gazdar (2007) menyatakan ada empat hal yang membuat mengapa pelaporan nonfinansial ini menjadi sangat penting:


(29)

1) Meningkatkan reputasi perusahaan. Semakin transparan perusahaan dalam aspek-aspek yang dituntut oleh seluruh pemangku kepentingannya, semakin tinggi pulalah reputasi perusahaan. Tentu saja, kalau kinerja yang dilaporkan itu baik dan valid. Karenanya, perusahaan harus terlebih dahulu meningkatkan kinerjanya dengan sungguh-sungguh. Validitas juga sangat penting, karena pemangku kepentingan tidak akan pernah memaafkan perusahaan yang melakukan pembohongan publik.

2) Melayani tuntutan pemangku kepentingan. Pemangku kepentingan adalah pihak-pihak yang terpengaruh oleh dan bisa memengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tentu saja, mereka yang terpengaruh hidupnya oleh perusahaan berhak untuk mengetahui aspek-aspek yang bersentuhan dengan kehidupan mereka. Mereka yang bisa memengaruhi perusahaan sangat perlu untuk mendapat informasi yang benar, sehingga pengaruh mereka bisa diarahkan ke tujuan yang tepat.

3) Membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan. Laporan kinerja yang baik tentu akan memuat indikator-indikator yang akan membantu perusahaan melihat kekuatan dan kelemahan dirinya. Perusahaan bisa sedikit lebih tenang dalam aspek yang indikator-indikatornya menunjukkan


(30)

kekuatan. Di sisi lain, perusahaan perlu mencurahkan sumber daya yang lebih besar untuk aspek-aspek yang tampak masih lemah. Laporan periodik dengan indikator yang konsisten sangat diperlukan di sini, sehingga naik turunnya kinerja bisa terpantau dan disikapi dengan keputusan yang tepat.

4) Membuat investor dengan mudah memahami kinerja perusahaan. Sebagaimana yang diungkapkan di atas, ada kebutuhan yang semakin tinggi dari investor untuk bisa mengetahui kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Para investor jangka panjang benar-benar ingin mengetahui apakah modal yang ditanamkannya aman atau tidak. Perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang tinggi memiliki kemungkinan yang lebih baik untuk terus berlanjut usahanya, dan para investor tentu lebih berminat untuk menanamkan modalnya pada perusahaan-perusahaan tersebut.

3. Kuntitas dan Kualitas Informasi yang Seharusnya Diungkap Agustina (2006: 222), ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu:

a. Adequate Disclosure (Pengungkapan Cukup)

Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh


(31)

peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.

b. Fair Disclosure (Pengungkapan Wajar)

Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.

c. Full Disclosure (pengungkapan penuh)

Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan informasi yang diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak baik.

Paham full disclosure memiliki makna yang esensial bagi para pemegang saham, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif. Full disclosure bisa membantu perusahaan untuk menarik modal baru dan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini disebabkan karena investor memerlukan suatu informasi yang teratur, andal dan bisa dibandingkan secara detail dengan pihak lain, untuk melakukan suatu keputusan investasi. Sebaliknya, informasi yang tidak jelas memengaruhi pasar dalam melakukan fungsinya, meningkatkan cost zapital, dan akan berujung pada buruknya proses alokasi sumber daya pada perusahaan (Kesumajuda, 2006: 215).


(32)

Menurut Suwardjono (2005: 581), tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Artinya, tidak ada satu pihak pun yang kurang mendapat informasi sehingga mereka menjadi pihak yang kurang diuntungkan posisinya. Dengan kata lain, tidak ada preferensi dalam pengungkapan informasi. Tingkat pengungkapan penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang diarah. Tingkat pengungkapan yang tepat memang harus ditentukan karena terlalu banyak informasi sama tidak menguntungkannya dengan terlalu sedikitnya informasi. Hendriksen (1994: 205) mengungkapkan, terdapat beberapa alasan keengganan perusahaan menambah pengungkapan informasi akuntansinya adalah:

a. Dikhawatirkan pengungkapan hanya akan membantu pesaing dan merugikan pemegang saham.

b. Serikat buruh akan memperoleh keuntungan dalam proses negosiasi upah jika mereka mengetahui informasi keuangan yang lengkap.


(33)

c. Seringkali ada kesangsian mengenai kemampuan para investor untuk memahami kebijakan dan proses akuntansi, sehingga pengungkapan yang penuh hanya akan menyesatkan mereka. d. Argumen bahwa laporan keuangan bukan satu-satunya sumber

informasi dan sumber informasi lainnya dapat diperoleh dengan lebih murah.

e. Kekurangtahuan perusahaan terhadap kebutuhan investor. Ashbaugh (1999: 252) menuliskan, elemen-elemen pelaporan terdiri dari:

1) Pengungkapan keuangan

a. Analisis pembukuan (analist fact books) b. Pemesanan kembali (back orders)

c. Pengumuman pemegang saham (earnings announcements) d. Operasi umum (global operation)

e. Laporan keuangan (financial statement) f. Kontrak karyawan (labor contracts)

g. Penggabungan dan penerimaan (mergers and acquisitions) h. Penjualan bulanan/mingguan (monthly/weekly sales) i. Rencana penjualan (stock plans)

j. Pengungkapan segmen (segmen disclosure) 2) Pengungkapan nonkeuangan

a. Strategi bisnis (business strategies)


