Reliabilitas Kuder-Richardson. Uraian Materi
IPS SMP KK I
155
Tingkat kesulitan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan mengubah beberapa hal:
- Penggunaan kosa kata
- Penggunaan konteks
- Format butir pertanyaan
Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu sendiri soal dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang
diajarkan pendidik. Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.
1 Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi. 2 Sebagian besar peserta didik menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa
sebagian besar peserta didik telah memahami materi yang ditanyakan. Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi
ini adalah seperti berikut. 1
Butir soal itu mungkin salah kunci jawaban. 2
Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar. 3
Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik belum
tercapai. 4
Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan
dalam bentuk pilihan ganda. 5
Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang. Namun demikian, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan,
yaitu bahwa tingkat kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran dibiaskan oleh sampel Haladyna, 1994.
Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal akan sangat mudah TK 0,90. Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan sangat sulit TK 0,40.
Untuk mengatasi keterbatasan teori tes klasik diatas, analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan teori respon butir teori moderenItem Response TheoryIRT.
Dengan IRT, tingkat kesulitan soal tidak lagi tergantung pada sampelresponden siswa yang mengerjakan butir-butir soal. Dalam IRT,
156
analisis dilakukan tidak hanya pada tingkat kesulitan soal tapi pada saat yang bersamaan juga dikalibrasi tingkat tingkat kemampuan
sampelrespondensiswa, sehingga untuk setiap butir soal dapat ditentukan sebuah model ideal. Dalam model ini, secara logis, jika sebuah butir tingkat
kesulitannya rendah, maka siswa dengan kemampuan tinggi memiliki peluang peluang besar untuk menjawab benar proporsi menjawab benar besar,
sebaliknya jika sebuah butir memiliki tingkat kesulitan tinggi, maka siswa yang memiliki kemampuan rendah hanya akan memiliki proporsi menjawab benar
yang rendah. Jika tingkat kesulitan butir, setara dengan tingkat kemampuan siswa, maka peluang menjawab dengan benar butir soal tersebut adalah 50.
Hubungan antara tingkat kesulitan soal, tingkat kemampuan responsiswa, dan probabilitas menjawab benar sebuah soal dapat digambarkan dengan diagram
dibawah ini:
Gambar 15. Item Characteristics Curve Gambar diatas adalah kurva model ICC dari satu butir soal yang sebagai
contoh memiliki tingkat kesulitan 0 nol logit dalam IRT, tingkat kesulitan butir dan tingkat kemampuan siswaresponden dinyatakan dalam satuan logit yang
biasanya terentang dari -4 sampai +4. Sumbu X menggambarkan tingkat kemampuan siswa ability. Sumbu Y menggambarkan proporsi menjawab
benar butir soal tersebut. Semakin tinggi tingkat kemampuan siswa semakin