Berdasarkan permohonan itu maka KPI tentang pelaksanaan uji coba siaran sekaligus untuk mendapatkan kelengkapan data administratif lainnya.
Setelah dinyatakan lulus maka Pemerintah menerbitkan izin Penyelenggaraan Penyiaran IPP atau disebut juga sebagai ijin tetap.
Izin Penyelenggaraan Penyiaran IPP yang diberikan oleh pemerintah melalui KPI dapat diperpanjang sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh Undang-Undang,
yakni 5 lima tahun bagi lembaga Jasa Penyiaran Radio dan 10 sepuluh tahun bagi Lembaga Jasa Penyiaran Televisi.
2.7 Paradigma Teori
Kata “Paradigma” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI antara lain bermakna memberi pengertian, bahwa paradigma adalah model dalam teori ilmu
pengetahuan; kerangka pemikiran. Sedangkan Watson dan Hill 2000 memberi pengertian tentang paradigma adalah merujuk kepada kerangka yang menjelaskan
sesuatu teori dari mazhab tertentu. Tetapi untuk keperluan kajian ilmiah, paradigma mencakup keseluruhan epistemology, perspektif teoretis, metodologi, dan metode-
metode. Namun sejauh ini para ahli sepakat mengelompokkannya menjadi tiga paradigm
yakni : 1. Classical paradigm yang mencakup positivism dan post poitivism 2. Construction paradigm, dan
3. Critical paradigm. Sumber : S.Pohan.Perspektif Paradigma Penelitian Kualitatif:2011
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Paradigma Ilmu SosialKomunikasi
PARADIGMA POSTIVITIK
PARADIGMA KONSTRUKTIVIS
PARADIGMA KRITIS
Menempatkan ilmu sosial seperti halnya ilmu alam
dan fisika, dan sebagai metode yang
terorganisasi untuk mengombinasikan
deductive logic dengan pengamatan empiris,
guna secara probilistik menemukan----atau
memperoleh konfirmasi tentang----hukum sebab
akibat yang bisa digunakan memprediksi
gejala sosial tertentu Memandang ilmu sosial
sebagai analisis sistematis terhadap
socially meaningful action melalui
pengamatan langsung dan rinci terhadap pelaku
sosial dalam setting alamiah agar mampu
memahami dan menafsirkan bagaimana
para pelaku sosial yang bersangkutan
menciptakan dan mengelola dunia sosial
Memandang ilmu sosial sebagai analisis
sistematis terhadap socially meaningful
action melalui pengamatan langsung dan
rinci terhadap pelaku sosial dalam setting
alamiah agar mampu memahami dan
menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang
bersangkutan menciptakan dan
mengelola dunia sosial Sumber : Diolah dari Dedy Nur Hidayat, 2004
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Epistemologi – Perspektif Teoretis – Metodologi – Metode EPISTEMOLOGI PERSPEKTIF
TEORI METODOLOGI METODE
1. Objektif
Positivis dan post-
positivisme Riset Eksperimen
- Penelitian survei
- Pengukuran, skala
- Sampling
- Kuesioner
2. Konstruktivis
Interpretif : -
Interaktif simbolik
- Fenomenologi
- Hermeunetik
- Etnografi
- Riset
fenomenologi -
Penemuan heurestik
- Observasi
- Obesrvasi berperan
serta -
Wawancara -
Kelompok terarah -
Studi kasus -
Sejarah kehidupan
3. Subjektif dan
varian-varianya
Penemuan kritis -
Penelitian aksi -
Analisis Wacana Krisis
- Analisis
komparatif -
Analisis dokumen -
Analisis interpretativ
- Analisis isi
Sumber : Crotty, 1998:5, diubah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Teori dan Pendekatan Paradigma Dalam Ilmu Komunikasi
TEORIPENDEKATAN TEORIPENDEKATAN
KLASIK KONSTRUKTIVIS KRITIS Teori tentang Pesan
Teori-Teori Wacana
Teori-Teori Tanda dan
Bahasa √
√ √
√ √
√
Komunikasi Antar pribadi
Interaksionisme simbolik
Teori keputusan sosial
Teori – teori pengalaman
dan Interpretasi
Teori – teori proses dan Informasi
√ Mazhab Iowa
√ -
√ -
-
-
- √
Mazhab Chicago -
√
- Komunikasi Publik dan
Kelompok
Pendekatan Sistem Informasi dalam
Organisasi
Teori – teori Pertukaran Sosial