(34)

c. Praktek lingkungan (environmental practices) d. Laporan lingkungan (environmental report)

e. Industri pesanan khusus (industry specific reserves) f. Hubungan karyawan (labor relations)

g. Kegiatan kemanusiaan (philanthropic activities) h. Pengumuman berita (press release)

i. Dasar pengungkapan pelanggan (size of customer base) j. Tanggung jawab sosial (social responsibilities)

B. Pengertian dan Perkembangan Internet

Internet adalah jaringan besar yang terdiri dari 100.000 jaringan interkoneksi yang terletak di seluruh dunia. Internet pada awalnya dikembangkan oleh militer AS dan kemudian digunakan secara luas untuk penelitian akademis dan pemerintah. Tahun-tahun belakangan ini, internet telah berubah menjadi jalan informasi sedunia. Pertumbuhan ini disebabkan tiga faktor. Pertama, pada tahun 1995, berbagai perusahaan telekomunikasi nasional seperti MCI, Sprint, dan UUNET mengambil alih kendali berbagai elemen tulang punggung (backbone) Internet dan terus meningkatkan infrastrukturnya. Penyedia layanan internet (Internet service provide – ISP) besar dapat terhubung ke berbagai backbone ini untuk mengoneksikan para pelanggannya, dan ISP-ISP yang lebih kecil dapat terkoneksi langsung ke backbone nasionalnya atau ke dalam milik ISP yang lebih besar.


(35)

Kedua, layanan online seperti Computer Serve dan AOL terhubung ke Internet untuk e-mail, sehingga memungkinkan para pengguna dari berbagai layanan yang berbeda berkomunikasi satu sama lain. Ketiga, perkembangan penjelajah web berbasis grafis, seperti Netscape Navigator dan Internet Explorer dari Microsoft membuat akses ke internet menjadi pekerjaan yang mudah. Akhirnya internet menjadi tempat orang-orang bisa mengakses apapun dengan PC, bukan hanya para ilmuwan dan backer komputer. Hasilnya, web telah berkembang secara eksponensial dan terus berkembang setiap hari. (Hall, 2007: 183)

World Wide Web (web) merupakan jantung dari merebaknya penggunaan internet untuk bisnis. Web merupakan sistem yang secara universal menerima standar-standar untuk menyimpan, mengambil, memformat, dan menampilkan informasi menggunakan arsitektur klien/server. Web mengkombinasikan teks, hypermedia, grafis, dan suara. Web juga menangani semua jenis komunikasi digital dan mempermudah koneksi sumber-sumber berjarak jauh. Web menggunakan antarmuka grafis untuk pengguna agar mempermudah penampilannya. Pihak-pihak yang ingin menawarkan informasi melalui web harus membuat sebuah home page yang merupakan suatu tampilan grafis dan teks yang biasanya memberi sambutan selamat datang kepada para pengunjungnya dan memberi penjelasan singkat


(36)

mengenai organisasi yang melatarbelakangi home page tersebut (Laudon, 2005: 406).

C. Pengungkapan Informasi Melalui Internet

Terdapat beberapa macam media yang bisa digunakan untuk mengapresiasikan prinsip pengungkapan di dalam perusahaan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan dunia maya, internet telah menjadi salah satu media yang paling populer di dunia. Kemampuan aksesibilitas yang tidak dibatasi oleh waktu dan jarak membuatnya menjadi suatu media yang banyak digunakan. Tidak terkecuali bagi banyak korporasi dan perlakuan investasi di dunia. Dalam waktu singkat, internet telah menjadi media disclosure yang memuat informasi paling komprehensif tentang perusahaan (Kesumajuda, 2006: 216).

Yuliana (2000: 43) menyatakan, aplikasi berdasarkan internet dapat memberi keunggulan strategi bisnis untuk memenangkan kompetisi dalam:

1. Global Dissemination

Karena sekarang negara-negara sudah tersambung dengan internet, komunikasi global dalam bisnis menjadi benar-benar hidup. E-mail, electronic mailing list, situs World Wide Web, dan pelayanan internet lainnya, mengakibatkan penyebaran informasi skala internasional menjadi lebih cepat, murah dan mudah. Hal ini


(37)

memberi keuntungan strategis bisnis dalam meningkatkan penghematan dan efisiensi komunikasi global, dan mampu untuk menjangkau, menjual, serta pengembangan pelayanan pasar konsumen internasional.

2. Interaction

Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet yang lain, seperti: forum diskusi dan chat groups; Formulir interaktif untuk pesanan, feedback, dan dukungan teknis; E-mail untuk menjawab permintaan dan komentar secara online. Feedback yang cepat dan efisien kepada konsumen dan tanggapan dari konsumen support specialists memberi beberapa kesempatan untuk menunjukkan perhatian perusahaan pada konsumennya, sehingga teknologi internet membantu bisnis membangun peranan dan loyalitas konsumen.

3. Customization

Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan kemampuan strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari server jaringan, tergantung pada kebutuhan pemakainya. Sebagai contoh: mengisi formulir pendaftaran untuk pengaksesan yang cepat dalam memilih tingkat situs Web. Efisiensi, biaya murah, dan sasaran pemasaran interaktif kepada


(38)

masing-masing konsumen adalah kunci keunggulan bisnis dengan teknologi internet.

