ini jari- jari gelembung sama dengan jari- jari tabung gelas. Bila tekanan terus dinaikkan, jari- jari gelembung akan membesar kembali sampai akhirnya gelembung
ini lepas dari tabung gelas dan naik ke permukaan cairan, jelas bahwa tekanan maksimum diperoleh pada saat jari- jari minimum. Tekanan maksimum ini bukan
hanya disebabkan perbedaan tekanan pada kedua sisi gelembung, tetapi juga disebabkan oleh adanya tekanan hidrostatik yang bergantung pada ketinggian
tabung gelas dalam cairan . Jadi tekanan maksimum yang terbaca pada manometer adalah :
2
ρ ρ
γ ρ
− +
= ∆
gh r
maks
2.4 r = jari- jari tabung gelas
h = jarak ujung tabung gelas dari permukaan cawan ρ = Massa jenis cairan
ρ =Massa jenis uap cair biasanya diabaikan karena ρ ρ Bird, 1987
Metode tekanan gelembung maksimum memiliki keakuratan di bawah 10 , yang mana tidak tergantung pada jarak kontak dan hanya merupakan sebuah
pengetahuan dasar dari densitas suatu cairan Jika menggunakan pipa ganda dan pengukurannya juga relatif cepat. Rata- rata sebuah gelembung harganya sekitar 1 sek
Adamson 1990.
2.8.3. Metode Kenaikan Kapiler
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa bila sebatang pipa kapiler dimasukan kedalam cairan maka permukaan cairan dalam pipa kapiler dapat mengalami kenaikan
atau penurunan. Apabila cairan membasahi bejana θ 90 maka permukaan cairan akan naik. Sedangkan bila cairan tidak membasahi bejana θ 90 permukaan cairan
akan turun. Peristiwa naik turunnya permukaan cairan dalam kapiler ini disebut dengan kapilaritas.
Kenaikan atau penurunan cairan dalam kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada permukaan cairan yang menyentuh dinding
Universitas Sumatera Utara
sepanjang keliling pipa. Akibat tegangan permukaan ini pipa akan memberikan gaya reaksi pada permukaan cairan yang besarnya sama tapi arahnya berlawanan
Yazid, 2005 . Pada peristiwa terangkatnya cairan pada kolom pipa, besarnya gaya keatas
akibat tegangan permukaan diberikan persamaan :
F
1
= 2 π r γ cos θ
2.5
F
1
= Gaya ke atas akibat tegangan permukaan r = Jari- jari kapiler
γ = tegangan permukaan θ = sudut kontak
Kenaikan cairan tidak dapat berlangsung terus, karena pada permukaan cairan juga bekerja gaya akibat berat cairan F
2
yang arahnya ke bawah sebesar :
F
2
= d V g 2.6
Karena V = π r
2
h, maka :
F
2
= π r
2
h d g 2.7
d = rapatan cairan g = percepatan grafitasi
h = kenaikan atau penurunan cairan dalam kapiler
Pada saat setimbang berlaku F
1
dan F
2
, sehingga diperoleh : 2
π r γ cos θ = π r
2
h d g 2.8
θ γ
cos 2
r h
g d
=
2.9
Universitas Sumatera Utara
Untuk cairan yang membasahi bejana seperti air θ ≈ 0, sehingga cos θ = 1. Persamaan
menjadi :
2 r
h g
d =
γ 2.10
Sedangkan untuk cairan yang tidak membasahi bejana seperti raksa θ = 140, sehingga
cos θ = - 0,766 berharga negatip. Akibatnya h memiliki harga negatip yang berarti
cairan mengalami penurunan atau ditekan dalam kapiler.
2.8.4. Metode Lempengan Wilhelmy
Metode ini didasarkan pada gaya yang diperlukan untuk menarik pelat tipis dari permukaan cairan. Pelat digantung pada salah satu lengan neraca dan dimasukkan
kedalam cairan yang akan diselidiki. Besarnya gaya tarik pada neraca yang digunakan untuk melepas pelat dari permukaan cairan dicatat. Pada saat pelat terlepas berlaku
hubungan : F = W + 2 l
γ 2.11
Sehingga tegangan permukaan dapat dihitung sebagai :
l W
F 2
− =
γ 2.12
Dimana : γ = tegangan permukaan
F = gaya tarik yang dicatat W = berat lempeng pelat
1 = lebar lempeng 2 = faktor karena ada dua permukaan pada lempeng
Dalam metode ini diandaikan sudut kon tak θ = 0
, dan pengaruh dari ujung- ujung lempeng dapat diabaikan
Yazid, 2005 . Pada metode ini, digunakan lempengan mika tipis atau kaca slide mikrosip
yang digantung pada neraca. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara statistik ataupun dengan detasment yang secara akurat diberikan pada persamaan ideal.
Universitas Sumatera Utara
Jika pengukurannya dilakukan dengan metode detasmen, prosedurnya hampir sama dengan metode cincin Du Nouy, tetapi faktor koreksi hanya 0,1 Adamson, 1990.
2.9. Bahan Aktif Pembentuk Deterjen
Bahan aktif merupakan bahan inti dari detergen sehingga bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil
dalam meningkatkan daya bersih. Ciri dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.
1. Sodium lauril eter sulfat SLES
Sodium lauril sulfat dibuat dari lauril alkohol diperoleh dengan hidrolisis lemak
CH
3
CH
2 10
CH
2
OH + HOSO
2
H CH
3
CH
2 10
CH
2
SO
2
OH + H
2
O lauril alkohol
asam sulfat hidrogen lauril sulfat
NaOH O
||
CH
3
CH
2 11
- O- S- O
-
Na
+
+ H
2
O
||
O non polar rantai lipofilik,
polar, rantai hidropilik
sodium laurel eter sulfat Gambar 2.2 Reaksi pembentukan sodium lauril eter sulfat
Hart, 1991 Rumus Molekul
: CH
3
CH
2 11
OSO
3
Na Berat Molekul
: 290 – 310 g mol Ciri Fisik
: bubuk putih Kelarutan
: 150 gr l pH
: 9 -10 Densitas
: 1.05 gr cm
3
Sifat- sifat : - merupakan surfaktan anionik
- ramah lingkungan - merupakan bahan pembuat busa
- merupakan surfaktan dengan produksi terbesar karena biaya yang relatif rendah
http:www.chemicalland21.com 2.
Sodium alkil benzene sulfonat sodium dedosil benzene sulfonat
Universitas Sumatera Utara
Sodium alkil benzene sulfonat dihasilkan dari 1 dedosin melalui reaksi Friedel Crafts.
AlCL 3
CH CH
3
CH
2 9
CH= CH
2
+ CH
3
CH
2 9
CH
friedel-Crafts
1- Dodecene 1- dedosilbenzen
1 NaOH 2 H
2
SO
4
rantai lipofilik, non polar CH
3
CH
3
CH
2 9
CH SO
3 -
Na
+
Rantai hidrofilik, polar Sodium alkil benzene sulfonat
Gambar 2.3 Reaksi Pembentukan sodium alkil benzene sulfonat
Bahl, 1984 Rumus Molekul
: C
18
H
29
NaO
3
S Berat Molekul
: 342.4 g mol Kelarutan
: 250 g L pH
: 7 -10 Densitas
: 1.06 gr cm
3
Sifat- sifat : - merupakan surfaktan anionik
- merupakan bahan pembuat busa - bersifat biodegradable karena mengandung rantai
atom C yang panjang
www.scienceinthebox.com
2.10 Bahan Baku Pembentuk Deterjen
1. Bahan Aktif Active ingredient
Universitas Sumatera Utara
Bahan aktif merupakan bahan inti dari detergen sehingga bahan ini harus ada dalam proses pembuatan deterjen. Dalam penelitian ini menggunakan
sodium lauril eter sulfat dengan nama dagang Texapon. Secara fungsional bahan aktif ini mempunyai andil dalam meningkatkan daya bersih. Ciri
dari bahan aktif adalah busanya sangat banyak.
2.
Bahan pengisi Filler Biasanya garam dapat yang tersedia secara umum adalah Natrium Klorida
NaCl. Senyawa natrium adalah penting dalam perindustrian kimia, kaca, logam, kertas, petrolium, sabun dan tekstil. Sabun pada umumnya
merupakan garam natrium dengan beberapa jenis asam lemak. Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian
bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume.
3. Bahan tambahan aditif
Keberadaan bahan aditif dapat meningkatkan nilai jual deterjen. Dalam penelitian ini menambahkan EDTA sebagai pengikat logam sadah dan
pengawet.
4. Bahan pewarna
Bahan pewarna dalam pembuatan sabun dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual. Dalam penelitian ini menggunakan pewarna hijau sintetik
5. Bahan pewangi parfum
Keberadaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk deterjen. Dalam penelitian ini, digunakan bahan
pewangi beraroma lemon.
2.11. Resep Sabun Cuci Piring Buatan Sendiri
Universitas Sumatera Utara
Adalah penting dalam kandungan deterjen pembersih piring untuk memiliki karakteristik tertentu seperti baik membersihkan lemak dan memungkinkan untuk
menguras tanpa goresan pada piring. Bahan ini harus memiliki sifat berbusa.. Seperti telah dibahas dalam formulasi untuk deterjen serbuk, yang konvensional mengandung
fosfat, silakat, dan alkali lainnya. Tetapi memiliki kelemahan tertentu seperti menyebabkan bercak, bergaris, terutama saat deterjen ini untuk digunakan di daerah
air sadah. Terlepas dari itu kelemahan lain adalah bahwa konstituen padat yang dilarutkan ke dalam air sadah sulit untuk mengukur jumlah partikel padat yang larut
di dalam cairan. Berikut ini adalah kandungan dalam pembuatan deterjen sabun cuci piring cair yang
dapat digunakan secara manual maupun mekanik.
Bahan Persen
Sodium alkil aril sulfonat 35
Minyak kelapa 5
Etil alkohol 4.2
Parfum, pewarna, dan bahan pengawet 0.8
Air 50
Tabel 2.1 Resep sabun cuci piring buatan sendiri
Board, 2002
BAB 3
Universitas Sumatera Utara
METODE PERCOBAAN 3.1. Bahan- Bahan Yang Digunakan
Adapun bahan- bahan yang digunakan dalam penentuan tegangan permukaan sabun disusun dalam tabel 3.1
No Nama
Kadar Merek
1 Sodium lauril eter sulfat
33 -
2. Sodium lauril sulfat
3 -
3. NaCl
20 4.
etilen diamina tetra asetat EDTA
- -
5. Zat warna hijau sintetik
0,5 Light green
6. Parfum lemon
0,5 -
3.2. Alat- Alat Yang Digunakan
Adapun alat - alat yang digunakan dalam penentuan tegangan permukaan sabun disusun dalam tabel 3.2
No Nama
Ketelitian Merek
1 Neraca analitik
± 0,0001 g Sartorius
2. Tensiometer kapiler
± 1 mm Fisher
3. Termometer
C - 110 C
Pyrex 4.
Pelat Pemanas Hot Plate C - 540
C Cimarec
5. Piknometer 5 ml
- pyrex
3.3. Komposisi Sabun Cuci Piring
Universitas Sumatera Utara
No Nama Sabun
Bahan aktif Zat warna
Pewangi 1.
Sabun cuci piring buatan sendiri
sodium lauril eter sulfat
hijau Lemon
2. Sunlight
natrium alkil benzena sulfonat
hijau Lemon
3. S.O.S
sodium lauril eter sulfat
kuning Lemon
3.4 Skema Penelitian
Catatan: 28 C adalah suhu tanpa pemanasan
3.4.1. Skema Pembuatan Sampel Sabun Cuci Piring Cair 1000 Ml