Gambaran Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba

(1)

1. Meja Selving


(2)

3. Koleksi Majalah


(3)

5. Koleksi Buku


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Meidi Abdul. 2008. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi

Perpustakaanhttp://meidi-aa.web.ugm.ac.id/wordpress/ Diakses

tanggal 10 Mei 2014

Bafadal, Ibrahim. 2000. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Bakar, Meidi Abdul. 2009. Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta:

Daryono. 2009. Pemeliharaan Bahan Pustaka di Perpustakaan. Surakarta: UPT PerpustakaanUNS

Departemen Pendidikan Nasiona RI.Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi Buku Pedoman Edisi Ketiga. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,2004.

Lasa, HS. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.

Hajatullah, Inotji ; Djamilah, Puadah. 2000. Layanan Referensi. Bogor: Pusat perpustakaan pertanian dan komunikasi penelitian.

Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Indonesia, Perpustakaan Nasional. 1999. Pedoman Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Perpustakaan Nasional.

Kumar, Krishan. 2003. Library Administration and Management. New Delhi: Vikas.

Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book.

Lasa HS., 2002. Membina Perpustakaan Madrasah dan Sekolah Islam. Yogyakarta: Adicita.


(5)

Partini, Sri ; Kurniati. 2000. Petunjuk Teknis Registrasi Bahan Pustaka Ke Dalam Buku Induk. Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.<http://www.pustaka-deptan.go.id/pustakawan/Juknis02.pdf , diakses tanggal 27 April 2014>

Rachman, Hermawan. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta: IKAPI.

Rubianti, Leni. 2008. Makalah Sistem Informasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan

Sekolah. Probolinggo: SDN Jrebeng Kulon II (media.diknas.go.id/media/

document/5514.pdf).

Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Siregar, Belling. 2009. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan: Bahan Kuliah

Perencanaan dan Perancangan Fasilitas Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU.

Sukarman, Rachmat. 2000. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Sekolah. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.

Sumantri. 2002. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutarno, N. S, 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.

Wijoyo, Widodo H., 2008. Sekilas Tentang Pengembangan Koleksi Perguruan

Tinggi.

Yuven, Yuni. 2010. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Pedoman, Pengelolaan dan

Standardisasi.<http://yuni_yuven.blog.undip.ac.id/2010/01/06/perpust

akaan-perguruan-tinggi-pedoman-pengelolaan-dan-standardisasi/,


(6)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Sejarah Singkat

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu jenis perpustakaan sekolah yang terdapat di desa Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Sesuai denagn jenisnya, perpustakaan tersebut melayani pengguna yang berasal dari lingkungan siswa dan guru. Secara umum Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang mempunyai tujuan yang sama dengan perpustakaan sekolah yang lain yaitu mendukung kegiatan belajar dan mengajar di tempat perpustakaan tersebut berada.Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang berdiri sejak tahun 1988.Perbedaan antara kelas dan ruangan kelas yang lainnya adalah tata ruangnya saja. Petugas perpustakaan tersebut adalah seorang guru bidang studi yang sekarang menjabat sebagai kepala perpustakaan.

Berikut daftar nama kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dari tahun 1988 - Sekarang:

1. Drs.Sariaman Saragih Tahun : 1988-1990

2. Dra.Tati Khairini Tahun : 1990-1992

3. Dra.Ester Taminta Br.Senbiring Tahun : 1992-1994

4. Drs.Sariaman Saragih Tahun : 1994-1995

5. Drs.Erius Simson Purba, Sarifuddin Naibaho Tahun : 1995-2005

6. Drs.Sariaman Saragih, Sarifuddin Naiba Tahun : 2005-2010 7. Kurniati S,Pd, Rostika Daniati S,Pd Tahun: 2010-Sekarang


(7)

3.2 Tata Ruang

Ruangannya terletak di tengah barisan ruangan kelas sekolah. Letak tersebut strategis sehingga mudah di kunjungi. Perpustakaan pun lebih mudah di lihat dari beberapa sudut pandang mata. Pihak sekolah berharap letak tersebut membuat siswa suka dan senang berkunjung ke perpustakaan.

Ruang Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15 x 8 m. Ukuran tersebut secara luasnya tidak dapat menampung kunjungan 10% dari jumlah siswa. Setiap kelas dihuni sekitar 40 0rang siswa. Jumlah kelas yang di gunakan Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang sebanyak 12 kelas.

Ruangan berdiameter 15 x 8 ini memiliki lantai keramik dan mendapat bahan dasar cat putih dan juga asbes akan menambah kenyamanan membaca. Apalagi ruangan tersebut di lengkapi du pasang lampu neon berwarna putih. Keadaan seperti ini membuat perpustakaan nyaman untuk melayani pengguna. Ruangan ini juga dilengkapi oleh fentilasi, saluran fentilasi udara dapat dilihat pada dinding bagian atas di dekat pintu masuk ruangan perpustakaan. Pada sebelah kanan dan kiri ruangan perpustakaan di kelilingi ruangan kelas yang aktif. Meskipun di kelilingi ruangan yang aktif, tetapi ruangan Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang sangat nyaman karena udara di dalam tergolong sejuk. Di karenakan lokasi Bangun Purba merupakan lokasi dataran tinggi dekat pegunungan. Dinding perpustakaan murni dari semen dengan lapisan yang halus. Lapisan dining berwarna putih yang dapat memberikan suasana terang. Pada bagian dalam perpustakaan terdaat 2 meja baca berbentuk persegi panjang yang terletak di tengah ruangan. Meja baca perpustakaan dikelilingi rak buku sehingga dapat digunakan untuk diskusi belajar. Meja baca tersebut dikelilingi 20 kursi.


(8)

Gambar 2 : Denah Ruangan Perpustakaan

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014.

3.3 Struktur Organisasi

Setiap perpustakaan kecil maupun besar, perlu di atur dan ditata dengan baik, sehingga pelakasnaan kegiatan kerjanya dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Dalam satu instansi atau lembaga perlu adanya struktur organisasi yang jelas. Dengan adanya struktur yang jelas, semua anggota mempunyai kedudukan dan tanggungjawab masing masing.


(9)

Gambar 3: Bagan Struktur organisasi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014.

3.3.1 Hak Anggota

1. Dapat memanfaatkan fasilitas perpustakaan, seperti meminjam buku

perpustakaan untuk dibawa pulang,kecuali buku-buku refrensi perpustakaan

2. Anggota dapat memperpanjang masa pinjam apabila masih

memerlukan/membutuhkan buku tersebut

3. Untuk buku-buku refrensi dan majalah hanya boleh dibaca di ruang

perpustakaan

4. Bagi yang terlambat mengembalikan buku akan dikenakan denda

Rp.500/hari.

KEPALA SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH

KORDINATOR PERPUSTAKAAN


(10)

3.3.2 Ketentuan Umum

1. Harus mengisi daftar hadir

2. Tidak diperkenankan membawa tas dan jaket kedalam ruang perpustakaan

3. Tidak diperkenankan membawa minuman dan makanan kedalam ruang

perpustakaan

4. Tidak diperkenenkan memindahkan tempat duduk dan alat alat

perpustakaan

5. Harus menjaga kenyamanan dan ketertiban ruang perpustakaan

6. Dilarang membuat coretan/tulisan pada buku yang akan dipinjam

3.3.3 Ketentuan Khusus

1. Buku majalah dan kliping yang sudah dibaca supaya dikembalikan

ketempat semula

2. Buku refrensi, majalah dan kliping hanya boleh di baca di ruang

perpustakaan

3.3.4 Peraturan Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

1. Pemijaman buku harus mempunyai kartu anggota perpustakaan

2. Tidak diperkenankan meminjam buku dengan kartu anggota orang lain

3. Peminjaman buku maksimal 2 eksemplar

4. Peminjam harus merawat buku yang di pinjam

5. Jika terjadi kehilangan, maka tanggung jawab penuh kepada anggota

tersebut

6. Selain buku paket pelajaran batas waktu peminjaman selama 1 minggu

7. Perpanjangan pinjaman tidak boleh lebih dari batas waktu

3.3.5 Jam Buka

Perpustakaan buka selama 5 hari kerja, yaitu:

- Senin s/d Kamis : pukul 08.00 – 13.00 WIB


(11)

3.4 Pengguna Perpustakaan

Pengguna Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah siswa, guru-guru dan pegawai yang terdaftar. Walaupun perpustakaan tersebut berukuran kecil dan jumlah koleksinya sedikit tetapi setiap harinya perpustakaan ini tidak pernah sepi pengunjung. Pengguna rata-rata perhari adalah ±15 orang siswa. Penggunaan perpustakaan akan ramai pengunjung di saat jam istirahat.Pengguna dipastikan lebih meningkat jika perpustakaan meningkatkan kualitas dan kuantitas buku dan koleksinya. Ditambah lagi dengan layanan yang menggunakan sistem automasi perpustakaan akan mempengaruhi dalam hal pelayanan kepada pengguna.

Tabel 2: Format Daftar Peminjaman Perpustakaan

Peminjaman Kembali

Nama No. Anggota

Hari Tanggal

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014

3.5 Anggaran Perpustakaan

Untuk memenuhi pelaksanan program perpustakaan perlu disediakan anggaran. Anggaran Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang diperoleh setiap bulan sebesar Rp.200.000 dan uang denda dari siwsa yang terlambat mengembalikan bukunya. Anggaran ini digunakan untuk pembelian bahan pustaka dan perlengkapan serta peralatan lainnya. Kepala perpustakaan bertanggung jawab atas anggaran yang diperoleh untuk pengadaan bahan pustaka yang diperlukan dengan melihat kebutuhan pengguna dan kebutuhan perpustakaan lainya. Anggaran perpustakaan dalam pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu unsur yang sangat penting, karena tanpa anggaran yang mencukupi perkembangan perpustakaan akan mengalami hambatan.


(12)

3.6 Koleksi Perpustakaan

Salah satu kewajiban perpustakaan adalah mengumpulkan dan menyediakan koleksi untuk kepentingan pengguna. Hal tersebut dianggap penting karena untuk memberikan kepuasan kepada pengguna tidak hanya bentuk fisik yang ramah, tetapi harus didukung koleksi yang dibutuhkan. Jumlah koleksi perpustakaan perpustakaan sangat mempengaruhi kepuasaan pengguna.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang mempunyai visi dan misi dalam mendukung kegiatan belajar dan mengajar. Visi dan misi tersebut mengharuskan perpustakaan untuk menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum. Hal tersebut akan membantu proses perluasan informasi umum dan khusus untuk kurikulum sekolah.

Koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang terdiri dari bebagai jenis. Jenis koleksi tersebut meliputi buku-buku agama, ilmu murni, ilmu sosial, referensi dan surat kabar. Pada saat penulis melakukan observasi terdata bahwa koleksi perpustakaan berjumlah 160 judul, 1.525 eksemplar.

Tabel 3 : Koleksi Perpustakaan No.

Urut Uraian Judul Jumlah Eksempar

1. Buku Teks 95 1125

2. Buku Fiksi 40 335

3. Refrensi 25 67

Jumlah 160 1525

Sumber : Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014

Secara khusus koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi sebagai berikut:

a. Koleksi non fiksi (buku teks), terdiri dari buku pelajaran, buku paket dan

buku pengetahuan umum yang dianggap penting untuk pengguna. b. Koleksi fiksi, terdiri dari novel, buku cerita rakyat, cerpen dan puisi.


(13)

c. Terbitan berkala, terdiri dari majalah dan surat kabar. Pengadaan koleksi ini sementara masih dihentikan karena koleksi tersebut sering rusak ketika selesai dibaca pengguna.

d. Koleksi refrensi, terdiri dari ensiklopedia dan kamus. e. Koleksi deposit, terdiri dari makalah dan kliping.

f. Globe/bola dunia.

g. Peta .

3.7 Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi merupakan program perencanaan ketepatan mengenai ruang lingkup pengadaan bahan pustaka sehingga terjadi pertimbangan dalam menentukan bahan pustaka yang perlu dikembangkan. Kebijakan pengembanagan koleksi sangat membantu menghindari pepustakaan dari pengadaan bahan pustaka yang tidak terseleksi, sehingga koleksi pada perpustakaan berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Kebijakan pengembangan koleksi dijadikan sebagai pedoman dan landasan yang kuat dalam menentukan program pendukung pengembangan koleksi lainnya. Hal tersebut dilakukan untuk mnejaga efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.

Kebijakan pengemabangan koleksi pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang diputuskan oleh kepala sekolah dan pustakawan, namun dalam menentukan kebijakan perpustakaan berperan besar untuk menentukan kebijakan. Guru dan siswa juga sering memberi usul buku apa saja yang hendak disediakan dengan cara mengisi brosur yang telah disediakan di perpustakaan. Kebijakan pengembangan koleksi yang ditetapkan oleh Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang salah satunya adalah sumbangan bahan pustaka dari siswa yang akan menyelesaikan sekolahnya, dimana para siswa-siswi kelas tiga meenyelesaikan studinya wajib menyumbangkan dua judul buku ke perpustakaan. Ketersediaan koleksi di perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dapat mendukung proses belajar mengajar. Perpustakaan akan mampu menyediakan koleksi yang mendukung kurikulum belajar.


(14)

3.7.1 Seleksi Bahan Pustaka

Seleksi bahan pustaka artinya memilih buku untuk perpustakaan, seleksi buku berarti juga proses menolak atau menerima buku tertentu untuk menjadi koleksi suatu perpustakaan. Bahan pustaka yang dipilih bukan berdasarkan keinginan pustakawan melainkan harus disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang berbeda-beda dari setiap pengguna perpustakaan. Agar bahan pustaka dapat dimanfaatkan oleh siswa/siswi dengan baik, maka pustakawan harus dapat melakukan seleksi bahan pustaka secara cermat dan teliti.

Pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang kegiatan seleksi bahan pustaka adalah salah satu dari kebijakan perpustakaan. Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang melakukan seleksi bahan pustaka bertujuan agar bahan pustaka yang ada di perpustakaan dapat dipergunakan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan pengguna uang dapat meningkatkan proses belajar dan mengajar serta proses penelitian yang ada. Seleksi bahan pustaka memerlukan alat bantu untuk mengetahui informasi tentang bahan pustaka yang baru diterbitkan untuk menjadi koleksi di perpustakaan. Untuk melaksanakan selesksi bahan pustaka Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang menggunakan beberapa alat bantu seleksi yaitu:

a. Katalog penerbit atau brosur

b. Silabus mata pelajaran

c. Daftar informasi lainnya

3.8 Kegiatan Pengembangan Koleksi

Prosedur yang sesuai dalam tahap pengembangan koleksi adalah membuat kebijakan pengembangan koleksi sebelum melakukan kegiatan. Kebijakan pengembangan koleksi dijadikan sebagai pedoman dan landasan yang kuat dalam menentuakan program pendukung pengembangan koleksi lainya. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga efektifitas dan efisiensi dalam bekerja. Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang sudah melakukan prosedur kerja yang benar dan sesuai dalam pengembangan koleksi. Sebelum melakukan


(15)

pengembangan koleksi petugas perpustakaan menentukan kebijakan sebagai pedoman kerja. Pada proses pengadaan, pustakawan juga mendengar usul dari beberapa guru untuk menentukan kebijakan pengembangan koleksi.

Beberapa usul untuk pengembangan koleksi menjadi sarana sumbang saran yang baik untuk menghasilkan koleksi yang berkualitas. Pembahasan tersebut diproses dalam kegiatan seleksi bahan pustaka. Jika pada perpustakaan perguruan tinggi tim seleksi terdiri dari pustakawan dan subject specialist, pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang seleksi bahan pustaka hanya dilakukan pustakawan saja. Keputusan pengadaan bahan pustaka secara total ditentukan pustakawan sedangkan guru bidang studi dan perangkat sekolah lainnya hanya memberi usul. Hasil keputusan seleksi sebelumnya dilaporkan pada kepala sekolah agar disetujui dan dapat dilaksanakan.

Kegiatan pengembangan koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang tidak dianggap kegiatan istimewa. Hal ini dikarenakan pengembangan koleksi hanya menghasilkan 20 eksemplar buku setiap tahun. Sebagian besar buku yang dihasilkan adalah jenis fiksi. Pertumbuhan koleksi yang minim tersebut menyebabkan perpustakaan tidak pernah melakukan kegiatan pendukung koleksi seperti stock opname dan weeding.

Pada salah satu kegiatan pengembangan koleksi adalah stock opname.

Stock opname adalah pendataan ulang kembali koleksi perpustakaan atas koleksi

perpustakaan dengan rentang waktu lama. Koleksi perpustakaan berjumlah besar sudah tentu akan membuat pendataan bahan pustaka menjadi sulit. Tidak hanya pendataan koleksi secara tertulis melalui buku induk, tetapi pendataan koleksi perpustakaan secara langsung di tempat berdiamnya koleksi.

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang belum pernah melakukan stock opname selama beroprasi. Hal ini dikarenakan biaya yang lebih beasr akan digunakan dari pada biaya pengadaan. Sedangkan biaya pengadaan setiap tahunnya saja hanya dapat membeli 20 buku.

Weeding (penyiangan) juga tidak pernah dilakukan Perpustakaan SMA


(16)

opname, selain biaya yang mahal koleksi perpustakaan pun masih sedikit. Jika

penyiangan dilakukan maka koleksi perpustakaan semakin menurun kuantitasnya karena ada beberapa buku yang informasinya sudah usang.

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka

Kegitan pengadaan bahan pustakan memerlukan pengetahuan tentang penerbit, toko buku, penjualan buku serta pemahaman kebijakan, prosedur pengadaan, praktek dan kebijakan mengenai hadiah dan pertukaran buku. Pengadaan bahan pustaka adalah kegiatan pokok Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang juga mengadakan bahan pustaka seperti yang biasa dilakukan oleh perpustakaan lainnya. Pengadaan bahan pustakan pada Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang menggunakan cara atau sistem pembelian dan sumbangan/hadiah.

3.9.1 Pembelian

Pengadaan koleksi yang paling baik dilakukan adalah dengan cara pembelian. Pada program pengadaan bahan pustaka dengan cara pembelian, Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang menyediakan anggaran khusus. Anggaran untuk pembelian selalu diperbaharui setiap tahun. Anggaran inin tidak berpedoman pada jumlah uang yang disediakan, tetapi berpedoman pada jumlahbuku yang dibeli setiap tahunnya. Harga yang sudah biasa dan untuk jenis buku tertentu. Pembelian setiap tahunnya dibeli langsung di toko buku dari penerbit yang suadah dipercaya perpustakaan. Setiap tahunnya pembelian dilakukan untuk mendapatkan buku sebanyak 20 eksemplar.

Proses pembelian bahan pustaka di Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara berikut:

1. Agen/penjaja buku dari penerbit datang keperpustakaan dan memberikan

katalog penerbit kepada pustakawan.

2. Panitia seleksi bahan pustaka (pustakawan, siswa dan guru) menentukan


(17)

3. Setelah seleksi bahan pustaka, pustakawan mencatat bahan pustaka apa saja yang akan dibeli.

4. Kemudian pustakawan memberi surat pemberitahuan yang berisiskan

daftar buku yang akan dibeli.

5. Agen/penjaja buku akan mencarikan buku yang diminta an menagntarnya

ke Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.

6. Pihak perpustakaan memeriksa bahan pustaka yang telah diterima, apakah

sudah sesuai dengan pemesanan.

7. Pihak perpustakaan membaya langsung kepada agen/penjaja buku sesuai

dengan yang diajukan.

Bahan pustaka yang telah dibeli diolah oleh pustakawan menjadi koleksi yang siap digunakan oleh pengguna perpustakaan.

3.9.2 Hadiah/Sumbangan

Pengadaan bahan pustaka juga diperoleh dengan cara menerima hadiah. Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang sering menerima hadiah berupa buku paket pelajaran dari beberapa lemabaga pemerintah. Misalnya buku agama yang berasal dari Dapertemen Agama, buku pelajaran umum dengan berbagai subjek dari Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa penerbit juga sering memberikan hadiah berupa buku pelajaran sebagai promosi penerbit. Disamping itu perpustakaan menerima hadiah dari siwa yang akan tamat sesuai dengan jurusannya. Setiap siswa yang akan menyelesaikan studinya diwajibkan memberikan buku sebagai hadiah perpisahan menurut jurusan IPA dan IPS.

3.10 Inventarisasi Bahan Pustaka

Inventarisasi adalah pekerjaan dimana setiap bahan pustaka yang baru diterima diberi cap/stempel tanda milik perpustakaan pada halaman tertentu dan setelah itu dibukukan ke dalam buku induk yang biasanya disebut buku inentarisasi. Kegiatan inventarisasi ini dilakukan sebelum bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan diolah lebih lanjut. Proses inventarisasi di


(18)

Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan buku folio besar yang dibagi dalam beberapa kolom. Prosedur inventarisasi bahan pustka yang dilakukan Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

1. Memberi stempel pada bahan pustaka yang diterima.

Setiap bahan pustaka yang diterima di perpustakaan baik melalui pembelian maupun hadiah/sumbangan, setelah diperiksa bentuk fisiknya kemudian diberi cap/stempel sebagai tanda milik perpustakaan. Stempel perpustakaan dibubuhkan pada halaman beberapa hanya tergantung pada tebal tipisnya buku, sedangkan pada halaman judul ada dua stempel, yaitu stempel perpustakaan dan stempel inventarisasi.

2. Mendaftar bahan pustaka.

Bahan pustaka yang telah diberi stempel, kemudian dicatat dalam buku induk(buku besar).

Gambar 4 :Buku Inventaris

Sumber: Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014


(19)

Tabel 4: Isi dari buku inventarisasi Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

Sumber: Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, 2014

3. Pengolahan Bahan Pustaka; Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi merupakan tindaklanjut setelah diterimanya koleksi.Jadi, sesungguhnya kegiatan inventarisasi berkaitan langsung denganpengadaan. Inventarisasi dalam bidang perpustakaan merupakan suatukegiatan untuk mencatat pustaka yang menjadi milik perpustakaan sekolah. Berikut ini adalah beberapa hal yang dilakukan dalam menginventarisir koleksi perpustakaan:

1. setiap bahan yang baru diterima harus diberi cap perpustakaan

padahalaman judul dan halaman tertentu yang sudah disepakati

2. setiap bahan didaftarkan dalam buku induk. Buku ini memuat kolomkolom

yang berisi keterangan tentang: a. nomor urut buku masuk b. tanggal masuk ke buku induk c. nomor induk

d. pengarang e. judul


(20)

g. edisi dan tahun h. penerbit

i. sumber (beli, hibah, tukar-menukar) j. harga (jika dibeli)

k. keterangan lain

3. untuk bahan bukan buku seperti majalah, kaset, dapat disediakan buku

induk tersendiri/khusus atau minimal dalam bentuk daftar bahan bukan buku. Adapun pemberian cap perpustakaan sebagai tanda kepemilikan tetap dilakukan.

3.11 Pengolahan Bahan Pustaka

Proses pengolahan pustaka dimulai setelah buku masuk ke perpustakaan kemudian langsung dibawa ke bagian pengadaan untuk dilakukan pengecekan. Setelah bahan pustaka selesai di perikasa, maka kegiatan selanjutnya adalah inventarisasi bahan pustaka kedalam buku induk yang telah disediakan oleh bagian pengadaan sendiri. Setelah selesai diinventarisasi, bahan pustaka dibawa ke bagian pengatalogan untuk dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Adapun kegiatan-kegiatan pengolahan bahan pustaka yang dilakukan di bagian pengatalogan yaitu penentuan tajuk subjek, klasifikasi, pembuatan deskripsi bibliografi, dan penyelesaian fisik. Kegiatan selanjutnya adalah penyususnan buku ke rak (shelving).

Pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang bertujuan untuk memudahkan siswa/siswi dalam proses temu balik informasi melalui titik akses yang telah dibuat menurut standar yaitu, pengarang, judul, dan subjek dalam bentuk katalog berabjad dengan menggunakan kartu katalog dan katalog .

3.11.1 Katalogisasi

Katalogisasi merupakan proses penentuan deskripsi bibliografi bahan pustaka. Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang melakukan katalogisasi bahan pustaka untuk memudahkan siswa/siswi dalam proses temu kembali buku.


(21)

Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang melakukan proses katalogisasi dengan berpedoman kepada alat bantu yang biasa digunakan dalam penentuan deskripsi bibliografi yaitu DDC 22.

Tajuk entri utama ditentukan sesuai dengan bahan pustaka yang akan di indeks. Hal ini dapat ditentukan apakah bahan pustaka tersebut merupakan karya perorangan, kolompok, dan badan korporasi/ lembaga pemerintah atau sewasta. Tajuk entri utama terdiri atas tiga bagian yaitu :

1. Nama Pengarang

2. Judul

3. Badan Korporasi

Contoh kartu Katalog Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat sebagai berikut :

NOVEL

813

KOM KOMARUDIN IBNU MIKAM

Sekuntum Cinta Untuk Istriku / oleh Komarudin Ibnu Mikam; penyunting, Dendi Irfan ;– cet.1. – Jakarta : Gema Insani Press, 2004.

132 hlm. ; 18 cm.


(22)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan langsung ataupun wawancara langsung yang dilakukan oleh penulis pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perpustakaan Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten

Deli Serdang adalah perpustakaan yang berfungsi sebagai pendukung proses kegiatan pembelajaran siswa/siswi dan guru Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

2. Pengadaan pada Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba

Kabupaten Deli Serdang menggunakan sistem pembelian, hadiah/ sumbangan yang berasal dari siswa.

3. Pengguna Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli

Serdang dari berjumlah 480 siswa, rata-rata yang berkunjung ke perpustakaan adalah 11-15 siswa per hari.

4. Jumlah koleksi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli

Serdang adalah 160 judul, 1525 eksemplar.

5. Sumber dana Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli

Serdang diperoleh dari sekolah setiap bulannya sebesar Rp.200.000 dan uang denda buku yang berasal dari setiap siswa tiap bulannya.

6. Sebagian besar koleksi Perpustakaan adalah terdiri dari koleksi buku

pelajaran dan fiksi karya sastra lama.

7. Pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun


(23)

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan di Perpustakaan Sekolah SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.

1. Untuk memenuhi kebutuhan siswa/ siswi dan guru hendaknya diusahakan

menambah koleksi perpustakaan secara berkala dan terencana.

2. Perlu adannya alokasi anggaran rutin untuk menambah koleksi, bukan hanya

dari segi jumlah juga mutu koleksi.

3. Dalam pemberian nomor klasifikasi sebaiknya lebih diperhatikan lagi oleh

petugas karena masih sangat rancu, agar dapat lebih mempermudah para pemakai memperoleh buku yang diinginkan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa, guru dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan Sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.

Menurut Rachman (2006: 35) menyatakan bahwa, “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dasar dan menengah”. Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara Perpustakaan Perguruan Tinggi dengan Perpustakaan Sekolah, kedua-duanya berperan sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan menurut pendapat Sukarman (2000: 4) perpustakaan sekolah adalah:

Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah (Darmono, 2001: 1). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan dan merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah.

2.2 Tujuan dan Fungsi

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah. Menurut Sukarman (2000: 5), ”Tujuan Perpustakaan Sekolah adalah


(25)

sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Rachman (2006: 37) secara umum tujuan Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai: Suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Secara khusus tujuan Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca;

2. Mendayagunakan budaya tulisan;

3. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan

informasi;

4. Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan

pustaka;

5. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri;

6. Memupuk minat dan bakat;

7. Menumbuhkan penghargaan (apresiasi) terhadap pengalaman

imajinatif; dan

8. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri. Kegiatan perpustakaan sekolah diharapkan harus menunjang kurikulum sekolah. Dengan tersedianya perpustakaan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan memperdalam proses pendidikan, sedangkan kepada guru diharapkan dapat memperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan belajar mengajar.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai. Perpustakaan sekolah merupakan komponen


(26)

pendidikan yang penting. Tetapi karena berbagai alasan kenyataannya belum setiap sekolah mampu menyediakan perpustakaan sebagaimana diharapkan.

Menurut Rachman (2006: 38) Perpustakaan Sekolah memiliki berbagai fungsi antara lain:

1. Fungsi pendidikan; perpustakaan merupakan sarana kegiatan belajar

mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan tentang pelajaran yang diperolehnya di dalam kelas.

2. Fungsi informasi; perpustakaan merupakan sarana untuk menemukan

sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran.

3. Fungsi penelitian; membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian

yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajari/diajarkan.

4. Fungsi rekreasi; merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan

membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru.

5. Fungsi kebudayaan; merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik

kebudayaan lokal, daerah, maupun nasional.

6. Fungsi kreatifitas; membantu siswa mengembangkan kegemaran dan

hobi. Untuk menunjang hal tersebut diperlukan buku-buku yang dapat meningkatkan daya kreasi siswa.

Fungsi dokumentasi; menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang pernah dilakukan sekolah, baik siswa maupun guru.

Perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan di sekolah merupakan bagian integral dalam sistem kurikulum sekolah berfungsi sebagai:

a. Pusat kegiatan belajar mengajar

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

b. Pusat penelitian sederhana

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk melaksanakan penelitian sederhana bagi peserta didik.

c. Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi

Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga kependidikan (Sukarman, 2000: 5).

Dari uraian ini dapat dilihat, jelas bahwa perpustakaan sekolah mutlak harus memenuhi fungsi tersebut dengan menyediakan koleksi yang dapat


(27)

mendukung kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah harus dapat menciptakan suasana yang mendukung fungsi tersebut.

2.3 Sasaran Perpustakaan Sekolah

Menurut Rachman (2006: 39) sasaran yang ingin diraih oleh Perpustakaan Sekolah adalah:

1. Terwujudnya sumber belajar yang menjadi pusat kegiatan belajar

mengajar di sekolah lanjutan sehingga dapat membantu pengembangan bakat dan minat siswa dan guru.

2. Terbinanya siswa menjadi gemar membaca, biasa membaca, terampil

dan merasa perlu membaca serta meningkatkan kemampuan untuk belajar mandiri menuju tercapainya cita-cita pendidikan seumur hidup.

3. Meningkatnya mutu luaran yang cerdas dan mampu bersaing dalam

era globalisasi.

4. Terwujudnya masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan.

5. Tersedianya layanan informasi yang demokratis untuk semua warga

sekolah tanpa ada perbedaan layanan karena perbedaan gender, agama, suku, bahasa atau status sosial.

2.4 Organisasi

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah berada di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, kedudukannya sejajar dengan sumber belajar lainnya seperti laboratorium, ruang keterampilan/kesenian, dan bengkel kerja praktek. Perpustakaan sekolah adalah unit kerja yang melakukan kegiatan/fungsi pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk mendukung proses belajar mengajar.

Kegiatan-kegiatan/fungsi-fungsi tersebut dalam istilah perpustakaan dikelompokkan menjadi dua:

1. Layanan teknis yaitu kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan

pustaka.

2. Layanan pengguna yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada

pengguna perpustakaan seperti layanan sirkulasi (peminjaman), layanan rujukan (referens), dan layanan membaca.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, perpustakaan sekolah dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan Kepala Sekolah. Kepala Perpustakaan Sekolah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan fungsi


(28)

layanan teknis dan layanan pengguna. Tenaga yang bertugas dalam layanan teknis dan layanan pengguna bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan (Sukarman, 2000: 7).

Menurut Darmono (2001: 32 ), ”Struktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan. Sebaiknya dalam sebuah struktur organisasi juga perlu dipertimbangkan masuknya unit atau komisi sebagai lembaga pertimbangan yang secara teknis tidak ikut campur dalam urusan operasional perpustakaan, akan tetapi jika diminta bisa memberikan masukan ide maupun pemikiran tentang kemajuan perpustakaan.

Di lingkungan sekolah, komisi ini adalah dewan guru”. Tidak semua guru yang duduk dalam dewan guru dapat melakukan pertimbangan kepada perpustakaan, akan tetapi cukup beberapa guru yang dipandang memiliki kemauan dan kemampuan dalam bidang itu.

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut, perpustakaan sekolah dipimpin oleh Kepala Perpustakaan Sekolah yang ditunjuk/ditetapkan berdasarkan surat tugas/surat keputusan Kepala Sekolah. Kepala Perpustakaan Sekolah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga yang bertugas melaksanakan fungsi layanan teknis dan layanan pengguna. Tenaga yang bertugas dalam layanan teknis dan layanan pengguna bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan (Sukarman, 2000: 7).

Menurut Darmono (2001: 32 ), ”Struktur organisasi dapat digambarkan dalam sebuah bagan. Sebaiknya dalam sebuah struktur organisasi juga perlu dipertimbangkan masuknya unit atau komisi sebagai lembaga pertimbangan yang secara teknis tidak ikut campur dalam urusan operasional perpustakaan, akan tetapi jika diminta bisa memberikan masukan ide maupun pemikiran tentang kemajuan perpustakaan. Di lingkungan sekolah, komisi ini adalah dewan guru”. Tidak semua guru yang duduk dalam dewan guru dapat melakukan pertimbangan kepada perpustakaan, akan tetapi cukup beberapa guru yang dipandang memiliki kemauan dan kemampuan dalam bidang itu. Beberapa contoh bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah adalah sebagai berikut:


(29)

Gambar

-

Gambar 1: Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan Sekolah

(Sumber: Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Grasindo).

Dengan adanya bagan struktur organisasi perpustakaan maka dapat disimpulkan bahwa dalam pencapaian tujuan perpustakaan sekolah maka perlu merefleksikan jaringan kerja sama dan komunikasi dari berbagai unit kerja dalam melaksanakan tugas disertai tanggung jawab dari masing-masing pustakawan.

2.5 Sarana

Sarana yang dimaksud adalah sarana fisik dalam bentuk ruangan atau gedung dan perlengkapannya. Untuk menampung pekerjaan setiap unit kerja yang ada di perpustakaan, maka perpustakaan perlu dilengkapi dengan sarana yang dipersiapkan secara khusus untuk menunjang setiap pekerjaan yang ada di perpustakaan.

Kepala Sekolah

Bagian Layanan Teknis

Dewan Guru Kepala

Perpustakaan

Tata Usaha Perpustakaan

Bag Layanan Pembaca

Garis Koordinasi


(30)

2.5.1 Ruangan atau Gedung

Untuk menghasilkan gedung perpustakaan yang dapat menjadi tempat kerja yang efisien, nyaman dan menyenangkan bagi staf perpustakaan dan pengunjung, maka gedung/ruangan perpustakaan haruslah direncanakan secara baik agar dapat menampung segala kegiatan dalam pelaksanaan fungsi perpustakaan.

Menurut Soejono Trimo dalam Siregar (2009 : 2) dinyatakan bahwa:

Gedung yang baik haruslah dapat memenuhi semaksimal mungkin ketentuan-ketentuan yang dikemukakan oleh para calon pemakainya, karena hanya mereka yang akan tahu apa yang akan terjadi ataupun dikerjakan di dalam gedung/ruangan tersebut.

Pembangunan gedung perpustakaan harus luwes (fleksibel) artinya mampu menyesuaikan tata letak tanpa perlu perubahan struktur gedung. Selanjutnya dinyatakan bahwa; Gedung perpustakaan minimal harus memiliki ruangan sebagai berikut :

- Gudang.

- Alat-alat bibliografi dan pembantu : katalog, indeks, staf pembantu. - Ruangan koleksi.

- Ruangan pengunjung. - Ruang staf.

Tata ruang perpustakaan untuk setiap perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan kondisi perpustakaan itu sendiri. Siregar (2009 : 13) menyatakan bahwa, Minimal ruangan yang harus ada di perpustakaan yaitu :

1. Ruang koleksi 2. Ruang baca 3. Ruang pelayanan

4. Ruang kerja teknis dan administrasi 5. Ruang tambahan jika memungkinkan 6. Ruang khusus

7. Ruang umum di luar gedung

2.5.2 Perlengkapan dan Perabotan

Pada suatu perpustakaan Kebutuhan akan perabot dan perlengkapan tergantung kepada fungsi spesifik dan jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan tersebut.


(31)

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 18) dinyatakan bahwa :

Perabotan adalah perlengkapan fisik yang diperlukan di dalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain.

Sedangkan Siregar (2009 : 18) menyatakan bahwa Yang dimaksud dengan perabot adalah barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang fungsi perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku dan lain-lain sedangkan perlengkapan adalah barang-barang yang merupakan perlengkapan dari suatu komponen dan atau kegiatan perpustakaan antara lain mesin tik, komputer, layer proyektor dan lain-lain.

Sarana perlengkapan dan perabotan yang diperlukan bergantung kepada banyak hal seperti selera pemilih, keragaman kegiatan, program perpustakaan, keadaan keuangan perpustakaan dan lain-lain yang mengakibatkan banyaknya perlengkapan dan perabotan yang dibutuhkan perpustakaan.