4. Collaboration

Internet mungkin memudahkan dan mengefisienkan akses data, hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama. Sebagai contoh: informasi pada situs web dapat diperoleh dengan mudah menggunakan web browsers. Groupware tools yang lain membantu koordinasi proyek dan mengurus informasi yang disimpan pada server situs Web cross-link. Hal ini dapat meningkatkan kerja sama diantara tim, workgroups, dan rekan bisnis, sehingga dapat melengkapi peran strategi bisnis perusahaan. 5. Electronic Commerce

Internet menjadi platform teknologi EC. Internet menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan penjualnya, sehingga memungkinkan perusahaan pengguna internet dapat memasarkan, membeli, menjual, serta mendukung produk dan pelayanan secara elektronik. Beberapa keuntungan berbisnis lewat internet terletak pada aplikasi EC. EC memungkinkan untuk membuka pasar dan/atau membuat produk dan pelayanan baru

6. Integration

Perusahaan yang bekerja menggunakan internet mengintegrasikan aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan secara online. Sebagai contoh: situs web perusahaan tersambung dengan


(39)

database operasional yang tersimpan pada Server Web Intranet, sehingga pengunjung situs web perusahaan tersebut dalam memperoleh informasi lebih detail, up-to-date, dan dapat digunakan untuk mendukung aplikasi EC. Sehingga keuntungan perusahaan dari teknologi internet timbul dari efisiensi dan inovasi proses di dalam dan luar perusahaan.

D. Laporan Keuangan

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya, sebagai laporan atas kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, seperti misalnya informasi keuangan segmen dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (IAI: 2002).

PSAK No. 1 (2009) mendefinisikan tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.


(40)

Dalam PSAK No. 1 (2009) Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode; 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode; 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode; 4. Laporan arus kas selama periode;

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya; dan

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

Sedangkan Hendriksen (2000: 133) menyebutkan elemen-elemen pelaporan keuangan adalah:

1. Laporan keuangan

a. Laporan posisi keuangan.

b. Laporan rugi laba dalam laba komprehensif. c. Laporaan arus kas.

d. Laporan investasi oleh dan distribusi kepada pemilik. 2. Catatan atas laporan keuangan (dan pengungkapan dalam tanda

kurung)


(41)

b. Kontinjensi.

c. Jumlah lembar saham.

d. Pengukuran alternatif (nilai pasar dari pos-pos yang dicatat pada biaya histori).

3. Informasi tambahan.

4. Pengungkapan lain laporan keuangan. 5. Informasi lain

a. Diskusi persaingan dan pesanan ulang dalam SEC. b. Laporan-laporan analisis.

c. Statistik ekonomi.

d. Artikel-artikel berita mengenai perusahaan.

Pelaporan keuangan oleh suatu perusahaan mampu menyediakan informasi yang bermanfaat untuk membantu investor dan kreditor dan pemakai lain dalam usaha untuk mengetahui mengenai jumlah, saat dan ketidakpastian prospek penerimaan kas di masa datang, yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan penjualan, atau pelunasan sekuritas atau pinjaman (Suwealdiman, 2000: 76).


(42)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris deskriptif pada website perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah website perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode November 2012.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011. Semua populasi yang memenuhi kriteria digunakan untuk melakukan penelitian, kriteria dari populasi dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan memiliki website sendiri.

2. Populasi melakukan pengungkapan (disclosure) informasi keuangan dan nonkeuangan melalu website perusahaan.

Alasan peneliti memilih perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia sebagai populasi penelitian karena selain diharuskan


(43)

melakukan pengungkapan informasi secara luas kepada publik sebagai suatu kewajiban perusahaan yang go public, perbankan melakukan kegiatan sebagai perantara keuangan, yakni dengan memobilisasi dana dari satu pihak ke pihak lain sebagai penyalur dana sehingga harus dibangun berdasarkan kepercayaan. Pengungkapan informasi perbankan dianggap penting karena dengan pengungkapan informasi tersebut dapat membangun kepercayaan bagi masyarakat.

Terdapat 31 perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011, namun hanya terdapat 30 perusahaan perbankan yang memiliki website.

D. Data yang Dicari

Data yang dicari dalam penelitian ini adalah item-item pengungkapan informasi perusahaan melalui internet (internet disclosure index) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Loukas Spanos (2006) dengan penambahan item laporan investasi oleh dan distribusi kepada pemilik untuk dua periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan agar kriteria akuntansi dan keuangan sesuai dengan standar yang diisyaratkan oleh BAPEPAM. Data yang dicari dalam penelitian ini adalah:

1. Content variables

a. Informasi Akuntansi dan Keuangan


(44)

2) Laporan interim periode terakhir 3) Laporan arus kas periode terakhir

4) Laporan investasi oleh dan distribusi kepada pemilik periode terakhir

5) Catatan atas laporan keuangan untuk laporan keuangan periode terakhir

6) Annual report periode terakhir

7) Neraca dan laporan laba rugi tahun yang lalu 8) Laporan interim tahun yang lalu

9) Catatan atas laporan keuangan untuk laporan keuangan periode tahun lalu

10)Annual report tahun lalu 11)Harga saham saat ini 12)Share price history 13)Dividen tahun yang lalu 14)Peluncuran berita 15)Laporan analisis 16)Daftar analis

b. Informasi Mengenai Corporate Governance 1) Struktur kepemilikan

2) Diagram organisasi 3) Informasi direktur


(45)