Teori – teori Jaringan
Komunikasip √
√
√ -
-
- -
-
-
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan tabel 3 Komunikasi Massa dan
Masyarakat
Teori – teori struktural- Fungsional Media Massa
Teori Agenda Setting
Teori Kultivasi
Teori Uses and
Gratifications
Teori – teori Ekonomi Politik Massa
Media dan Konstruksi
Sosial Realitas
Studi Media dan Budaya
Teori – teori
Produksi Pesan
Teori – teori Media Massa dan Persuasi,
efektivitas periklanan dan program komunikasi
√ √
√ √
Ekonomi Politik Liberal
-
- √
Mis, Matterlart, Schiller
- -
- -
Instrumentalis, Strukturalisme
- √
√ -
- -
- -
Kulturalisme, Konstruktivisme
√
√
√
-
Universitas Sumatera Utara
2.8 Teori Tanggung Jawab Sosial Menurut Stephen W. Littlejohn Karen A. Foss 22:2009 bahwa tidak ada
teori yang akan mengungkapkan “kebenaran” atau mampu untuk benar-benar menyampaikan subjek atau penelitiannya. Teori-teori berfungsi sebagai panduan
yang membantu kita memahami, menjelaskan, mengartikan, menilai, dan menyampaikan. Teori-juga merupakan susunan. Teori-teori diciptakan oleh manusia,
bukan diturunkan oleh Tuhan.
Selanjutnya Little john Karen 22:2009 menjelaskan bahwa dua orang
pengamat yang menggunakan mikroskop mungkin melihat hal yang berbeda pada amuba, bergantung pada sudut pandang teoritis setiap peneliti.
Dalam sebuah penelitian apalagi penelitian kualitatif, memilih berbagai teori tidak semata-mata dijadikan sebagai tujuan dari penelitian apalagi pemilihan teori
untuk dibuktikan. Dalam penelitian kualitatif teori hanya dijadikan sebagai panduan bagi peneliti dalam operasionalisasi kegiatan penelitiannya agar isi dan arah
penelitian senantiasa berada dalam fokus yang bermuara pada titik tujuan akhir penelitian. Jadi teori bukan untuk kepentingan teori itu sendiri.
Penelitian kualitatif bermaksud hanya untuk memahami sebuah fenomena yang dideskripsikan melalui pemaknaan bahasa. Seperti yang dikatakan oleh Moleong
2005 bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian sebelumnya tentang pelaksanaan sistem jaringan baik
tinjauan dari aspek konseptual, strategi maupun pengaturan teknis pelaksanaannya, maka peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa segenap aturan yang ada
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Kemandirian dan kebebasan yang diberikan kepada pengelola lembaga
penyiaran tidak diartikan semena-mena, melainkan kebebasan yang mengacu kepada kepentingan masyarakat dalam bingkai menjaga keutuhan Negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam penerapan aturan tentang lembaga penyiaran, mungkin berbeda dengan
konsep Negara lain. Dari kenyataan yang ada sangat kelihatan bahwa pemerintah RI sangat peduli menjaga keutuhan masyarakat baik dari segi visi maupun kultur
budaya bangsa, sehingga produk aturan yang dikeluarkan terkesan selalu melindungi kebutuhan masyarakat khususnya masyarakat lokal.
Oleh sebab itu, penerapan strategi penyiaran di Indonesia sebagai salah satu bentuk merealisasikan konsep tatanan informasi nasional diatur oleh pihak eksekutif
dan legislatif dalam bentuk perundang-undangan maupun peraturan formal lainnya. Dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan aturan Sistem Stasiun Jaringan
dikaitkan dengan pemerataan informasi sebagai sebuah cerminan sikap tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya masyarakat lokal, maka peneliti
mencoba melakukan pendekatan dengan teori yang menurut peneliti berkesesuaian atau paling tidak yang sangat mendekati dengan fenomena yang ada, yakni sebuah
Universitas Sumatera Utara
teori yang setidaknya dapat menyoroti antara berbagai kepentingan, dalam hal ini kepentingan pengelola media penyiaran, masyarakat dan pemerintah.
