Pada tahun 1992, penjualan energi listrik sebesar 1.222.699.217 KWh. Lalu mengalami kenaikan sebesar 73.447.724 KWh menjadi sebesar
1.296.146.941 KWh pada tahun 1993. Kenaikan ini terus berlanjut hingga tahun 1997 yaitu sebesar 1.860.590.673 KWh. Akan tetapi pada tahun 1998, penjualan
listrik mengalami penurunan sebesar 89.460.158 dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh krisis moneter yang melanda Indonesia yang juga berdampak
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan.
4.3.4 Perkembangan Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik oleh PT. PLN
Persero Cabang Medan.
Nilai penjualan energi listrik yang terus mengalami peningkatan tentunya berakibat kepada meningkatnya pendapatan penjualan energi listrik yang
diperoleh oleh PT. PLN Persero Cabang Medan. Besarnya pendapatan penjualan tenaga listrik yang diterima oleh PT. PLN Persero Cabang Medan selama 15
tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 1992, pendapatan penjualan tenaga listrik yang diterima oleh
PT. PLN Persero Cabang Medan sebesar 169.131,9 juta rupiah. Lalu pada tahun 1993 mengalami kenaikan sebesar 20.967,4 juta rupiah menjadi 190.099,3 juta
rupiah. Jumlah ini terus mengalami kenaikan hingga tahun 2002 yakni sebesar 1.116.503,7 juta rupiah. Akan tetapi pada tahun 2003 besarnya pendapatan
penjualan tenaga listrik mengalami penurunan yaitu sebesar 29.947,9 juta rupiah menjadi 1.086.555,8 juta rupian. Hal ini disebabkan sistem kelistrikan di wilayah
Sumatera Utara mengalami defisit sehingga pertumbuhan kebutuhan tidak dipenuhi sepenuhnya oleh PLN wilayah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Pendapatan Energi Listrik oleh PT. PLN Persero Cabang Medan
Tahun 1992-2006 dalam juta rupiah Tahun
Pendapatan penjualan energi listrik
1992 169.131,9
1993 190.099,3
1994 206.139,9
1995 254.990,7
1996 281.956,2
1997 320.597,1
1998 392.358,5
1999 443.264,5
2000 631.205,3
2001 801.548,7
2002 1.116.503,7
2003 1.086.555,8
2004 1.245.827,7
2005 1.301.927,2
2006 1.439.857,9
4.3.5 Perkembangan Tarif Listrik yang ditetapkan oleh PT. PLN Persero
Cabang Medan.
Besarnya Tarif Listrik bagi tenaga listrik yang dihasilkan oleh Pemegang Kuasa Usaha Kelistrikan dalam hal ini adalah PLN dan Pemegang Izin Usaha
kelistrikan untuk Kepentingan Umum, ditetapkanoleh Pemerintah. Hal ini mengingat bahwa tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menggerakkan ekonomi nasional, sehingga tarif tenaga listrik harus diupayakan agar terjangkau oleh masyarakat luas. Di samping itu, tarif listrik juga harus dapat
membantu meningkatkan daya saing hasil-hasil produk di dalam negeri.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Tarif Listrik Rumah Tangga PT. PLN Persero Cabang Medan
Tahun 1992-2006 dalam satuan rupiah KWh Tahun
Tarif Dasar Listrik TDL
1992 138
1993 148
1994 153
1995 164
1996 169
1997 172
1998 222
1999 222
2000 298
2001 353
2002 483
2003 580
2004 580
2005 588
2006 588
Besarnya tarif listrik dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan. Kenaikan ini disebabkan semakin meningkatnya biaya produksi
dalam menghasilkan tenaga listrik. Sejauh ini pembangkit tenaga listrik PLN wilayah II Sumatera Utara pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak.
Kebutuhan bahan bakar minyak untuk operasional pembangkit PLN meningkat sehingga biaya produksi per KWh juga meningkat.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Analisa Model Regresi Berganda