5) Informasi mengenai komite audit

6) Kompensasi untuk manajemen dan direktur 7) Artikel organisasi

8) Resolusi/keputusan rapat pemegang saham 9) Diskusi dan atau pengungkapan risiko

c. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dan Informasi Sumber Daya Manusia

1) Halaman khusus untuk CSR (Corporate Social Responsibility) 2) Laporan pertanggungjawaban perusahaan

3) Laporan kebijakan lingkungan hidup

4) Informasi mengenai penghematan energi/sumber daya 5) Profil karyawan

6) Kegiatan donasi atau sponsor untuk suatu komunitas atau badan amal

7) Diskusi atau pengungkapan mengenai kualitas produk d. Kontak Detail Hubungan Investor

1) Nama pengurus relasi investor 2) E-mail untuk hubungan investor

3) Nomor telepon untuk hubungan investor 4) Alamat pos untuk hubungan investor 5) Website dengan bahasa Inggris 6) Annual report dengan bahasa Inggris 7) FAQ (Frequently Asked Questions)


(46)

8) Kalender finansial

2. Presentation variables

a. Material Prosessable Formats 1) Annual report dalam format PDF

2) Data keuangan dengan format yang bisa diproses 3) Video atau audio file

b. Technological Adventages dan User Support

1) One click untuk mendapatkan halaman informasi atau hubungan investor

2) One click mendapatkan berita tentang perusahaan 3) Layanan online untuk permintaan para investor 4) Mailing list/e-mail mengenai berita perusahaaan 5) Search engine internal

6) Peta website

7) Link untuk hubungan dengan website lain

E. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mencari alamat website perusahaan dengan menggunakan search engine dan data yang ada di Bursa Efek Indonesia yang memuat informasi mengenai perusahaan.


(47)

2. Mengidentifikasi elemen pelaporan perusahaan melalui internet menurut teori Spanos (2006) dan menambahkan item laporan investasi oleh distribusi kepada pemilik untuk dua periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan untuk dua periode pelaporan dalam kriteria informasi akuntansi dan keuangan.

3. Mengetahui tentang luas pengungkapan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode November 2012. Sebagai pedoman dalam menganalisis mengenai hal tersebut penulis menggunakan landasan teori seperti yang dilakukan dalam langkah 2. Untuk memudahkan penulis melakukan analisis populasi yang telah ditentukan maka penulis menggunakan tabel 3.1 yang berisi kriteria-kriteria penilaian internet disclosure indeks menurut teori Spanos.


(48)

Tebel 3.1 Kriteria Internet Disclosure Index

Kriteria Perusahaan Perbankan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1) Content Variables (60%)

a) Informasi Akuntansi & Keuangan (30%)

Neraca dan laporan laba rugi periode terakhir

Laporan interim periode terakhir

Laporan arus kas periode terakhir

Laporan investasi oleh dan distribusi 

kepada pemilik periode terakhir

 Catatan atas laporan keuangan untuk  laporan keuangan periode terakhir

Annual report periode terakhir

Neraca dan laporan laba rugi tahun yang lalu

 Laporan interim tahun yang lalu

 Laporan arus kas tahun yang lalu

Laporan investasi oleh dan distribusi kepada pemilik tahun yang lalu

 Catatan atas laporan keuangn untuk laporan keuangan periode tahun lalu


(49)

Tabel 3.1 Kriteria Internet Disclosure Index (Lanjutan)

Kriteria Perusahaan Perbankan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

 Harga saham saat ini

Share price history

 Dividen untuk periode terakhir

 Dividen tahun yang lalu

Peluncuran berita

 Laporan analis

 Daftar analis

b) Informasi Mengenai Corporate Governance(25%)

Struktur kepemilikan

Diagram organisai

Informasi tentang direktur

Informasi tentang executive officere

Informasi mengenai komite audit

Kompensasi untuk manajemen dan direktur

Artikel organisasi

Resolusi/keputusan rapat pemegang saham


(50)

Tabel 3.1 Kriteria Internet Disclosure Index (Lanjutan)

Kriteria Perusahaan Perbankan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 C) Pertanggungajawaban Sosial Perusahaan dan

Informasi Sumber Daya Manusia (15%)

Halaman khusus untuk CSR 

Laporan kebijakan sosial

Informasi mengenai penghematan 

energi/sumber daya

Profil karyawan

Pelatihan karyawan

Kegiatan donasi atau sponsor 

untuk suatu komunikasi atau badan amal

Diskusi mengenai kualitas produk

d) Kontak Detail Hubungan Investor (30%)

Nama pengurus relasi investor

E-mail untuk hubungan investor

Nomor telepon untuk hubungn investor

Alamat pos untuk hubungan investor

Website dengan bahasa Inggris


(51)

Tabel 3.1 Kriteria Internet Disclosure Index (Lanjutan)

Kriteria Perusahaan Perbankan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

FAQ (Frequently Asked Questions)

 Kalender finansial

2) Presentation variables (40%)

a) Material Processable Formats (40%)

Annual report dalam format PDF

Data keuangan dengan 

format yang bisa diproses

Video atau audio file

b) Technological Adventages dan User Support (60%)

