O H
2
SO
4
|| NaOH
CH
3
CH
2
nCH
2
OH CH
3
CH
2
nCH
2
– O – S - OH Pekat
|| O
Alkil hidrogensulfat n = 10, 12, 14, 16
O ||
CH
3
CH2nCH
2
– O – S – O
Ө
Na
⊕
|| O
Na-alkil sulfat Deterjen
Gambar 2.1 Reaksi pembuatan deterjen
2.5. Kegunaan Sabun
Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat
sabun. 1.
Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat non- polar, seperti tetesan- tetesan minyak.
2. Ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion
molekul- molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes sabun- minyak, maka minyak itu tidak dapat saling bergabung
tetapi tetap tersuspensi Fessenden, 1992.
Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran, terutama kotoran yang bersifat sebagai lemak atau minyak karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau
minyak . Jadi sabun dapat bersifat sebagai emulgator Poedjiadi, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Densitas
Rapat massa atau densitas material yang didefinisikan sebagai massa per satuan volume .Simbol yang paling sering digunakan untuk densitas yaitu
ρ. Dalam beberapa kasus misalnya, di Amerika Serikat , kerapatan juga
didefinisikan sebagai berat per satuan volume walaupun jumlah ini lebih tepat disebut berat jenis.
Secara matematis, kerapatan didefinisikan sebagai massa dibagi volume: 2.1
dimana ρ adalah kerapatan, m adalah massa, dan V adalah volume. Dari persamaan
ini, kerapatan massa harus memiliki satuan massa per volume. Secara umum, kerapatan dapat diubah dengan mengubah baik tekanan atau suhu.
Meningkatkan tekanan selalu meningkatkan densitas material. Peningkatan suhu umumnya menurun densitas Anonim
1
, 2011.
2.7. Tegangan Permukaan
2.7.1 Tegangan Antar Muka
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin meregang, sehingga permukaannya seolah- olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini disebabkan adanya gaya tarik
menarik antara partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di
dekatnya dengan gaya yang sama kesegala arah. Pada permukaan cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul sejenis didekatnya dengan arah hanya kesamping dan kebawah,
tetapi tidak ditarik oleh molekul diatasnya karena diatas permukaan cairan berupa fase uap udara dengan jarak antara molekul sangat renggang.
Adanya gaya atau tarikan ke bawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan.
Besarnya tegangan permukaan cairan bergantung pada gaya tarik antara molekul- molekulnya. Ketika gaya tarik besar, seperti dengan H
2
O, tegangan
V m
=
ρ
Universitas Sumatera Utara