Menurut Siregar (2009 : 19-21) dinyatakan bahwa secara garis besar perabotan dan perlengkapan yang dibutuhkan perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Perabot dan perlengkapan pokok minimal untuk ruang koleksi :

- Rak buku - Penyangga atau standar buku - Rak majalah - Tangga injakan

- Rak buku anak-anak - Label tanda penunjuk rak Tambahan jika sudah berkembang

- Gantungan surat kabar - Kotak majalah/brosur - Rak atlas - Alat pemadam api - Rak kamus - Telepon

- Lemari pamphlet dan brosur - AC/Kipas angin - Lemari/rak kaset - Rak display - Lemari/video kaset

2. Perabot dan perlengkapan pokok minimal untuk ruang baca :

- Meja baca - Kursi baca

Tambahan jika sudah berkembang

- Sice untuk membaca santai - Telepon

- Karel/meja baca perorangan - Kipas angin/AC 4 - Karpet lantai untuk anak-anak - Poster dinding/hiasan - Bantal duduk untuk anak-anak - Booklet/pamphlet


(32)

3. Perabot dan perlengkapan pokok minimal untuk ruang pelayanan :

- Meja peminjaman - Papan pengumuman

- Lemari/tempat penitipan barang - Kotak/kartu peminjaman

- Lemari katalog/kardeks - Kartu katalog

- Buku pengunjung

Tambahan jika sudah berkembang

- Rak pameran display - Steples

- Gantungan topi/mantel - Telepon

- Tanda-tanda penunjuk - microfilm reader/printer

- Kotak saran - Videocassete/TV - Mesin ketik - Slide proyektor

- Kereta buku (book trolley) - book charger

- Mesin photo copy - AC/Kipas angin]

- Stempel dan bantalannya - Kartu pembatas

- Peruncing pensil - Kartu anggota peminjaman

4. Perabot dan perlengkapan minimal untuk ruang kerja teknis dan administrasi :

- Meja/Kursi kerja - Buku induk bahan pustaka

- Lemari arsip - Cap

- Rak/lemari - Gunting

- Mesin tik - Steples

- Kartu blanko - Alat tulis kantor

- Alat/kelengkapan bahan pustaka

Tambahan jika sudah berkembang

- Alat pengepel - Label, kantong, due slip

- Sice tamu - Stempel dan bantalan

- Meja pengolahan - Peruncing pensil

- Mesin/ pisau potong kertas - Pelobang kertas

- Peralatan pembersih ruangan - Book charger

- Alat mufigasi - Kartu pemesanan koleksi

- Alat penjilidan - Komputer analisa

- Kartu pencatat majalah - Kipas angina/AC

- Telepon - Kartu statistik - Kalkulator

- Alat duplicator catalog

5. Perabot dan perlengkapan pokok minimal untuk ruang khusus :

- Ember - Meja/Kursi

- Papan tulis - Gelas, ceret, rak gelas

Tambahan jika sudah berkembang

- Alat pembersih debu - Komputer

- Alat pengukur suhu udara - Overhead proyektor

- Televisi/Video kaset - Layar

- Kaset atau perekam - Proyektor slide/film strip

- Microphone/earphone - Interkom

6. Perabotan dan perlengkapan lain jika memungkinkan :


(33)

2.6Koleksi Perpustakaan

Menurut Rachman (2006: 39), ”Koleksi perpustakaan sekolah adalah sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan masyarakat sekolah, terutama siswa”.

Koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari:

a. Buku teks pelajaran yang mendukung setiap mata pelajaran termasuk buku pegangan guru, yaitu buku yang mendampingi buku teks pelajaran dan diperuntukkan bagi para guru;

b. Buku rujukan (referensi) dan bahan bukan buku;

c. Buku pengayaan, baik untuk mendukung semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan, termasuk koleksi yang bersifat hiburan, dan

d. Sumber belajar lain, diantaranya berupa koleksi multi media, situs web (website), globe, CD, dan sebagainya (Rachman, 2006: 40).

Sedangkan menurut Darmono (2001: 53), jenis koleksi perpustakaan sebagai berikut:

a. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Beberapa jenis buku adalah sebagai berikut:

1. buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh pemerintah.

2. buku penunjang, buku pengayaan yang telah mendapat

rekomendasi dari pemerintah untuk digunakan di sekolah-sekolah.

3. buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar yang dapat

merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik.

4. buku populer (umum) merupakan buku yang berisi ilmu

pengetahuan secara umum dan populer. b. Koleksi Referens

Koleksi referens sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunannya. Isi buku referens tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja. Buku referens tidak perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan susunan buku.

c. Sumber Geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta, serta gazetter.


(34)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia.

e. Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofice. f. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi Perpustakaan Sekolah harus menyediakan bermacam-macam bahan pustaka baik yang berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material), baik fiksi maupun non fiksi.

2.7 Pengembangan Koleksi

Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, dengan adanya koleksi perpustakaan secara maksimal akan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada penggunannya. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara maksimal. Perpustakaan harus berusaha menyediakan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.

Pengembangan koleksi di perpustakaan sangat diperlukan karena mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka. Kegiatan ini meliputi berbagai aktivitas seperti penyusunan kebijaksanaan, penetapan prosedur seleksi, pengadaan koleksi, serta evaluasi.

2.7.1 Pengadaan

Secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui pembelian, hadiah, maupun melalui tukar-menukar. Hadiah dapat dari perorangan ataupun dari lembaga. Pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas akademika


(35)

perguruan tinggi. Agar dapat memenuhi kebutuhan informasi masyarakat penggunanya yang senantiasa berubah maka perpustakaan harus selalu menambah jumlah koleksinya. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan informasi yang cepat menuntut perpustakaan untuk selalu memberikan informasi yang mutakhir atau up

to date sehingga mengharuskan pustakawan untuk lebih teliti dalam pemilihan

bahan pustaka.

Menurut Sumantri (2002 : 29) bahwa; “pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual”.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Peerguruan Tinggi ( 2004 : 54 ) cara pengadaan seleksi yang biasa di gunakan adalah:

a. Pembelian.

b. Sumbangan/hadiah.

c. Tukar menukar.

Sedangkan Menurut Darmono (2001 : 58 ) secara umum pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan mencakup 3 kegiatan utama yaitu :

a. Pemilihan atau seleksi bahan pustaka.

b. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar – menukar,

penerimaan

c. hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan.

d. Inventarisasi bahan yang telah diadakan serta statistik pengadaan bahan

pustaka.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar – menukar, penerimaan, hadiah dan penerbitan sendiri oleh perpustakaan.

Untuk dapat memaksimalkan kinerja pustakawan dalam hal pengadaan bahan pustaka, maka pustakawan memerlukan alat bantu pemilihan dan verifikasi.

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 53) dinyatakan bahwa alat bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan perpustakaan ialah;

1. Silabus mata kuliah. 2. Bibliografi.

3. Tinjauan dan resensi.


(36)

5. Sumber-sumber lain dari internet.

Menurut Lasa Hs (2002:10-11) bahwa kriteria pengadaan bahan pustaka harus berdasar pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut ;

1. Relevansi

Untuk pembelian dan penerimaan koleksi perpustakaan hendaknya selalu dikaitkan dengan tujuan perpustakaan yang bersangkutan.

2. Perundangan dan peraturan pemerintah

Pengelola perlu memperhatikan pandangan, peraturan maupun kebijakan pemerintah pusat atau daerah tentang penerbitan dan perbukuan Indonesia.

3. Penulis

Perpustakaan harus hati-hati dalam pembelian buku karena penulis sering memasukkan ide atau pemikiran yang tidak sejalan dengan pola pemikiran ajaran-ajaran islam atau dengan kurikulum yang berlaku. 4. Penerbit Karya cetak

yang dipilih harus merupakan produk penerbit dengan standar kualitas yang tinggi dan reputasi yang baik khususnya dalam penyajian materi. harus selektif dalam pemilihan.

5. Kualitas Materi

Yang perlu diperhatikan dalam kalimat materi adalah tentang fisik buku seperti kualitas kertas, penjilidan, maupun tata letak layout. Dari sini dapat diketahui buku asli atau bajakan.

6. Sistematika Penulisan

Sebuah buku harus mengikuti tata cara penulisan yang berlaku, seperti pembagian bab, penomoran, pemilihan huruf besar dan kecil, dan sebagainya. Buku yang tidak sistematika akan membingungkan pemakainya.

7. Tahun Terbit

Dalam pemilihan buku terutama buku-buku pelajaran hendaknya dipilih buku terbitan terbaru karena kandungan isi buku terbitan lama mungkin sudah tidak cocok lagi dengan kurikulum.

2.7.2 Pembelian

Melalui pembelian, terdapat kebebasan dalam menentukan pilihan bahan puataka yang dikehendaki. Sebelum pembelian bahab pustaka dilakukan, terlebih dahulu diadakan penelitian secara cermat, yaitu dengan memperhatikan dan meneliti kembali bahan pustaka yang ada di perpustakaan.

Langkah-langkah pembelian bahan pustaka dengan cara berlangganan untuk koleksi terbitan adalah sebagai berikut :


(37)

2. Mencocokkan usulan dengan bahan pustaka yang dimiliki melalui katalog perpustakaan tau pangkalan data perpustakaan.

3. Menerima atau menolak usulan

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangka menurut kebutuhan

5. Mengirimkan daftar pesanan

6. Menyiapkan satu rangkap daftar pesanan

7. Membayar pesanan / langganan

8. Menyusus laporan pembelian dan pelangganan (Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi, 2004: 54)

Menurut Akbar, Meidi Abdul dalam Pembinaan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan (2008: 2) pembelian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

a. Toko Buku

Pembelian bahan pustaka secara langsung ke toko buku banyak dilakukan oleh perpustakaan yang jumlah dananya relative sediktit. Pembelian dengan cara ini biasanya dilakukan untuk judul dan eksemplar yang tidak banyak.

Kekurangan yang umumnya terjadi pada pembelian bahan pustaka ke toko buku adalah :

1. Tidak semua subjek atau judul yang dibutuhkan perpustakaan tersedia

di toko buku.

2. Toko buku tida selalu bisa ditemukan di setiap kabupaten sehingga

tidak mampu melayani kebutuhan perpustakaan.

3. Toko buku yang terdapat di kota kecil pada umumnya hanya

menyediakan bahan pustaka yang berbahasa Indonesia.

4. Tidak semua pesanan bahan pustaka dari satu perpustakaan dapat

dipenuhi dari satu toko buku saja. a. Penerbit

Pembelian bahan pustaka juga dapat dilakukan melalui penerbit, baik dalam negeri maupun luar negeri. Penerbit di Indonesia biasanya melayani pemesanan dari perpustakaan. Akan tetapi, penerbit asing umumnya tidak melayani perpustakaan. Biasanya hanya melayani pembelian dari toko buku ataupun penjaja sehingga perpustakaan Indonesia harus membeli melalui toko buku. Pemesanan bahan pustaka secara langsung ke penerbit dapat dilakukan apabila judul-judul yang dibutuhkan betul-betul diterbitkan oleh penerbit tersebut. Untuk mengetahui hal ini perpustakaan dapat memanfaatkan katalog penerbit yang dikeluarkan penerbit sehingga bahan pustaka yang akan diadakan dapat dipesan langsung dari penerbitnya.

b. Melalui agen buku


(38)

membeli buku melalui agen buku yang biasa disebut dengan jobber atau vendor. Agen buku ini berperan sebagai mediator antara perpustakaan dan penerbit, terutama untuk pengadaan bahan pustaka terbitan luar negeri.

2.7.3 Hadiah/ Sumbangan

Hadiah / sumbangan yang diterima tidak atas permintaan, biasanaya diperoleh dari lembaga ilmiah, kedutaan lembaga asing maupun penerimaan dari persseorangan dari kenang kenangan atau tanda terima kasih.

Menurut Rudi (2008 : 28) cara dalam pengadaan pustaka melalui hadiah yaitu;

a. Hadiah atas permintaan

- Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbangannya.

Alamat dapat dicari pada direktori, buletin, laporan lembaga dan seterusnya.

- Perpustakaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan

pihak donatur didalam maupun luar negeri.

- Daftar permohonan dikirimkan kepada alamat yang dituju disertai

surat pengantar.

- Apabila pihak donatur telah mengirimkannya petugas memeriksa

kiriman tersebut dan dicocokkan dengan surat pengantarnya dan mengirimkan ucapan terima kasih.

- Selanjutnya bahan diproses seperti biasa yaitu diinventarisasi dan

seterusnya.

b. Hadiah tidak atas permintaan

- Bahan pustaka yang diterima dicocokkan dengan surat pengantar.

- Perpustakaan menulis surat ucapan terima kasih.

- Bahan pustaka diterima ditelusuri dulu apakah subyeknya sesuai

dengan tujuan perpustakaan, dan apakah tidak duplikat.jika bahan pustaka benar-benar telah sesuai dapat segera diproses. Jika bahan pustaka tidak sesuai, disisihkan sebagi bahan pertukaran atau dihadiahkan pada orang lain.

2.7.4 Tukar Menukar

Tukar menukar adalah suatu kegiatan bahan putaka yang dilakukan antar perpustakaan. Pertukaran ini dilakukan karena perpustakaan memiliki koleksi yang jumlah eksemplar yang berlebihan atau koleksi yang dimiliki tidak sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. Perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan pustaka perlu :


(39)

1. Mendaftar bahan pustaka yang akan ditukarkan

2. Mengirim daftar penawaran disertai persyaratan

3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan.

4. Mencatat alamat pemesan

5. Menyampaikan bahan pustaka yang dipilih perpustakaan atau lembaga

yang memesan. (Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004)

Menurut Rudi (2008 : 29) tujuan pertukaran adalah:

a) Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli ditoko

buku atau atau tidak tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh buku-buku terbitan pemerintah, majalah-majalah.

b) Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang

buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

c) Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan

khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan secara informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus, dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.

2.8 Pembinaan Koleksi

Pembinaan koleksi terdiri dari beberapa program yang menjadi suatu agenda kerja perpustakaan yang terdata secara pokok. Dikatakan kegiatan pokok karena pembinaan koleksi berorientasi untuk memberi kepuasan pengguna dalam mendapatkan layanan perpustakaan. Bukti kepuasan pengguna adalah ketika mereka puas mendapatkan koleksi yang mendukung kebutuhan seperti kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan terangkai menjadi sepaket dalam agenda kerja perpustakaan. Artinya pembinaan koleksi terbagi atas beberapa program kerja perpustakaan. Program tersebut diurutkan menjadi langkah demi langkah dalam pelaksanaan program pembinaan koleksi.

Kegiatan pembinaan koleksi perpustakaan terbagi atas seleksi bahan pustaka dengan alat bantu seleksi dan prinsip yang digunakan dalam pemilihan bahan pustaka, pengadaan bahan pustaka, penerimaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, dan pemeliharaan bahan pustaka.


(40)

Wijoyo (2008 : 4) menyatakan bahwa :

Para pustakawan perlu dilibatkan, karena mereka mengetahui akan kebutuhan masyarakat pemakainya dan memegang data mengenai banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan, maupun data mengenai koleksi bidang apa yang sering dipakai atau diperlukan. Mereka juga mempunyai data mengenai terbitan terbaru. Hal ini karena perpustakaan sering dipakai sebagai ajang promosi terbitan baru. Staf pengajar dan mahasiswa perlu dilibatkan, karena majoritas merekalah yang akan memanfaatkan koleksi perpustakaan.

Sutarno NS (2006 : 86) menyatakan, Pembinaan koleksi perpustakaan mencakup :

1. Perumusan kebijakan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan keperluan

masyarakat pemakai, jumlah bahan pustaka selalu mencukupi

2. Penjabaran kebijakan berbentuk :

- Menyusun rencana operasional pembinaan koleksi

- Menghimpun alat seleksi bahan pustaka

- Survei minat pemakai

- Melakukan survey bahan pustaka

- Membuat data menyusun desiderata

- Pengadaan bahan pustaka

- Meregistrasi bahan pustaka

- Mengevaluasi dan menyiangi koleksi.

2.8.1 Pengolahan

Pengolahan atau processing bahan pustaka adalah merupakan kegiatan mengolah bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan hingga bahan pustaka dapat dipinjam oleh pengguna.

Menurut Sutarno NS (2006 : 179) Pengolahan atau processing adalah “pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah disediakan”.

Kumar (2003 : 135) menyatakan bahwa;

“first of all easing of the back and cutting open of the pages is done. Next classification and cataloguing take place. This is followed by stamping, tagging, date labelling, pocket fixing and fixing ownership slip. The completion work is carried out. After this checking of classification and cataloguing take place. Finally catalogue cards are filed”.

Defenisi ini maksudnya adalah Dalam melakukan pengolahan bahan pustaka adalah pertama-tama periksa kembali kondisi bahan pustaka, selanjutnya lakukan proses klasifikasi dan katalogisasi, kegiatan ini dilanjutkan dengan memberi stempel, memberi label pustaka, memberi kantong peminjaman dan slip


(41)

kepemilikan, setelah itu periksa kembali klasifikasi dan katalogisasinya dan terakhir membuat kartu katalog.

2.8.2 Inventarisasi

Inventarisasi bahan pustaka adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka yang menjadi koleksi bahan perpustakaan. kegiatan pencatatan setiap tersebut dilakukan pada buku inventaris atau dengan komputer jika perpustakaan sudah automasi.

Kegiatan pencatatan setiap ini dilakukan untuk memudahkan perpustakaan mengetahui bahan pustaka yang menjadi hak milik perpustakaan denga spesifik mulai dari nomor induk, judul, jenis, jumlah, harga dan informasi yang ada dalam buku induk.

Berikut merupakan contoh kolom inventarisasi suntuk bahan monograf: Tabel 1: Inventarisasi Perpustakaan Sekolah

Sumbe

Berikut merupakan contoh cap milik perpustakaan : MILIK/KOLEKSI

PERPUSTAKAAN SMAN-12 PASURUAN


(42)

2.8.3 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan subjek bahan pustaka yang sesuai dengan nomor kelas bahan pustaka. Dan klasifikasi yang dikenal adalah menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC), Universal

Decimal Classification (UDC), Library of Congress Classification (LCC), dll.

Klasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan subjek bahan pustaka yang sesuai dengan nomor klas bahan pustaka. Richardson dalam Sutarno NS (2006:180) menyatakan bahwa;

“Klasifikasi adalah berdasarkan kesamaan dan ketidaksamaan. Berdasarkan pemilihan tersebut, koleksi yang memiliki kesamaan (isi) dikelompokkan untuk ditempatkan di suatu tempat, selanjutnya mengklasifikasi adalah kegiatan menganalisis bahan pustaka dan menentukan notasi yang mewakili subjek bahan pustaka dengan menggunakan sistem klasifikasi tertentu”.

Selanjutnya dinyatakan bahwa klasifikasi terdiri atas: 1. Klasifikasi sederhana

Yaitu klasifikasi yang notasinya ditentukan maksimal 5 angka, biasanya untuk perpustakaan yang relatif kecil atau terbatas jumlah koeksinya.

2. Klasifikasi kompleks

Yaitu klasifikasi yang notasinya mewakili isi bahan pustaka secara spesifik dan setepat mungkin.

Menurut Syahrial-Pamuntjak (2000 : 72) menyatakan bahwa dalam klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) ada sepuluh kelas utama yaitu:

000 Karya Umum

100 Filsafat dan Psikologi 200 Agama

300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa

500 Sains Murni

600 Ilmu Terapan (Teknologi) 700 Kesenian, Hiburan, Olahraga 800 Kesusasteraan


(43)

2.8.4 Katalogisasi

Katalogisasi adalah sarana untuk menemubalikkan suatu bahan perpustakaan dari suatu koleksi perpustakaan.

Menurut Hunter dalam Hasugian (2009 : 150) menyatakan bahwa Katalog yaitu :

“Suatu daftar dari, dan indeks ke, suatu koleksi buku dan bahan perpustakaan lainnya. Dengan katalog pengguna akan lebih mudah menemukan suatu bahan perpustakaan yang tersedia dan juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui dimana suatu bahan perpustakaan bisa ditemukan”.

Tylor dalam Hasugian menyatakan (2009:152) menyatakan bahwa : “Katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain katalog berbentuk buku, katalog berbentuk kartu, katalog berbentuk mikro, katalog komputer terpasang. Untuk pengolahan perpustakaan secara konvensional sering menggunakan katalog kartu”.

Katalog kartu yang standar menggunakan karton halus, kat dan tipis berukuran 12,5 x 7,5 cm, berlubang yang terletak di bagian sisi bagian bawah, dan di tengah-tengah antara sisi kiri dan kanan kartu.

Kartu-kartu katalog yang dibuat dapat terdiri atas:

a. Katalog pengarang

b. Katalog judul

c. Katalog subjek


(44)

Katalog perpustakaan

Unsur-Unsur Informa pada Entri Katalog Kartu Sumber: Hasugian (2009 : 153)

2.8.5 Palebelan

Pelabelan ialah kegiatan membuat/menulis nomor penempatan (call

number) pada setiaap bahan pustaka, kemudian menempatkannya pada punggung

masing-masing buku dengan nomor kelas yang telah ditentukan.

Label yang berisikan nomor panggil memiiki aturan dalam penempelannya. Sutarno NS (2006: 184) mengutarakan bahwa; “Label dibuat dan ditempatkan pada punggung bagian bawah ± 3 cm dari ujung bawah buku”. Kemudian label buku berisi nomor panggil/kode klasifikasi, tiga huruf pertama pengarang, dan satu huruf pertama judul buku.

Berikut merupakan contoh pelabelan bahan pustaka:

Sumber : Partini (2000 : 12) 612 6

Cra Crawley, Lawrence Q.

R Reproduction sex and preparation for marriage / Lawrence Q. Crawley ssssssssssaand J. R Clarke. - -3rd. Ed. - - Oxford: Clarendon Press, 1986

Aaaaaaaaaaaaa464 p. : ilus.; 23 cm Aaaaaaaaaaaa Bib. : pada setiap bab Aaaaaaaaaaaaa Ind. : p. 453 – 464 Aaaaaaaaaaaaa ISBN : 0-19-857639-0

Aaaaaaaaaaaaa REPRODUCTION 2. SEX 3. MARRIAGE AAAAAAAClarke, J. R II. Judul

631.15 Soe

s


(45)

Kegunaan dari kegiatan ini adalah adalah untuk memudahkan pencarian koleksi yang diinginkan sesuai dengan nomor kelas yang ditentukan tanpa harus melihat satu persatu rak buku.

2.9 Pelayanan Pengguna

Pelayanan pengguna adalah tugas melayani pengguna perpustakaan dalam

menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan di perpustakaan. Menurut

buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004: 71) “Pelayanan pengguna adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna melalui layanan perpustakaan”.

Kegiatan pelayanan pengguna bertujuan agar suatu perpustakaan mendapat perhatian dari masyarakat atas pelayanan dan kesanggupan perpustakaan dalam mencapai tujuannya. Karena setiap pandangan masyarakat baik untuk perpustakaan kecil atau besar, tentunya melihat bagaimana seistem pelayanan pengguna dari suatu perpustakaan.

Menurut Pamuntjak (2000: 96) untuk menyelenggarakan agar perpustakaan dapat memuaskan pengguna dilihat dari tersedianya hal-hal seperti berikut ini;

1. Terkumpulnya koleksi pustaka yang berkualitas dan tersusun baik.

2. Tersedianya tempat yang menarik dan nyaman bagi pengunjung.

3. Adanya petugas yang memberi pelayanan yang efisien, ramah dan

sopan.

Dan apabila telah diberlakukan hal-hal yang telah dijabarkan diatas maka akan terjalin hubungan yang baik antara pengguna dan pengunjung. Karena pengunjung tentu akan merasa nyaman apabila mendapati ruangan yang tenang, sikap yang ramah melalui pegawai perpustakaan. Karena itu hal ini membantu suatu perpustakaan dalam mendapatkan pencitraan yang baik dari penggunanya itu sendiri.


(46)

2.9.1 Sistem Pelayanan Pengguna

Dalam proses kegiatan di perpustakaan dikenal dengan dua system pelayanan yang umum digunakan. Kedua sistem pelayanan ini adalah system pelayanan terbuka (open access) dan sistem pelayanan tertutup (closed access). Yuven (2010 : 7) menyatakan bahwa, “Ditinjau dari sistemnya ada 3 sistem layanan perpustakaan yaitu (1) open access; (2) close access; (3) mixed services”.

1. Pelayanan Terbuka (Open Acces)

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 72) bahwa; “Pelayanan terbuka adalah pelayanan dimana pengguna dapat langsung mengambil bahan perpustakaan yang diperlukannya dari rak”. Sedangkan menurut Syahrial-Pamuntjak (2000: 17), “Sistem pelayanan terbuka (open access) berarti sipeminjam dapat melihat dan memeriksa sendiri apakah diantara buku di perpustakaan ada yang berkenan dengan yang dicarinya”.

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem layanan terbuka adalah:

a) Kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakanya.

b) Menghemat tenaga. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu

mengembalikan pustakawan hanya mencatat kemudian mengembalikan buku-buku yang telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu juga.

c) Judul-judul buku yang diketahui lebih banyak.

d) Akan segera diketahui judul buku yang dipinjam, nama dan alamat

peminjam.

e) Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari maka

saat itu pula dapat memilih judul buku yang relevan.

f) Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham.

Kerugian atau kelemahan dari sistem layanan terbuka adalah:

a) Frekwensi kerusakan lebih besar.

b) Memerlukan ruangan yang lebih luas. Sebab letak rak satu dengan yang

lain memerlukan jarak yang longgar.

c) Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus

sering menyusun buku.

d) Pengguna yang pertama kali datang keperpustakaan itu sering bingung.


(47)

2. Pelayanan Tertutup (Close Acces)

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 72) bahwa; “Pelayanan tertutup adalah pelayanan dimana koleksi tersimpan dalam ruang tertutup sehingga diperlukan bantuan petugas jika pengguna hendak memanfaatkan bahan perpustakaan yang diminatinya”. Sedangkan menurut Syahrial-Pamuntjak (2000: 18), “sistem pelayanan tertutup (closed acces) artinya petugas membantu mencari judul pada katalog dan selanjutnya buku diambil dari ruang buku”.

Selanjutnya Syahrial-Pamuntjak (2000: 18), menyatakan bahwa keuntungan dan kelemahan menggunakan sistem pelayanan tertutup adalah :

“Keuntungan sistem pelayanan tertutup adalah kemungkinan salah letak buku dalam rak berkurang karena pegawai sendiri yang melakukan shelving. Sedangkan Kelemahan sistem pelayanan tertutup adalah pengguna tidak bisa memilih sendiri bahan pustaka yang dibutuhkannya”.

2.9.2 Jenis Pelayanan Pengguna

Pelayanan pengguna adalah kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan informasi kepada pengguna agar dapat memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkan. Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah pada dasarnya mengandung pengertian penyampaian dan penyebarluasan informasi dan bahan pustaka kepada siswa atau pengguna perpustakaan. Perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna dapat menyajikan bermacam-macam bentuk pelayanan perpustakaan. Secara umum pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi dan pendidikan pengguna.

Jenis pelayanan pengguna yang diberikan perpustakaan akan menentukan

mutu dari pelayanan perpustakaan tersebut. Yuven (2010 : 7) menyatakan bahwa:

“Dalam kegiatan pelayanan perpustakan terdapat berbagai jenis layanan yang diberikan kepada pemustaka tergantung dari kebutuhan pemustaka dan disesuaikan dengan program studi yang ada, layanan tersbut antara lain : Layanan Sirkulasi; Layanan Rujukan; Layanan Serial/Periodical; Layanan Audio dan Audio Visual; Jasa Kesiagaan Informasi; Penelusuran Pustaka; Layanan Foto Copy; Layanan Pinjam antar Perpustakaan; Pembuatan Abstrak, Indeks dan Bibliografi; Layanan Terjemahan; Layanan Buku Tandon; Penyediaan Fasilitas; dll”.


(48)

2.9.2.1 Layanan Sirkulasi

Sutarno NS (2006: 93) mendefenisikan bahwa; “sirkulasi adalah kegiatan melayani pemakai jasa perpustakaan dalam pemesanan, peminjaman, dan pengembalian bahan pustaka beserta penyelesaian administrasinya.

Sedangkan Menurut Bafadal-Ibrahim (2000:24), “Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka.”

Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000: 96) menyatakan bahwa; “Sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk dibawa ke luar perpustakaan”.

Kumar (2003 : 140) menyatakan bahwa;

“Circulation section especially circulation desk is regarded as the centre of activities in the library. Majority of the users have to deal with staff of the circulation section. Therefore, the treatment of the staff towards users would greatly contribute towards the public image of the library. Defenisi ini menyatakan bahwa bagian sirkulasi khususnya meja sirkulasi adalah pusat dari semua kegiatan di perpustakaan. Mayoritas pengguna harus berhadapan dengan staf bagian sirkulasi”.

Oleh karena itu, pelayanan staf terhadap pengguna akan sangat berpengaruh terhadap image perpustakaan. Selanjutnya dinyatakan bahwa bagian sirkulasi memiliki fungsi sebagai berikut: A circulation section may carry out the following functions :

1. Vigilance at entrance and exit

2. Registration of members, renewal and withdrawal of membership

3. Issue, return and renewal of book

4. Charging of overdues

5. Issue of reminders for overdue books

6. Reservation of book

7. Work relating to books lost or damaged by users

8. Maintenance of records

9. Maintenance of statistics 10.Interlibrary loan

11.Property counter 12.Miscellaneous jobs


(49)

Defenisi di atas dapat diartikan bahwa sirkulasi memiliki fungsi seperti:

1. Keluar dan masuknya pengguna

2. Registrasi para anggota, pembaharuan keanggotaan dan pelayanan

bebas pustaka kepada anggota

3. Pengembalian dan perpanjangan buku

4. Pemberian sanksi terhadap buku yang terlambat

5. Memberi peringatan untuk buku-buku yang terlambat dikembalikan

oleh pengguna

6. Tempat pemesanan buku

7. Memberi sanksi kepada pengguna terhadap buku yang hilang dan rusak

8. Pemeliharaan record

9. Pemeliharaan statistik

10.Kerjasama peminjaman antar perpustakaan

11. Menjaga hak milik perpustakaan

12.Pekerjaan tambahan sebagai selving dan sebagai referensi

2.9.2.2 Layanan Referensi

Menurut Darmono (2001: 141) menyatakan bahwa, ”Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat”. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.