One click untuk mendapatkan halaman informasi

atau hubungan investor

One click mendapatkan berita

tentang perusahaan

Layanan online untuk permintaan para investor

Mailing list/e-mail mengenai berita perusahaaan

Search engine internal

Peta website

Link untuk hubungan dengan website lain : Bila perusahaan menyajikan Kriteria Internet Disclosure Index


(52)

4. Melakukan perhitungan dari item-item kriteria pelaporan yang disajikan oleh perusahaan perbankan dalam website perusahaan dengan menggunkan teori Spanos (2006: 8). Rumus yang digunakan adalah:

Index total:

(total index variabel content x 0,6) + (total index variabel persentation x 0,4)

Index content variables:

                           30% x 15% x 25% x 30% x 4 4 3 3 2 2 1 1 A A A A A A A A n x n x n x n x

Index persentation variables:

             60% x 40% x 2 2 1 1 B B B B n x n x Keterangan:

x : jumlah item yang dilaporkan

n : jumlah keseluruhan item

A1 : item informasi akuntansi dan keuangan A2 : item informasi corporate goverenance

A3 : item pertanggungjawaban sosial perusahaan dan informasi sumber daya manusia

A4 : item kontak detail hubungan investor B1 : item material processable formats

B2 : item technological adventages dan user support

5. Menentukan luas pengungkapan informasi yang disajikan oleh perusahaan perbankan dalam website perusahaan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Clark dan Schkade (1983) dalam Rohendra (2008) yaitu:

Tipe pengungkapan Nilai index (%) Radikal/Full Disclosure 80,01% – 100 % Mayor/Fair Disclosure 60,01% – 80 % Minor/Adequate Disclosure 0 % — 60%


(53)

6. Mengklasifikasikan ukuran perusahaan berdasarkan market capitalization. Sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan ukuran perusahaan berdasarkan market capitalization penulis menggunakan teori menurut Ang (1997: 6.5).


(54)

37

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1. Bank ICB Bumi Putera Tbk

Bank ICB Bumiputera didirikan pada tanggal 12 Januari 1990 sebagai Bank publik oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi tertua di Indonesia. Di tahun 2002, Bank go public dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “BABP”. Selama tahun 2004-2007 setelah terjadinya beberapa perpindahan saham, ICB Financial Group Holdings (ICBFGH), grup usaha dari beberapa Bank dengan operasional global di 14 negara, menjadi pemegang saham mayoritas. Di tahun 2009, dengan visi baru untuk menjadi Bank Ritel terkemuka, Bank Bumiputera, secara resmi berubah nama menjadi Bank ICB Bumiputera dengan logo dan identitas korporasi baru.

2. Bank Capital Indonesia Tbk

PT Bank Capital Indonesia, Tbk dahulu bernama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia didirikan pada tanggal 20 April 1989, sebagai bank campuran (joint venture) antara Credit Lyonnais SA, Perancis (disebut “CL”) dengan PT Bank Internasional Indonesia. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) yang diselenggarakan pada tangggal 31 Agustus 2004 secara resmi saham Credit Lyonnais telah diakuisisi oleh


(55)

Sdr. Danny Nugroho dan Bank dirubah dari PT Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT Bank Capital Indonesia, Tbk.

3. Bank Ekonomi Raharja Tbk

PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. didirikan pada tanggal 15 Mei 1989 dengan nama awal PT Bank Mitra Raharja. Pada tahun yang sama di bulan September, namanya diubah menjadi PT Bank Ekonomi Raharja yang kemudian lebih dikenal sebagai Bank Ekonomi. Setelah memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 12 Februari 1990, Bank Ekonomi mulai beroperasi secara komersial sebagai bank umum pada 8 Maret 1990. Bank Ekonomi adalah perusahaan publik yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sejak 22 Mei 2009, Bank Ekonomi menjadi bagian dari grup institusi keuangan internasional, HSBC Holdings Plc., melalui anak perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited. Grup HSBC mengambil alih 88,89% saham Bank Ekonomi dan kemudian melalui penawaran tender, kepemilikannya meningkat menjadi 98,96%.

4. Bank Central Asia Tbk

Bank Central Asia Tbk didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV dan pernah merupakan bagian penting dari Grup Salim. Pada tahun 2000 menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Per 30 juni 2009 kepemilikan saham


(56)

dipegang oleh FarIndo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Farallon Capital Management LLC sebesar 47,15%, Anthony Salim 1,76%, dan Masyarakat 49.94%.

5. Bank Bukopin Tbk

Bank Bukopin berdiri tanggal 10 Juli 1970 memfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, keandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama “Swamitra”, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

6. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berdiri sejak 5 Juli 1946, BNI merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.


(57)

Pada akhir tahun 2011, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60% saham BNI, sementara 40% saham selebihnya dimiliki oleh pemegang saham publik baik individu maupun institusi, domestik dan asing. Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga.

7. Bank Nusantara Parahyangan Tbk

PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (Bank BNP) berkedudukan di Bandung, Bank BNP semula didirikan dengan nama PT Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha ritel, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan. Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka). Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO., LTD. Japan (ACOM) dan The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. (BTMU) melalui akuisisi saham sebanyak 75,41% saham Bank BNP, dimana ACOM menguasai 55,41% dan BTMU menguasai 20% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan Bank BNP, sehingga dengan demikian keduanya menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank BNP.


(58)

Selanjutnya per 31 Desember 2011, komposisi saham ini menjadi 75,51% saham dimana ACOM menguasai 60,31% dan BTMU menguasai 15.20% dari seluruh saham.

8. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.


(59)

9. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Berdiri dengan nama Postpaar Bank pada tahun 1897, di tahun 1942-1945 berubah nama menjadi Chokin Kyoku dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Negara tahun 1963. Bank BTN resmi dimiliki pemerintah (BUMN) tahun 1968 dan 1992 menjadi Persero. Bank BTN melakukan pencatatan perdana dan listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009.

10.Bank Mutiara Tbk

Bank Mutiara dahulunya bernama Bank Century sebelum tahun 2009. Karena bank ini bermasalah, Bank Century berubah nama menjadi Bank Mutiara pada 21 November 2008 setelah pengambilalihan saham Bank Century oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Kepemilikan saham dipegang Lembaga Penjamin Simpanan 99,6% dan Pemegang Saham Lama 0,4%.

11.Bank Danamon Indonesia Tbk

Bank Danamon Indonesia Tbk Didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia, 1976 Berubah nama menjadi PT Bank Danamon Indonesia. 1989 Menjadi perusahaan publik melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta. Akibat dari krisis keuangan Asia Bank Danamon diambil alih oleh pemerintah. Pada tahun 2000 Legal merger dengan 8 bank yang diambil alih Pemerintah (Bank Taken Over) dan pada tahun


(60)

2003 dilakukan akuisisi mayoritas saham Pemerintah oleh Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. Pada tahun 2011 bank Danamon merayakan hari jadi Danamon yang ke-55.

12.Bank Pundi Indonesia Tbk

PT Bank Pundi Indonesia Tbk. berdiri pada tanggal 11 September 1992 dengan nama PT Executive International Bank. Pada tanggal 9 Agustus 1993 Perseroan mulai beroperasi sebagai Bank Umum di Jakarta. Nama Perseroan kemudian diubah menjadi PT. Bank Eksekutif International. Bank Pundi (d/h Bank Eksekutif) berkembang menjadi Perusahaan Terbuka setelah tanggal 22 Juni 2001 memperoleh Pernyataan Efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Pada tanggal 30 Juni 2010 telah menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT Bank Eksekutif International Tbk., menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk. seiring kesepakatan masuknya PT Recapital Securities sebagai Pemegang Saham Pengendali.

13.Bank Jabar Banten Tbk

Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu perusahaan milik Belanda yang berkedudukan di Bandung yang dinasionalisasi yaitu NV Denis (De Erste Nederlansche


(61)

Indische Shareholding) yang sebelumnya perusahaan tersebut bergerak di bidang bank hipotek. Pada tanggal 27 Juni 1978, nama PD. Bank Karya Pembangunan Daerah Jawa Barat diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat. Tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank Jabar diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Pada tanggal 29 November 2007 maka nama perseroan berubah menjadi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dengan sebutan (call name) Bank Jabar Banten. Tanggal 5 Juli 2010, perseroan telah resmi berubah menjadi bank bjb.

14.Bank Kesawan Tbk

Pada tahun 1913 Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh (The Chinese Trading Company Limited) di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum. Tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh. Tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan. Tahun 2009 Bank melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para Pemegang Saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD"). Tahun 2011


(1)

Index Content Variable

No Nama Perusahaan IAK ICG CSR KDHI ICV

(1) (2) (3) (4) (5) = ∑ (1) (2) (3) (4)

1 Bank Bumi Putra 0,19 0,14 0,09 0,08 0,5 2 Bank Capital 0,19 0,03 0,02 0,08 0,32 3 Bank Ekonomi 0,11 0,03 0,02 0,08 0,24 4 Bank BCA 0,25 0,06 0,04 0,08 0,43 5 Bank Bukopin 0,19 0,14 0,09 0,11 0,53 6 Bank BNI 0,28 0,14 0,09 0,23 0,74 7 Bank Nusantara 0,21 0,03 0,02 0,08 0,34 8 Bank BRI 0,25 0,14 0,09 0,26 0,74 9 Bank BTN 0,25 0,11 0,08 0,11 0,55 10 Bank Mutiara 0,22 0,03 0,02 0,11 0,38 11 Bank Danamon 0,24 0,14 0,09 0,23 0,7 12 Bank Pundi 0,19 0,03 0,02 0,04 0,28 13 Bank Jabar Banten 0,22 0,17 0,11 0,19 0,69 14 Bank Kesawan 0,25 0,03 0,02 0,08 0,38 15 Bank Mandiri 0,28 0,17 0,06 0,23 0,74 16 Bank Bumi Arta 0,17 0,14 0,02 0,19 0,52 17 Bank CIMB Niaga 0,14 0,14 0,04 0,19 0,51 18 Bank BII 0,19 0,11 0,02 0,15 0,47 19 Bank Permata 0,19 0,08 0,08 0,11 0,46 20 Bank Sinar Mas 0,19 0,08 0,02 0,11 0,4 21 Bank Swadesi 0,19 0,11 0,02 0,15 0,47 22 Bank BTPN 0,21 0,08 0,02 0,11 0,42 23 Bank Victoria 0,19 0,11 0,02 0,15 0,47 24 Bank Artha 0,11 0,06 0,02 0,08 0,27 25 Bank Mayapada 0,19 0,08 0,02 0,11 0,4 26 Bank Windu 0,11 0 0,08 0 0,19 27 Bank Mega 0,19 0,11 0,06 0,15 0,51 28 Bank NISP 0,27 0,11 0,06 0,15 0,59 29 Bank Panin 0,19 0,06 0,02 0,08 0,35 30 Bank Saudara 0,19 0,11 0,02 0,15 0,47


(2)

Index Persentation Variable

No Nama Perusahaan MPF TAUS IPV (1) (2) (3) = ∑ (1) (2) 1 Bank Bumi Putra 0,13 0,26 0,39 2 Bank Capital 0,13 0,17 0,30 3 Bank Ekonomi 0,13 0,26 0,39 4 Bank BCA 0,27 0,43 0,70 5 Bank Bukopin 0,13 0,34 0,47 6 Bank BNI 0,13 0,34 0,47 7 Bank Nusantara 0,13 0,17 0,30 8 Bank BRI 0,27 0,43 0,70 9 Bank BTN 0,13 0,43 0,56 10 Bank Mutiara 0,13 0,34 0,47 11 Bank Danamon 0,13 0,43 0,56 12 Bank Pundi 0,13 0 0,13 13 Bank Jabar Banten 0,13 0,26 0,39 14 Bank Kesawan 0,13 0,34 0,47 15 Bank Mandiri 0,13 0,43 0,56 16 Bank Bumi Arta 0,13 0,17 0,30 17 Bank CIMB Niaga 0,13 0,43 0,56 18 Bank BII 0,13 0,43 0,56 19 Bank Permata 0,13 0,26 0,39 20 Bank Sinar Mas 0,13 0,26 0,39 21 Bank Swadesi 0,13 0,26 0,39 22 Bank BTPN 0,13 0,43 0,56 23 Bank Victoria 0,13 0,34 0,47 24 Bank Artha 0,13 0,09 0,22 25 Bank Mayapada 0,13 0,26 0,39 26 Bank Windu 0,13 0,17 0,30 27 Bank Mega 0,13 0,17 0,30 28 Bank NISP 0,13 0,43 0,56 29 Bank Panin 0,13 0,26 0,39 30 Bank Saudara 0,13 0,26 0,39


(3)

Internet Disclosure Index

No Nama Perusahaan IVC IVP

IVC x 60%

IVP

x 40% IDI (1) (2) (3) (4) (3) + (4) 1 Bank Bumi Putra 0,5 0,39 0,30 0,16 0,46 2 Bank Capital 0,32 0,3 0,19 0,12 0,31 3 Bank Ekonomi 0,24 0,39 0,14 0,16 0,30 4 Bank BCA 0,43 0,7 0,26 0,28 0,54 5 Bank Bukopin 0,53 0,47 0,32 0,19 0,51 6 Bank BNI 0,74 0,47 0,44 0,19 0,63 7 Bank Nusantara 0,34 0,3 0,20 0,12 0,32 8 Bank BRI 0,74 0,7 0,44 0,28 0,72 9 Bank BTN 0,55 0,56 0,33 0,22 0,55 10 Bank Mutiara 0,38 0,47 0,23 0,19 0,42 11 Bank Danamon 0,7 0,56 0,42 0,22 0,64 12 Bank Pundi 0,28 0,13 0,17 0,05 0,22 13 Bank Jabar Banten 0,69 0,39 0,41 0,16 0,57 14 Bank Kesawan 0,38 0,47 0,23 0,19 0,42 15 Bank Mandiri 0,74 0,56 0,44 0,22 0,67 16 Bank Bumi Arta 0,52 0,3 0,31 0,12 0,43 17 Bank CIMB Niaga 0,51 0,56 0,31 0,22 0,53 18 Bank BII 0,47 0,56 0,28 0,22 0,51 19 Bank Permata 0,46 0,39 0,28 0,16 0,43 20 Bank Sinar Mas 0,4 0,39 0,24 0,16 0,40 21 Bank Swadesi 0,47 0,39 0,28 0,16 0,44 22 Bank BTPN 0,42 0,56 0,25 0,22 0,48 23 Bank Victoria 0,47 0,47 0,28 0,19 0,47 24 Bank Artha 0,27 0,22 0,16 0,09 0,25 25 Bank Mayapada 0,4 0,39 0,24 0,16 0,40 26 Bank Windu 0,19 0,3 0,11 0,12 0,23 27 Bank Mega 0,51 0,3 0,31 0,12 0,43 28 Bank NISP 0,59 0,56 0,35 0,22 0,58 29 Bank Panin 0,35 0,39 0,21 0,16 0,37 30 Bank Saudara 0,47 0,39 0,28 0,16 0,44


(4)

Luas Pengungkapan Laporan Perusahaan Melalui Internet

No Nama Perusahaan IDI Luas Pengungkapan 1 Bank Bumi Putra 0,46 Adequate Disclosure 2 Bank Capital 0,31 Adequate Disclosure 3 Bank Ekonomi 0,30 Adequate Disclosure 4 Bank BCA 0,54 Adequate Disclosure 5 Bank Bukopin 0,51 Adequate Disclosure 6 Bank BNI 0,63 Fair Disclosure 7 Bank Nusantara 0,32 Adequate Disclosure 8 Bank BRI 0,72 Fair Disclosure 9 Bank BTN 0,55 Adequate Disclosure 10 Bank Mutiara 0,42 Adequate Disclosure 11 Bank Danamon 0,64 Fair Disclosure 12 Bank Pundi 0,22 Adequate Disclosure 13 Bank Jabar Banten 0,57 Adequate Disclosure 14 Bank Kesawan 0,42 Adequate Disclosure 15 Bank Mandiri 0,67 Fair Disclosure 16 Bank Bumi Arta 0,43 Adequate Disclosure 17 Bank CIMB Niaga 0,53 Adequate Disclosure 18 Bank BII 0,51 Adequate Disclosure 19 Bank Permata 0,43 Adequate Disclosure 20 Bank Sinar Mas 0,40 Adequate Disclosure 21 Bank Swadesi 0,44 Adequate Disclosure 22 Bank BTPN 0,48 Adequate Disclosure 23 Bank Victoria 0,47 Adequate Disclosure 24 Bank Artha 0,25 Adequate Disclosure 25 Bank Mayapada 0,40 Adequate Disclosure 26 Bank Windu 0,23 Adequate Disclosure 27 Bank Mega 0,43 Adequate Disclosure 28 Bank NISP 0,58 Adequate Disclosure 29 Bank Panin 0,37 Adequate Disclosure 30 Bank Saudara 0,44 Adequate Disclosure

Keterangan:

Tipe pengungkapan Nilai indeks (%) Radikal/ Full Disclosure 80,01% — 100% Mayor/ Fair Disclosure 60,01% — 80% Minor/ Adequate Disclosure 0% — 60%


(5)

Lampiran 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation IDI 30 .22 .72 .4557 .12705 Content_Variable 30 .19 .74 .4763 .15471 Persentation_Variable 30 .13 .70 .4343 .13190 Akuntansi_Keuangan 30 .37 .95 .6710 .15359 Corporate_Governance 30 .00 .67 .3660 .19324 Sosial_SDM 30 .13 .75 .3040 .21601 Hubungan_Investor 30 .00 .88 .4270 .20430 Material_PF 30 .37 .95 .6710 .15359 Technological_Adventages 30 .00 .71 .4900 .19142 Valid N (listwise) 30


(6)

Ukuran Perusahaan Berdasarkan Market Capitalization

No Nama Harga Jumlah Sahan Log of Market Ukuran Perusahaan Saham Beredar Capitalization Perusahaan 1 Bank Bumi Putra 106 5.431.217.756 575.709.082.136 Small Cap 2 Bank Capital 160 4.500.489.917 720.078.386.720 Small Cap 3 Bank Ekonomi 2.050 2.643.300.000 5.418.765.000.000 Big Cap 4 Bank BCA 8.000 24.408.459.120 195.267.672.960.000 Big Cap 5 Bank Bukopin 580 7.875.614.183 4.567.856.226.140 Mid Cap 6 Bank BNI 3.800 18.462.169.893 70.156.245.593.400 Big Cap 7 Bank Nusantara 1.300 412.348.026 536.052.433.800 Small Cap 8 Bank BRI 6.750 24.422.470.380 164.851.675.065.000 Big Cap 9 Bank BTN 1.210 8.745.199.075 10.581.690.880.750 Big Cap 10 Bank Mutiara 50 28.066.675.536 1.403.333.776.800 Mid Cap 11 Bank Danamon 4.100 9.488.796.931 38.904.067.417.100 Big Cap 12 Bank Pundi 116 9.165.927.107 1.063.247.544.412 Mid Cap 13 Bank Jabar 910 9.599.328.254 8.735.388.711.140 Big Cap 14 Bank Kesawan 710 3.526.169.643 2.503.580.446.530 Mid Cap 15 Bank Mandiri 6.750 23.099.999.999 155.924.999.993.250 Big Cap 16 Bank Bumi Arta 139 2.286.900.000 317.879.100.000 Small Cap 17 Bank CIMB 1.220 24.880.290.775 30.353.954.745.500 Big Cap 18 Bank BII 420 55.719.170.852 23.402.051.757.840 Big Cap 19 Bank Permata 1.360 8.943.310.441 12.162.902.199.760 Big Cap 20 Bank Sinar Mas 270 8.986.864.400 2.426.453.388.000 Mid Cap 21 Bank Swadesi 600 859.320.000 515.592.000.000 Small Cap 22 Bank BTPN 3.400 5.606.980.970 19.063.735.298.000 Big Cap 23 Bank Victoria 129 6.482.315.361 836.218.681.569 Small Cap 24 Bank Artha 96 8.489.325.464 814.975.244.544 Small Cap 25 Bank Mayapada 1.430 3.060.908.400 4.377.099.012.000 Mid Cap 26 Bank Windu 188 3.719.307.123 699.229.739.124 Small Cap 27 Bank Mega 3.500 3.609.497.271 12.633.240.448.500 Big Cap 28 Bank NISP 1.080 6.971.502.377 7.529.222.567.160 Big Cap 29 Bank Panin 780 23.837.645.998 18.593.363.878.440 Big Cap 30 Bank Saudara 220 2.293.873.000 504.652.060.000 Small Cap


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerialdan Kepemilikan Institusionalserta Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 55 104

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 73 108

Pengaruh Kinerja Keuangan, Good Corporate Governance, dan pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 179 88

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 38 122

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Sebagai Variable Moderating: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 56 121

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE GOVERNANCE DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

2 33 59

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011).

0 0 14

Analisis luas pengungkapan laporan perusahaan (Corporate Disclosure) melalui internet : studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 111