Sesuai dengan konsep paradigma Konstruktivis bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan riset fenomenologi yang termasuk dalam kolom Komunikasi
massa dan masyarakat, yaitu dengan konsep pendekatan media dan konstruksi sosial dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Sebagaimana yang
diuraikan dalam tabel di atas, maka teori yang peneliti gunakan setidaknya memiliki cakupan antara fungsi media dengan kebutuhan informasi masyarakat lokal
dikaitkan dengan produk regulasi. Diantara teori yang ada, menurut peneliti teori yang cukup relevan sekalgus peneliti gunakan dalam penelitian ini ialah teori
Tanggung Jawab Sosial. Teori tanggung jawab sosial berasal dari inisiatif Komisi Kebebasan pers
Amerika atau The Commission on Freedom of The Press Hutchins,1947. Menurut Denis McQuail, teori ini harus mengawinkan kemandirian dengan kewajiban
terhadap masyarakat. Landasannya yang utama adalah : asumsi bahwa media melakukan fungsi yang esensial dalam masyarakat, khususnya dalam hubungannya
dengan politik demokrasi; pandangan bahwa media seyogianya menerima kewajiban untuk melakukan fungsi itu – terutama dalam lingkup informasi, dan penyediaan
mimbar bagi berbagai pandangan yang berbeda; penekanan pada kemandirian media secara maksimum, konsisten dengan kewajibannya kepada masyarakat; penerimaan
pandangan bahwa ada standar prestasi tertentu dalam karya media yang dapat dinyatakan dan seyogianya dipedomani. 116:1996
Universitas Sumatera Utara
Teori tanggung jawab sosial menekankan kebutuhan terhadap pers independen yang mengawasi institusi sosial lainnya serta memberikan laporan yang objektif dan
akurat. Ciri paling inovatif dari teori ini adalah media harus bertanggung jawab untuk menjaga “komunitas besar” agar produktif dan kreatif. Teori ini menyatakan
bahwa media harus melakukan hal tersebut dengan cara mengutamakan keragaman kultural-dengan menyuarakan aspirasi semua rakyat-bukan hanya sekelompok elit
atau penguasa yang mendominasi kebudayaan secara nasional, wilayah, atau lokal masa lalu. Stanley J.Baran-Dennis K.Davis. 145:2010
Denis McQuail 117:1996 menyebutkan bahwa teori tanggung jawab sosial harus berusaha mengawinkan tiga prinsip yang agak berbeda : prinsip kebebasan dan
pilihan individual; prinsip kebebasan media; dan prinsip kewajiban media terhadap masyarakat.
Prinsip utama teori tanggung jawab sosial sekarang dapat disajikan sebagai berikut :
1. Media seyogianya menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada
masyarakat. 2.
Kewajiban tersebut terutama dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau professional tentang keinformasian, kebenaran, ketepatan, obyektivitas,
dan keseimbangan. 3.
Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media seyogianya dapat mengatur diri sendiri di dalam kerangka hukum dan lembaga yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4. Media seyogianya menghindari segala sesuatu yang mungkin menimbulkan
kejahatan, kerusakan atau ketidaktertiban umum atau penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama.
5. Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan
kebhinekaan masyarakatnya, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab.
6. Masyarakat dan publik, berdasarkan prinsip yang disebut pertama, memiliki
hak untuk mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.