Layanan referensi adalah layanan yang hanya dapat diberikan terbatas di perpustakaan. Hal itu dilakukan karena beberapa pertimbangan. Sutarno NS (2006 : 94) menyatakan bahwa layanan referensi diberikan terbatas karena berbagai pertimbangan antara lain:

a) Keterbatasan koleksi

b) Karena hanya dibaca pada bagian tertentu saja c) Pertimbangan keselamatan dan keutuhan koleksi d) Untuk kepentingan orang banyak dan penelitian

Hajatullah (2000 : 4) menyatakan; “Ciri utama kegiatan referensi yaitu layanan yang dilakukan dengan memanfaatkan seperangkat sumber referensi seperti : kamus, ensiklopedi, direktori, statistik, bibliografi, dan sebagainya”. Jenis sumber-sumber yang dapat dijadikan referensi menurut Syahrial-Pamuntjak (2000 : 109) adalah seperti “Ensiklopedi, kamus, sumber biografi, direktori, buku tahunan dan almanak, sumber ilmu bumi, buku pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak, dan penerbitan resmi/pemerintah”.


(50)

2.9.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Pelayanan pendidikan pengguna adalah kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien. Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 392), ”Tujuan pendidikan pengguna adalah mengembangkan ketrampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan ketrampilan tersebut mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan, menggunakan, dan menerapkan informasi”.

Sedangkan menurut Lasa (2007: 234) suatu perpustakaan perlu menyelenggarakan pendidikan pengguna dengan tujuan sebagai berikut:

• Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia

Selama ini sebagian besar masyarakat hanya mengenal dan memanfaatkan jasa sirkulasi dari suatu perpustakaan. Padahal semestinya setiap perpustakaan tidak hanya menyediakan jasa informasi yang lain, seperti bimbingan pemakai, penelusuran literatur, pelayanan referensi, dan lainnya.

• Mengoptimalkan sarana dan fasilitas

Perpustakaan telah menyediakan sarana temu kembali akan informasi, seperti indeks, bibliografi, katalog, abstrak, dan lainnya. Demikian pula untuk beberapa perpustakaan telah menyediakan koleksi CD/ROM, audio-visual, dan jasa internet. Dengan sarana/prasarana itu, pemakai diharapkan memanfaatkannya secara optimal untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Untuk itu, perlu ditanamkan kesadaran bibliografis, yakni suatu usaha untuk menemukan data bibliografi yang berisi subjek atau informasi tertentu dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.

• Mencapai terwujudnya masyarakat informasi

Sebagian masyarakat belum mampu memanfaatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Malah sebagian masyarakat hanya menggunakan informasi untuk hiburan. Oleh karena itu,


(51)

penyebaran dan dan penyerapan informasi oleh masyarakat tidak dapat merata. Hal ini akan menimbulkan bermacam-macam tingkatan informasi dalam masyarakat. Akibat lebih jauh adalah terjadinya kesenjangan sosial. Kiranya masih perlu disampaikan kepada masyarakat bahwa semua informasi yang disediakan perpustakaan pada hakikatnya untuk masyarakat umum. Disini perlu penyaji

2.10 Pemeliharaan dan Perawatan

Menurut Daryono (2009 : 1) dinyatakan bahwa, “Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan”.

Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa pada dasarnya ada 2 cara pemeliharaan bahan pustaka;

1. Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka, yang meliputi :

a) Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya.

b) Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh suhu udara dan

kelembaban udara

c) Mencegah kerusakan dari faktor kimia, partikel debu, dan logam dari

udara

d) Mencegah kerusakan dari faktor biota dan jamur

e) Mencegah kerusakan dari faktor air

f) Mencegah kerusakan dari faktor kebakaran

g) Melakukan fumigasi ; tindakan pengasapan yang bertujuan

mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka. 2. Pemeliharan kondisi fisik bahan pustaka meliputi :

a. Menambal dan menyambung - Menambal dengan bubur kertas - Menambal dengan potongan kertas - Menambal dengan kertas tisu


(1)

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis mengumpulkan data yang

diperlukan dengan cara:

1)

Studi Kepustakaan

Mengumpulkan literatur dengan mempelajari buku-buku bacaan, bahan

kuliah dan tulisan ilmiah lainnya yang relevan dengan masalah yang

dibahas.

2)

Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan kepala perpustakaan, pustakawan

dan semua yang terlibat di dalam kegiatan perpustakaan.

3)

Pengamatan Langsung

Melakukan pengamatan langsung ke lapangan yaitu mengamati situasi dan

kondisi Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba Kabupaten Deli

Serdang sebagai objek penelitian.


(2)

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 BANGUN

PURBA KABUPATEN DELI SERDANG

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk

memperoleh gelar Ahlimadya (A. Md)

Disusun Oleh:

Suci Ramadani

102201030

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan segala karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang

berjudul “Gambaran Perpustakaan SMA Negeri 1 Bangun Purba”, sebagai salah

satu syarat untuk memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi D-III

Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rangkaian kata terindah.

Penulis ucapkan kepada Ayahanda tercinta Nurhayadi dan Ibunda tersayang

Nuriani yang telah memberikan segenap jiwa dan raga agar penulis mampu

menyelesaikan kertas karya ini. Terima kasih untuk segala curahan perhatian yang

tiada pernah habis. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna seperti yang

diharapkan. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritik dan saran demi

kesempurnaan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis juga

telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2.

Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi

D - III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3.

Ibu Himma Dewiyana, ST., M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk memberi arahan dan

bimbingan sampai kertas karya ini selesai.

4.

Bapak Ishak, SS., M. Hum selaku dosen pembaca pada kertas karya ini.

5.

Seluruh staf pengajar program studi D-III perpustakaan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan

mendidik penulis selama perkuliahan.


(4)

6.

Untuk admin D-III Perpustakaan Abangda Suryawan S.Sos terima kasih

waktu dan tenaga serta selalu memberikan masukan kepada penulis dari

masa perkuliahan hingga tahap akhir penyelesaian kertas karya ini.

7.

Seluruh teman-teman stambuk 2010, Terutama sahabat-sahabat terbaik

dan terhebat ku : Meutia Ulfa (Omeh), Tri Suci Wulandari (Chebond),

Ryando Quares Purba (Cunn), Irfan Hendhika (Gembung), Hermansyah

Tanjung (Idung), Rachmad Iqbal (Bobo), Suci Ramadani (Jamban) Heru

Gunawan (Balonteli), terima kasih untuk hari-hari indah bersama kalian,

canda tawa, sedih, galau. Dan juga yang selalu hadir memberikan motivasi

tiada habisnya untuk penulis dan tak akan pernah terlupakan, semoga

persahabatan kita abadi selamanya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan kertas karya ini. Penulis meyadari masih banyak

kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menerima kritik dan saran

yang membangun lebih baik lagi untuk kertas karya, penulis berharap semoga

kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013

Penulis

Suci Ramadani

102201030


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penulisan ... 2

1.3 Ruang Lingkup ... 2

1.4 Metode Pengumpulan Data ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 4

2.2 Tujuan dan Fungsi 2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 4

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 5

2.3 Sasaran Perpustakaan Sekolah ... 7

2.4 Organisasi ... 9

2.4 Sarana ... 10

2.5.1 Ruangan Atau Gedung ... 10

2.5.2 Perlengkapan Dan Perabotan ... 11

2.6 Koleksi Perpustakaan ... 13

2.7 Pengembangan Koleksi ... 14

2.7.1 Pengadaan ... 14

2.7.2 Pembelian ... 16

2.7.3 Hadiah/ Sumbangan ... 18

2.7.4 Tukar Menukar ... 18

2.8 Pembinaan Koleksi ... 19

2.8.1 Pengolahan ... 20

2.8.2 Inventarisasi ... 21

2.8.3 Klasifikasi ... 22

2.8.4 Katalogisasi ... 23

2.8.5 Palebelan ... 24

2.9 Pelayanan Pengguna ... 25

2.9.1 Sistem Pelayanan Pengguna ... 26

2.9.2 Jenis Pelayanan Pengguna ... 27

2.9.2.1 Layanan Sirkulasi ... 28

2.9.2.2 Layanan Referensi ... 29

2.9.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna ... 30

2.10 Pemeliharaan dan Perawatan ... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 BANGUN PURBA KABUPATEN DELI SERDANG 3.1 Sejarah Singkat ... 34

3.2 Tata Ruang ... 35

3.3 Struktur Organisasi ... 36

3.3.1 Hak Anggota ... 37


(6)

3.3.3 Ketentuan Khusus ... 38

3.3.4 Peraturan Perpustakaan ... 38

3.3.5 Jam Buka ... 38

3.4 Pengguna Perpustakaan ... 39

3.5 Anggaran Perpustakaan ... 39

3.6 Koleksi Perpustakaan ... 40

3.7 Kebijakan Pengembangan Koleksi ... 41

3.7.1 Seleksi Bahan Pustaka ... 42

3.8 Kegiatan Pengembangan Koleksi ... 42

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka ... 44

3.9.1 Pembelian ... 44

3.9.2 Hadiah/ Sumbangan ... 45

3.10 Inventarisasi Bahan Pustaka ... 45

3.11 Pengolahan Bahan Pustaka ... 48

3.11.1 Katalogisasi ... 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 50

4.2 Saran ... 51

Daftar Pustaka ... 52 Lampiran