7. Wartawan dan media professional seyogianya bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan juga kepada majikan serta pasar. Werner J.Severin - James W.Tankard, Jr 379:2008 melansir pendapat Siebert,
Peterson, dan Schramm, 1956 menyebutkan bahwa teori tanggung jawab sosial, yang merupakan evolusi gagasan praktisi media, undang-undang media, dan hasil
kerja Komisi Kebebasan Pers Komisi Hutchin, berpendapat bahwa selain bertujuan untuk memberikan informasi, menghibur, mencari untung seperti halnya teori
liberal, juga bertujuan untuk membawa konflik ke dalam arena diskusi. Kemudian dikatakannya bahwa setiap orang yang memiliki sesuatu yang
penting untuk dikemukakan harus diberikan hak dalam forum, dan jika media dianggap tidak memenuhi kewajibannya, maka ada pihak yang harus memaksanya.
Di bawah teori ini, media dikontrol oleh pendapat masyarakat, tindakan konsumen,
Universitas Sumatera Utara
kode etik professional, dan dalam hal penyiaran dikontrol oleh badan pengatur mengingat keterbatasan teknis pada jumlah saluran frekuensi yang tersedia. Siebert,
Peterson, dan Schramm, 1956
Tabel 4. Empat Dasar Media Massa
Otoriter Liberal
Tanggung Jawab Sosial
Otoriter-Soviet Dikembangkan
Sumber Abad ke – 16
dan 17 di Inggris; banyak
diadopsi dan masih
diterapkan dibanyak tempat
Diadopsi di Inggris setelah
1688, dan di Amerika Serikat;
berpengaruh di tempat lain
Di Amerika Serikat di
Abad ke 20 Di Uni soviet,
meskipun sebagian
idenya juga dilakukan oleh
penguasa Nazi dan Italia
Tujuan Pokok Filsafat
kekuasaan absolut raja,
pemerintahanny a, atau
keduanya Tulisan karya
Milton, Locke, Mill, dan ffilsafat
umum tentang rasionalisasi dan
hak-hak alamiah Tulisan karya
W.E Hocking, Komisi
Kebebasan Pers, dan para
praktisi;undang -undang media
Pemikiran Marxist-
Leninist- Stalinist,
dengan campuran
pemikiran Hegel dan
Rusia abad ke 19
Siapa yang berhak
menggunakan Media?
Siapa pun yang memiliki hak
khusus dari kerajaan atau
izin serupa Siapa pun yang
secara ekonomi mampu
melaksanakannya Setiap orang
yang memiliki pendapat
Anggota partai yang setia dan
ortodoks
Bagaimana media
dikendalikan? Hak khusus dari
pemerintah, serikat profesi,
lisensi, kadang juga
peenyensoran
Melalui “proses pembuktian
kebenaran” dalam “tempat
pertukaran gagasan yang
bebas” dan melalui pengadilan
Pendapat masyarakat,
tindakan, tindakan
konsumen, etika
professional Pengawasan
dan nilai ekonomi
tindakan politis pemeerintah
Universitas Sumatera Utara
51
Lanjutan tabel 4 Apa yang
dilarang? Mengkritik
mekanisme politik atau
pejabat yang berkuasa
Tindakan fitnah, tindakan tidak
senonoh, ketidaksopanan,
hassutan dalam masa peperangan
Gangguan serius terhadap
hak-hak pribadi yang
diakui dan dan terhadap
kepentingan sosial yang
vital Kritikan
terhadap tujuan partai yang
berbeda dengan taktik
Kepemilikan Swasta atau
Umum Umumnya Swasta
Swasta, kecuali pemerintah
harus mengambil
alih untuk menjamin
kelangsungan layanan umum
Umum
Perbedaan utama dari yang
lain Kepanjangan
tangan kebijakan
pemerintah, sekalipun bukan
milik pemerintah
Alat untuk mengawasi dan
memenuhi kebutuhan lain
masyarakat Media harus
mengemban tugas tanggung
jawab social; dan bila tidak,
suatu pihak harus
memaksanya Media yang
dimiliki pemerintah dan
dikendalikan dengan ketat
yang murni membela
kepentingan negara
Sumber : F. S Siebert, T.B. Peterson, and W. Schramm, Four Theories of the Press Urbana: University of Illonois Press, 1956, hlm.7 . Dicetak ulang seizing
University of Illonois Press.
Universitas Sumatera Utara
B A B III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian